Anda di halaman 1dari 1

TEKNIK BUDIDAYA SORGUM YANG BAIK DAN BENAR

1. Persiapan Lahan dan Penanaman Lahan sebaiknya telah diolah/dipacul/dibajak/digaru sebelum dilakukan penanaman. Pemberian pupuk kandang (5-10 ton/ha) pada lahan yang siap tanam sangat dianjurkan. Ajir dipasang untuk meluruskan barisan dalam penugalan lubang tanam. Benih sorgum ditanam dalam lubang secara berbaris dengan jarak tanam 70 cm (antar baris) dan 10 cm (dalam baris). Setelah benih ditaruh dalam lubang sebaiknya ditutup dengan abu. 2. Pengairan Setelah benih ditanam maka perlu dilalukan pengairan untuk menjaga kelembaban tanah. Benih hanya akan dapat tumbuh bila tanah cukup lembab dan kandungan air cukup untuk proses perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman muda. Kelembaban tanah perlu terus dijaga sampai tanaman berumur 4 minggu (1 bulan) setelah tanam. 3. Pemupukan Pupuk yang diperlukan adalah urea dengan dosis 100 kg/ha, TSP dan KCl dengan dosis masing-masing 60 kg /ha. Masing-masing pupuk diberikan 3 kali yaitu 1/3 pada waktu tanam, 1/3 pada saat tanaman berumur 3 minggu, dan 1/3 pada saat tanaman berumur 7 minggu. Pupuk diberikan dalam larikan diantara baris tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Pupuk majemuk (pupuk compound) juga baik untuk tanaman sorgum dan untuk dosis pemakaian dapat mengikuti anjuran seperti tertera pada kemasan pupuk yang bersangkutan. 4. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman adalah berupa pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang dapat berupa gulma, hama dan penyakit tanaman. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual atau menggunakan herbisida. Pengendalian hama yang berasal dari tanah mungkin dapat dilakukan dengan penaburan insektisida seperti Furadan 3G. Sedangkan pengendalian penyakit pada batang atau daun dapat dilakukan dengan fungisida seperti Deicis, Basudin dsb. Hama lain yang banyak menyerang tanaman sorgum adalah tikus dan burung. Merujuk pada pengalaman di India, untuk perkebunan sorgum yang luas, pengusiran hama burung dapat dilakukan dengan pengaturan sistem amplitudo suara. 5. Panen dan Pasca Panen Hendaknya tanaman dipanen pada saat biji telah mencapai masak fisiologis, yaitu ditandai dengan hilangnya cairan dan berganti tepung saat biji dihancurkan dengan jari. Setelah itu beberapa malai diikat jadi satu dan digantung terbalik untuk proses pengeringan. Setelah kering biji dirontok dan dikeringkan lebih lanjut sampai kadar air biji mencapai 14 % untuk disimpan lama. (Soeranto, PATIR-BATAN)

Anda mungkin juga menyukai