SMA Negeri 5 Depok Perum. Bukit Rivaria Sektor IV
7XJDV$JDPD,VODP X-7
Disusun Oleh : Almira Sulistiyono Alvinna Mazaya Amini Andini Setya Paramitha Avitasya Febryani S Nurhikmah Rahmawaty Wigati Julianti P
BAB II
0
2.1 Kelahiran
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah[11], meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.[10] Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.[9] Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd alMuththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina). Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).[10]
Seseorang yang telah mendengar tentang anak muda yang sangat dipercaya dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di suku Arab dan Khadijah sering pula mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuatnya terpesona sehingga membuat Khadijah memintanya untuk membawa serta barang-barang dagangannya dalam perdagangan. Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan dengan sekembalinya Muhammad dengan keuntungan yang lebih dari biasanya. Akhirnya, Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah kemudian mereka menikah. Pada saat itu Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah mendekati umur 40 tahun, tetapi ia masih memiliki kecantikan yang menawan. Perbedaan umur yang sangat jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah, tidak menjadi halangan bagi mereka, karena pada saat itu suku Quraisy memiliki adat dan budaya yang lebih menekankan perkawinan dengan gadis ketimbang janda. Walaupun harta kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap sebagai orang yang memiliki gaya hidup sederhana, ia lebih memilih untuk mendistribusikan keuangannya kepada hal-hal yang lebih penting.
2.4 Kerasulan
Gua Hira tempat pertama kali Muhammad memperoleh wahyu Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan. Pada suatu malam sekitar tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah pengalaman luar biasa di Gua Hira tersebut, dengan rasa ketakutan dan cemas Muhammad pulang ke rumah dan berseru pada Khadijah untuk menyelimutinya, karena ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian. Setelah hal itu lewat, ia menceritakan pengalamannya kepada sang istri.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nms al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya. Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qur n (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi "mereka yang menyerahkan diri kepada Allah", yaitu penganut agama Islam.
Masjid Nabawi, berlokasi di Medinah, Arab Saudi. Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selama kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah pada akhirnya berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah atau "Madinatun Nabi" (kota Nabi). Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal ini kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi semuanya dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat
5
dengan pihak Quraish. Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.
2.8 Mukjizat
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci ajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa didalam kandungan, masa kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya. Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an, karena pada masa itu bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup tinggi dan Muhammad sendiri adalah orang yang buta huruf, yang diyakini oleh umat muslim mustahil dikarang olehnya. Selain itu, Muhammad juga diyakini pula oleh umat Islam pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi'raj dalam waktu tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketauhidan.
2.
Oleh sebab itu fokus pertama yang harus dilakukan adalah memperbanyak jumlah kaum muslimin terlebih dahulu, memberikan nilai-nilai tarbiyah dan pendidikan Islam terhadap kaum muslimin yang ada. 3. Metode dakwah nabi secara damai kala itu ternyata lebih mengena di hati masyarakat kaum Quraisy yang terkenal memiliki harga diri dan izzah yang cukup disegani dibandingkan kabilah-kabilah masyarakat arab lainnya kala itu. Diantara kaum kafir Quraisy yang saat itu tidak menyukai dakwah nabi yang membawa risalah Allah, ternyata dikemudian hari sebagian orang-orang tangguh diantara mereka akan menjadi tokoh-tokoh tangguh yang berkomitmen dalam membantu dan menjalankan dakwah Islam. Banyak tokoh-tokoh kafir Quraisy yang tadinya memusuhi Islam, namun dengan kelemah lembutan dan kemuliaan akhlak dakwah yang dilakukan nabi, tokoh-tokoh ini akhirnya menjadi tokoh-tokoh terdepan yang membantu gerakan dakwah Islam itu sendiri. Menghindari terjadinya peperangan dan pembunuhan yang bisa saja terjadi ditingkat keluarga secara luas. Pembunuhan ini bisa dipicu oleh anggota keluarga tersebut yang nekat memeluk Islam tanpa izin dari anggota keluarga lainnya. Jumlah kaum muslimin yang masih sedikit kali itu akan sulit menangani hal ini. Kebutuhan yang diperlukan pada saat itu adalah peningkatan kualitas belum pada kuantitas. Artinya belum ada kebutuhan mendesak untuk melakukan ajakan masuk Islam secara terang-terangan hingga melibatkan aktifitas fisik berperang.
4.
5.
6.
7.
dibangkitkan lagi layaknya bangun tidur. Kalian akan dihisab terhadap apapun yang kalian perbuat, lalu disana ada surga yang abadi dan neraka yang abadi pula". Kemudian Rasulullah mengajak kepada Bani hasyim untuk mendukung dakwahnya tetapi mereka menolak kecuali Abu Thalib, bahkan Abu lahab berkata : " Demi Allah ini adalah buruk. Ambillah tindakan terhadap dirinya sebelum orang lain yang melakukannya".( lihat Fiqhus-sirah Ibnu-atsir hal 77-78). Setelah beliau menyeru keluarganya, dan mendapatkan dukungan dari Abu Thalib, kemudian beliau mengajak masyarakat Arab, hal ini dilakukan dalam rangka melaksanakan perintah Allah dalam surat Al-Hijr ayat 94 yang berbunyi : " Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik ". Imam Bukhari meriwayatkan sebagian dari kisah ini dari Ibnu Abbas, dia berkata : "Tatkala turun ayat , ""Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatnya yang terdekat ". maka Rasulullah naik ke bukit Shafa lalu berseru , " Wahai Bani Fihr, wahai Bani 'Ady .... !". Yang ditujukan kepada semua suku Quraisy sehingga mereka berkumpul. Kemudian beliau bertanya : " Apa pendapat kalian jika kukabarkan bahwa dilembah ini ada pasukan kuda yang mengepung kalian, apakah kalian percaya kepadaku ?". Mereka menjawab : " Benar, kami tidak pernah mempunyai pengalaman bersama engkau kcuali kejujuran". Beliau bersabda : " Sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian sebelum datangnya adzab yang pedih ". Lalu Abu Lahab berkata : " Celakalah engkau untuk selama-lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami ?". Kemudian Allah menurunkan Ayat : " Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa ". (Q.S Al-Lahab : 1). Langkah dakwah selanjutnya yang diambil oleh Rasulullah adalah menyeru masyarakat umum. Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada Islam dengan terangterangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya. Mula-mula ia menyeru penduduk Mekah, kemudian penduduk negeri-negeri lain. Di samping itu, ia juga menyeru orang-orang yang datang ke Mekah, dari berbagai negeri untuk mengerjakan haji. Kegiatan dakwah dijalankannya tanpa mengenal lelah. Dengan usahanya yang gigih, hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut Nabi yang tadinya hanya belasan orang, makin hari makin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja, dan orang-orang yang tak punya. Meskipun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang lemah, namun semangat mereka sungguh membaja. Setelah dakwah dilakukan secara terang-terangan, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengikut Nabi semakin
keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy. Dalam beberapa sumber menyebutkan ada beberapa faktor mengapa kaum Quraisy menghalangi dakwah Nabi, diantaranya : 1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib. Yang terakhir ini sangat tidak mereka inginkan. 2. Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. Hal ini tidak disukai Quraisy. 3. Para pemimpin Quraisy dan kaum bangsawan tidak bisa menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat. 4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang telah mengakar pada bangsa Arab. 5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
10
"Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, Maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya Setiap pagi dan petang.". (QS AL-Furqan : 4-5) 3. Melawan Al-Quran dengan dongeng orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu. 4. Menyodorkan beberapa bentuk penawaran sehingga dengannya mereka berusaha untuk mempertemukan Islam dan Jahiliyyah di tengah jalan. 5. Siksaan kepada Rasulullah dan para Shahabat.
b.
c. d.
12
Strategi dakwah Rasullah saw. Selama dalam periode Mekah terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama ; dakwa dilakukan secara diam-diam, dimulai dari keluarga setelah turunnya wahyu kedua Q.S Al.Muddatsir ayat dua. Tahap kedua ; dakwa dilakukan dengan terang-terangan.setelah turunya Q.S Al. Hijr ayat 94.
13
BAB III
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan kelompok kami mengenai pembahasan makalah ini tentang sejarah perkembangan dakwah,yaitu : Rasulullah dalam memulai dakwahnya tidak langsung dimulai secara terbuka melainkan secara sembunyi-sembunyi dikarenakan pada zaman tersebut masyarakat Arab masih berada dalam masa jahiliyah. Selain itu penolakanpenolakan terhadap ajarab Agama Islam berasal dari kerabat terdekat Nabi yaitu pamannya Pada dakwah sembunyi-sembunyi tersebut Nabi berhasil mengislamkan 7 orang pertamg yang di kenal dengan sebutan assabiqunal awwalun. Namun karena dianggap progress dari dakwah secara sembunyi-sembunyi tergolong cukup lambat maka Allah memerintahkan Rasulullah untuk melakukan dakwah secara terang-terangan (terbuka). Usaha dakwah seperti inilah yang sampai saat ini masih terus dilakukan oleh umat Islam
3.2 Saran
Saran kelompok kami terhadap perkembangan dakwah Islam adalah : 1. Umat Islam hendaknya bersatu dalam menyebarkan dakwah-dakwah Islam 2. Sesama umat muslim hendaknya saling menghargai perbedaan metode maupun aliran yang diajarkan selama aliran tersebut tidak menyimpang dari inti ajaran Islam 3. Sebaiknya dalam menyampaikan dakwah, konteks materi dakwah hendaknya di sesuaikan dengan keadaan realita yang factual. Namun dalam penyampaiannya tidak terkesan menuduh atau menghina ajaran agama lain.
14