Controller
Otak
dari sistem. Menerima error / e(t) sebagai input Menghasilkan sinyal kontrol / output kontrol u(t) U(t) menyebabkan controlled variable menjadi sama dengan set point
Fungsi kontroler :
Mengendalikan sistem dengan memanipulasi sinyal error, sehingga respon sistem (output) sama dengan yang kita inginkan (input)
Konfigurasi Pengendalian
1.
2.
2.
Servo Problem - Set point berubah (Suhu tangki diinginkan berubah) - Disturbance = 0 Regulatory Problem (Suhu tangki berubah, tapi tak dinginkan) - Tidak ada perubahan set point - Disturbance berubah
Input apa yang berubah ? 1. Suhu yang diinginkan (Servo Problem) 2. Gangguan dari luar, perubahan bukaan kerangan keluaran (Regulatory Problem)
Feedback Control
7
Sistem kontrol berumpan-balik: Valve diubah-ubah untuk menaikkan aliran uap air (steam) dalam rangka mengendalikan suhu tanki Proses lup tertutup: Kontroler dan proses saling berhubungan
Heat Exchanger
Product Stream TT TC Steam
Feed Condensate
r(t)
Error Signal
-
Controller
Actuator
e(t)
u(t)
Manipulated variable
Manufacturing Process Disturbances
Feedback Signal
Measurement Devices
c(t)
On-off Controllers
Synonyms: two-position or bang-bang controllers. Mempunyai 2 posisi final kontrol elemen : ON - OFF Sederhana
Murah
Digunakan dalam pemanasan dan refrigerator Penggunaan terbatas pada kontrol proses untuk variabel yang dikontrol terus menerus (pada kontrol valve)
Contoh
Batch process control (PLC = programmable logic controller) Solenoid (mengkonversi suatu sinyal listrik ke gerakan mekanis ) pada alat pemanas rumah tangga Sprinkler systems
Persamaan matematis :
u(t) = KP . e(t)
dimana KP : konstanta proporsional dalam Laplace
U(s)/E(s) = KP
Diagram Blok
+
E(s) KP
U(s)
Dikenal juga sebagai : gain/penguatan (perbandingan antara perubahan output dengan perubahan input)
Pengaruh pada sistem : Dapat memperbaiki respon transien (karakteristik sistem) : rise time, settling time Mengurangi (bukan menghilangkan) Error steady state Kontroler Proporsional memberi pengaruh langsung (sebanding) pada error Semakin besar error, semakin besar sinyal kendali yang dihasilkan kontroler
Tanpa Kontroler, respon lambat Dengan kontroler P, respon cepat
Persamaan matematis :
u (t ) K i e(t )dt
0
U ( s) K i E ( s) s
Diagram Blok
+ E(s) Ki / s U(s)
Error Steady State Respon lebih lambat (dibanding P) Dapat menimbulkan ketidakstabilan (karena menambah orde sistem)
Pengaruh pada sistem : Memberikan efek redaman pada sistem yang berosilasi Memperbaiki respon transien, karena memberikan aksi saat ada perubahan error D hanya berubah saat ada perubahan error, sehingga saat ada error statis D tidak beraksi Besarnya sinyal kontrol sebanding dengan perubahan error (e) Semakin cepat error berubah, semakin besar aksi kontrol yang ditimbulkan Pengontrol D selalu tidak berdiri sendiri, selalu mengiringi P atau PI
Dengan kontroler PD
Kontroler PID
Lebih dari 90% dari seluruh kontrol yang diterapkan Sudah dipakai sejak tahun 1930-an Sangat baik dipelajari dan dipahami Selalu menjadi pilihan pertama saat mendisain sistem kontrol