Anda di halaman 1dari 19

PETA KEKUATAN PESAWAT TEMPUR INGGRIS By SATRIA ARIEF ADITYA, A.Md.

PUSAT PENERBANGAN - LAPAN

INDONESIA, 2010

Lockheed U-2 Dragon Lady Tactical Reconnaissance

DESKRIPSI Pesawat Pengintai U-2 awalnya dikembangkan oleh divisi Skunkworks Lockheed secara rahasia. Pesawat baru revolusioner ini diharapkan sebagai pesawat pengintai high-altitude untuk Central Intelligence Agency (CIA) dan AU AS. Lambang U , biasanya digunakan untuk pesawat dengan kegunaan yang tidak membahayakan (innocuous utility aircraft), digunakan sebagai bagian dari sebuah kampanye untuk menjaga pesawat sebagai misteri dari prying eyes . Dengan tujuan untuk menyembunyikan tujuan sebenarnya dari U-2, skuadron operasional pertama secara resmi disebut dengan sebuah unit Weather Reconnaissance" yang dioperasikan oleh NASA. Dua skuadron pertama berbasis di Jepang, Jerman atau Inggris, dari sini pesawat terbang untuk berbagai misi di Uni Soviet, Cina, Vietnam, dan Timur Tengah. U-2 juga membuktikan keberadaan misil nuklir pada 1962 di Kuba yang menyebabkan Cuban Missile Crisis . Dunia tidak mengetahui tentang U-2 hingga 1 Mei 1960 ketika sebuah U-2 yang diterbangkan oleh Francis Gary Powers tertembak di Uni Soviet. Walaupun sang pilot akhirnya dapat kembali melalui pertukaran dengan mata-mata Soviet yang tertangkap, U-2 tidak pernah memasuki wilayah udara Uni Soviet lagi. Keausan pesawat ternyata terlalu tinggi sehingga sangat sulit terbang dan contoh lain tertembak di China dan Cuba. Untuk memecahkan masalah ini, sebuah model baru, U-2R diproduksi pada tahun 1968. Versi terbaru pesawat ini adalah U-2S. Pada awalnya didesain sebagai TR-1, U-2S adalah sebuah U-2R yang diupdate dengan membawa Synthetic-Aperture Radar canggih yang mampu untuk menscan sejauh 35 mil ke dalam wilayah musuh, sementara pesawat masih berada di wilayah udara internasional. TR-1, U-2R, dan U-2S dapat dibedakan dari varian u-2 yang lebih tua dari pod avionic yang dipasang di bawah kedua sayapnya. U-2S masih beroperasi hingga sekarang dan sangat berguna pada konflik Irak dan Afganistan . HISTORY: First Flight: (U-2A) 1 August 1955; (TR-1A/U-2S) August 1981 Service Entry: (U-2A) June 1957; (U-2S) October 1994 CREW: 1 pilot ESTIMATED COST: unknown AIRFOIL SECTIONS: Wing Root: NACA 64A409 Wing Tip: NACA 64A406 DIMENSIONS: Length: (U-2C) 49.95 ft (15.24 m); (U-2S) 63.00 ft (19.2 m) Wingspan: (U-2C) 80.00 ft (24.38 m); (U-2S) 103.00 ft (31.39 m) Height: 14.98 ft (4.57 m)

Wing Area: (U-2C) 565 ft2 (52.49 m2); (U-2S) 1,000 ft2 (92.9 m2) Canard Area: not applicable WEIGHTS: Empty: (U-2C) 11,700 lb (5,305 kg); (U-2R) 19,000 lb (8,620 kg); (U-2S) 17,800 lb (8,075 kg) Normal Takeoff: unknown Max Takeoff: (U-2C) 17,270 lb (7,833 kg); (U-2S) 40,000 lb (18,144 kg) Fuel Capacity: internal: unknown; external: unknown Max Payload: unknown PROPULSION: Powerplant: (U-2C) one Pratt & Whitney J75-13 turbojet; (U-2R/TR-1A) one Pratt & Whitney J75-13B turbojet; (U-2S) one General Electric F-118-101 turbofan Thrust: (U-2R) 17,000 lb (75.6 kN); (U-2S) 19,000 lb (84.5 kN) PERFORMANCE: Max Level Speed: at altitude: 530 mph (850 km/h) [U-2C], 495 mph (795 km/h) [U-2S]; at sea level: unknown cruise speed: 375 mph (690 km/h) [U-2R] Initial Climb Rate: unknown Service Ceiling: (U-2C) 85,000 ft (25,930 m); (U-2S) 90,000 ft (27,430 m) Range: (U-2C/R) 2,610 nm (4,830 km); (U-2S) 3,800 nm (7,050 km) Endurance: (U-2R) 12 hr; (U-2S) 15 hr g-Limits: +2.5 ARMAMENT: Gun: none Stations: (U-2C) one internal bay; (U-2S) one internal bay and two underwing pods Air-to-Air Missile: none Air-to-Surface Missile: none Bomb: none Other: cameras, IR sensors, other recon sensors KNOWN VARIANTS: U-2A: First production one-seat reconnaissance model; 48 built U-2B: Two-seat trainer; 5 built U-2C: Improved one-seat reconnaissance model with a new engine and modified engine inlets U-2D: Two-seat trainer U-2CT: Two-seat trainer rebuilt from U-2D airframes but with the training pilot seated at a higher level; at least 6 converted U-2G: U-2A models modified with stronger landing gear, an arresting hook, and wing spoilers in order to operate from US Navy aircraft carriers; 3 converted but rarely used

U-2R: Enlarged and improved U-2C with underwing pods and increased fuel capacity; 12 built U-2RT: Two-seat trainer based on U-2R; 1 built U-2EPX: Proposed maritime surveillance model for the US Navy based on the U-2R; 2 built but not put into service WU-2: Research aircraft used by the US Air Force for atmospheric research TR-1A: Improved U-2R with side-scanning radar, new avionics, and improved ECM equipment; 33 built TR-1B: Two-seat trainer for the TR-1A; 2 built ER-2: One-seat "earth resource" research aircraft built for NASA U-2S: New designation for the TR-1A; also updated with a more efficient engine, improved sensors, and the addition of a GPS system; 31 converted U-2ST: Redesignated U-2R/TR-1B two-seat trainer with updated engine; 4 converted KNOWN COMBAT RECORD: verflights of Soviet Union, China, Cuba, and others Vietnam War (USAF, 1965-1972) Iraq - Operation Desert Storm (USAF, 1991) Iraq - Operation Northern Watch (USAF, 1991-2003) Iraq - Operation Southern Watch (USAF, 1991-2003) Bosnia - Operation Deliberate Force (USAF, 1995) Afghanistan - Operation Enduring Freedom (USAF, 2001-present) Iraq - Operation Iraqi Freedom (USAF, 2003-present) KNOWN OPERATORS: United States (Central Intelligence Agency) United States (US Air Force) United States (NASA)

eurofighter / typhoon II

Eurofighter of the German Luftwaffe, Instrumented Production Aircraft #3 a 2-seat trainer version used for air-to-air weapons integration.

Type Multirole fighter Manufacturer Eurofighter GmbH Maiden flight 27 March 1994[1] Introduced 2003 Status Operational Primary users Royal Air Force Luftwaffe Aeronautica Militare Ejrcito del Aire Number built 137 (as of December 2007)[2] 707 Ordered (as of January 2008) Unit cost 61.5 million,[3] 88.4 mil., $122.5 mil. (2007 flyaway cost) Developed from British Aerospace EAP

Tu 160 SuperSonic

Specifications (Tu-160) General characteristics Crew: 4 (pilot, co-pilot, bombardier, defensive systems operator) Length: 54.1 m (177 ft 6 in) Wingspan: Spread (20 sweep): 55.70 m (189 ft 9 in) Swept (65 sweep): 35.60 m (116 ft 10 in) Height: 13.10 m (43 ft 0 in) Wing area: Spread: 400 m (4,310 ft) Swept: 360 m (3,875 ft) Empty weight: 110 t (242,000 lb) Loaded weight: 267 t (590,000 lb) Max takeoff weight: 275 t (606,000 lb) Powerplant: 4 Kuznetsov NK-321 turbofans Dry thrust: 137 kN (30,900 lbf) each Thrust with afterburner: 245 kN (55,100 lbf) each

Performance Maximum speed: Mach 2.05[18] (2,220 km/h, 1,380 mph, 1,200 knots) at high altitude Range: 17,400 km (9,400 nm, 10,800 mi) unrefueled Combat radius: 10,500 km (5,670 NM, 6,500 mi) Service ceiling 15,000 m (49,200 ft) Rate of climb: 70 m/s (13,860 ft/min) Wing loading: 743 kg/m with wings fully swept (152 lb/ft) Thrust/weight: 0.37 Armament 2 internal bays for 40,000 kg (88,200 lb) of ordnance, options include: 2 internal rotary launchers each holding 6 Raduga Kh-55 cruise missiles (primary armament) or 12 Raduga Kh-15 short-range nuclear missiles

Lockheed Martin F-35 Lightning II MultiRole Fighter

Deskripsi: F-35 diumumkan sebagai pemenang kompetisi JSF Departeman Pertahanan AS pada tahun 2001 ketika Lockheed Martin X-35 diputuskan lebih superior dari pada Boeing X-32 (Nyambung dari artikel sebelumnya). Pada 2006, pesawat ini diberi nama dengan Lighning II untuk menghormati pesawat Lockheed P-38 Lightning dan English Electric Lightning yang sukses dan hebat di masa lalu. Tujuan F-35 adalah untuk menghasilkan tiga varian pesawat tempur multi-peran berbeda yang menggunakan airframe umum sebesar 70% dan 90% untuk mengurangi biaya produksi dan perawatan. JSF adalah program bersama AS dan UK, dan beberapa partner internasional yang berpartisipasi pada usaha pengembangan. Konsumen primer yang meminta spesifikasi desain untuk F-35 adalah US Air Force, US Navy, US Marine Corps, UK Royal Air Force, dan UK Royal Navy. Keseluruhan desain dibuat oleh Lookheed dengan Northrop Grumman dan BAE Systems sebagai partner, menyerupai desai F-22, tetapi setiap varian F-35 dirancang (is tailored) spesifik sesuai dengan kebutuhan operator. Model paling simpel dan murah adalah F-35A versi takeoff dan pendaratan konvensonal (CTOL= conventional takeoff and landing) berdasarkan pada X-35A. Dibuat terutama untuk AU AS, tetapi kemungkinan juga akan diekspor ke beberapa negara. Partner level II adalah Italia dan Belanda dan Level III termasuk Australia, Kanada, Denmark, Norwegia dan Turki. Singapura dan Israel juga merupakan partisipan penjualan produk ini. Varian CTOL F-35 akan dioptimalkan untuk tugas penyerangan dengan kemampuan terbatas udara-ke-udara untuk melengkapi F-15 dan F-22. AL AS membutuhkan sebagaian besar kemampuan yang sama pada varian F-35C berdasarkan model X35C. Model ini dibuat untuk mendukung F-18E/F dan memeberikan AL pesawat tempur stealth pertama. Bagaimanapun, F-35C dimodifikasi untuk mengatasi kebutuhan jarak takeoff dan pendaratan yang lebih sempit. Modifikasi yang paling nyata dari varian ini adalah sayap yang lebih lebar (35%) yang memungkinkan kapasitas bahan bakar yang lebih besar dan menghasilkan area sayap yang lebih besar untuk meningkatkan daya angkat pada kecepatan rendah. Perubahan lain pada versi F-35C termasuk sirip (fin) dan permukan elevator yang lebih besar, penambahan aileron (kemudi guling) ke flaperon pada sayap, penambahan permukaan kontrol, sebuah sistem kontrol yang sudah dimodifikasi, roda pendaratan yang sudah diperkuat, palang luncur ketapel pada roda kembar pendaratan, pengait kabel pendaratan dan mekanisme pelipatan sayap. Mungkin, varian F-35 yang paling kompleks, model short/vertical takeoff and landing (STOVL) F-35B yang berdasarkan X-35B. Model ini digunakan untuk menggantikan AV-8B dan GR.5/7 Harrier II yang menua seperti halnya Harrier dan Harrier Laut yang dioperasikan oleh Marinir AS, AU UK dan AL UK. Varian F35B mempunyai ducted lift fan yang berada pada sebuah enlarged spine tepat diburitan kokpit. Kipas ini mengambil tempat sebuah tangki bahan bakar yang dibawa ke dalam model F-35 yang lain dan digunakan untuk menghasilkan keseluruhan daya angkat untuk penerbangan vertikal. Sialnya, kompleksitas model STOVL F-35 juga disebabkan oleh masalah pengembangan pendting dari Program JSF. Desain awal F-35B terbukti terlalu berat dan program ditunda selama lebih dari setahun, sehingga para teknisi berjuang untuk menghasilkan performa maksimal dan ekonomis. Solusi terakhir diadopsikan dengan cara mengurangi ukuran ruang senjata internal jika dibandingkan dengan model F35 yang lain. Sementara varian CTOL dan kapal induk (F-35C) dapat membawa 2000 lb senjata secara internal, senjata sterbesar yang dapat dibawa oleh F-35B secara internal adalah 1000lb, GBU-32 JDAM. Ekor vertikal pada F-35B juga diperpendek untuk mengurangi berat. Desain JSF teah menjadi perhatian terbedar pada konsep dan affordabilitas senjata canggih. Salah satu

fitur yang paling canggih pada model Lightning II adalah core processor terintegrasi yang menyatukan informasi dari semua sensor pesawat, pandangan terkoordinasi (coordinated view) pada medan perang. Di antara sensor-sensor ini terdapat radar active electronically scanned array (AESA) dengan mode mapping radar aperture (lobang kamera) sintetik untuk menghasilkan kemampuan pencarian dan targeting yang jauh lebih presisi bagi pilot dari pada teknologi yang ada pada pesawat tempur sekarang. F-35 juga dilengkapi dengan sebuah sistem infrared search and track (IRST) untuk pertempuran udarake-udara sementara untuk fitur pertempuran udara-ke-darat canggih termasuk sebuah electro-optical targeting system (EOTS) dengan sebuah imager forward-looking infrared (FLIR), sebuah laser targeting, sebuah laser spot tracker dan sebuah kamera CCD TV. Software canggih yang dimiliki F-35 mampu untuk menganalisis informasi yang dihasilkan sensor menggunakan sistem automatic target recognition and classification (ATRC) untuk mengidentifikasi target spesifik. Hal canggih lain yang ada pada Lightning II termasuk sebuah sistem pengenalan suara/kata-kata yang mendeteksi perintah yang diucapkan pilot dan dapat mengoperasikan bermacam-macam sistem tanpa harus memencet tombol maupun saklar. Sementara stealth juga ditekankan dengan penggunakan ruang senjata internal dan teknik pembentukan observable rendah (low obervable shaping techniques), pengorbanan telah dilakukan untuk mengurangi biaya produksi dan memudahkan perawatan. Hasilnya, F-35 tidak terlalu stealth jika dibandingkan dengan F-22 atau B-2. Selama fase demonstrasi dan pengembangan program saat ini, 14 pesawat F-35 sudah dibuat untuk melakukan ujicoba penerbangan mengawali produksi yang akan dilakukan. Pesawat-pesawat test Lightning II ini termasuk 5 model CTOL, 4 model CV (kapal induk) dan 5 model STOVL. Sebagai tambahan 8 artikel test darat juga akan dibuat untuk test statis, test drop, dan evaluasi jejak radar. Produksi awal kecil akan dimulai pada tahun 2008. Pesanan F-35 masih dalam perdebatan, tetapi rencana saat ini dari US dan UK adalah membeli sekitar 2.600 pesawat. AU AS sebenarnya berencana untuk membeli 2.036 pesawat F-35A, etapi dikurangi menjadi 1.763 pada 1997. Dan saat ini mungkin akan terjadi pengurangan lagi menjadi sekitar 1.0001.300 pesawat. Untuk pesanan F-35B sekirar 250 untuk misi pendukung udara jarak dekat. Pengurangan harga dan peningkatan stabilitas program STOVL harus dilakukan, jika tidak pemesanan mungkin akan dibatalkan. AL dan Marinir AS juga mengurangi pesanan mereka. Marinir pada awalnya memesan 642 buah F-35B, sementara AL 300 buah F-35C. Pada 1997, pesanan ini berkurang menjadi 609 untuk mariner dan 480 untuk AL untuk total 1.089 pesawat F-35. Pada 2004, jumlah totalnya kembali berkurang menjadi 680 pesawat, 350 untuk F-35B dan 330 untuk F-35C. Saat ini belum diputuskan bagaimana pesawat-pesawat tersebut akan dialokasikan, sejak Marinir mungkin akan menerima campuran kedua pesawat itu. Demikian juga, AL UK mungkin akan memisahkan pesanannya antara F-35B dan F-35C, sejak F-35C mempunya potensi untuk digunakan pada kapal induk besar milik UK pada tahun 2010. UK memesan 138, yang tadinya 150 pesawat. Sebagai tambahan dari pesanan AS dan UK, terdapat potensi penjualan ekspor untuk lebih dari 2.000 F35. Partner internasional yang sekarang terlibat dalam program mempunyai rencana untuk memesan 600 pesawat. Italia tertarik untuk memesan sampai 131 pesawat, Australia dan Turki masing-masing 100 pesawat, Belanda 85, Kanada 60, dan Denmark & Norwegia mungkin akan memebeli masing-masing 48. Tidak satupun dari negara-negara ini yang telah memesan secara resmi, tetapi program F-35 berusaha agar partner internasionalnya berkomitmen untuk memesan sesegera mungkin. Meyakinkan partner

mungkin akan mengalami kesulitan, karena adanya penundaan yang meningkatkan harga dan menunda service entry dari 2011 ke 2013. Penundaan ini mungkin membuat partner internasional membeli pesawat pesaing F-35 seperti Gripen dan Eurofighter Typhoon yang sudah dalam fase produksi missal. Norwegia sudah mengancam untuk keluar dari program karana kekhawatiran workshare dan keikutsertaan Israel ditunda untuk beberapa bulan dalam rangka pembalasan kemungkinan transfer teknologi ke China. Dengan mengabaikan hal di atas, penjualan ekspor akan menjadi kuat dan produksi F-35 akan berakhir minimal hingga 2030. SPESIFIKASI: (masih dapat berubah) HISTORY: First Flight -(X-35A) 24 October 2000 -(X-35B) 23 June 2001 -(X-35C) 16 December 2000 -(F-35A) 15 December 2006 -(F-35B) expected 2007 Service Entry -(F-35A) planned for about 2013 -(F-35B) planned for about 2014 -(F-35C) planned for about 2014 CREW: one: pilot ESTIMATED COST: -(F-35A) $45 million [2004$] -(F-35B) $60 million [2004$] -(F-35C) $55 million [2004$] AIRFOIL SECTIONS: Wing Root unknown Wing Tip unknown DIMENSIONS: Length -(F-35A) 50.5 ft (15.4 m) -(F-35B) 50.5 ft (15.4 m) -(F-35C) 50.8 ft (15.5 m) Wingspan -(F-35A) 35.0 ft (10.7 m) -(F-35B) 35.0 ft (10.7 m) -(F-35C) 43.0 ft (13.1 m)

-(F-35C) 29.83 ft (9.1 m) terlipat Height -(F-35A) 15.0 ft (4.6 m) -(F-35B) 15.0 ft (4.6 m) (?) -(F-35C) 15.5 ft (4.7 m) Wing Area -(F-35A) 460 ft (42.7 m) -(F-35B) 460 ft (42.7 m) -(F-35C) 620 ft (57.6 m) Canard Area : not applicable WEIGHTS: Empty -(F-35A) about 22,500 lb (9,980 kg) -(F-35B) about 23,500 lb (10,660 kg) -(F-35C) about 24,000 lb (10,885 kg) Normal Takeoff: unknown Max Takeoff: about 50,000 lb (22,680 kg) Fuel Capacity internal: -(F-35A) 18,500 lb (8,390 kg) -(F-35B) 13,325 lb (6,045 kg) -(F-35C) 19,625 lb (8,900 kg) external: unknown Max Payload -(F-35A) 13,000 lb (5,895 kg) -(F-35B) 11,000 lb (4,990 kg) -(F-35C) 17,000 lb (7,710 kg) Mesin: -Powerplant (F-35A/C) one Pratt & Whitney F135 turbofan; (F-35B) one Pratt & Whitney F135 turbofan and one Rolls-Royce/Allison shaft-driven lift-fan -Thrust (PW) about 35,000 lb (155 kN); (RR) about 18,000 lb (80 kN) PERFORMANCE: Max Level Speed - at altitude: at least Mach 1.5 - at sea level: unknown - Initial Climb Rate unknown - Service Ceiling unknown - Range: (F-35B) 1,080 nm (2,000 km); (F-35C) 1,620 nm (3,000 km); Endurance: unknown

g-Limits : unknown ARMAMENT: Gun: (F-35A) one 25-mm GAU-12 cannon; (F-35B) one external 25-mm GAU-12 gun pod; (F-35C) one external 25-mm GAU-12 gun pod Stations: four hardpoints in two internal weapon bays plus six external hardpoints Air-to-Air Missile : (internal) AIM-120C AMRAAM, AIM-132 ASRAAM; (external) AIM-9X Sidewinder, AIM-120B/C AMRAAM Air-to-Surface Missile: (internal) AGM-154 JSOW, Brimstone; (external) AGM-65 Maverick, AGM-88 HARM, AGM-158 JASSM, Storm Shadow Bomb: (internal) up to two GBU-12 Paveway laser-guided, up to two GBU-31/32/38 JDAM, up to two CBU-87/89 cluster, up to two CBU-103/104/105 WCMD; (external) GBU-10/12/16/24 Paveway laserguided, GBU-31 JDAM, Mk 82/83/84 GP, CBU-99/100 Rockeye II cluster Other : various transport pods VARIAN JSF: Joint Strike Fighter designation originally given to the F-35 program JCA: Joint Combat Aircraft designation for the F-35 program used by the United Kingdom X-35: Varian demonstrator Pesawat Tempur yang digunakan untuk test penerbangan dan untuk validasi teknologi yang digunakan pada F-35. F-35A: Pesawat temput conventional takeoff (CTOL) multi-peran yang didasarkan pada model X-35A, tetapi bodi pesawat sedikit diperpanjang dan lebar permukaan ekor dimodifikasi. Dibuat untuk AU AS dan dilengkapi dengan senapan internal, sensor inframerah, dan sebuah laser designator. USAF berencana untuk membeli 1.763 pesawat, tetapi pada 2004 dikurangi F-35B: Pesawat tempur short takeoff and vertical landing (STOVL) multi-peran yang berdasarkan pada model X-35B awalnya dibuat untuk Marinir AS, UK Royal Navy, dan UK Royal Air Force. Dilengkapi dengan fan pengangkat yang terletak dalam enlarged spine di belakang kokpit, sebuah senapan eksternal, ruang senjata internal yang lebih kecil. Marinir AS berencana membeli 350 pesawat, sementara UK sekitar 138. F-35C: Pesawat tempur varian kapal induk (CV) multi-peran berdasar pada model X-35C dan mirip dengan F-35A tetepi mempunyai sayap yang lebih besar untuk meningkatkan kapasitas bahan bakar ditambah dengan ekor horizontal dan permukaan kontrol yang lebih lebar untuk performa pendaratan kecepatan-rendah yang lebih baik, struktur dan roda pendaratan yang diperkuat untuk pendaratan pada kapal induk, dan pembuangan meriam internal dengan tujuan untuk penambahan pod senapan opsional pada centerline station . AL berencana memesan 330 buah. F-35D (?): Model yang diajukan ke USAF, mirip dengan F-35B tetepi menekankan operasi short-takeoff and landing (STOL) daripada STOVL. Akan mempunyai sistem propulsi (mesin) yang direvisi berdasarkan pada mesin F136General Electric dan menggunakan sayap F-35C yang lebih besar untuk meningkatkan kapasitas bahan bakar dan jarak tempuh, juga dilengkapi dengan senapan internal dan sebuah probe pengisian bahan bakar a la AU US. USAF pada awalnya berminat memesan 200 buah, tetapi akhirnya dibatalkan karena meningkatnya biaya produksi F-35B. EA-35 : Proposal Lockheed Martin untuk sebuah varian pesawat tempur elektronik dua tempat duduk.

Tetapi dibatalkan. KNOWN OPERATORS: -United Kingdom (Royal Air Force) -United Kingdom (Royal Navy) -United States (US Air Force) -United States (US Marine Corps) -United States (US Navy) Negara-negara berikut diharapkan membeli F-35: -Australia (Royal Australian Air Force) -Canada (Canadian Armed Forces, Air Command) -Denmark, Kongelige Danske Flyvevbnet (Royal Danish Air Force) -Israel, Tsvah Haganah le Israel - Heyl Ha'Avir (Israeli Defence Force - Air Force) -Italy, Aeronautica Militare Italiana (Italian Air Force) -Netherlands, Koninklijke Luchmacht (Royal Netherlands Air Force) -Norway, Kongelige Norske Luftforsvaret (Royal Norwegian Air Force) -Singapore (Republic of Singapore Air Force) -Turkey, Trk Hava Kuvvetleri (Turkish Air Force)

Anda mungkin juga menyukai