Diskusi Kasus 2 Khori-Ina
Diskusi Kasus 2 Khori-Ina
Diskusi Kasus 2 Khori-Ina
IDENTIFIKASI
Nama : M. A Umur / Tanggal Lahir : 1 tahun 1 bulan Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Perumahan Baturaja Permai Sumatera Selatan Kebangsaan : Indonesia MRS : 14 April 2011
ANAMNESIS
Keluhan Utama Keluhan Tambahan : Kejang : Demam
Riwayat Perjalanan Penyakit 2 hari SMRS, pasien mengalami batuk berdahak, pilek (+), demam (-), sesak nafas (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan biasa, BAB dan BAK biasa. 1 hari SMRS, pasien mengalami demam tinggi, timbulnya mendadak, terus menerus, menggigil (-), batuk (+) berdahak, pilek (+), sesak nafas (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK biasa. jam SMRS, penderita kejang, kejangnya seluruh tubuh, tonik klonik, mata penderita berdelik ke atas, frekuensinya 1 kali, lamanya 5 menit, post iktal sadar, demam (+), BAB dan BAK biasa. Kejang diderita untuk pertama kalinya. Kemudian os dibawa ke RSUD Ibnu Sutowo Baturaja dan dirawat.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal. Riwayat trauma sebelumnya disangkal Riwayat Penyakit Dalam Keluarga Riwayat kejang pada keluarga disangkal.
Riwayat Imunisasi BCG : 1 kali, scar + (pada lengan kanan) DPT : 3 kali Polio : 3 kali Hepatitis B : 3 kali Campak : 1 kali Kesan : Imunisasi dasar lengkap
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Kesadaran : Kompos mentis Nadi : 120 x/menit, reguler, isi dan tegangan: cukup Pernapasan : 32 x/menit Suhu : 37,5C Berat Badan : 7,8 kg Tinggi Badan : 70 cm Lingkar Kepala : 44,5 cm Status Gizi : BB/U : 7,8/9,8 x 100% = 79,59 % TB/U : 70/75 x 100% = 93,33 % BB/TB : 7,8/8,2 x 100% = 95,12 % Kesan : gizi baik
Keadaan Spesifik Kepala Bentuk : Normosefali, simetris, UUB membonjol (-) Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut. Mata : Cekung (-), Pupil bulat isokor 3mm, reflek cahaya +/+, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-). Hidung : Sekret (-), napas cuping hidung (-). Telinga : Sekret (-). Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering (-), sianosis (-). Tenggorokan: Faring hiperemis (+), Tonsil : T1 T1 hiperemis Leher : Pembesaran KGB (-).
Thorak Paru-paru Inspeksi : Statis, dinamis simetris, retraksi -/ Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-). Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat Palpasi : Thrill tidak teraba Auskultasi : HR: 121 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus normal
Lipat paha dan genitalia : Pembesaran KGB (-) Ekstremitas : Akral dingin (-), sianosis (-), edema (-), CRT< 3 detik.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Gerakan Kekuatan Tonus Klonus Reflek fisiologis Reflek patologis Tungkai Tungkai Kanan Kiri Luas +5 Eutoni Luas +5 Eutoni + normal + normal Lengan Lengan Kanan Kiri Luas +5 Eutoni Luas +5 Eutoni
+ normal + normal -
DIAGNOSIS KERJA
Kejang Demam Sederhana + Tonsilofaringitis Akut
PENATALAKSANAAN
Diazepam sirup 4 x 1 mg (jika demam tinggi) Parasetamol sirup 3 x 80 mg (jika perlu) Eritromisin 3 x 125 mg
PROGNOSIS
Quo ad vitam bonam Quo ad functionam bonam : dubia ad : dubia ad
TINJAUAN PUSTAKA
Dari anamnesa didapatkan: 2 hari SMRS, penderita batuk berdahak, pilek (+), demam (-), sesak nafas (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan biasa, BAB dan BAK biasa. 1 hari SMRS, penderita demam tinggi, timbulnya mendadak, terus menerus, menggigil (-), batuk (+) berdahak, pilek (+), sesak nafas (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK biasa.
jam SMRS, penderita kejang, kejangnya seluruh tubuh, tonik klonik, mata penderita berdelik ke atas, frekuensinya 1 kali, lamanya 5 menit, post iktal sadar, demam tinggi (+), BAB dan BAK biasa. Kejang diderita untuk pertama kalinya.
kejang didahului oleh demam, berlangsung selama 5 menit, frekuensi satu kali, kejang umum, bersifat tonik-klonik, setelah kejang penderita sadar, berdasarkan klasifikasi kejang pada tinjauan pustaka, maka diagnosisnya lebih mendekati sebagai kejang demam sederhana.
Dari riwayat penyakit dahulu tidak ada riwayat kejang sebelumnya dan tidak ada riwayat trauma. Riwayat trauma ditanyakan karena merupakan salah satu penyebab terjadinya kejang. Tidak ada riwayat kejang sebelumnya bisa menyingkirkan diagnosis epilepsi
Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda infeksi intrakranial seperti gangguan kesadaran, muntah yang menyemprot, penonjolan UUB, tonus otot yang melemah maupun defisit neurologis. Adanya gejala rangsang meningeal bisa mengarah pada diagnosis meningitis, sedangkan pada pasien ini tidak ditemukan sehingga bisa menyingkirkan diagnosis tersebut
Pada pemeriksaan tenggorok didapatkan tonsil hiperemis (T1 T1) dan dinding faring hiperemis , yang menunjukkan adanya proses peradangan di daerah tersebut. Gejala ini ditemukan 2 hari sehingga bersifat akut.
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik maka pasien ini didiagnosis sebagai kejang demam sederhana + tonsilofaringitis akut dan ditatalaksana dengan pemberian terapi intermiten yaitu Diazepam sirup 3 x 1mg dan parasetamol sirup 3 x 80 mg (jika demam tinggi)
Diberikan pula antibiotika eritromisin 3x125 mg untuk tonsilofaringitis akut pada pasien ini. Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolid yang bekerja menghambat sintesa dinding sel bakteri. Obat ini lebih efektif terhadap gram positif.
TERIMA KASIH