Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Perencanaan merupakan suatu proses atau kegiatan berfikir yang meliputi pengamatan, analisis serta pengambilan kesimpulan dengan tujuan tertentu yaitu untuk membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada, serta mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi lebih baik. Dengan kata lain, perencanaan meliputi ruang pengamatan yang lebih komprehensif. Perencanaan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang berkesinambungan yang melibatkan penetapan keputusan-keputusan tentang alternatif cara penggunaan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu di masa depan (Conyers dan Hall dalam Widdi dkk, 2006 : 1). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses tahapan kegiatan yang mempunyai titik awal dan di akhiri dengan satu tujuan tertentu yang berlangsung secara sistematis, saling terkait, dan berurutan. Perencanaan sendiri mempunyai beberapa aspek penting yang harus diperhatikan. Dalam merencanakan khususnya yang berkaitan dengan tata guna lahan, perlu diketahui terlebih dahulu kondisi lingkungan daerah amatan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengkaji hal tersebut yaitu dengan mempelajari ilmu geologi lingkungan. Geologi lingkungan merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari bumi sebagai objek utama, baik bagian permukaan maupun bagian dalam. Aspek yang terkait dengan geologi lingkungan merupakan kebutuhan minimal fisik (The Most Fundamental Earth) dalam perencanaan yaitu : space (ruang), row material (bahan dasar), energy (energi), water supply (cadangan air), waste disposal (buangan limbah). Jika dalam perencanaan atau pemanfaatan tata guna lahan tidak memperhatikan aspek-aspek geologi tersebut, maka dapat mengakibatkan masalah geologi lingkungan misalnya tanah longsor, banjir, sesar, dll. Fungsi dari kajian

geologi lingkungan bagi perencanaan kota adalah untuk memberikan arahan tentang penggunaan lahan yang sesuai dengan keadaan tanah di daerah tersebut. Sehingga kita dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya proses degradasi lingkungan. Sebagai contohnya pengadaan evaluasi terhadap bencana alam (seperti: erosi, banjir dan tanah longsor), evaluasi bentang alam (seperti: perencanaan tata guna lahan), serta evaluasi terhadap material bumi yang meliputi bahan galian mineral, batuan, tanah, air dan lain-lain. Kecamatan Sayung direncanakan untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman, pertanian, pendidikan, perdagangan dan jasa. Namun jika kita melihat topografi wilayah tersebut yang merupakan dataran rendah yang langsung terhubung dengan laut dan memiliki curah hujan yang tinggi, maka perlu diadakan sebuah pembelajaran dan penganalisaan tentang keadaan alam di sana, terutama yang menyangkut masalah geologi lingkungan. 1.2 Perumusan Masalah Kecamatan Sayung merupakan kawasan dataran rendah yang berbatasan dengan Laut Jawa dengan struktur tanah subur. Namun, kawasan ini juga mempunyai permasalahan yang berkaitan dengan geologi lingkungan, baik yang disebabkan oleh manusia maupun yang terjadi secara alamiah.. Kecamatan Sayung memiliki banyak kelurahan, diantaranya Kelurahan Tugu, Kelurahan Surodadi dan Kelurahan Banjarsari. Permasalahan geologi yang terjadi di tiga kelurahan tersebut juga seperti banjir dan abrasi yang sampai sekarang masih belum benar-benar menemukan solusi yang tepat atas permasalahanpermasalahan tersebut. 1.3 Tujuan dan Sasaran Mahasiswa mampu mengidentifikasi serta mendeskripsikan

1.3.1 Tujuan kondisi lingkungan fisik alamiah yang didapatkan dari data primer ataupun data sekunder, potensi, serta masalah yang ada di wilayah

yang bersangkutan serta melakukan penganalisisan mengenai aspekaspek yang terkait dengan wilayah studi serta dapat menyusun rekomendasi arahan tata guna lahan yang sesuai dengan kondisi geologi lingkungan yang ada di wilayah studi (Kelurahan Tugu, Kelurahan Surodadi dan Kelurahan Banjarsari). 1.3.2 Sasaran Agar pengembangan perencanaan di wilayah studi dapat tercapai, maka langkahlangkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut : 1. studi. Mengidentifikasi karakteristik geologi lingkungan wilayah Mengetahui sekunder. issue atau permasalahan yang terjadi di

2.

wilayah studi dan melakukan pengumpulan data primer dan data

3.

Menganalisis

potensi

dan

permasalahan-permasalahan

geologi lingkungan. Mempelajari masalah yang timbul di wilayah studi yang selanjutnya dianalisis penyebab terjadinya masalah tersebut dan mengkaji potensi daerah tersebut.

4. 5.

Menganalisis kelayakan lahan di wilayah studi dengan menggunakan analisis skoring dan overlay. Memberikan rekomendasi arahan penggunaan lahan bagi perencanaan lingkungan. wilayah studi dari sudut pandang geologi

1.4

Ruang Lingkup Ruang lingkup merupakan sebuah cakupan dari permasalahan

yang dikaji. Dalam laporan ini akan diberikan dua sisi ruang lingkup, yaitu ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah. 1.4.1 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi dalam laporan ini meliputi aspek-aspek geologis seperti morfologi, topografi, stratigrafi, litologi, hidrologi, struktur geologi, klimatologi, hidrogeologi dan bahaya geologi. Aspek lainnya adalah aspek nonfisik yaitu yang membahas tentang sistem

aktivitas manusia seperti eksploitasi sumber daya alam disekitar wilayah Kecamatan Sayung secara berlebihan. Termasuk pula di dalamnya bidang sosial dan budaya. 1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah studi dalam laporan ini dibagi menjadi ruang lingkup makro dan mikro. 1.4.2.1 Ruang Lingkup Makro Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Sayung sebagai ruang lingkup makro. Kecamatan Sayung memiliki luas wilayah sebesar 78,80 Km2 dan terdiri dari dua puluh kelurahan. Keduapuluh kelurahan tersebut antara lain kelurahan Surodadi, Jetaksari, Dombo, Bulusari, Prampelan, Karangasem, Kalisari, Sayung, Tambakroto, Pilangsari, Loireng, Gemulak, Sidogemah, Purwosari, Sriwulan, Bedono, Timbulsloko, Tugu, Sidorejo, Banjarsari.

Batas administrasi Kecamatan Sayung sendiri yaitu : Utara Timur Selatan Barat 1.4.2.2 : Laut Jawa : Kecamatan Karangtengah : Kecamatan Mranggen : Kota Semarang Ruang Lingkup Mikro Kelurahan Surodadi Kelurahan Surodadi memiliki luas 19.081,62 Ha, dengan batas wilayah : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : : : Laut Jawa Kelurahan Tugu Kelurahan Timbulsloko Tengah

Adapun ruang lingkup wilayah mikro yang akan dibahas meliputi:

1.

: Kelurahan Banjarsari dan Kecamatan Karang Kelurahan Banjarsari

2.

Kelurahan Banjarsari memiliki luas 25.442,16 Ha, dengan batas wilayah : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kelurahan Wonoagung : Kelurahan Sidorejo : Kelurahan Surodadi atau Kelurahan Tugu : Kelurahan Tambak Bulusan (Kecamatan Karang Tengah) Kelurahan Tugu Kelurahan Tugu memiliki luas 22.261,89 Ha, dengan batas wilayah : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kelurahan Surodadi : Kelurahan Gemulak : Kelurahan Banjarsari : Kelurahan Timbulsloko

3.

1.5 Metodologi Penyusunan Laporan Metode penyusunan laporan merupakan langkah dan cara dalam penyusunan laporan ini. Metode yang digunakan dalam menyusun laporan ini antara lain :

1.5.1

Metode Penyusunan Laporan

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini meliputi tiga tahap yaitu : a. Tahap Persiapan Tahapan ini merupakan tahap awal untuk melanjutkan ke tahapan berikutnya, tahapan ini dilakukan dengan menyediakan alat penelitian yang berupa perangkat lunak dan perangkat keras, serta perijinan untuk memperoleh bahan utama dan data pendukung serta menentukan wilayah yang akan diidentifikasi dan dianalisis yang nantinya akan digunakan dalam proses penyusunan laporan ini. Persiapan yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini yaitu :

a) Menentukan wilayah studi b) Membuat berbagai macam surat-surat (surat survey, surat ijin, dll) b. Tahap Pengumpulan Data Cara-cara yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan survey data primer dan sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut : a) Teknik Pengambilan Data Primer data primer akan dilakukan dengan Pengambilan

beberapa cara yaitu:

Observasi, merupakan pengamatan langsung di


lapangan, agar dapat mengenali keadaan secara langsung kondisi di lapangan. Selain itu juga untuk identifikasi secara langsung di lapangan mengenai kondisi eksisting wilayah studi.

Wawancara, merupakan salah satu metode dalam


memperoleh data atau informasi secara langsung. Metode dahulu wilayah pengumpulan mengenai studi. data ini dilakukan yang ini dengan ada di menggunakan pertanyaan yang telah disusun terlebih masalah-masalah metode Pelaksanaan dilakukan

secara langsung terhadap penduduk maupun pegawai pemerintahan di wilayah studi. Beberapa contoh untuk pengambilan data primer :

1) Menentukan issue 2) Mengidentifikasi karakteristik wilayah studi


3) Melakukan survey lapangan 4) Mengidentifikasi permasalahan yang ada di wilayah studi b) Teknik Pengambilan Data Sekunder Pengambilan data sekunder ini dilakukan dengan kajian literatur yang berkaitan tentang penelitian, yaitu mencari buku-buku yang berkaitan secara langsung

dengan permasalahan, guna mendukung landasan teoritis penelitian, internet dan informasi-informasi dari instansi terkait antara lain: BPS (Badan Pusat Statistik), Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), BPN (Badan Pertanahan Nasional), buku RTDRK, buku-buku yang menyangkut Kecamatan bersangkutan. c. Pengolahan Data Pengolahan 1) dalam data merupakan suatu proses yang analisisnya menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif Metode Analisis Pendekatan penyusunan metode laporan analisis ini yang digunakan pendekatan adalah geologi Sayung lingkungan, dan Kantor internet, Kelurahan Kantor yang

kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang dilakukan dengan menganalisis data yang bersifat numerik, sedangkan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang dilakukan dengan menganalisis data primer. Adapun alat analisis kuantitatif adalah scoring, sedangkan alat analisis kualitatif adalah SWOT. 2) Teknik Analisis Analisis Kualitatif Metode analisis kualitatif merupakan suatu cara atau teknik analisis dalam menerangkan data-data kondisi nyata lapangan. Metode ini dapat diartikan sebagai usaha menggambarkan berbagai fakta dan pada tahap berikutnya dilakukan suatu analisis. Alat yang digunakan dalam analisis ini antara lain: Overlay peta, analisis SWOT, dan analisis deskriptif.

Analisis Deskriptif

Analisis

yang

digunakan

pada

wilayah

studi

Kecamatan Sayung dalam memberikan gambaran, penjelasan serta pengertian tentang keadaan yang ada pada peta secara sistematis. o Proses Overlay Peta Metode ini dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa peta (misal : peta curah hujan, peta kontur, peta vegetasi, peta administrasi dll) setelah dilakukan kemudian overlay dihasilkan atau peta penumpukan tata guna peta, lahan.

Pengambilan data dilakukan dengan membaca dan melihat peta hasil dari penggabungan.

Analisis SWOT SWOT digunakan untuk mengetahui

Analisis

kekuatan, kelemahan, potensi dan ancaman yang akan terjadi di Kecamatan Sayung. Dalam hal ini digunakan aspek geologi sebagai acuan dalam menganalisis SWOT tersebut. SWOT yang merupakan akronim dari Strength, Weakness, dan Opportunity, dan Threat, ini merupakan analisis yang sangat dikenal proses pembuatan strategi perencanaan. dalam

1) Strenght menggambarkan kekuatan yang


dimiliki oleh suatu wilayah

2) Weakness menggambarkan kelemahan yang


dimiliki oleh suatu wilayah

3) Opportunity

menggambarkan

peluangdan bisa

peluang terdapat disuatu wilayah

dikembangkan demi kemajuan suatu wilayah.

4) Threat mencerminkan ancaman potensial


yang mungkin dihadapi oleh wilayah tersebut. Analisis Kuantitatif

Metode ini digunakan dalam penyusunan kajian atau dalam bahasan analisis dengan ini menggunakan metode perhitungan skoring atau berdasarkan data yang ada. Alat yang digunakan adalah penilaian kawasan, yaitu metode yang digunakan untuk mengevaluasi pemanfaatan lahan dengan nilainilai yang telah ditetapkan. Nilai skoring yang ada digunakan sebagai pegangan bila terdapat suatu pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi fisik wilayah.

1.6

Kerangka Pikir Kerangka Pikir Kelompok

10

1.7

Sistematika Penulisan Laporan ini terdiri atas lima bab yaitu Pendahuluan, Landasan Dasar Geologi Lingkungan, Karakteristik Geologi Lingkungan Kecamatan Sayung, Analisis Geologi Lingkungan Di Kecamatan Sayung, Kesimpulan dan Rekomendasi. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan seperti berikut ini : BAB I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup (wilayah studi dan materi), metodologi penelitian (pengumpulan data dan analisis), kerangka pikir, dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Literatur Berisi tentang teori-teori tentang geologi lingkungan, hubungan geologi lingkungan dengan perencanaan wilayah dan kota beserta aspek-aspeknya serta sistem skoring yang digunakan. BAB III Karakteristik Berisi tentang Geologi luas Lingkungan letak di Wilayah beserta Studi Makro dan Mikro dan wilayah karakteristik fisik dasar meliputi topografi, morfologi, litologi, stratigrafi, hidrologi, hidrogeologi, klimatologi, struktur geologi, dan bahaya geologi. BAB IV Analisis Kondisi Geologi Lingkungan di Wilayah Studi Mikro Berisi mengenai analisis geologi lingkungan, analisis kelayakan lahan, analisis potensi dan kendala, serta analisis kesesuaian lahan. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

11

Berisi mengenai hasil analisis , kesimpulan, dan rekomendasi arahan penggunaan lahan.

12

Anda mungkin juga menyukai