Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Ilmu kedokteran Forensik merupakan salah satu disiplin ilmu yang menerapkan ilmu kedokteran klinis sebagai upaya penengakan hukum dan keadilan (Budiyanto, 1999). Seiring perkembangan waktu, telah terjadi banyak kemajuan dalam ilmu kedokteran Forensik dan ilmu kedokteran Forensik berkembang menjadi ilmu yang mencakup berbagai aspek ilmu pengetahuan dan dalam ilmu kedokteran Forensik identifikasi merupakan hal yang penting (Amir, 2008). Identifikasi merupakan cara untuk mengenali seseorang melalui karakteristik atau ciri ciri khusus yang dimiliki orang tersebut, dengan cara membandingkannya selama orang tersebut masih hidup dan setelah meninggal (Amir, 2008). Salah satu cara identifikasi adalah dengan antropometri yaitu, pengukuran

bagian tubuh dalam usaha melakukan identifikasi. Bertillons memakai cara pengukuran berdasarkan pencatatan warna rambut, mata, warna kulit, bentuk hidung, telinga, dagu, tanda pada badan, tinggi badan, panjang dan lebar kepala, sidik jari, dan DNA (Amir, 2008). Peningkatan kasus kriminal semakin meningkat dengan motif dan modus yang beragam, hal ini menyebabkan semakin pentingnya ilmu kedokteran Forensik. Autopsi atau pemeriksaan post mortem, berfungsi sebagai prosedur medik untuk menentukan penyebab, lama kematian, atau mengevaluasi proses penyakit, dan trauma yang terjadi terhadap korban (Amir,2008). Autopsi dapat dilakukan dengan dua cara, autopsi luar dan autopsi dalam. Dalam autopsi, korban ditemukan dalam berbagai keadaan, potongan tubuh, kerangka, jenazah yang membusuk, atau yang baru meninggal. Penyebab kematiannya pun bisa beragam, akibat perbuatan kriminal, bunuh diri, dan bencana alam (Amir,2008). Berdasarkan Angka kejadian ditemukannya mayat tidak utuh pada tahun 2002 2003 di Bagian Forensik FKUI adalah sebanyak 12 (dua belas) kasus, sedangkan

Universitas Sumatera Utara

pada tahun 2004 sebanyak 5 ( lima) kasus. Dan di sepanjang tahun 2008 tercatat 6 kasus mutilasi, dan tahun 2010, ada 12 kasus mutilasi anak. Tinggi badan merupakan salah satu data yang harus dikumpulkan dalam identifikasi. Pada saat keadaan jenazah tidak lagi utuh, pengukuran bagian tubuh tertentu dapat dilakukan untuk memperkirakan tinggi badan, telah diketahui berbagai macam formula unruk memperkirakan tinggi badan berdasarkan panjang beberapa tulang panjang, Amri Amir (1995), penentuan berdasarkan tinggi hidung yang pernah diteliti oleh Mistar Ritonga. Proses osifikasi dan maturasi pada kaki terjadi jauh lebih cepat dibandingkan tulang-tulang panjang. Selama masa remaja tinggi badan menjadi lebih akurat apabila dilakukan melalui pengukuran telapak kaki dibandingkan dengan tulang-tulang panjang (Patel, 2008). Penentuan tinggi badan berdasarkan panjang telapak kaki sebelumnya pernah diteliti oleh Kevin T.D (1990) pada orang Eropa, Amar Singh (1990) di Medan, Patel S.M(2007) pada daerah Gujarat, dan Rustishauser pertama kali menunjukkan adanya reliabilitas yang tinggi dari estimasi panjang telapak kaki dengan tinggi badan hampir sama besarnya dengan pengukuran tinggi badan berdasarkan tulang panjang (Patel, 2008). Namun pengukuran panjang telapak kaki dan tinggi badan untuk orang hidup di Indonesia belum banyak diteliti dan kebanyakan menggunakan tulang atau mayat, sementara tidak semua korban ditemukan hanya berupa tulang belulang. Oleh karena itu, penulis ingin mencari rumus perkiraan tinggi badan melalui panjang telapak kaki di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

1.2

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini diteliti telapak kaki yang masih utuh, tidak dalam tulang belulang. Sehingga permasalahan yang dirumuskan, apakah terdapat signifikansi penentuan tinggi badan berdasarkan panjang telapak kaki pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan formola penentuannya?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Memperkirakan signifikansi penentuan tinggi badan berdasarkan panjang telapak kaki pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2007, 2008, 2009.

1.3.2. Tujuan Khusus

Mencari formula penentuan tinggi badan berdasarkan panjang telapak kaki pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2007,2008,2009.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Memberi informasi kepada dokter umum dan mahasiswa kedokteran dalam cara menentukan tinggi badan pada saat tubuh dalam keadaan tidak utuh 2. Memberi tambahan rumusan penentuan tinggi badan apabila bagian tubuh tidak lagi utuh yang diukur melalui panjang telapak kaki

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai