Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Perkembangan Sistem Informasi Manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operational ( pelaksana teknis ) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Mereka dituntut untuk selalu mendapatkan informasi yang akurat dan terkini yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis. Dengan adanya sistem informasi para manajer di berbagai organisasi diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk dapat menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatkan teknologi informasi yang tersedia. SIM merupakan suatu sistem formal tentang golongan, dan penyebaran informasi kepada orang orang yang tepat dalam suatu organisasi. Sistem yang telah maju tidak hanya mengerjakan fungsi tata usaha, akan tetapi juga memberikan bantuan pengambilan keputusan kepada manajemen. Meskipun jarang terjadi, sistem terprogram mampu memonitor dan mengarahkan operasi operasi tertentu tanpa bantuan manusia. Berbagai aplikasi sistem informasi memungkinkan pemrosesan data dan laporan dengan cepat. Saat ini, manusia sudah terbiasa memproses data secara elektronis, otomatis pekerjaan kantor dan telekomunikasi digital. Ragam penggunaan teknologi mengakibatkan seluruh bidang kehidupan berubah tidak terkecuali organisasi bisnis. Para manajer saat ini dan di masa datang setiap saat dituntut untuk mengetahui perkembangan informasi yang dapat diakses dari media telekomunikasi. 1

Hal ini merupakan tantangan bagi organisasi bisnis dan organisasi non profit untuk bertindak dan mengantisipasi masalah yang akan datang. Pengembangan sistem dengan cara tradisional sebelumnya didasarkan pada anggapan bahwa rancangan dan pemrograman sistem memerlukan biaya mahal dan waktu yang lama, sehinga kebutuhan atau sistem apa yang diinginkan harus ditentukan secara lengkap sebelum memulai perancangan dan pemrograman sistem. sekali rancangan kebutuhan sistem disetujui, maka tidak dapat diubah tanpa membatalkan sistem dan jika hal itu terjadi dengan sendirinya biaya akan meningkat. Ada beberapa masalah yang muncul jika kebutuhan langsung diperinci pada awal proses pengembangan, yakni : 1. Sangat sulit melakukan perincian sistem, karena sistem informasi yang dibuat begitu kompleks. Terkadang manajer tidak menguasai seluruh aktivitas yang membutuhkan rincian kegiatan. 2. Banyak sistem baru yang diyakini mampu merespon masalah yang timbul dalam organisasi. Oleh karena itu, jika manajer tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang sistem informasi apa yang digunakan memecahkan masalah yang ada dalam organisasi, maka diperlukan percobaan melalui beberapa pendekatan sebelum akhirnya menemukan sistem yang benar benar bagus. 3. Lingkungan bisnis sering berubah begitu cepat di mana kebutuhan sistem saat ini mungkin berbeda dengan kebutuhan sistem waktu mendatang.

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengembangan Sistem Informasi Manajemen ? 2. Bagaimana peranan SIM dalam pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi?

C. TUJUAN Ada beberapa tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengembangan Sistem Informasi Manajemen. 2. Untuk mengetahui peranan Sistem Informasi Manajemen dalam pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi.

BAB II KAJIAN TEORI A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dalam suatu pemahaman sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam satu entitas organisasi formal, seperti Departemen atau lembaga suatu instansi pemerintah yang dapat dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit yang terkecil di bawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang, dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang tentang organisasi tersebut. Sistem informasi memuat berbagai informasi mengenai orang, tempat dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah terlebih dahulu agar dapat dipahami, kemudian dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai agar memberikan manfaat yang maksimal. Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh pengguna informasi dari berbagai tingkatan manajemen. Sistem informasi yang digunakan oleh para pengguna dari berbagai tingkatan manajemen ini, biasa disebut sebagai : Sistem Informasi Manajemen. Sistem Informasi mengandung tiga aktivitas di dalamnya, yaitu : aktivitas masukan ( input ), pemrosesan ( processing ) dan keluaran ( output ). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan 4

keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan suatu produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah ( raw data ), baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak pihak atau aktivitas aktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga menggunakan umpan balik ( feed back ) yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya. Dewasa ini sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada sistem informasi berbasis komputer ( Computer based information system ). Harapan yang ingin diperoleh adalah bahwa dengan penggunakan teknologi informasi atau sistem informasi berbasis komputer, informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas dan tepat waktu, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih efektif dan efisien. Meskipun sistem informasi berbasis komputer menggunakan teknologi komputer untuk memproses data, menjadi informasi yang lebih memiliki arti. Ada perbedaan yang cukup tajam antara komputer dan program komputer di satu sisi dengan sistem informasi di sisi lainnya. Komputer dan perangkat lunak komputer yang tersedia merupakan fondasi teknis, alat, dan material dari sistem informasi modern. Komputer dapat dipakai sebagai alat untuk menyimpan dan memproses informasi. Program komputer atau perangkat lunak komputer merupakan seperangkat instruksi operasi yang mengarahkan dan mengendalikan pemrosesan informasi. Menurut Mc Leod ( Husein Fakhri & wibowo Amin: 2002: 4), pada dasarnya manajer mengelola lima jenis sumber daya utama yaitu : 1. Manusia. 2. Material. 3. Mesin ( termasuk fasilitas dan energi ). 4. Uang. 5. Informasi ( termasuk data ).

Beberapa tahun yang lalu sedikit sekali organisasi memiliki kepedulian terhadap informasi termasuk bagaimana memperoleh, mengelola dan mendistribusikannya ke dalam seluruh organisasi. Namun karena perubahan lingkungan bisnis, maka organisasi bisnis tidak dapat lagi mengabaikan sistem informasi. Ada beberapa kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan ini, yaitu : 1. Pertumbuhan ekonomi secara global ( the emergence and strengthening of global economy ). 2. Perubahan ekonomi industrial. 3. Perubahan perusahaan. 4. Perubahan teknologi komunikasi.

B. JENIS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Sistem Informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian : 1. Transaction Processing System ( TPS ). TPS adalah system informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan dapat dilihat atau digunakan oleh manajer. 2. Office Automation System ( OAS ) dan Knowledge Work System ( KWS ). OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisi informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang kadang diluar organisasi. Aspek aspek OAS seperti word processing, spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan video conferencing. KWS mendukung para pekerja professional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.

3. Sistem Informasi Manajemen (SIM ) SIM tidak menggantikan TPS, tetapi mendukung spectrum tugas tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi ( basis data ). 4. Decision Support System ( DSS ) Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keen dari Massachussets Institut of Technology ( MIT ) mengenalkan konsep baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support System DSS ). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer. DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan. 5. Sistem Ahli expert System ( ES ) dan Kecerdasan Buatan - Artificial

Intelligence ( AI ) AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis menggunakan pendekatan pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem Ahli ( juga disebut knowledge based system ) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meninggalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan , sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi - solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge base yakni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan antara muka pengguna.

6. Group Decision Support System ( GDSS ) dan Computer Support Collaborative Work System ( CSCW ). Bila kelompok perlu bekerjasama untuk membuat keputusan semi terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support System membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan groupware untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan. 7. Executive Support System ( ESS ) ESS tergantung pada ifoormasi yang dihasilkan TPS, SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dangan menyediakan grafik grafik dan pendukung komunikasi di tempat tempat yang bisa diakses seperti kantor. C. PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan. Ada empat Elemen dalam Struktur Organisasi yaitu : 1. Adanya spesialisasi kegiatan kerja 2. Adanya standarisasi kegiatan kerja 3. Adanya koordinasi kegiatan kerja 4. Besaran seluruh organisasi.

D. Beberapa Teori Organisasi a. Organisasi menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan hubungan yang melalui mana orang orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. b. Organisasi Menurut James D. Mooney. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. c. Organisasi Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan suatu sIstem aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Organisasi adalah suatu struktur formal dan stabil yang membutuhkan sumberdaya dari lingkungan dan memprosesnya untuk menghasilkan output / keluaran. Definisi teknis ini berfokus pada tiga elemen yaitu modal, tenaga kerja dan informasi. Modal dan tenaga kerja merupakan faktor produksi utama yang disediakan oleh lingkungan. Organisasi mengubah input menjadi produk dan jasa pada fungsi suatu produksi suatu proses yang mengubah modal dan tenaga kerja ke suatu produk. Produk dan jasa selanjutnya dikonsumsi oleh lingkungan.

E. KONSEP SUBSISTEM INFORMASI ORGANISASI SIM merupakan upaya organisasi pertama yang tujuan utamanya adalah menyediakan informasi bagi manajemen. Ternyata di dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi menyediakan juga informasi bagi orang orang selain para manajer. Ketika suatu organisasi semakin memiliki pengalaman dalam menerapkan rancangan SIM yang mencakup kebutuhan seluruh organisasi, para manajer di wilayah wilayah tertentu, baik di tingkat pusat maupun daerah, mulai menerapkan konsep sesuai kebutuhan yang mereka perlukan. Sistem informasi mulai akan 9

memasuki wilayah yang sudah tersegmentasi, yang dapat disebut sebagai sub sub sistem SIM yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Sebagai contOh pada tataran organisasi pemerintah pusat sudah mengimplementasikan beberapa aplikasi sistem informasi antara lain : 1. Sistem akuntasi keuangan Negara ( SKAN ) 2. Sistem akuntasi barang milik Negara ( SABMB ) 3. Sistem akuntansi keuangan daerah ( SAKD ) 4. Sistem Informasi Kependudukan. 5. Sistem informasi kepegawaian dan pengembangan pengembangan sub sub system tata kelola pemerintah. 6. SIstem Nomor Induk Siswa Nasional ( NISN )

mSistem Informasi Teknologi Sistem Informasi Pel

Sistem Sistem Informasi Informasi Kepegawaian Keuangan Sistem Informasi iinve Iin

Gambar di atas memperlihatkan pembagian SIM menjadi subsistem subsistem organisasi walaupun tampak adanya garis garis pemisah yang jelas, sebenarnya secara fisik tidak ada yang memisahkan satu dengan yang lainnya. Sebagian besar database yang digunakan oleh suatu subsistem organisasi dapat juga digunakan oleh yang lain, dan banyak juga yang berbagi perangkat lunak (software) . Sistem sistem informasi organisasi merupakan suatu cara berfikir logis, bukannya fisik tentang SIM.

10

F. PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ( SIM ) Konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer. Sebelum pertengahan abad ke -20, pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal dengan sistem informasi akuntansi. Namun demikian para pengguna khususnya dilingkungan perusahaan masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik ( PDE ). Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuity dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen

memperkenalkan konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen. Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaan anggaran, pembiayaan dan penerimaan Negara. Namun demikian, para pengguna yang mencoba SIM pada tahap awal menyadari bahwa penghalang terbesar justru datang dari para lapisan manajemen tingkat menengah. Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan, misalnya : 1. Kurang fahamnya para pemakai tentang komputer. 2. Kurang fahamnya para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen. 3. Relatif mahalnya harga perangkat komputer. 4. Terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan manajer. Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keen dari Massachussets Institut of Technology ( MIT ) mengenalkan konsep baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support System DSS ). DSS adalah

11

sistem yang menghasilkan informasi yang ditujuan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer. Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaitu Otomatisasi Kantor ( office automation AO ), yang memberikan fasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas para manajer dan staf kantor melalu pengunaan peralatan elektronik. Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial Intelligence ( AI ), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisa diprogram untuk melakukan proses logik menyerupai otak manusia. Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah expert System ( ES ), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai spesialis dalam area tertentu. Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI merupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakan komputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

12

BAB III PEMBAHASAN A. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Pengembangan Sistem Informasi Manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana strategik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana strategik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 sampai 5 tahun. Masukan ( input ) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup : a. kebutuhan strategik organisasi. b. Aspek legal pendukung organisasi. c. Masukan kebutuhan dari pengguna. Sistem strategik dijabarkan dalam : 1. Visi dan Misi ; Strategi pengembangan sistem membutuhkan keputusan politik dari pimpinan tertinggi yang telah dijabarkan dalam strategi aktivitas organisasi. 2. Analisis Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan kompetensi yang dimiliki. Analisis Tupoksi akan mengarah pada seberapa jauh pencapaian kinerja organisasi dapat dicapai, dengan menggunakan trend trend penting, resiko resiko yang harus dihadapi dan potensi peluang yang dimiliki ( menggunakan analisis SWOT ). Analisis kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas organisasi yang terdiri dari 4 hal yaitu : sumberdaya, infrastruktur, produk layanan / jasa dan kepuasan pelanggan / masyarakat yang dilayani.

B. MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM Pendekatan suatu pengembangan sistem yang sederhana, lebih dikenal sebagai model air terjun ( waterfall madel ). Model air terjun ini mendeskripsikan alur proses pengembangan sistem informasi seperti tampak pada gambar di bawah ini :

13

Spesifikai Kebutuhan Analisis Perancangan

Implementasi & Pengetesan Unit Integrasi Pemeliharaan

Pekerjaan pengembangunan sistem dengan model air terjun dimulai dengan pembuatan spesifikasi kebutuhan suatu sistem. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh orang yang memesan sistem atau pengembang yang bekerja sama dengan pemesannya. Setelah spesifikasi kebutuhan ini selesai, lantas dilakukan suatu analisis dan deskripsi logika sistem. Atau, analisis dan deskripsi logika sistem dibuat secara bersama sama dengan spesifikasi kebutuhan. Model air terjun ini memberi penekanan bahwa seseorang harus menyelesaikan suatu tahap sebelum masuk tahap berikutnya. Model air tejun ini telah memberikan pengaruh besar pada metode rekayasa perangkat lunak. Model ini sebenarnya tidak pernah dimaksudkan untuk dilaksanakan secara kaku pada saat pertama kali diperkenalkan. Akan tetapi, belakangan disadari bahwa model air terjun ini harus direvisi agar benar benar menggambarkan siklus pengembangan sistem. Problema utama air terjun ini dalam kebanyakan kasus masalah pada tahap pemeliharaan. Dalam kenyataannya, tahap pemeliharaan mengandung juga spesifikasi kebutuhan, analisis, dan perancangan baru berikutnya. Karena itu, berbagai model baru dikembangkan untuk menggambarkan kenyataan tersebut. Diantara berbagai model yang ada, model yang paling popular adalah model spiral. Model spiral dapat menggambarkan bagaimana suatu versi dapat dikembangkan secara bertingkat ( incremental ).

14

Disamping itu, R.Eko Indrajit di dalam bukunya Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, menyatakan bahwa pengembangan sistem informasi dapat dikategorikan dalam tiga kelompok besar, yaitu : Kelompok pertama adalah proyek yang bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi ( mulai dari pengadaan dan instalansi komputer sampai dengan perencanaan dan pengembangan infrastruktur jaringan LAN dan WAN ). Kelompok kedua adalah implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan di perusahaan, mulai dari perangkat lunak kecil seperti produk produk ritel Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi yang berbasis teknologi tinggi. Kelompok ketiga adalah perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus ( customized software ), baik oleh internal organisasi maupun kerja sama dengan pihak luar, seperti konsultan dan software house.

C. PENGGUNA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI Sebagai pengguna Sistem Informasi Manajemen, tingkatan manajemen ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan : a. Manajer tingkat perencanaan startejik ( strategic planning ), merupakan manajer tingkat atas, seperti para jajaran Menteri, para eselon I, dimana keputusan keputusan yang dibuatnya berkenaan dengan perencanaan stratejik, yang

15

meliputi proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi organisasi. b. Manajer tingkat pengendalian manajemen ( manajer control ) yang dikenal juga dengan istilah manajer tingkat menengah,mempunyai tanggungjawab untuk menjabarkan rencana stratejik yang sudah ditetapkan dalam pelaksanaanya dan meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini misalnya pejabat eselon II, kepala kantor wilayah,Kepala Dinas, dan eselon III, Kepala Bagian / Bidang. c. Manajer tingkat pengendalian operasi ( operasional control ) merupakan manajer tingkat bawah, misalnya eselon IV dan V, bertanggungjawab untuk

melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan oleh manajer tingkat menengah, yang terwujud dalam operasi atau kegiatan organisasi. Penggolongan manajer menurut tingkatnya mempunyai pengaruh signifikan dalam mendesain sistem informasi yang berkaitan dengan sumber informasi, cara penyajian, dan jenis keputusannya. Manajer tingkat perencanaan strategik akan lebih banyak menerima informasi yang berasal dari lingkungan luar organisasi daripada informasi intern, dan sebaliknya untuk manajer tingkat bawah. Dari segi penyajiannya, manajer tingkat atas lebih menyukai informasi dalam bentuk ringkas, bukan detil. Sebaliknya, manajer tingkat bawah lebih menekankan pada informasi detil bukan ringkas. Sedang berdasarkan jenis keputusan yang diambil, keputusan yang dibuat oleh manajer tingkat atas lebih tidak terstruktur dibandingkan keputusan yang diambil oleh manajer tingkat yang lebih rendah. Keputusan yang terstruktur merupakan keputusan yang sifatnya berulang ulang dan rutin sehingga unsur unsurnya lebih mudah dimengerti. Contoh dari keputusan ini misalnya adalah keputusan tentang kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala dan lain sebagainya. Sebaliknya untuk keputusan yang tidak terstruktur, keputusan ini tidak mudah untuk didefinisikan dan biasanya lebih banyak membutuhkan informasi dari lingkungan luar. Pengalaman dan pertimbangan manajer sangat penting dalam pengambilan keputusan yang tidak terstruktur. Keputusan terstruktur akan lebih mudah dikomputerisasikan dibandingkan dengan keputusan yang tidak terstruktur.

16

Walaupun terdapat perbedaan tingkat manajemen dan area fungsinya, pada dasarnya manajer melaksanakan beberapa fungsi dan memainkan peran yang sama dengan berbagai variasi penekanannya. Suatu hal yang perlu ditekankan bukan hanya para manajer yang memperoleh manfaat dari Sistem Informasi Manajemen. Pegawai dalam posisi non manajer maupun staf ahli juga menggunakan output yang menggunakan Sistem informasi manajemen. Demikian juga para pengguna yang berada di luar institusi / Lembaga. Para pengguna menerima manfaat berupa informasi jenis layanan yang dihasilkan oleh suatu institusi seperti kantor dinas Pariwisata yang menginformasikan daerah tujuan wisata yang sudah dikelola dengan baik dan layak untuk dikunjungi, para pembayar pajak dapat mengetahui penggunaan sebagian konstribusi mereka kepada Negara untuk membangun fasilitas umum, dan pihak pemerintah dapat mengetahui laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan publik, dan kewajiban mereka membayar pajak. Jadi istilah Sistem Informasi Manajemen sebenarnya tidak memberikan gambaran yang menyeluruh, bahwa sasaran informasi yang dihasilkan semata mata untuk para manajer. Sistem Informasi Manajemen bukanlah suatu sistem yang memproduksi informasi manajemen, melainkan informasi untuk mendukung pemecahan masalah. D. MANFAAT PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BAGI ORGANISASI Ada beberapa manfaat jika sistem informasi dibuat oleh pengguna sistem informasi dalam organisasi. Beberapa manfaat tersebut adalah : a. Bebas sumber daya sistem informasi. Pengembangan sistem seperti ini tidak membutukan sumber daya sistem informasi. Setidaknya pengembangan sistem informasi dalam menghasilkan laporan khusus dari data dalam file komputer yang ada. b. Mengurangi penundaan pengembangan sistem. Pengembangan sistem ini juga mengurangi penundaan sistem yang menunggu pengembangan, baik dengan memindahkan beberapa proyek, atau dengan meningkatkan kapasitas pengembangan secara efektif oleh bagian sistem informasi. c. Mengurangi jeda waktu. Dengan cara ini, waktu dapat dihemat dibandingkan jika menggunakan pendekatan tradisional. 17

d. Sesuai dengan budaya organisasi. Jika bagian dari organisasi yang besar memiliki budaya yang berbeda beda, maka pengembangan sistem yang sentralisasi sulit untuk menyesuaikan diri. e. Mendorong inovasi. Pengembangan sistem seperti ini akan mendorong inovasi dalam hal penggunaan teknologi informasi dengan mengurangi hambatan birokrasi, kendala sumberdaya, dan hambatan waktu. E. KELEMAHAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BAGI ORGANISASI Beberapa kelemahan yang mungkin timbul dalam pembuatan sistem adalah : a. Duplikasi dan membuang buang sumber daya. Jika beberapa orang dalam bagian organisasi dapat membuat sistem yang mereka butuhkan,lalu setiap orang mungkin memutuskan untuk membuata sistemnya sendiri dengan hardware dan software yang sesuai dengan keinginaannya. dalam hal seperti ini, akan terjadi duplikasi dan membuang buang sumber daya. b. Meningkatkan biaya. Pimpinan puncak dapat kehilangan kontrol dalam hal pengeluaran untuk teknologi informasi. c. Kehilangan kontrol terhadap data. Hal ini dapat terjadi ketika setiap orang membuat sistemnya sendiri sementara kontrol terhadap data kurang. d. Kualitas sistem yang rendah. Sistem yang dibuat mungkin kualitasnya relatif kurang, karena ketidaktahuan pembuat sistem akan aspek keamanan data, kerusakan dan backup data. e. Biaya kesempatan dari waktu manajer. Karena keasyikan dalam membuat sistemnya sendiri, manajer mungkin akan lupa pada tugas utamanya. f. Pemeliharaan sistem. Karena pembuatan sistem seperti ini umumnya tidak terdokumentasi dan rancangannyapun tidak seragam, permasalahan sistem mungkin menjadi masalah, terutama jika pengguna meninggalkan organisasi. g. Ketidaksesuaian dalam mencegah penyebaran data. Jika setiap orang dapat membuat keputusan sendiri sendiri tentang sistem software, hardware yang dikembangkan,dan bagaimana mereka menggunakan data, maka organisasi dapat terpecah pecah menjadi banyak bagian sistem informasi yang tentunya merugikan masyarakat.

18

F. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Namun didasari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya dengan baik. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecahan masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu menigkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur ataupun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja. Ada dua alasan penting mengapa menajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusan, 1. Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama di tingkat atas untuk mengambil keputusan startegis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang startegis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan atau pada situasi yang tidak terstruktur. Contoh : Terkait dengan kelangkaan BBM di beberapa wilayah di Indonesia telah mendorong upaya beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan penimbunan. Untuk itu manejemen di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) sebagai lembaga pangatur yang bertanggungjawab untuk memerintahkan Pertamina yang mengelola BBM harus dengan cepat mengambil keputusan yang strategis atas gejala penimbunan shingga dapat mengatur strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi kelangkaan dan penimbunan.

19

2. Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti. Manajemen disini di dorong untuk bagaimana mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan beberapa tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung manajemen yang untuk disiapkan, maka hal ini akan dan lebih proses memungkinkan mendapatkan pelaporan

pengambilan keputusan yang lebih baik. Selain dua alasan yang dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi sistem informasi manajemen yang ada, yaitu : a. Untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia adalah karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan, b. Untuk mengatasi kelemahan kelamahan sistem informasi manjemen yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas. c. Untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan. d. Untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya. Banyak sistem pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang ada. Beberapa sistem pendukung tersebut adalah : 1). Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan / Decision support System ( DSS ). Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model model dan alat alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar ( powerfull ) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur. 20

DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki kemampuan tinggi untuk analisis data penting. Dengan kata lain, DSS menggabungkan sumber daya intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak untuk menggantikan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusan. 2). Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan / Group Decision Support System ( GDSS ). GDSS merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif untuk memudahkan pencapaian solusi oleh sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang sifatnya tidak terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang ( kelompok orang ). Permasalahan yang perlu digarisbawahi untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekelompok orang antara lain adalah banyaknya para pengambil keputusan. Waktu yang harus dialokasikan, dan meningkatnya peserta yang ada. GDSS memberikan dukungan pada pemecahan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi bagi anggota yang tergabung dalam kelompok. 3). Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif / Executive Support System ( ESS ). ESS menyangkut juga sistem komunikasi, otomatisasi kantor, dukungan analisis, dan intelejensia. ESS dibangun terutama untuk menyajikan gambaran operasional suatu organisasi; melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak; menyajikan tampilan yang akrab di pengguna, sesuai dengan tipe keputusan individu, menyajikan penelusuran dan pengendalian yang tepat waktu dan efektif; meyajikan akses cepat atas informasi rinci dengan teks, angka, atau grafik. mengidentifikasi masalah; serta menyaring, mengkompres, dan melacak data dan informasi dan

21

komunikasi. Satu kemampuan utama ESS adalah kemampuan menyajikan data rinci atas informasi ringkas. 4). Sistem Pakar / Expert System Para ahli atau pakar biasanya memiliki pengetahuan ( knowledge ) dan pengalaman khusus untuk masalah tertentu. Mereka faham betul alternatif pemecahan, kemungkinan keberhasilannya, serta keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul. Mereka biasanya digunakan oleh instansi untuk memberi nasehat atas masalah tertentu, seperti pada Departemen Pertahanan masalah pembelian peralatan militer yang teknologinya canggih, penyelesaian tuntutan pembubaran bisnis TNI. perampingan / reorganisasi departemen, dan strategi komunikasi dengan media massa. ES mencoba untuk meniru pengetahuan pakar tersebut. Sistem ini biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan keputusan atas suatu masalah yang kompleks. secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan maslah spesifik atau terbatas, yang kemampuan pemecahannya dapat sama atau melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar. Keempat sistem pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara. Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur prosedur pengambilan keputusan tertentu. Contoh : Penentuan sistem distribusi BBM agar kelangkaan di pasar dapat segera diatasi, penetapan harga eceran tertinggi untuk tetap menjaga pasar mendapatkan jumlah persediaan yang paling tepat pada saat dibutuhkan. menjaga persediaan pada jumlah yang paling optimal dan memaksimalkan permintaan pengguna dan menjaga tingkat kelancaran distribusinya. Sistem pendukung ini juga mampu untuk menyajikan informasi atas berbagai aspek untuk pengambilan keputusan pada situasi yang beragam. Akhirnya, sistem pendukung ini juga akan menstimulir inovasi dalam pengambilan keputusan dengan menggali berbagai alternatif solusi yang ditawarkan. Kemampuan menggali hasil dari alternatif skenario yang ditawarkan, penggunaan informasi yang tepat dan akurat, dan penyajian berbagai alat bantu untuk memudahkan proses pengambilan keputusan pada akhirnya

22

dapat membantu para manejer dalam membuat keputusan yang akan membantu aktivitas yang ada dalam mencapai tujuannya yang stategis. Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan ( design ), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file komputer maupun non komputer. Pada tahap pemahaman hubungannya dengan SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem informasi sendiri harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah masalah tersebut dapat ditangani. Pada tahap ini juga perlu ditetapkan kemungkinan kemungkinannya. Dukungan SIM memerlukan suatu data base dengan data masyarakat, saingan dan intern ditambah metode untuk penelusaran dan penemuan masalah masalah. Pada tahap perancangan ( design ), kaitannya dengan SIM adalah membuat model model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsi pemecahan pemecahan alternatif. Model model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif altenatif. Dukungan SIM terdiri dari dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian kembali data base. Pada tahap pemilihan, SIM menjadi efektif apabila hasil hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian. Dukungan SIM pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai model keputusan melakukan analisis kepekaan ( analisis senstivitas ) serta menentukan prosedur pemilihan. Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu 23

data base yang lengkap, kemampuan pencarian kembali data base, perangkat lunak statistika dan analitik lainnya, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model model keputusan. Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman yang menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman disini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada proses pemilihan. Sering orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil keputusan, ini merupakan suatu pernyataan yang keliru dan tidak mengetahui letak peranan komputer serta bagaimana suatu proses pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat diambil atau dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, manusia pengambil keputusan harus menjadi bagian dari suatu pemilihan. Suatu aturan keputusan atau suatu program komputer hanya mambantu dengan memberikan dasar untuk suatu keputusan, akan tetapi pemilihan keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan komputer mengambil keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa beberapa keputusan dapat diprogramkan,sedangkan keputusan keputusan yang lain tidak. Hal ini mengingatkan bahwa klasifikasi tentang keputusan terprogram dan tidak terprogram sangat penting untuk perancangan SIM. Ada suatu kecenderungan diantara para perancang SIM untuk beranggapan, bahwa suatu pusat data ( data base ) saja akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang berperan penting, yaitu : a. data b. model atau prosedur keputusan c. pengambilan keputusan itu sendiri. Oleh karena itu pengambilan keputusan dapat dapat diperbaiki dengan data yang baik, model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik ( lebih terlatih, lebih banyak pengalaman dan sebagainya ). Pada dasarnya, suatu sistem informasi memiliki sifat yang hampir sama dengan sistem produksi yang mengkonversikan bahan baku menjadi produk yang mungkin langsung digunakan oleh konsumen atau menajdi bahan baku untuk fase

24

konversi berikutnya. Sistem informasi mengkonversi data kasar menjadi suatu laporan yang dapat dipakai atau manjadi input untuk proses lanjutan. Banyak manajemen yang tidak puas dengan sistem informasi mereka dan secara tajam langsung menyalahkan sistem komputer. Tiga alasan yang dapat menimbulkan hal ini adalah : 1. Besarnya harapan yang tidak terpenuhi. 2. Tidak tepatnya analisis sistem 3. Sindroma komputer, yaitu anggapan bahwa komputer mampu menanggulangi segala kelemahan manajemen. Komputer hanya dapat dimanfaatkan bila telah dianalisis berdasarkan perbandingan biaya dengan efektivitasnya dan digunakan secara layak. Kenggulan komputer sebagai suatu alat terletak di dalam kemampuannya mengolah data yang banyak dan kompleks serta melakukan perhitungan perhitungan yang rumit dalam waktu yang singkat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan orang orang di dalam manejemen untuk bersikap terbuka dalam menyampaikan masalah masalah yang ingin dibantu pemecahannya dengan menggunakan komputer.

25

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN

1. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana strategik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana strategik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 sampai 5 tahun. Masukan ( input ) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup : a. kebutuhan strategik organisasi. b. aspek legal pendukung organisasi. c. masukan kebutuhan dari pengguna. 2. Sebuah organisasi, apalagi organisasi besar, yang memiliki jaringan transaksi yang cukup besar, sangat membutuhkan tersedianya informasi. Selain itu adanya departemenisasi dalam suatu organisasi, Kebutuhan informasi bukan merupakan persoalan yang sederhana. Kebutuhan informasi bukan hanya berkaitan dengan relasi di luar organisasi, tetapi juga berkaitan dengan personil yang ada pada departemen dalam organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan koordinasi dan komunikasi yang sistemik. Semakin kompleksnya kegiatan dan berkembangnya unit / satuan / departemen yang ada dalam suatu organisasi, semakin mempersulit koordinasi dan komunikasi apabila tidak diciptakan suatu sistem. Apabila hal itu terjadi, maka akan menimbulkan kesulitan dalam pengambilan keputusan.

26

DAFTAR PUSTAKA Husein, Muhammad Fakhri, dan Wibowo Amin. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta. UPP AMP YKPN. Indrajit, Eko. R. 2006. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Jakarta.Elex Media Komputindo. Siagian Sondang.2001. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta. Bumi Aksara.

27

Anda mungkin juga menyukai