Anda di halaman 1dari 3

Khonghucu dan Konfusianisme 1. Apakah Konfusianisme itu?

Konfusianisme adalah kemanusiaan, suatu filsafat atau sikap yang berhubungan dengan kemanusiaan, tujuan dan keinginannya, daripada sesuatu yang bersifat abstrak dan masalah teologi. Dalam Konfusianisme manusia adalah pusat daripada dunia: manusia tidak dapat hidup sendirian, melainkan hidup bersama-sama dengan manusia yang lain. Bagi umat manusia, tujuan akhirnya adalah kebahagiaan individu. Kondisi yang diperlukan untuk mencapai kebahagiaan adalah melalui perdamaian. Untuk mencapai perdamaian , Khonghucu (Confucius) menemukan hubungan antar manusia yang meliputi Lima hubungan (Ngo Lun) berdasarkan Cintakasih dan Kewajiban. Peperangan harus dihindarkan; dan Persatuan Besar dari seluruh dunia harus dikembangkan. 2. Mengapa kita perlu mengetahui Konfusianisme? Untuk memahami kebudayaan masyarakat Asia Timur yang pada saat ini merupakan hampir seperempat bagian dari penduduk dunia, mempelajari Konfusianisme adalah suatu keharusan. Konfusianisme adalah warisan dari Timur, suatu bentuk budaya yang mekanismenya untuk mengawasi tingkah laku masyarakat tersebut yang dilahirkan dan dibesarkan dibawah pengaruh budaya Konfusianisme yang menekankan pada kehidupan keluarga dan perkembangan pribadi. Budaya Konfusianisme ini adalah dasar yang unik dari tingkah laku/sikap masyarakat di Asia Timur, seperti halnya Kristen yang merupakan inti dari sikap masyarakat di Barat. Saat ini kita tidak dapat melupakan orang Asia-Amerika. Berdasarkan harian Washington Post, "Meskipun Orang Asia-Amerika hanya merupakan 2.4 persen dari populasi negara, mereka merupakan 17.1 persen mahasiswa di universitas Harvard, 18 persen di Massachussets Institute of Technology dan 27.3 persen di Universitas California -Berkeley. Di Universitas California- Irvine, 35.1 persen dari mahasiswanya adalah orang Asia-Amerika, bahkan perbandingan class barunya lebih tinggi : 41 persen. Sifat kerja keras orang-orang Asia merupakan warisan Konfusianisme secara umum, filsafat 5 abad sebelum masehi, orang Bijaksana dari Cina yang mengajarkan orang untuk menjadi sempurna hanya melalui pendidikan dan latihan (praktek). Khonghucu (Confucius) bukan hanya merupakan karakter pada masa lalu, beliau adalah kenyataan hidup dari masayarakat tersebut." Khonghucu berkata: "Orang dilahirkan dalam keadaan yang sama, dan tidak seharusnya ada perbedaan/diskriminasi dalam hal pendidikan," tetapi tanpa usaha tidak seorangpun dapat mencapai hasil. R.MacFarquhar adalah terlalu sensitif terhadap orang Asia ketika dia mengatakan bahwa selama 200 tahun sejak revolusi industri berlangsung, orang Barat mendominasi dunia, tetapi saat ini dominasi itu terancam, khususnya oleh warisan dari Asia TimurKonfusianisme yang sejauh ini telah memberikan bukan hanya kenyataan ekonomi, politik, dan tantangan militer. Konfusianisme akan dilahirkan kembali sebagai suatu sintesa baru dengan nilai waktu lebih sedikit, menjadi muda, dan memberikan era baru suatu era penyatuan antara warisan dari Timur dan Barat sebagai suatu warisan baru bagi

semua umat manusia untuk masa seribu tahun. Inilah waktunya untuk melihat kembali Konfusianisme, dan mendorong penelitian tentang Konfusianisme di Barat seperti halnya di Timur. Melalui penelitian ini , Timur dan Barat, keduanya mencari dasar umum untuk dialog tentang masa depan dunia, dapat belajar dari dan membantu satu sama lain, dan bekerja bersama-sama untuk dunia yang lebih baik lagi, bukan melalui cara konfrontasi, melainkan saling bekerjasama untuk mencapai perdamaian dan kebahagian masa seribu tahun mendatang. 3. Siapakah Khonghucu (Confucius) ? Khonghucu (Confucius) pertama kali diperkenalkan oleh orang Barat sebagai Filsuf dari Cina yang berkembang sekitar lima ratus tahun sebelum datangnya Juru Selamat Yesus Kristus. Ajaran Khonghucu merupakan latihan sebagai bentuk pengaruh, jika cara hidup orang Timur di gambarkan dengan satu kata adalah "Konfusian". Khonghucu adalah manusia, manusia bagi semua dan yang paling bijaksana dari orang bijaksana. Beliau tidak menganggap dirinya sebagai seorang nabi, tetapi pengabdian dari seluruh kehidupannya untuk menyelamatkan umat manusia seperti misi Tuhan. Khonghucu berjanji bagi orang yang mengikutinya tidak akan menjadi kaya raya, tidak ada rahasia untuk memperluas kekuatan dan kekayaan. Kecuali emas dan kemuliaan/keagungan, dia hanya berbicara tentang impian/dambaan. Khonghucu berbicara dan hidup dan mendambakan dimana ada kebahagiaan di dunia ini, kebaikan dan perdamaian yang akan menggantikan kesengsaraan, kejahatan, dan peperangan. Impiannya tidak melulu dunia yang telah lalu seperti itu atau kemungkinannya; dia mendambakan dunia yang seharusnya demikian. Khonghucu adalah orang yang tidak pernah memimpin tentara, memerintah kerajaan, atau menaklukan sebuah negara, melainkan membentuk aliran sejarah manusia dan mendirikan suatu sistim daripada citacita lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu (Benneth Sims). Ketika saya memulai membaca tentang Khonghucu . Saya menemukannya sebagai seorang puitis dan moralis yang berhubungan dengan agama; koleksi simpanannya adalah Analect (Kitab Lun Gi) nampaknya menurut saya sesuatu yang kuno dan tidak relevan. Kemudian dan dengan penekanan tambahan. Saya menemukannya sebagai seorang pemikir yang sangat dalam dan dengan pandangan imajinasi dari manusia yang sama dengan kehebatannya dari apa yang saya ketahui. Tambahan lagi saya menjadi yakin bahwa Khonghucu dapat menjadi guru kami pada saat ini - seorang Guru Besar, bukan hanya seorang yang hanya memberikan sesuatu yang sedikit tentang pandangan luar biasa pada cita-cita yang sudah ada sekarang. Beliau mengatakan kepada kita sesuatu yang tidak dikatakan ditempat lain; sesuatu yang perlu dikatakan. Beliau mempunyai pelajaran baru untuk diajarkan (Herbert Fingarette). 5. Rencana Perdamaian Khonghucu Menghapuskan peperangan adalah keinginan utama dari Khonghucu dan muridmuridnya. Ketika berada disebuah taman di Nung (bukit Long San), Khonghucu bertanya kepada murid-muridnya, Zilu (Cu Lo), Zigong (Cu Khong) dan Yan Yuan (Gan Yan), pada diskusi tentang perdamaian dunia. Cu Lo mengusulkan perang untuk mengakhiri semua peperangan, sementara Cu Khong mengusulkan cara diplomasi untuk mengakhiri

malapetaka di dunia. Khonghucu lebih cenderung kepada rencana perdamaian Gan Yan ketika Gan Yan mengatakan bahwa dia berharap mempunyai seorang raja yang dapat menjadi penerang atau penguasa yang bijaksana dan membantunya untuk mendidik rakyat dengan Kesusilaan dan Musik. Dia berharap tembok kota tidak perlu diperbaiki; selokan dan parit di sekeliling benteng tidak akan dilalui oleh musuh, dan pedang serta tombak harus dimusnahkan untuk membuat mata bajak; kuda-kuda dan binatang peliharaan dilepaskan di dataran dan ditambat; rumah dan keluarga tidak punya pikiran untuk terpisah dan kehilangan ; dan selama seribu tahun disana tidak akan ada lagi kesengsaraan akibat peperangan dan pertentangan. Dari peristiwa tersebut di atas dapat kita ambil suatu makna bahwa Khonghucu selalu menginginkan adanya kedamaian dan tidak ingin menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan, melainkan dengan memberikan pendidikan dan teladan yang benar kepada rakyat. Sebab pendidikan adalah sangat penting untuk menjadikan manusia agar memiliki ilmu pengetahuan juga sekaligus membentuk sikap moral dan watak yang sesuai dengan kemanusiaan. 5. Ajaran Khonghucu Konfusianisme bukan satu-satunya yang disebut agama. Khonghucu sendiri sangat percaya kepada Tuhan dan mengajarkan Tao-nya yang membimbing umat manusia ke Jalan yang terang, dengan cara ini akan menyatu/manunggal dengan Tuhan, dengan tanpa mempertujukkan orang dapat membuktikannya; dengan tanpa menggerakkan orang membuat perubahan, dan tanpa berusaha orang dapat memperoleh hasil akhirnya. Ajaran Khonghucu adalah yang paling suci diantara ajaran suci, dan mungkin di atas semua agama dan tidak pernah bertentangan dengan mereka. Beliau percaya bahwa semua orang di dunia ini adalah bersaudara di bawah Tuhan Yang Esa.

Anda mungkin juga menyukai