Anda di halaman 1dari 11

Pandangan Anies Baswedan Terhadap Mahasiswa Indonesia

REP | 21 April 2011 | 15:24 Dibaca: 6608 Komentar: 5 Nihil

source: Wikipedia Siapa yang tak mengenal sosok alumni sekaligus tokoh pemuda Nasional yang sekarang menjadi Rektor Universitas Paramadina ini? Yah, semua orang pasti sudah mengenalnya. Anies Baswedan Ph.D. Ayah 4 anak ini lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Beliau lulus dari Fakultas Ekonomi UGM pada tahun 1995. Beliau melanjutkan pendidikan master di University of Maryland. Lulus sebagai master, ia mendapatkan beasiswa dari Northern Illinois University untuk program doktoral. Pada tanggal 15 Mei 2007 beliau dilantik menjadi rektor Universitas Paramadina, sekaligus memcahkan rekor sebagai rektor termuda di Indonesia pada tahun itu.( 38 tahun). Pada tahun 2005, Anies Baswedan menjadi direktur riset pada The Indonesian Institute. Kemudian pada 2008, ia mendapat anugerah sebagai 100 Tokoh Intelektual Muda Dunia versi Majalah Foreign Policy dari Amerika Serikat, berada pada jajaran nama-nama tokoh dunia antara lain tokoh perdamaian, Noam Chomsky, para penerima penghargaan Nobel, seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen.Kemudian, pada April 2010, Anies

Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang akhir April 2010.Majalah bulanan berbahasa Jepang itu menilai bahwa Anies adalah tokoh yang merupakan salah satu calon pemimpin Indonesia di masa mendatang. Disela-sela kesibukannya yang padat, Sabtu, 16 April yang lalu penulis mendapatkan kesempatan langsung untuk mewawancarai beliau dikediaman keluarganya di Jogjakarta, di Jalan Kaliurang. Penulis melakukan tanya jawab, meminta pandangan beliau terkait mahasiswa, organisasi, pergerakan mahasiswa dan kepemimpinan. Berikut cuplikan wawancaranya dengan rektor yang minta dipanggil Mas Anies ini : Menurut Mas Anies, Mahasiswa yang aktif berorganisasi itu baik atau tidak? Masa mahasiswa adalah masa belajar di fase terakhir dari struktur pendidikan formal di Indonesia, bila Anda sudah sampai mahasiswa Anda pasti sudah SMA dan seterusnya, jadi ini fase terakhir. Kenapa saya sebut demikian? Karena sesudah itu maka Anda akan berada di crossing road, apakah Anda meneruskan ke jalur non -akademik atau akademik. Bila Anda meneruskan ke jalur non-akademik mungkin Anda bisa bekerja diwilayah Anda masing-masing dan disitu mungkin Anda bisa meneruskan satu degree lagi, namanya master, master yang sifatnya professional untuk menopang keprofesian Anda. Misalnya Anda mengambil master bisnis atau mengambil master ilmu-ilmu terapan lain. Jika Anda masuk ke jalur akademik, karena namanya universitas maka Anda akan meneruskan ke jenjang master, menjadi Doctor lalu menjadi peneliti dan menjadi Scholar. Namun ini fase terakhir, untuk menjawab pertanyaan Anda, saya berikan outlinenya dulu nih.Jadi pertanyaannya kemudian ketika Anda melewati fase kuliah ini, Anda akan menjadi orang-orang bekerja tidak lagi belajar. Bekerja itu diperlukan kemampuan bukan sekedar prestasi akademik tapi dibutuhkan pengalaman, keterampilan untuk bisa memimpin, mengelola, bernegoisasi. Pengalaman berorganiasi selama kuliah, itu merupakan modal untuk bisa meniti karir kedepan dengan baik. Oleh karena itu saya sangat mendukung dan menurut saya sangat penting bagi anak-anak yang sedang kuliah untuk mengembangkan diri lewat organisasi. Jadi, saya selalu mengatakan, aktif dikampus, itu sebenrarnya sebuah kewajiban secara moral, secara hukum mengatakan itu tidak. Tapi Anda sebagai mahasiswa itu wajib. Kalau Anda tidak mengembangkan diri lewat organisasi sekarang, sesudah Anda lulus atau memulai berkarir saat itu Anda menyesal, kenapa dulu tidak aktif? Kenapa dulu tidak mengembangkan kepemimpinan? Dari pada Anda menyesal nanti, kerjakan, jadilah aktivis, tapi aktivis itu bukan demonstran, beda!. Lalu dengan begitu pentingnya aktif berorganisasi itu maka apakah ada porsi yang pas antara belajar dengan berorganisasi, 50-50 kah porsinya? Atau kita harus tetap mendahulukan kuliah dulu? Anda sebagai mahasiswa apa sih kewajiban mahasiswa ini? Kuliah, bukan? Itu bukan dinomorsatukan atau tidak, itu sesuatu yang harus dikerjakan jadi jangan katakan itu terpisahkan . Itu sudah hal yang harus dikerjakan. Jadi, Demikian juga dengan aktivisme, proporsinya akan tergantung penyesuaian pada suasanannya. Seperti Anda tanyakan seperti saya Mas anis, ingin menjadi suami atau ingin menjadi bapak? Gimana dong? Itu tidak bisa terpisahkan, dalam diri saya ini banyak menempel beberapa tugas, Anies sebagai anak, ayah, rektor, pengurus Fullbright

dan Anies sebagai penggagas gerakan Indonesia Mengajar. Saya tidak bisa kemudian mengatakan Mau yang mana? Semuanya harus dijalankan. Ada waktunya pada saat saya disini mengerjakan A B C D, itu yang saya harus bereskan dengan baik, saat saya di Jakarta dengan keluarga itu yang harus saya lunasi dengan baik. Jadi kebiasaan untuk memiliki multiple role tidak bisa dimulai saat Anda sudah lulus nanti tapi biasakan sekarang. Saat Anda tidak terbiasa dengan multiple role Anda akan selalu berpikirnya ini atau ini, ini atau ini, Anda harus bisa mengerjakan semuanya. Anda pernah melihat pemain juggler? Bisa tidak seorang juggler itu berkonsentrasi hanya satu bola saja? Ada masanya Anda mainkan satu bola terus kan? Ada masanya semuanya harus dikerjakan ada yang bisa 3 bola, 5 bola atau 10 bola. The more you practice managing multiple role the more experience you have dan Anda bisa mengerjakan itu tanpa harus melihat lagi Banyak orang berkata bahwa masalah yang melanda mahasiswa sekarang adalah krisis kepemimpinan dari mahasiswa sendiri dan juga krisis kepedulian. Tak sedikit ada juga beberapa pihak mengatakan buat apa berorganisasi?Kalau Mas anies sendiri bagaimana melihatnya? Seingat saya, dijaman saya juga begitu. Stop complain terhadap mereka-mereka yang tidak mau aktif. Lakukan kegiatan, lakukan sesuatu jika yang dikerjakan itu menarik yang bisa membuat mereka bergabung. Jangan pidatoi mereka dan jangan sebut mereka apatis.Bertindak demikian merupakan rumus untuk membuat mereka semakin jauh dari Anda. Kami dulu mengalami hal serupa, bukan hal yang baru. Ketika dulu semasa saya kuliah, ada beberapa kelompok mahasiswa yang bisa dibedakan berdasarkan pilihan kegiatan. Mahasiswa yang pertama adalah mahasiswa hedonis- konsumtif, jaman itu mereka adalah penikmat orde baru, mereka pergi kuliah naik mobil dijaman itu dimana kebanyakan mahasiswa hanya baru bisa naik motor , sepeda atau jalan kaki untuk menuju kampus. Yang kedua adalah mahasiswa profesional - individualis, kerjaannya kuliah saja tidak perduli yang lain, menyiapkan diri untuk masa depan, professional tapi individualis.Ketiga, mahasiswa kita istilahkannya asketis religius, asketis religius ini dipikirannya hanya agama saja. Keempat adalah mahasiswa yang aktivis, nilai minim, aktif sanasini. Kelima, mahasiswa yang istilah kita adalah protarian, merasa dirinya sebagai ekspresi kemiskinan, ekspresi penderitaan rakyat kecil, kita bisa lihat dari gaya baju, rambut dll. Selanjutnya ada mahasiswa yang kecendrungannya adalah melakukan kajian, lalu seakan-akan setelah melakukan kajian secara mendalam maka problem masyarakat itu selesai. Kegiatan kemahasiswaan kebanyakan hanya menampung kelompok yang organisator. Dulu perna saya dan kawan-kawan melakukan kegiatan penelitian tata niaga Cengkeh. Orang yang kita undang ialah tidak ada yang aktivis sama sekali melainkan orang-orang profesionalisindividualis, setelah mengikuti proses ini mereka lalu menjadi aktif. Hal nomor satu yang perlu diperhatikan ialah jangan melabeli mereka, seakan-akan mereka lebih rendah, jangan katakana mereka skeptis-apatis, Anda hanya akan mengisolasi diri sendiri, gerakan mahasiswa perlu mengajak orang luar untuk terlibat. Jadi, bagaimana menghadapi situasi ini? Situasi ini merupakan situasi yang terus dihadapi di jaman apapun juga. Hal penting yang harus dilakukan adalah buat gerakan kegiatan kemahasiswan menjadi kegiatan yang dirasa menarik untuk semua dan ini akan sedikit demi sedikit bisa merangsang orang terlibat. You are a leader if and only if you have followers. Anda pemimpin hanya dan jika hanya Anda punya

pengikut. Nah, ketika ada sebagian orang tidak mengikuti Anda maka jangan terburu-buru bilang yang tidak mau ikut itu jelek, dsb. Jadi, misalnya ketua BEM buat kegiatan yang kira-kira menarik buat mereka yang disebut apatis itu, cari dong, pastinya mereka juga punya minat, memangnya hanya duduk diam kuliah?, pastinya mereka juga ingin melakukan sesuatu, bukan? Menurut Mas Anies Seperti apa sih karakter pergerakan mahasiswa itu? Pergerakan mahasiswa mempunyai karakter moral yang jelas, hitam putih; benar-benar, salahsalah tidak ada area abu-abu dan mahasiswa memang harus begitu. Mahasiswa jangan takut, menurut saya A nggak ada masalah, Anda tidak mempunyai kepentingan apapun kalau benar Anda katakana benar kalau salah Anda katakana salah. Kedua, gerakan mahasiswa memiliki karakter intelektual, ini yang membedakan dengan gerakan-gerakan pemuda yang lain. Karenanya Anda harus berbicara dengan moral dan dengan ilmu, caranya pakailah data. Anda kalau marah yah harus pakai data tidak harus melakukan penelitian tapi yang penting ada punya data. Kalau misalkan Anda memprotes pemerintah menaikan BBM Anda harus bisa bilang kenapa mau protes, secara data Anda harus bilang ini menyebabkan kemiskinan bukan sematamata ini sebuah keputusan yang saya mau tentang!.Yang ketiga yaitu karakter keoposisian. Memang gerakan mahasiswa kakternya karakter oposisi. Bagi anak-anak aktivis gerakan mahasiswa, bisa berhasil mengorganisir 500 orang untuk berkumpul, berfikir dan bergerak itu prestasi, tapi, nanti usia Anda 40 tahun, Anda harus bisa mnghidupi 500 orang. Kalau Anda di usia 40 tahun hanya baru bisa mengorganisir 500 orang Anda mengalami stagnasi total. Ada peran dijamannya, di usia Anda itulah peran Anda, setelah ini peran Anda harus berbeda, saat itu Anda harus bisa bukan hanya menggerakan orang untuk protes tapi juga Anda harus bisa membebaskan orang agar bisa bebas sejahtera. Banyak yang bilang mahasiswa di jaman Orde Baru atau sebelumnya pernah memegang peranan penting di negeri ini, sebagai fungsi pengawasan katanya, mengawasi pemerintah. Kalau kita lihat sekarang, sepertinya ketajaman mahasiswa berkurang, aksinyatanya itu kurang. Menurut Mas Anies mana yang lebih baik mahasiswa dulu atau sekarang?. Kalau saya melihat, tiap jaman, peran dan fungsinya berbeda karena tantangannya lain, hari ini memang mahasiswa itu tidak menjadi Chanel artikulasi untuk melawan pemerintah karena sudah ada partai-partai, sudah ada kebebasan. Kalau dijaman orde baru, siapa coba yang mau melawan? Jadi ketika mahasiswa melawan pemerintah, menentang, mempromosikan demokrasi karena yang lain macet. Ketika yang lainnya lancar maka peran mahasiswa jadi berbeda, kan? Saya melihat peran gerakan mahasiswa itu ada dua; Peran kekinian dan peran masa depan. Yang ada bicarakan tadi adalah peran kekinian, peran kekinian itu apa? Kehadiran mahasiswa didalam konteks kehidupan berpolitik bernegara, Anda hadir disitu ikut mewarnai .Peran yang kedua adalah peran masa depan, Anda menjadi supplier pemimpin muda untuk Indonesia kedepan. Nah, kedua peran ini harus berjalan, yang peran kekinian itu bisa naik turun tergantung jamannya tapi peran supplier terus berjalan karena Anda adalah institusi-institusi supplier stock pemimpin masa depan, karenanya dalam masa ini bangun itu kepemimpinan, kalau tidak dibangun dari sekarang kita kekurangan stok nanti.

Terus Mas Anies, Kan sekarang itu berkembang partai-partai masuk ke kampus-kampus untuk rekruitmen. Menurut Mas Anies itu terlalu dini atau memang untuk mempersiapkan pemimpin muda? Pertanyaan Anda ini ada dua saya kira, yang pertama adalah ada bagaimana tentang partai yang masuk ke kampus dan yang kedua adalah tentang persiapan pemimpin muda dikampus. Untuk menjawab yang pertama, soal paratai masuk kampus, bebaskan kampus dari politik partisan, kenapa? Saya katakana tadi mahasiswa itu moral hitam putih, kalau partisan tidak, jika Anda underbow partai A Maka Anda akan berhitung 2-3 kali sebelum mengatakan setuju atau tidak, Anda akan cek apa kata partai saya. Sementara kalau Anda tidak partisan maka Anda akan nilai saja bener atau salah sesuatu itu. Disitu uji ketajaman moral bisa dilatih.Anda akan dapat pengalaman itu bila Anda sudah partisan, bila Anda partisan dengan partai yang memerintah apapun yang dikerjakan pemerintah Anda harus ikut bela, bila Anda partisan partai oposisi apapun yang dikerjakan pemerintah Anda harus ikut kritik. Disitulah letaknya kenapa menurut saya dalam usia pada fase mahasiswa jangan dimasuki oleh politik partisan, politik mahasiswa politik moral dan politik moral tidak mengenal partai, benar dan salah tidak punya partai, kalau Anda benar, pikiran Anda benar ,yah Anda benar kalau Anda salah yah Anda salah. Untuk menjawab pertanyaan kedua, kepemimpinan itu Anda menjadi pemimpin atau tidak bukan semata-mata Anda diberikan kesempatan atau tidak, tapi Anda membangun pengaruh atau tidak. Saya katakana bahwa you are a leader only if you have follower, if you have no follower , you are not a leader. Jika apa yang Anda pikirkan, ungkapkan dan Anda cita-citakan memiliki follower makan Anda adalah leader.Nah, sekarang kalau kita belum melihat pemimpin muda ,saya tanya pemimpin muda yang diikuti anak muda ada tidak? Mereka yang diikuti anak muda bukan mereka yang muda yang memiliki posisi. Pemimpin muda adalah pemimpin yang diikuti sebayannya. Anda pemimpin mahasiswa maka pertanyaannya Anda diakui tidak oleh sebaya Anda? Jika iya, yes, you are a leader. Anda mengatakan saya pemimpin muda apakah saya diakui oleh sebaya saya atau lebih muda dari saya, jika iya, saya seorang leader.Jadi bukan Anda punya posisi apa? Whats u make a leader is not position u got but your influence. Apa Mas Anies punya kiat-kiat untuk membangun leadership yang kuat dimasa kuliah sekarang ini? Tentu Anda bisa ikut training- training karena itu bisa membantu menstrukturkan apa yang harus dipelajari dalam leadership. Yang kedua ambil pengalaman untuk memimpin karena memimpin itu bukan pekerjaan yang secara teoritis bisa dengan mudah didefinisikan. Memimpin itu adalah pekerjaan yang membutuhkan keterampilan pengalaman. Anda mau belajar berenang? Saya ajak masuk diruang yang cagih, saya ajari Anda berenang disitu, alat simulasi yang luar biasa, lalu saya ajak Anda ke kolam renang, bisa Anda berenang? Bisa satu jam, habis Anda nyemplung Anda baru berenang, setelah itu Anda tunggu kemampuan berenang Anda. Saya selalu mengatakan belajarlah berorganisasi dan bermasyarakat di kampus karena kampus itu karakternya seperti kolam renang. Karekter kolam renang itu pakai bata, kedalamnnya terukur, tekanannya terukur, ombaknya tidak ada. Anda mau belajar berenang di Samudra

Pasifik? Kedalamanya tidak terukur, suhunya luar biasa dingin, ombaknya besar. Thats leadership challenge for the future, itu lah tantangan bagi masa depan Anda. Kebanyakan orang baru belajar berenang saat mereka sudah sampai samudra pasifik, bisa survive tapi bisa juga tenggelam. Kalau Anda belajar kepemimpinan di saat mahasiswa, Anda masih belajar di lingkungan yang masih terukur, kadar beban kepemimpinan Anda itu terukur, seperti Anda belajar berenang dikolam renang. Karenanya kalau mau belajar kepemimpinan lakukan sekarang, jangan nanti saat sudah selesai kuliah. Karena disana tantangannya sangat besar sekali, mendadak Anda baru belajar kepemimpinan saat tantangaannya sangat besar sekali, kalau Anda gagal maka Anda akan tenggelam. Kalau melihat tuntutan jaman saat ini, menurut Mas Anies, mahasiswa seperti apa yang dibutuhkan / diharapkan? Mahasiswa yang mengembangkan kompetensi dirinya dengan kompetensi skala global. Anda yang sedang kuliah sekarang, kembangkan komptensi Anda sehingga Anda bisa menjadi manusia warga dunia. Anda lulusan Fakultas Ekonomi UGM tapi Anda tidak harus bekerja di Jogja, Jakarta, Palembang dan Serang. Tapi Anda harus bisa bekerja di London, New York, Tokyo, Singapore, dan Frankfurt. Anda bisa kesana jika Anda bisa bermain dengan kompetensi skala global. Anda, tugas mahasiswa Indonesia hari ini adalah memiliki kompetensi sehingga Anda bisa berlaga dilevel global, karena masa depan kita berada dilevel global. Yang kedua mahasiswa Indonesia harus memiliki kepemimpinan yang kuat dan akar di rakyat Indonesia yang solid, Anda harus paham tentang Indonesia, jadi harapan saya bagi mahasiswa Indonesia sekarang memiliki kompetensi global dan pemahaman kecintaan terhadap Indonesia yang kuat. You can be, Anda bisa menjadi warga global tapi tetap Anda tetap orang Indonesia. Mungkin ada Harapan yang Mas Anies lebih tekankan ke mahasiswa Indonesia? Pesan saya, proyeksikan diri Anda ke masa depan, dan lihat hari-hari kedepan . Anda pernah buat CV? Saya minta mahasiswa menulis CV tahunnya 2031.Saya minta Anda proyeksi Anda dimasa depan 20 tahun lagi, Anda tulis CV seakan-akan sekarang adalah tahun 2031. Anda tulis dimana alamat Anda?, dari situ Anda bekerja dimana?, keluarga Anda seperti apa?, keluarga yang dibangun seperti apa?. Itu adalah proyeksi mimpi, kebanyakan kita menulis CV sebagai koleksi atas masa lalu, saya ingin Anda menulis CV sebagai blueprint masa depan. Saya selalu melihatnya kedepan , kedepan, dan kedepan terus, karena menurut sudut pandang saya, muda atau tua tidak ditentukan usia tapi pandangan. Jika Anda menengok masa lalu terus maka Anda adalah orang tua, berapapun usia Anda, jika Anda menengok kedepan terus maka Anda adalah muda, maka yang menentukan muda atau tua adalah pandangan kita bukan angka di KTP. Ada nasihat terakhir dari Mas Anies Baswedan sebelum kami pergi pulang, Your High GPA only give you an interview but after that your communication skill, Leadership, and systematically thinking determine your success ****************************************************************************** **********

ditulis Oleh Fadli Ariesta dan Rachmat Darma Putera ****************************************************************************** ********** Artikel ini merupakan salah satu konten dari banyak konten yang terdapat di majalah BEM FEB UGM 2011, selamat membaca :) Untuk mengetahui cerita dibalik interview ini, pembaca dapat mengecek situs ini : http://fadliariezta.tumblr.com/post/4718292387/wawancara-dengan-anies-baswedan-ph-d http://fadliariezta.tumblr.com/post/4801488423/part-2-wawancara-dengan-anies-baswedan-ph-d

Jilbab Bagai Punuk Unta, Seperti Inikah?


OPINI | 17 May 2012 | 23:19 Dibaca: 59 Komentar: 1 Nihil Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis tentang hal ini, tapi terkendala pada keraguan dan kebingungan, saya masih kurang berani. Tapi dipikir-pikir, suatu pendapat kalau tidak dikemukakan maka tidak akan pernah diketahui benar salahnya. Jadi, its just my opinion. Mohon dibenarkan kalau pendapat saya agak menyimpang. Jika kita mengklik di search engine nya Mbah Google jilbab punuk unta maka akan keluar sederet artikel ataupun tulisan yang mengulas bagaimana sebenarnya rupa dari jilbab punuk unta. Anda tentu kenal unta, bukan? Hewan padang pasir ini memiliki gundukan di punggungnya, lazimnya disebut punuk. Kadang punuknya cuma satu atau dua. Tergantung dari jenis unta tersebut.

Unta berpunuk satu/google.com Lalu, apa meaning dari jilbab punuk unta? Saya pun akhirnya ikutan penasaran. Tapi rasanya tidak etis kalau saya hanya membenarkan pendapat tanpa mencari lebih dahulu fakta dan sumbernya. So, mari kita mulai riset kita dari Maktabah Syamilah. Maktabah Syamilah adalah sebuah software yang berisi ribuan kitab hadits. And the research is starting

Pertama, saya mencari isi teks (matan) hadits dari sumber asli. Dan ini saya dapatkan di Shahih Muslim. Imam Muslim adalah Imam kedua dalam deretan ulama hadits yang diakui keabsahannya setelah Imam Bukhari. : Hadits ini bercerita tentang dua golongan ahli neraka yang Rasulullah tidak pernah melihatnya. Pertama, golongan kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk mencambuk manusia. Golongan kedua adalah kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang, kemudian jalannya berlenggak-lenggok, kepala mereka bagaikan punuk unta. Kedua golongan ini tidak akan masuk surga, bahkan mencium bau surga pun tidak, padahal bau surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh. Stressing kita terdapat pada atau kepala bagai punuk unta. Apa langkah pencarian selanjutnya? Ke mana lagi kalau bukan kepada syarah atau penjelas dari suatu hadits. Untuk syarah Shahih Muslim salah satunya yang paling terkenal ada di Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi. Di sini dijelaskan: ( ( ) ) ( Nah, akan saya coba jelaskan satu persatu. Untuk kalimat pertama yang dibold kurang lebih maknanya ialah golongan wanita yang memperbesar kepala mereka dengan jilbab, serban atau yang lain dengan sesuatu yang ada di kepala mereka sehingga menyerupai punuk unta. Selanjutnya, bagaimana cara memperbesar kepala sehingga menyerupai punuk unta? Dalam kalimat kedua yang dibold bermakna bahwa yang dimaksud menyerupai ialah mengangkat (menggelung) kepangan/jalinan rambut di atas kepala sehingga condong kepada salah satu bagian sampai akhirnya seperti punuk unta. Hmmm Di sini lah masalahnya. Sudah menjadi trend atau fashion bagi dunia muslimah sekarang, jilbab yang berupa-rupa maknanya. Hingga tidak asing lagi keluar ungkapan,

berjilbab tetap modis, keren tapi syari dan lain-lain. Padahal seringkali trend itu tidak mengindahkan aturan yang ada pada Islam sendiri. Kembali ke masalah jilbab punuk unta, apakah Anda setuju dengan saya kalau jilbab seperti ini bagaikan punuk unta?

Rekaan Jilbab Punuk Unta/google.com Dan, akhirnya begitulah pemahaman saya. Sangat diharapkan kritik dan sarannya bagi para Pembaca yang notabene pasti lebih berpengetahuan daripada saya. Dan sekedar mengingatkan kembali pada konteks hadits di atas, bahwa Rasulullah sendiri telah bersabda, bahwa jaminan dua golongan tersebut adalah tidak mencium bau surga, apalagi masuk. Finally, wallahu alam. Dan Allah lah yang Paling Mengetahui (sekedar renungan di malam hari)

Anda mungkin juga menyukai

  • F 8884 Kesetimbangan-Larutan
    F 8884 Kesetimbangan-Larutan
    Dokumen17 halaman
    F 8884 Kesetimbangan-Larutan
    Melda Helena Silalahi
    Belum ada peringkat
  • MPH 2
    MPH 2
    Dokumen17 halaman
    MPH 2
    Melda Helena Silalahi
    Belum ada peringkat
  • KESIMPULAN
    KESIMPULAN
    Dokumen3 halaman
    KESIMPULAN
    Melda Helena Silalahi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Melda Helena Silalahi
    Belum ada peringkat
  • Khonghucu Dan Konfusianisme
    Khonghucu Dan Konfusianisme
    Dokumen3 halaman
    Khonghucu Dan Konfusianisme
    Melda Helena Silalahi
    Belum ada peringkat
  • LELAAAAAAAA
    LELAAAAAAAA
    Dokumen3 halaman
    LELAAAAAAAA
    Melda Helena Silalahi
    100% (1)
  • Fermentasi
    Fermentasi
    Dokumen4 halaman
    Fermentasi
    Melda Helena Silalahi
    Belum ada peringkat
  • Mekflu
    Mekflu
    Dokumen21 halaman
    Mekflu
    Melda Helena Silalahi
    Belum ada peringkat
  • Standar Kompetensi
    Standar Kompetensi
    Dokumen4 halaman
    Standar Kompetensi
    Melda Helena Silalahi
    Belum ada peringkat