Anda di halaman 1dari 7

PERANCANGAN ERGONOMIS KURSI KULIAH UNTUK MENCAPAI KENYAMANAN, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS BELAJAR Widyo Nugroho Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya 100, Pondok Cina Depok 16424 Indonesia Phone: (021) 7888112 ext. 301 widyo@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAKSI Belajar adalah perubahan internal seseorang dalam pembentukan sesuatu yang baru atau potensi untuk merespon sesuatu yang baru. Seorang siswa dapat dikatakan telah belajar, jika kondisi internal dan proses kognisi siswa telah berinteraksi dengan stimulus dari lingkungan belajar, dan diakhir kegiatan pembelajaran siswa tersebut terjadi perubahan tingkah laku. Salah satu komponen lingkungan belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah peerancangan kursi kuliah untuk mencapai kenyamanan , efisiensi dan efektifitas. Metode penelitian dilakukan dengan pengamatan, pengukuran dan pencatatan secara langsung terhadap obyek-obyek yang dibutuhkan dalam penelitian ini, diantaranya data antropometri mahasiswa dan kursi kuliah. Berdasarkan analisa data antropometri mahasiswa dan dengan pertimbanga beberapa pendapat tentang perancangan kursi belajar yang ergonomis, maka dapat diperoleh satu rancangan kursi kuliah yang lebih nyaman dan efektif dalam belajar Kata Kunci : Perancangan Kursi Belajar, Ergonomi, Antropometri

I.

PENDAHULUAN Lingkungan belajar adalah tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung. hal ini meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat duduk, bentuk kursi, berbagai macam perlengkapan yang tersedia serta kaya atau miskinnya rangsangan yang tersedia. Dalam proses belajar mengajar, sebagian besar aktivitas belajar mahasiswa dilaksanakan dengan duduk. Dalam arti duduk, mendengarkan dan menulis. Sehingga kenyamanan dan efektifitas gerak mahasiswa tidak bisa dikesampingkan begitu saja, karena rancangan kursi yang baik dan menunjang kenyamanan dan efefktifitas gerak mahasiswa,yang pada akhirnya merupakan salah satu mendukung keberhasilan proses belajar mahasiswa. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu sistematis untuk memenfaatkan informasi-informsi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dalam sistem yang baik, efektif, aman dan nyaman. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang lebih ergonomis dilakukan dengan

pendekatan antropometri. Dengan pendekatan antropometri ini dapat di peroleh rancangan kursi kuliah yang lebih ergonomis dan yang disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia/mahasiswa, sehingga di peroleh dimensi kursi yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan mahasiswa pada posisi duduk. Tambahin uraian tentang Ergonomi dalam pendidikan ( kalau bisa ada di foto copian yg saya kasi ) II. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah menentuka rancangan kursi kuliah yang lebih ergonomis, dengan satu pendekatan ergonomi antropometri untuk meningkatkan kenyaman, mengurangi kelelhan dan dampak-dampak negatif yang diakibatkan dari posisi duduk yang kurang terjamin, dengan memfokuskan pada rancangan kursi kuliah yang disesuaikan dengan ukuran/dimensi tubuh manusia. III. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan pengamatan, pengukuran dan pencatatan secara langsung terhadap obyek-obyek yang dibutuhkan dalam penelitian ini, diantaranya data antropometri mahasiswa dan kursi kuliah. Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari tubuh, meliputi dimensi linier, berat, isi, ukuran, kecepatan, kekuatan dan aspek lain dari gerakan tubuh. Pengukuran antropometri pada penelitian ini pada posisi mahasiswa duduk tegap dengan menggunakan satu alat yang diarancang khusus untuk digunakan dalam pengukuran ukuran-ukuran tubuh manusia, dikenal dengan bangku antropometri (antropometer).
Tabel 1. Data Antropometri dan Tujuan Pengukuran

No Data Antropometri 1. Tinggi Bahu Duduk 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tujuan Digunakan untuk mengetahui tinggi maksimal sandaran yang memberikan dukungan pada daerah lumbar. Tinggi Siku Duduk Digunakan untuk menentukan tinggi meja, hendaknya tidak terlalu rendah karena akan mengakibatkan bertambahnya beban pada bahu. Tinggi Popliteal Digunakan untuk menentukan tinggi permukaan alas kursi Lebar bahu Digunakan untuk menentukan lebar sandaran Lebar Pinggul Digunakan untuk menentukan lebar alas kursi Jarak antara pantat Digunakan untuk menentukan panjang alas popliteal duduk Jarak Siku ke Tangan Digunakan untuk menentukan panjang meja

Pengukuran dimensi kursi dilakukan dengan menggunakan metode ukur tukang jahit, dengan didukung penggunaan busur dan lat pendukung lain, yang meliputi tinggi kursi dari lantai, tinggi alas duduk dari lantai, tinggi tempat buku,

tinggi meja dari alas kursi, lebar alas kursi, lebar meja, lebar sandaran, panjang sandaran, panjang alas kursi, sudut kemiringan sandaran. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengukuran data antropometri mahasiswa dilakukan uji beda data antropometri untuk mengetahui kevalidan data yang diperoleh dari hasil perhitungan, yaitu dengan membandingkan anatara hasil data antropometri mahasiswa dan hasil data antropometri tenaga kerja manusia, dengan menggunakan parameter pengujia yakni Ho : 1 = 2 atau 1 - 2 = 0 dimana 2 diketahui tetapi 12 22. Selanjutnya dilakukan tes data antropometri untuk fasilitas yang dapat disesuaikan, dengan daerah minimal (persentil 5%) sampai dengan ukuran maksimal (persentil 95%), sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Data Antropometeri

Ukuran Tubuh Tinggi Bahu Duduk Tinggi Siku Duduk Tinggi Popliteal Lebar bahu Lebar Pinggul Jarak antara pantat popliteal Jarak Siku ke Tangan

Ukuran Persentil (cm) 5 95 51,40 61,91 18,13 28,41 42,20 49,34 36,97 47,34 34,70 44,20 42,53 25,49 51,81 36,90

Posisi duduk sangat menentukan kenyaman duduk sesorang. Dilihat dari sudut pandang antropometri posisi duduk yang salah akan mengakibatkan dampak negatif, yang akan berpengaruh buruk pada kenyamananya. Tinggi permukaan duduk lantai yang terlalu tinggi akan menybabkan timbulnya hambatan dalam sikulasi darah. Hambatan ini akan sangat berarti pada saat relaksasi mengingat jum lah pembuluh darah yang bekerja pada saat itu jauh lebih sedikit, sehingga hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan. Selain itu permukaan duduk tinggi akan menyebabkan telapak kaki tidak menapak lantai dengan baik, yang mengakibatkan berkurangnya keseimbangan duduk seseorang. Sebaliknya tinggi permukaan duduk dari lantai terlalu rendah akan menyebabkan kaki melonjor ke depan dan cenderung menarik tubuh ke depan. Sehingga dengan keadaan ini akan mengurangi kemampuan kaki untuk memberi kestabilan pada tubuh. Panjang alas duduk juga faktor penting yang menunjang ketidaknyamanan duduk seseorang. Bila alas duduk terlalu panjang maka permukaan serta sisi depan kursi akan menekan popliteal, hal ini akan menghambat aliran darah ke kaki sehingga timbul iritasi dan ketidaknyamanan. Panjang alas duduk yang terlalu pendek juga tidak baik karena seseorang cenderung meras akan jatuh ke depan, disebabkan kecilnya daerah pada bagian bawah paha.

Dilihat dari struktur penyangga tubuh (pantat), bahwa 75 % bobot tubuh manusia disangga oleh daerah ischialtuberosities seluas 4 inchi persegi. Akibatnya timbul tekanan kompresi yang sangat tinggi pada daerah di bawah pantat yakni tertekannya pembuluh darah kapiler beserta saraf pada pembuluh tersebut. Tekanan ini menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan. Dan apabila hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan gangguan peredaran darah.
Gambar 1. Perubahan Kurva Lumbar dari Posisi Berdiri ke Posisi Duduk

Cormick mengemukakan bahwa dalam perancangan kursi yang ergonomis, perlu diperhatikan beberapa hal dibawah ini, yaitu : Sandaran kursi seharusnya memberikan dukungan pada daerah lumbar Sandaran seharusnya bersudut 100 sampai dengan 300 dari daerak vertikal Sudut antara kursi dengan sandaran kursi anatar 950 dan 1200 Permukaan kursi tidak boleh lebih tinggi dari ukuran tinggi popliteal Lebar kursi sesuai dengan ukuran tubuh yang besar Tinggi meja tidak boleh lebih rendah atau lebih tinggi dari siku duduk
Tabel 3. Pedoman Penentuan Dimensi Kursi

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Dimensi Kursi Tinggi Kursi dari lantai Tinggi alas duduk dari lantai Tinggi tempat buku Tinggi meja dari alas kursi Lebar alas kursi Lebar meja Lebar sandaran Panjang meja Panjang sandaran Panjang las kursi Sudut kemiringan sandaran

Pedoman Ukuran bahu duduk ditambha tinggi popliteal Ukuran tinggi popliteal Jarak siku ke tangan Tinggi siku duduk Ukuran lebar pinggul Ukuran kertas double folio Lebar bahu Jarak siku ke tangan ditambah panjang kertas double folio Panjang sandaran hendaknya mendukung daerah lumbar, dengan tinggi minimum 23 cm Jarak anatara pantat popliteal 100 sampai dengan 300

Dari hasil analisa yang telah penulis lakukan dengan didasarkan pada tes data antropometri mahasiswa dan dimensi kursi, pada kisaran persentil 5% dan 95% maka diperoleh hasil rancanga sebagai berikut :
Tabel 4. Rancangan Dimensi Kursi

No Dimensi Kursi 1 Tinggi Kursi dari lantai 2 Tinggi alas duduk dari lantai

Sentimeter 93,60 42,20

3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tinggi tempat buku Tinggi meja dari alas kursi Lebar alas kursi Lebar meja Lebar sandaran Panjang meja Panjang sandaran Panjang las kursi Sudut kemiringan sandaran

36,90 28,41 44,20 35 33,50 66,90 47,50 42,55 200

Dalam menentukan tinggi alas kursi, data ntropometri yang digunakan adalah dimensi tinggi lipat lutut (popliteal) (dimensi nomor 14) persentil 95% pria ditambahakan toleransi Tinggi alas kursi = 428 mm + 30 mm = 458 mm 460 mm Untuk menentukan lebar alas kursi, data antropometri yang digunakan adalah dimensi lebar pinggul (dimensi nomor 16) persentil 95% wanita ditambahkan toleransi Lebar alas kursi = 392 mm + 50 mm = 442 mm 450 mm Untuk menentukan panjang alas kursi, data antropometri yang digunakan adalah dimensi jarak lipat lutut ke pantat (dimensi nomor 12) persentil 5% pria ditambahkan toleransi Panjang alas kursi = 405 mm + 20 mm = 425 mm 430 mm Untuk menentukan tinggi meja dari alas kursi, data antropometri yang digunakan adalah dimensi lipat lutut (dimensi nomor 14) persentil 95% wanita ditambahkan tinggi siku duduk (dimensi nomor 5) persentil 5% dan ditambahkan toleransi Tinggi meja dari alas kursi = 428 mm + 175 mm + 50 mm = 653 mm 660 mm Untuk menentukan lebar meja, data antropometri yang digunakan adalah dimensi lebar bahu (dimensi nomor 15) persentil 95% pria Lebar meja = 466 mm 470 mm Untuk menentukan panjang meja, data antropometri yang digunakan adalah dimensi panjang jangkauan (dimensi nomor 26) persentil 5% wanita dikurangi dimensi tebal perut (dimensi nomor 18) persentil 95% wanita Panjang meja = 610 mm ( 287 mm + 20 mm) = 301 mm 300 mm Untuk menentukan tinggi sandaran punggung, data antropometri yang digunakan adalah dimensi tinggi bahu duduk (dimensi nomor 8) persentil 5% wanita ditambahkan toleransi 5

Tinggi sandaran kursi

= 501 mm + 20 mm = 521 mm 520 mm

Untuk menentukan lebar sandaran punggung, data antropometri yang digunakan adalah dimensi lebar bahu (dimensi nomor 15) persentil 95% pria Lebar sandaran kursi = 466 mm 470 mm Untuk menentukan jarak sandaran punggung ke meja, data antropometri yang digunakan adalah dimensi tebal perut (dimensi nomor 18) persentil 95% wanita ditambahkan toleransi Jarak sandaran ke meja = 287 mm + 20 mm = 307 mm 310 mm Untuk menentukan tinggi pijakan kai, data antropometri yang digunakan adalah dimensi tinggi lipat lutut (popliteal) (dimensi nomor 14) persentil 95% wanita dikurangi tinggi lipat lutut persentil 5% dan ditambahkan toleransi Tinggi pijakan kaki = 428 mm 337 mm + 20 mm = 111 mm 430 mm

Gambar 2. Rancangan Dimensi Kursi

1.

2.

3.

V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Hasil uji beda data antropometri mahasiswa dengan data antropometri tenaga kerja Indonesia terlihat ada yang signifikan dan tidak signifikan. Namun dalam hal ini tidak mempengaruhi analisa selanjutnya, karena tes uji ini hanya digunakan untuk mngetahui kevalidan data saja. Dari tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam perancangan fasilitas dengan menggunakan data antropometri, maka prinsip perancangan kursi yang digunakan adalah perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan dengan kisaran persentil 5% dan 95%. Berdasarkan analisa data antropometri mahasiswa dan dengan pertimbanga beberapa pendapat tentang perancangan kursi belajar yang ergonomis, maka dapat diperoleh satu rancangan kursi kuliah yang lebih nyaman dan efektif dalam belajar. DAFTAR PUSTAKA Bridger, R. S., Intoduction to Ergonomic, Mc Graw Hill, inc., Singapore.1995 David H. Jonassen, Haandbook Of Research For Education Communications and Technology, Macmillah Library USA, 1996. MC. Cormick, E. J., Human Factors in Engineering and Design, 6th Edition, Mc Graw Hill Book Company, Singapore.1987 Sastrowinoto, S., Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, Cetakan I, PT. Pusrtaka Binaman Presindo, Jakarta.1985

Siswanto, J., 1995, Ergonomi Antropometri, Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri-Fakultas Teknologi Industri, ITB, Bandung. Sutalaksana, I. Z., 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Pnerbit Departemen ITB, Bandung. Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi, Jakarta, 2002

Anda mungkin juga menyukai