Anda di halaman 1dari 11

RAYNITA AJI K.

DEWI 4315077121/ NR TUGAS PENGANTAR SOSIOLOGI

Masalah Penyimpangan Sosial Dasar pengakategorian penyimpangan didasari oleh

perbedaan perilaku, kondisi dan orang. Penyimpangan dapat didefinisikan secara statistik, absolut, reaktifis atau normatif. Perbedaan yang menonjol dari keempat sudut pandang pendefinisian itu adalah pendefinisian oleh para reaktifis atau normatif yang membedakannya dari kedua sudut pandang lainnya. Penyimpangan secara normatif didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap norma, di mana penyimpangan itu adalah terlarang atau terlarang bila diketahui dan mendapat sanksi. Jumlah dan macam penyimpangan dalam masyarakat adalah relatif tergantung dari besarnya perbedaan sosial yang ada di masyarakat. Masyarakat dan Penyimpangan Penyimpangan adalah relatif terhadap norma suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma berubah maka penyimpangan berubah. Adalah sulit untuk menentukan suatu penyimpangan karena tidak semua orang menganut norma yang sama sehingga ada perbedaan mengenai apa yang menyimpang dan tidak menyimpang. Orang yang dianggap menyimpang melakukan perilaku menyimpang. Tetapi perilaku menyimpang bukanlah kondisi yang perlu adalah untuk menjadi seorang penyimpang. peran Penyimpang orang-orang yang mengadopsi

penyimpang, atau yang disebut penyimpangan sekunder. Para

penyimpang

mempelajari

peran

penyimpang

dan

pola-pola

perilaku menyimpang sama halnya dengan orang normal yang mempelajari peran dan norma sosial yang normal. Untuk mendapatkan diperlukan pemahaman pengetahuan penuh tentang Suatu dan terhadap proses Proses dapat

penyimpangan tindakan Perilaku

keterlibatan melakukan perilaku menyimpang dan peran serta korbannya. menyimpang Penyimpangan adalah Sebagai perilaku manusia

dimengerti hanya dengan kerangka kerja perilaku dan pikiran manusia lainnnya. Seseorang menjadi penyimpang sama halnya dengan seseorang menjadi apa saja, yaitu dengan proses belajar norma dan nilai suatu kelompok dan penampilan peran sosial. Ada nilai normal dan ada nilai menyimpang. Perbedaannya adalah isi nilai, norma dan peran. Melihat penyimpangan dalam konteks norma sosial membuat kita dapat melihat dan mengintepretasikan arti penyimpangan bagi penyimpang dan orang lain. Peran penyimpang adalah peran yang kuat karena cenderung menutupi peran lain yang dimainkan seseorang. Lebih jauh lagi, peran menyimpang menuruti harapan perilaku tertentu dalam situasi tertentu. Pecandu obat menuruti harapan peran pecandu obat seperti juga penjahat menuruti harapan peran penjahat. Penyimpangan biasanya dilihat dari perspektif orang yang bukan penyimpang. Pengertian yang penuh terhadap penyimpangan membutuhkan pengertian tentang penyimpangan

bagi penyimpang. Studi observasi dapat memberikan pengertian langsung yang tidak dapat diberikan metode lainnya. Untuk menghargai penyimpangan adalah dengan cara memahami, bukan menyetujui apa yang dipahami oleh penyimpang. Caracara para penyimpang menghadapi penolakan atau stigma dari orang non penyimpang disebut dengan teknik pengaturan. Tidak satu teknik pun yang menjamin bahwa penyimpang dapat hidup di dunia yang menolaknya, dan tidak semua teknik digunakan oleh setiap penyimpang. Teknik-teknik yang digunakan oleh penyimpang adalah kerahasiaan, manipulasi aspek lingkungan fisik, rasionalisasi, partisipasi dalam subkebudayaan menyimpang dan berubah menjadi tidak menyimpang. Teori-Teori Individu tentang Penyimpangan Pendekatan

individu tentang penyimpangan mengkaitkan proses menjadi penyimpang dengan sesuatu yang ada dalam diri manusia, psikologi atau biologi. Teori individual sama dengan model pandangan medis yang mengkaitkan penyimpangan dengan kesakitan (illness), yang membutuhkan perawatan dan penyembuhan. Pandangan psikiatri dan psikoanalisis adalah sama dalam hal mencari akar penyimpangan pada pengalaman masa kecil, tetapi pandangan dalam psikoanalisis lebih menekankan konflik keterbelakangan perkembangan kepribadian,

seksual dan alam pikiran bawah sadar. Tetapi tidak ada metode yang dapat membuktikan perbedaan yang konsisten antara penyimpang dan non penyimpang berdasarkan kepribadian bawaan. Studi pelanggaran terhadap norma sosial, atau

pelanggaran peraturan tidak hanya dipelajari oleh sub bidang sosiologi penyimpangan. Bidang analisis sosiologi lainnya yang juga mengkaji masalah tentang pelanggaran tersebut oleh para sosiolog sosial disebut sebagai dalam masalah gambar sosial berikut dan ini. kriminologi. Kriminologi umum dan Perbedaan dalam hal analisisnya dengan studi penyimpangan digambarkan sosial Masalah adalah daerah penelitian yang

termasuk di dalamnya penyimpangan sosial dan kriminologi. Masalah sosial adalah isu-isu sosial yang oleh banyak orang diberikan penjelasan dan resolusi yang berbeda-beda atau dianggap masalah atau merugikan kesejahteraan masyarakat. Masalah sosial biasanya ditandai dengan klaim-klaim yang bertentangan dari banyak orang dan kelompok kepentingan terhadap isu-isu tertentu. Isu-isu tersebut termasuk pencemaran udara, kenakalan anak, aborsi, kejahatan, perkosaan, diskriminasi ras dan etnik, pengangguran dan korupsi. Walaupun penyimpangan sosial didefinisikan sebagai masalah sosial, tetapi tidak semua masalah sosial adalah penyimpangan, di mana aturan-aturan sosial telah dilanggar. Pada penyimpangan sosial pelaku pelanggaran norma dapat ditemukan. Sementara dalam masalah sosial, pelakunya dapat dikategorikan sebagai individu, jaringan organisasi atau masyarakat itu sendiri. Termasuk di dalam studi penyimpangan sosial adalah kriminologi. Penyimpangan sosial mempelajari perilaku dan mereka yang dianggap sebagai pelanggar aturan. Sedangkan kriminologi adalah studi tentang orang-orang yang melanggar aturan-aturan

resmi yang disebut hukum. Kejahatan adalah suatu perilaku yang dianggap sebagai perilaku yang melanggar hukum. Ini adalah bentuk khusus perilaku menyimpang yang secara formal dan resmi ditetapkan oleh penguasa. Banyak jenis penyimpangan yang tetapi bukan bukan kejahatan. Tetapi semua kejahatan yang adalah penyimpangan. Misalnya sakit jiwa bisa dianggap penyimpangan kejahatan. sosial dan Sosiolog kriminologi mempelajari banyak penyimpangan mempunyai

kesamaan. Bahkan keduanya banyak meneliti bentuk-bentuk penyimpangan kriminal maupun penyimpangan non kriminal. Peneliti dari dua bidang ini memberikan perhatian pada sumbersumber perilaku menyimpang, reaksi terhadap individu dan reaksi institusi terhadap perilaku menyimpang dan penyimpang, formasi kelompok penyimpang dan sub kebudayaan penyimpang, serta sosialisasi ke dalam peran-peran penyimpang. Walaupun dari sudut sejarah terdapat perbedaan mengenai teori dan pengertian tentang isu-isu yang perlu dipelajari antara penyimpangan sosial dan kriminologi, tetapi masih banyak sejumlah persamaan dari keduanya. Studi penyimpangan sosial seringkali menggunakan data-data kriminologi untuk mengilustrasikan secara teoritis keberadaan perilaku menyimpang secara umum. Ada banyak persilangan pemikiran antara penyimpangan sosial dan kriminologi. Beberapa sosiolog menganggap penyimpangan sosial sebagai dasar penjelasan teoritik terhadap kriminologi dan studi masalah sosial. Sementara sosiolog lainnya lebih menitikberatkan pada perkembangan perspektif teoritis dan model konseptual

yang lebih khusus terhadap fenomena yang berbeda yang dipelajari oleh masing-masing lainnya, disiplin studi ilmu. Seperti juga sosial subbahasan sosiologi penyimpangan

memberikan sumbangan terhadap pemahaman lebih mendasar akan ciri-ciri masyarakat dan perilaku manusia. Ia memberikan pemahaman terhadap variasi gambaran kehidupan normal seharihari. Modul Sosiologi Perilaku Menyimpang ini sebagian besar pembahasannya bersumber dari buku Sociology of Deviant Behaviour karya Marshal B. Clinard dan Robert F. Meier. Sistematika penulisannya juga mengikuti alur buku aslinya. Pembahasannya permainan keluarga, mencakup afiliasi sosial variasi dalam pola sosialisasi, organisasi, Semua itu peran, kontrol kelompok, kelompok sosial.

interaksi antara kelompok, gaya hidup, sikap, nilai, kehidupan dan perubahan merupakan komponen masyarakat dan perilaku yang menjadi fokus perhatian para sosiolog. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga dan Masyarakat Keluarga. pembentukan Merupakan awal proses sosialisasi dan

kepribadian

seorang

anak.

Kepribadian

seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu sebaliknya.

Lingkungan

tempat

tinggal

dan

teman

sepermain.

Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam lingkungan tempat tinggal yang baik,warganya taat dalm melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan2 yang baik maka keadaan ini akan mempengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial begitu sebaliknya. Media Massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah sosialisasi yang dapat mempengaruhi Langkah seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa adalah apbila kamu ingin menonton acara di televisi pilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik. Teori mengenai penyimpangan sosial. Teori Differential Association. Menurut pandangan teori ini, penyimpangan sosial bersumber pada pergaulan yang berbeda yang terjadi melalui proses alih budaya. Teori Labeling. Menurut teori ini seseorang menjadi menyimpang karena proses Labeling, penberian julukan, cap, etiket dan merek yang diberikan masyarakat secara

menyimpang

sehingga

menyebabkan

seseorang

melakukan penyimpangan sosial. Teori Merton. Teori penyimpangan ini bersumber dari struktur tertentu. Teori Fungsi Durkheim. Bahwa kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak mungkin terjadi karena setiap orang berbeda satu sama lainnya tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Menurut Durkheim kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum itu berkembang secara formal. Teori konflik. Karl Mark, mengemukakan bahwa kejahatan erat terkait dengan perkembangan kapitalisme. Menurtu teori ini apa yang merupakan perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka. Dengan demikian, peradilan pidana pun lebih memihak pada kepentingan mereka. Oleh sebab itu, orang yang dianggap melakukan kejahatan dan terkena hukuman pidana umumnya berupa : a. Mengidentifikasi penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. sosial. Menurut Merton terjadinya perilaku menyimpang itu sebagai bentuk adabtasi terhadap situasi

b. Mengidentifikasi bentuk-bentuk penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. c. Memberi contoh penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat.

Hukum

Berat

Pelaku

Kasus

Penyimpangan pada Anak

JAKARTA - Menanggapi banyaknya penyimpangan sosial pada anak yang terjadi belakangan ini, pemerinah mendesak aparat penegak hukum untuk memberi hukuman berat kepada pelaku. "Tentu saja menaruh perhatian adanya gejala-gejala penyimpangan sosial, seperti mutilasi terhadap anak dan sodomi. Kami minta kepada aparat penegak hukum, terutama aparat kepolisian, untuk memberi hukuman berat pada pelakunya," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono, di sela Rakor Kesra di Kementrian Kesra, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2010). Menko Kesra menginstruksikan kepada daerah-daerah dengan berdasarkan pemetaan dari kelurahan dan kecamatan, untuk melakukan pembinaan anak-anak agar tidak ditelantarkan, maupun melakukan tindakan sewenang-wenang di luar batas. Karena sesuai dengan Undang-undang, lanjut Agung, anak-anak merupakan tanggung jawab dari negara. Agung juga berharap kepada Departemen Sosial maupun dinas sosial di daerah, untuk lebih awal melakukan tindakan pencegahan. Hal ini bertujuan agar kasus serupa tidak terulang lagi. Menurutnya sanksi terberat harus dijatuhkan agar pelaku menjadi jera, dan tidak ditiru masyarakat lainnya. Belakangan kasus penyimpangan sosial terhadap anak kembali ramai terjadi. Yang paling menghebohkan, adalah kasus Bayquni atau Babeh yang melakukan mutilasi dan sodomi

terhadap Ardiansyah (9). Selain Ardiansyah, Babeh juga mengaku melakukan hal serupa kepada anak-anak lainnya pada masa lalu. Menurut pemberitaan, Babeh melakukannya pada 8 anak lainnya. Dua di antaranya Adi, dan Arif. (Anang Purwanto/Trijaya/hri)

Anda mungkin juga menyukai