Anda di halaman 1dari 27

Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4 5 ton/ha. PT.

. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi berdasarkan asas kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ). SYARAT TUMBUH Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19-270C , memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 1822 cm dan pH tanah 4 7.

Cara Budidaya padi PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA A.Benih Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan B.Perendaman Benih Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 2 malam hingga benih berkecambah serentak. C.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki. D. Pemindahan benih Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit. F. Pemupukan Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis. Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan ( 3-4 tutup NASA + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta TABEL PENGGUNAAN POC NASA DAN SUPERNASA Waktu Aplikasi Jenis Pupuk Olah Tanah (kg) Urea 36,5 ZA 3,5 SP-36 6,5

14 hari ( kg ) 9 1 1,5

30 hari ( kg ) 9 1 1,5

45 hari ( kg ) 9 1 1,5

60 hari ( kg ) 9 1 1,5

KCl Dolomit SPR NASA

20 13 2 botol ( siram)

5 3 2 botol ( siram)

5 3 -

5 3 -

5 3 -

Catatan : Dosis produksi padi 1,2 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen Waktu Aplikasi Jenis Pupuk Olah Tanah (kg) Urea 12 SP-36 10 KCl SPR NASA 1 botol (siram) POC NASA 1014 hari ( kg ) 6 50 5 4-5 ttp/tgk (semprot) 2528 hari ( kg ) 6 7 5 4-5 ttp/tgk (semprot) 4245 hari ( kg ) 6 8 5 4-5 ttp/tgk (semprot)

Catatan : Dosis produksi padi 0,8 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen Waktu Aplikasi Jenis Pupuk Olah Tanah (kg) 1014 hari ( kg ) Urea 10 4,5 SP-36 11,5 KCL 20-40 ttp POC NASA 4-8 ttp/tgk (semprot) (siram) HORMONIK -

2528 hari ( kg ) 4 5

4245 hari ( kg ) 4 6,5

4-8 ttp/tgk (semprot) 4-8 ttp/tgk (semprot) 1 ttp/tgk campur NASA 1 ttp/tgk campur NASA

Catatan : Dosis produksi padi 0,8 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen Cara Penggunaan SUPER NASA & POC NASA 1. Pemberian SUPER NASA dengan cara dilarutkan dalam air secukupnya kemudian disiramkan ( hanya disiramkan) 2. Jika dengan POC NASA dicampur air secukupnya bisa disiramkan atau disemprotkan. 3. Khusus SP-36 bisa dilarutkan SUPER NASA atau POC NASA, sedang pupuk makro lainnya disebar secara merata. G. PENGOLAHAN LAHAN RINGAN Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen. H.PENYIANGAN Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55. I. PENGAIRAN Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan

menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji. J. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Hama putih (Nymphula depunctalis) Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona Padi Thrips (Thrips oryzae) Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona. Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR Walang sangit (Leptocoriza acuta) Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA Kepik hijau (Nezara viridula) Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama sundep dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut beluk. Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA Hama tikus (Rattus argentiventer) Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic). Burung Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.

Penyakit Bercak daun coklat Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae. Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini. Penyakit Blast Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam Busuk pelepah daun Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan Penyakit Fusarium Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan Penyakit kresek/hawar daun Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitamhitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO Penyakit kerdil Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA. Penyakit tungro Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR. K. PANEN DAN PASCA PANEN Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk Alat yang digunakan ketam atau sabit Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin

Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni) Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya. Beras siap dikonsumsi.

33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333 3

cara budidaya padi dengan teknologi enzymatis


April 3, 2010 Disimpan dalam BUDIDAYA TANAMAN 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi oleh petani dewasa ini, adalah fluktuasi harga hasil panen yang tidak menentu dan kualitas produksi yang masih belum mampu bersaing dengan produk-produk import. Disamping masalah tersebut, petani hortikultura dihadapkan masalah yang sulit yaitu: kenaikan harga pupuk dan obat-obatan buatan dalam negeri maupun yang import melambung luar biasa, akibatnya pemalsuan atau pengenceran dari pupuk maupun obat-obatan perlu untuk diwaspadai secara lebih teliti oleh petani. Apabila hal ini tidak dicermati atau disikapi secara hati-hati, maka nasib petani diibaratkan sudah jatuh tertimpa tangga. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting dalam perekonomian, terutama dalam hal sumbangannya terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut BPS tahun 2004 disebutkan bahwa sumbangan subsektor tanaman pangan dari tahun 2001 2004 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting. Salah satu komoditas tanaman pangan yaitu padi. Padi merupakan tanaman pangan yang meduduki urutan pertama. Hal ini disebabkan makanan pokok masyarakat Indonesia adalah beras, sehingga mayoritas masyarakatnya menanam padi. Meskipun demikian, produksi padi belum dapat mencukupi kebutuhan dalam negri, sehingga pemerintah melakukan kebijakan impor beras yang sebenarnya sangat merugikan petani. Rata-rata produksi padi di Indonesia hanya sekitar 5 ton per hektar. Sehingga perlu ditemukan teknologi baru yang dapat meningkatkan jumlah produksi. Hasil temuan teknologi terbaru saat ini adalah teknologi enzymatis. Dengan menerapkan teknologi tersebut produksi padi akan meningkat. Sehingga diharapkan dengan teknologi enzymatis ini selain dapat mengatasi kekurangan stok beras nasional juga dapat meningkatkan pendapatan petani, sehingga petani lebih makmur kehidupannya.

1. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan adalah: 1. 2. 3. 4. Agar petani dapat mengetahui cara budidaya padi dengan teknologi enzymatis. Agar petani dapat menerapkan pembudidayaan padi dengan teknologi enzymatis. Agar pendapatan/ penghasilan petani lebih baik karena menerapkan teknologi enzymatis. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan penyuluhan ini adalah: 1. Petani mempunyai pengetahuan tentang teknologi enzymatis. 2. Petani memiliki keyakinan akan menerapkan budidaya padi dengan teknologi enzymatis. 3. Petani terampil dalam memenerapkan budidaya padi dengan teknologi enzymatis. 1. LANDASAN TEORI A. Metode Dan Teknik Penyuluhan 1. Metode Penyuluhan Menurut Suzuki (1984) dalam Departemen Kehutanan (1996), beberapa prinsip metode penyuluhan yang meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. Pengembangan untuk berfikir kreatif. Tempat yang paling baik adalah ditempat kegiatan sasaran. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasarannya. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.

Metode penyuluhan seringkali digolongkan menurut target orang yang menghadiri kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh lapangan. Penggolongan metode penyuluhan ini dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Metode perseorangan 2. Metode kelompok 3. Metode massa (Suhardiyono, 1992). Metode dengan pendekatan kelompok, Dalam hal ini penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran umpamanya : 1. Pertemuan (contoh : di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain. 2. Perlombaan. 3. Demonstrtasi cara/hasil.

4. 5. 6. 7.

Kursus tani. Musyawarah/ diskusi kelompok/ temu karya. Karyawisata. Hari lapangan petani (farm field day).

(anonim, 2007) 1. Teknik Penyuluhan Teknik individu kunci sangat efektif dan efisien sebab : 1. Penyuluh tidak perlu berhadapan langsung dengan seluruh warga masyarakat sehingga menghemat waktu dan biaya. 2. Penyuluhan kepada masyarakat lebih efektif karena dilakukan sendiri oleh individu kunci yang sudah dikenal dan diakui sebagai panutan yang baik oleh masyarakat setempat. (Departemen Kehutanan, 1996). Penyebaran brosur, folder, leaflet, dan majalah adalah teknik penyuluhan yang dibagikan kepada masyarakat pada saat-saat tertentu, antara lain pada saat pameran, kursus tani, temu wicara, temu karya, temu tugas, temu usaha, temu lapang dan lain-lain, atau berlangganan (khusus untuk majalah). Teknik ini bertujuan untuk mempublikasikan atau menyebarluaskan informais pertanian dan memperjelas informasi pertanian kepada petani (Mardikanto dan Wijianto, 2005). 1. Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat/sarana penyuluhan yang diperlukan oleh seseorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan itu di dilaksanakan. Alat ini diperlukan untuk mempermudah penyuluh selama melakukan kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan/ memilih materi penyuluhan/ menerangkan inovasi yang disuluhkan (Departemen Kehutanan, 1996). 1. Alat Peraga Penyuluhan Alat peraga yang dipergunakan dengan tepat dan baik dapat memberikan keuntungan dalam penyuluhan antara lain : 1. Menghindarkan salah pengertian/salah interpretasi. 2. Memperjelas materi yang dibicarakan dan lebih mudah dimengerti. 3. Memberikan dorongan yang kuat untuk menerapkan materi yang dianjurkan. (Suhardiyono, 1992). 1. Evaluasi

Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan efek serta konsekuensinya ditentukan sesistematis dan seobjektif mungkin (Van den Ban dan hawkins, 1999). Beberapa hal yang merupakan pokok-pokok pengertian tentang evaluasi yang mencakup : 1. Kegiatan pengamatan dan analisis terhadap suatu keadaan, peristiwa, gejala alam, atau sesuatu obyek. 2. Membandingkan segala sesuatu yang kita amati dengan pengalaman/pengetahuan yang telah kita ketahui dan atau miliki. 3. Melakukan penilaian, atas segala sesuatu yang diamati, berdasarkan hasil perbandingan/pengukuran yang kita lakukan. (Departemen Kehutanan, 1996). 1. Alternatif Metode dan Teknik penyuluhan ??????????????????????? B. Budidaya Padi Dengan Teknologi Enzymatis Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas Keluarga Genus Spesies : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae) : Oryza : Oryza spp.

Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah) (Anonim, 2007).

1. DASAR PEMILIHAN METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN 1. Sasaran 1. Menurut Golongan Umur, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Tabel 1. Jumlah penduduk se-Kecamatan usia 10 tahun keatas yang bekerja di sektor pertania tahun 2004 No Jenis Lapangan Usaha 1. Pertanian tanaman pangan 2. Perkebunan 3. Perikanan 4. Peternakan 5. Pertanian lainnya Jumlah Laki-Laki 3171 9 24 208 238 3650 Perempuan 1949 4 9 42 168 2172 Jumlah 5120 13 33 250 406 5822

Sumber : Kecamatan Mojolaban Dalam Angka Tahun 2004 Jumlah penduduk keseluruhan Kecamatan Mojolaban adalah 76.808 jiwa. Dan berdasar tabel diatas, sebanyak 5.822 jiwa pekerjaan utamanya adalah bertani. Sebagian besar petani tersebut membudidayakan tanaman pangan khususnya padi. Hal ini dikarenakan lahan di Kecamatan Mojolaban lebih cocok digunakan untuk membudidayakan padi. Bila dilihat dari usia dan jenis kelamin sasaran, terdapat tiga kelompok sasaran penyuluhan. Yaitu (a) Petani dewasa yang terdiri dari petani laki-laki dan perempuan yang berusia diatas 45 tahun, (b) Wanita Tani, yang terdiri dari petani-petani wanita dari berbagai usia, (c) Taruna Tani, yang terdiri dari petani-petani muda yang berusia antara 17-25 tahun atau belum menikah. Tingkat pendidikan sasaran di Kecamatan Mojolaban sangat beragam. Jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh sasaran bersifat universal, artinya ada yang hanya berpendidikan setingkat SD/SR dan ada yang sudah sarjana. 1. Adat kebiasaan, norma dan pola kepemimpinan Adat kebiasaan dan norma yang dahulu dianut oleh para petani sekarang sudah ditinggalkan oleh petani di Mojolaban. Namun, masih ada beberapa orang yang mengadakan ritual atau adat istiadat setempat. Hanya saja tujuannya bukan untuk memohon pertolongan ataupun tujuantujuan magis tetapi hanya untuk syukuran. 1. Bentuk-bentuk usahatani sasaran Bentuk usahatani yang dijalankan oleh petani sasaran adalah usahatani campuran. Yaitu menjual hasil panen dan tetap menyisihkan untuk dikonsumsi sendiri. 1. Kesediaan individu menjadi demonstrator dan jumlah petani maju

Sebagian besar sasaran di Kecamatan Mojolaban terlihat antusias untuk menjadi demonstrator ketika kegiatan penyuluhan dilaksanakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa petani-petani di Kecamatan Mojolaban hampir seluruhnya merupakan petani maju. 1. Tingkat adopsi Mardikanto (1993) menyebutkan bahwa adopsi merupakan proses perubahan perilaku, baik berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psychomotoric) pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang disampaikan penyuluh pada masyarakat sasarannya Berdasar penjelasan di poin 4, dapat diketahui bahwa tingkat adopsi sasaran sudah di tinggi. Hal ini dibuktikan ketika penyuluh mensosialisasikan suatu inovasi, maka sasaran akan sangat antusias untuk mencoba di lahan pertaniannya. Namun, untuk menerapkannya dibutuhkan waktu yang cukup lama. 1. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan Kegiatan penyuluhan di Kecamatan Mojolaban dilaksanakan dua minggu sekali atau dalam satu bulan terdapat dua kali penyuluhan di lapang. 1. Penyuluhan dan Kelengkapannya 1. Kemampuan, Jumlah, Pengetahuan dan Ketrampilan Penyuluh Kemampuan tenaga penyuluh pertanian di Kecamatan Mojolaban tergolong sudah cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan tingkat pendidikan penyuluh yang minimal diploma. Selain itu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan penyuluh setiap 2 minggu sekali pada hari kamis diadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan penyuluh. Terdapat 6 penyuluh pertanian di BPP Palur Kecamatan Mojolaban. 4 diantaranya adalah penyuluh yang berstatus pegawai negri yang 2 lainnya masih berstatus sebagai penyuluh kontrak 1. Materi Penyuluhan Teknologi ini dirancang berdasarkan permasalahan yang ada, berkaitan erat dengan menurunnya produktivitas pertanian, akibat eksploitasi lahan pertanian yang terus menerus, kerasnya tekstur dan struktur tanah akibat beban berat produksi, pupuk buatan, pengapuran, tekanan pestisida, herbisida dan fungisida yang kesemuanya berdampak terhadap turunnya produksi pertanian. Atau secara garis besar Enzym Pertanian dirancang/didisain berdasarkan permasalahan yang ada dan kemudian disusun menjadi suatu solusi untuk memecahkan permasalahan yang dipoles oleh suatu ilmu pengetahuan yang maju dengan input/masukan teknologi. Jadilah produk unggulan, adapun ciri dari produk unggulan harus memenuhi beberapa kriteria: 1) Apabila diuji sesuai dengan disain teknologi. 2) Apabila dibandingkan dengan teknologi konvensional, menunjukan perbedaan yang nyata. 3) Memberikan nilai tambah atau benefit yang nyata dan memadai bagi petani. 4) Harga terjangkau oleh petani dan dapat diproduksi secara

massal tanpa tergantung bahan baku import. 5) Aman bagi konsumen dan lingkungan serta tidak merusak habitat ekosistem tanah. Misi dan visi mendukung program pemerintah dibidang pertanian yang berkaitan erat dengan program ketahanan pangan nasional, menuju swasembada pangan melalui upaya program P2BN. Adapun tujuan teknologi enzymatis Pertanian berupaya agar pendapatan/ penghasilan petani lebih baik dan menuju pembangunan pertanian berbasis peternakan yang berkaitan dengan penggalakan/ pemanfaatan pupuk organik dan produktivitas hasil pertanian yang bebas pestisida, sehingga mampu bersaing dalam pasar ekonomi global. Cairan Enzym Pertanian terbuat dari sari pati tumbuhan dan air mineral alam yang bermanfaat untuk tanaman padi dan hortikultura secara menakjubkan, dengan biaya yang sangat murah dan menguntungkan bagi petani. Berikut adalah petunjuk aplikasi teknologi enzymatis untuk tanaman padi (per hektar).

Kebutuhan pupuk : Urea 210 kg 155 kg 650 700 liter

365 kg

: SP 36 : KCL : Bio kultur

Persemaian

1. Luas persemaian 400-500 m2

2. Kocor 35 L Bio kultur pada saat olah tanah persemaian (4 hari sebelum semai) 3. Pupuk dasar persemaian 1 HBT, terdiri dari 5 Kg urea + 10 Kg SP 36 + 5 Kg KCl

Persiapan tanam

1. Kocor dengan 200 liter Bio Kultur dan benam jerami saat olah tanah I atau bajak pada 14 HBT 2. Kocor dengan 250 L Bio kultur atau 150 L bio kultur + 100 L kosarin pada saat olah tanah II atau garu pada 4 HBT 3. Beri pupuk dasar pada 1 HBT yang terdiri dari urea 140 kg + SP 36 80 + KCl 60 Kg

Pemupukan susulan

1. Pemupukan susulan I pada 15 HST dengan dosis 120 Kg, 75 SP 36 dan 30 Kg KCl 2. Pemupukan susulan II pada 27 HST dengan dosis 80 Kg urea, 50 Kg SP 36 dan 20 Kg KCl 3. Pemupukan susulan III pada 58 HST, 40 Kg urea, 25 Kg SP 36 dan 10 Kg KCl

Semprot daun

1. Semprot daun I pada 35 HST dengan 50 L bio kultur + 25 L kosarin dan 8 butir telur itik 2. Semprot daun II pada 45 HST dengan 50 L bio kultur (25 L bio kosarin + 25 L bio kultur) + 8 butir telur itik 3. Semprot daun III pada 55 HST dengan 50 L bio kultur (25 L bio kultur + 25 L bio kosarin) + 25 butir telur itik 4. Sarana dan Prasarana Penyuluhan Sarana dan prasarana penyuluhan yang terdapat di Kecamatan Mojolaban tergolong sudah cukup lengkap. Dimana di setiap desa sudah terdapat gubug tempat pelaksanaan penyuluhan. Selain itu untuk kemudahan penyiapan materi penyuluhan sudah terdapat komputer di BPP sehingga untuk mempersiapkan materi tidak perlu lagi menggunakan jasa rental. 1. Biaya yang ada Dalam penyuluhan sosialisasi budidaya padi dengan teknologi enzymatis ini dibutuhkan biaya dengan rincian sebagai berikut : 1. Penerimaan Dana dari kas Dinas Pertanian 1. Pengeluaran Konsumsi Leaflet papan tulis, spidol, kertas HVS Total Sisa 1. Keadaan Daerah Kecamatan Mojolaban terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 104 m diatas permukaan laut. Jarak Ibukota dengan desa bervariasi terdekat Balai Desa Palur dengan jarak 1 Km dan terjauh Balai desa Kragilan dengan jarak 4 Km. Luas daerah Kecamatan Mojolaban seluas 3.655 Ha terdiri dari 15 desa. Dengan luas sawah 2.250 Ha dan 8 Ha tanah tegal. Adapun batas-batas Kecamatan Mojolaban : a. Sebelah Utara b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar : Kabupaten Karanganyar : : : : : Rp. Rp. Rp. Rp Rp 100.000,00 100.000,00 30.000,00 230.000,00 20.000,00 : Rp. 250.000,00

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Polokarto d. Sebelah Barat : Kodya Surakarta

Untuk iklim sendiri Kecamatan Mojolaban dalam keadaan normal dengan rata- rata curah hujan dalam 1 tahun 116,75 mm. Berdasarkan Semit dan Fergunson, iklim di Kecamatan Mojolaban termasuk daerah tipe iklim golongan C atau termasuk daerah basah. Hal ini didasarkan dari perhitungan bulan basah dan bulan kering. Bulan basah 6 bulan dan kering 6 bulan. Jenis tanah di Kecamatan Mojolaban bermacam-macam. Hal ini dijelaskan sebagai berikut: Aluvial : Triyagan, Sapen, Kragilan, Klumprit, Cangkol, Bekonang, Demakan, Joho, Gadingan. Grumusol : Laban, Plumbon, Palur, Dukuh, Wirun, Tegalmade. Untuk sistem pengairan di Kecamatan Mojolaban adalah sudah menggunakan saluran irigasi. Kondisi pelaksanaan pola tanam di Kecamatan Mojolaban masih belum sesuai anjuran, kecuali wilayah yang karena kondisi irigasi yang belum sempurna justru telah melaksanakan pola tanam dengan baik. Hal ini disebabkan oleh karena faktor kondisi atau alam yang mengaturnya pada daerah irigasi yang baik para petani berkecenderungan menanam padi terus menerus sepanjang tahun. Apabila terpaksa menanam padi terus- menerus disarankan agar disiplin melaksanakan pola gilir varietas, dengan maksud pengendalian serangan hama dan penyakit adalah palawijapadi atau palawija-padi- palawija. Untuk tanah tegalan, sepanjang tahun palawija dilaksanakan dengan sistem tumpang sari. Untuk sarana meningkatkan kelancaran arus lalu lintas adalah harus ditunjang adanya sarana dan prasarana perhubungan yang memadai. Faktor yang terpenting adalah panjang jalan. Kecamatan Mojolaban mempunyai panjang jalan 255 km yang terdiri dari jalan aspal, jalan diperkeras dan jalan yang masing-masing 184 km, 38 km dan 33 km, sekitar 72,12%, 14,90%, dan 12,98%. Untuk menunjang arus informasi, Kecamatan Mojolaban mempunyai pelanggan telepon sekitar 985 sambungan. Desa yang mempunyai sambungan telepon/ pelanggan telepon adalah di Desa Bekonang 146 pelanggan dan Cangkol 125 pelangan. Untuk sarana komunikasi terdapat 1 kantor pos, yang terdapat di desa Wirun yang melayani pengiriman barang/ uang serta surat menyurat guna menunjang adanya arus informasi dan komunikasi. 1. Kebijakan Pemerintah Terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang digunakan di Kecamatan Mojolaban. Pada kebijakan tingkat pusat (nasional) terdapat program P2BN atau Program Peningkatan Beras Nasional yang bertujuan meningkatkan produksi padi hingga 20 ton guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Sedang kebijakan dari Kabupaten Sukoharjo sendiri adalah mencegahan dan pemberantasan Flu Burung atau Avian Influenza, dimana telah terdapat korban meninggal akibat flu burung di Desa Sapen Kecamatan Mojolaban. Sehingga pemerintah

kabupaten memprioritaskan sosialisasi, pengenala dan pencegahan flu burung kepada seluruh masyarakat agar tidak terdapat korban lagi. Selain itu terdapat beberapa kebijakan-kebijakan pemerintah yang dicantumkan dalam Programa Penyuluhan Pertanian BPP Tani Budaya Kecamatan Mojolaban tahun 2006. yaitu : a) Upaya pencapaian tingkat produktivitas, produksi dan pendapatan petani dilakukan terutama melalui Pola Supra Insus b) Komoditas yang dikembangkan pada wilayah Supra Insus adalah komoditas prioritas dan strategis yang teknologinya tersedia, sarana produksi dan pemasarannya terjamin. c) Partisipasi petani dalam intensifikasi pertanian ditingkatkan dengan pembudidayaan RDK, RDKK, mengusahakan pemanfaatan fasilitas Kredit Ketahanan Pangan (KKP). d) Penyelenggaraan musyawarah/ pertemuan untuk menyusun perencanaan dan penetapan cara pemecahan masalah guna memperlancar pelaksanaan program, seperti musyawarah kelompok tani, musyawarah antar kontak tani (KTNA), temu lapang, mimbar sarasehan, demplot percontohan, penyebaran informasi pelatihan dan studi banding serta rapat koordinasi. Intensifikasi pertanian tahun 2006 diselenggarakan dalam wujud kegiatan yang meliputi : a) Gerakan operasional dari berbagai program penyuluhan pertanian berdasarkan pola keputusan Bupati Sukoharjo yang dijabarkan dalam program penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, dimana pelaksanaannya tergambar dalam program pertanian cabang Dipertan Kecamatan Mojolaban dan BPP Tani Budaya Kecamatan Mojolaban. b) Gerakan pembinaan dan penyuluhan pertanian serta pelayanan kepada petani/ kelompok tani oleh penyuluh pertanian, agar petani mengerti dan mengadopsi paket teknologi spesifik lokasi yang dianjurkan. c) Pembinaan kelompok tani dan koperasi kelompok tani, diarahkan menuju keter[aduan dan kemitraan usaha antara koperasi Kelompok tani dan kelompok tani dalam mengembangkan potensi pertanian di wilayah kelompok tani masing-masing. d) Pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian serta penyaluran dan pengendalian kredit yang dilakukan secara terkoordinir oleh KUD, KCD, PPL dan Kelompok Tani, guna mewujudkan ketahanan pangan melalui pendekatan sistem kewaspadaan produksi dan ketersediaan pangan. e) Pembinaan dalam menggerakkan partisipasi anggota kelompok tani dan koperasi kelompok tani guna mewujudkan ketahanan pangaan melalui pendekatan sistem kewaspadaan produksi dan ketersediaan pangan yang berwawasan agribisnis. 1. METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN

1. Metode Penyuluhan Metode penyuluhan adalah cara seorang penyuluh untuk mendekatkan dirinya pada masyarakat sasaran penyuluhan. Dalam penyuluhan sosialisasi budidaya padi dengan teknologi enzymatis ini metode yang akan digunakan yaitu :
1. Menurut media yang digunakan : media lisan dan media cetak. Media lisan adalah

penyuluh bertatap muka dengan sasaran/ menyampaikan secara langsung kepada sasarannya. Tujuannya adalah agar materi yang disampaikan dapat langsung ditanggapi ketika ada pertanyaan atau feedback dari sasaran. Sedang media cetak yang digunakan adalah folder. Tujuannya adalah agar sasaran dapat lebih memahami materi yang disampaikan. Karena dalam menangkap/ memahami suatu materi, semakin banyak indera yang digunakan maka akan semakin kuat pemahaman terhadap materi tersebut 2. Menurut hubungan penyuluh dan sasarannya : komunikasi langsung 3. Menurut keadaan psiko sosial sasarannya : pendekatan kelompok. Metode pendekatan kelompok menurut Kartasaputra (1994) cukup efektif, dikarenakan petani dibimbing adn diarahkan secara kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, disamping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Pendekatan kelompok digunakan manakala penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan di lapangan. Alasan pemilihan metode tersebut karena sasaran tingkat adopsi sasaran di Kecamatan Mojolaban sudah pada tahap mencoba dan menerapkan. Sehingga dengan metode kelompok akan menarik minat sasaran untuk mencoba inovasi tersebut. 1. Teknik Penyuluhan Teknik penyuluhan adalah cara penyuluh mendekatkan materi ke sasaran. Dalam penyuluhan sosialisasi budidaya padi dengan teknologi enzymatis digunakan teknik-teknik : 1. Demonstrasi Teknik demonstrasi seringkali dipandang sebagai teknik yang paling efektif, karena teknik ini sesuai dengan pepatah seeing is believing yang dapat diartikan sebagai dengan melihat kita menjadi percaya. Bila mereka sudah percaya, mereka pasti lebih cepat terdorong untuk mencoba dan menerapkannya. Teknik demonstrasi tentang sosialisasi budidaya padi dengan teknologi enzymatis antara lain : mengenai demonstrasi tahap-tahap budidaya secara lengkap. Dengan demonstrasi ini dimaksudkan untuk membuktikan keunggulan suatu inovasi yang dikenalkan dan menunjukkan cara kerja yang benar. 1. Media cetak

Penyuluhan dengan menggunakan media cetak (hasil cetakan berupa tulisan, gambar, atau campuran antara tulisan dan gambar) sebagai media komunikasinya. Dengan media cetak yang berisi gambar dan tulisan yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat sasaran untuk membaca dan memahami isinya. Dalam hal ini media cetak berupa folder yang berisi tentang cara budidaya padi dengan teknologi enzymatis. 1. Diskusi Teknik ini memiliki kesempatan lebih luas untuk menyampaikan informasi baik berupa pendapatnya sendiri maupun tanggapannya atas informasi yang disampaikan oleh penyuluh atau oleh anggota penyuluhan lainnya. Disini sasaran dapat berdiskusi lebih leluasa mengenai teknologi enzymatis. Dengan begitu baik petani/penyuluh dapat bertukar pengetahuan dan pikiran. Jadi disini penyuluh tidak mutlak memberikan informasi kepada sasaran, sasaran boleh setuju atau tidak setuju atas informasi tersebut asalkan masih sesuai dengan materi. 1. Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan sosialisasi budidaya padi dengan teknologi enzymatis di Kecamatan Mojolaban ini adalah sebagai berikut : 1. Kurikulum Dalam penyuluhan, adanya kurikulum akan sangat membantu penyuluh dalam merancang/ merencanakan kegiatan penyuluhan. Sehingga tujuan-tujuan yang dapat dicapai dengan baik. 1. Lembar persiapan penyuluhan Lembar persiapan penyuluhan barisi pokok-pokok kegiatan penyuluhan yang harus dikerjakan selama kegiatan penyuluhan berlangsung. Adanya lembar persiapan penyuluhan ini dimaksudkan agar jalannya penyuluhan dapat terkoordinir. 1. Papan tulis Papan tulis yang digunakan adalah white board berukuran kecil. Mengingat kegiatan penyuluhan kali ini diadakan di lapang, maka penggunaan white board berukuran kecil lebih praktis dan efisien. 1. Alat tulis Menggunakan spidol warna hitam. Agar tulisan/ gambar dapat terbaca dan terlihat dengan jelas. 1. Alat Peraga Penyuluhan Alat peraga adalah benda yang dapat diamati, didengar dan dirasa oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk memeragakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar sasaran.

Alat peraga penyuluhan yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan sosialisasi budidaya padi dengan teknologi enzymatis di Kecamatan Mojolaban adalah barang cetakan. Barang cetakan yang digunakan adalah folder. Folder berisi tentang tulisan dan gambar yang berhubungan tentang budidaya padi dengan teknologi enzymatis. Penggunaan folder sebagai alat peraga karena folder sebagai media komunikasinya. Dengan media cetak yang berisi gambar dan tulisan yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat sasaran untuk menbaca dan memahami isinya. Selain itu media cetak yang berupa folder memerlukan biaya yang relatif sedikit, sehingga dapat menekan jumlah pengeluaran dalam kegiatan penyuluhan. 1. Evaluasi Evaluasi merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu obyek, keadaan, peristiwa atau kegiatan tertentu yang sedang diamati. Tujuan dari evaluasi antara lain untuk mengetahui pemahaman sasaran tentang budidaya padi dengan teknologi enzymatis. 1. Evaluasi Penerapan Metode dan Teknik Penyuluhan Yang dapat dievaluasi pada penerapan metode dan teknik penyuluhan antara lain : 1. Antusiasme petani Antusiasme petani dalam melakukan kegiatan penyuluhan dapat dinilai melalui jumlah kehadiran petani dalam kegiatan penyuluhan dan kesiapan petani dalam menerima materi. 1. Diskusi petani Sejauh mana diskusi itu berlangsung, dilihat dari banyaknya pertanyaan dan umpan balik yang disampaikan oleh sasaran. 1. Praktik lapang Keaktifan petani ketika terjun langsung ke lapang dapat dinilai melalui keaktifan petani dalam melakukan kegiatan. 1. Evaluasi Materi Penyuluhan Pada evaluasi materi penyuluhan yang dapat dievaluasi adalah : 1. Aspek Kognitif Aspek kognitif dapat dinilai melalui pengetahuan dan pemahaman mengenai informasi yang disampaikan yaitu mengenai langkah-langkah budidaya padi dengan teknologi enzymatis. Selain itu juga dapat dilihat melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan penyuluh kepada petani, dari jawaban-jawaban petani tersebut maka akan dapat menunjukkan seberapa jauh pengetahuan dan pemahaman mereka tentang inovasi yang diperkenalkan.

1. Aspek Afektif Aspek afektif dapat dinilai melalui kemauan petani untuk menerapkan budidaya padi dengan teknologi enzymatis. Apakah setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ini petani mau menerapkan inovasi tersebut pada lahan garapannya. 1. Aspek Psikomotorik Aspek psikomotorik dapat dilihat melalui ketrampilan patani dalam pelaksanaan budidaya padi dengan teknologi enzymatis. Apakah petani ketika menerapkan inovasi tersebut sesuai dengan anjuran/ petunjuk yang telah disampaikan 1. Alternatif Metode dan Teknik Penyuluhan ???????????? 1. PENUTUP 1. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas antara lain : 1. Budidaya padi dengan teknologi enzymatis merupakan suatu inovasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah produksi padi yang menjadikan pendapatan petani meningkat 2. Antusiasme petani dalam menerapkan inovasi tersebut tergolong tinggi 3. SARAN Saran yang dapat diberikan antara lain : 1. Setelah mencoba suatu inovasi sebaiknya petani tidak perlu ragu untuk menerapkannya karena sudah pernah mencobanya. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kehutanan. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Departemen Kehutanan RI. Jakarta. Suhardiyono, L. 1992. Penyuluhan Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga. Jakarta. Van den Ban, A W hawkins, HS. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Penerbit Sebelas Maret University Press. Surakarta.

444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444 44444444444444444
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha, memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih makan nasi. Nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan nilai energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan. SEJARAH TANAMAN PADI Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika. ARTI PENTING DAN MANFAAT PADI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi. Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya. SYARAT TUMBUH Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7. BAB II BERCOCOK TANAM PADI Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan

penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan. PADI SAWAH Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi 1. PERSEMAIAN Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai. a. Penggunaan benih b. Benih unggul Bersertifikat Kebutuhan benih 25-30 kg / ha

Persiapan lahan untuk persemaian Tanah harus subur Cahaya matahari Pengairan Pengawasan c. Pengolahan tanah calon persemaian Persemaian kering Persemaian basah Persemaian sistem dapog Persemaian Kering Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu: a. Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit. b. Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih banyak. c. Selanjutnya tanah digaru Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur. Ukuran bedengan persemaian : a. Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjang b. Lebar bedengan : 100 -150 cm c. Tinggi bedengan : 20 -30 cm Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah : a. Penaburan benih dan pencabutan bibit

Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi : Penyiangan Pengairan Pemupukan Pemberantasan hama dan penyakit Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah. Persemaian Basah Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air: a. Air akan melunakan tanah b. Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput ) c. Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga perusak bibit Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami. Sistem Dapog Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon. Cara penyemaian dengan sistem dapog : a. Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah b. Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang c. Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik lembaga d. Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah e. Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4 f. Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah Penaburan benih Perlakuan sebagai upaya persiapan Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud : a. Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang agar terjadi proses tisiologis b. Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses tisiologis Lama perendaman benih a. Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus ) b. Lamanya pemeraman c. Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah. Pelaksanaan menebar benih a. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam menebar benih adalah : b. Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm c. Benih tersebar rata d. Kerapatan benih harus sama Pemeliharaan persemaian a. Pengairan Pada pesemaian secara kering Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan

b.

pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara basah. Pada pesemaian basah Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut : o Bedengan digenangi air selama 24 jam o Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa disebar o Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar: o Benih yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah. o Benih tidak busuk akibat genagan air o Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat b. Pemupukan dipersemaian Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar. PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH SAWAH Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap : a. Pembersihan b. Pencangkulan c. Pembajakan d. Penggaruan Pembersihan o Selokan-selokan perlu dibersihkan o Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos Pencangkulan o Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak Membajak o o o Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah

Menggaru o o o Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan Permukaan tanah menjadi rata

o o

o o o

Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan terbenam Penanaman menjadi mudah Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam

PENANAMAN Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah : a. b. c. Persiapan lahan Umur bibit Tahap penanaman

Persiapan lahan o Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.

Umur bibit o Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit

Tahap penanaman o Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu Memindahkan bibit Menanam

Memindahkan bibit o Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.

Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah : o o o o o Bibit telah berumur 17 -25 hari Bibit berdaun 5 -7 helai Batang bagian bawah besar, dan kuat Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama) Bibit tidak terserang hama dan penyakit

Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan.

Menanam Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah : a. b. c. d. e. f. Sistem larikan ( cara tanam ) Jarak tanam Hubungan tanaman Jumlah tanaman tiap lobang Kedalam menanam bibit Cara menanam

Sistim larikan ( cara tanam ) o o o o o Akan kelihatan rapi Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat Dan perlakuan-perlakuan lainnya Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah

Jarak tanam Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada : o o o Jenis tanaman Kesuburan tanah Ketinggian tempat / musim

Jenis tanaman Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit. Kesuburan tanah o o Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang

dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang jurang subur. Ketinggian tempat. o Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.

Hubungan tanaman Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah : o o o Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat ) Hubungan tanaman empat persegi panjang. Hubungan tanaman 2 baris.

Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang o Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2-3 batang Kedalaman penanaman bibit Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3-4 cm.

o o

Cara menanam o Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara serentak.

PEMELIHARAAN Meliputi : a. b. c. Penyulaman dan penyiangan Pengairan Pemupukan

Penyulaman dan penyiangan Yang harns diperhatikan dalam penyulaman : o Bibit yang digunakan harus jenis yang sama

o o o

Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan

Pengairan Pengairan disawah dapat dibedakan : o o Pengairan secara terus-menerus Pengairan secara piriodik

Pemupukan Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa : o o Pupuk alam ( organik ) Pupuk buatan ( an organik )

Dosis pupuk yang digunakan : o o o Pupuk Urea 250 -300 kg / ha Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha Pupuk KCI 50 -100 kg / ha

Atau disesuaikan dengan analisa tanah

Anda mungkin juga menyukai