Anda di halaman 1dari 12

Dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sosiologi Pertanian

Oleh, Fitri Utami Hasan 150510100207 Agro E 2010

FAKULTAS PERTANIAN
Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

UNIVERSITAS PADJAJARAN 2010 - 2011

TEORI-TEORI SOSIAL KLASIK A. Karl Marx 1. Pendekatan Tokoh Ciri yang menonjol dari Marx adalah pemikirannya sangat radikal dan dia melihat bahwa perubahan sosial harus menyeluruh atau total, cepat dan kohesif atau kekerasan serta tiba-tiba (lebih dikenal dengan revolusi). Pada masa Industri di mana Marx hidup, dia melihat kehidupan kaum borjuis tidak punya unsur-unsur positif, baik dari masyarakatnya maupun negara, yang bisa dipertahankan. Menurut Marx, kebanyakan filosof hanya menafsirka apa yang terjadi, seharusnya yang perlu dilakukan adalah merombak masyarakat lama menjadi masyarakat baru yang berbeda dalam banyak hal. Sumber dari segala kebobrokan masyarakat adalah liberalisme dan kapitalisme serta demokrasi. Dalam proses ini, Marx melihat adanya penindasan kaum borjuis terhadap kaum buruh dalam rangka memperbesar modalnya. 2. Pembahasan Teori Teori sosial Marx lebih menekankan pada perkembangan masyarkat yang ditinjau dari sudut pandang ekonomi politik. Masyarakat tidak lain merupakan hasil dari perkembangan kerja manusia dari yang primitif hingga yang paling modern. Menurut Marx, dari analisisnya mengenai masyarakat berkelas, hubungan sosial masyarakat merupakan hubungan konflik. Teori sosial Marx dapat digolongkan sebagai teori konflik karena teori ini melekat pada masyarakat yang tidak setara adalah konflik kepentingan yang tidak terhindari antara kelas dominan dengan kelas subordinat. Teori Marx menyatakan hanya ada dua kelas dalam masyarakat (kelas borjuis dan kelas proletar). Kaum borjuis (minoritas) adalah kaum yang jahat, rakus, dan serakah. Mereka tidak pernah memikirkan nasib kaum proletar. Sementara kaum proletar merupakan kaum yang baik hati, tertindas dan tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa untuk ditindas. Penindasan yang dilakukan oleh kaum borjuis sama sekali tidak melanggar hukum yang berlaku di saat itu. Karena hukum hanya mewakili kepentingan
Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

kaum borjuis dan tidak mengakomodir kepentingan kaum proletar. Perbedaan kelas sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hasil ciptaan kelas dominan, entah melalui kekuasaan feodal, agama, maupun institusi lainnya Teori konflik Marx adalah sebuah teori konflik yang utuh. Marx menggambarkan semua aspek yang ada dalam konflik, yaitu: a. Adanya penyebab konflik Penyebab konflik bagi Marx adalah masalah ekonomi b. Siapa saja yang berkonflik Dari poin pertama maka muncul dikotomi kelas yaitu, kelas borjuis dan kelas proletar (Borjuis menindas Proletar) c. Sejauhmana intensitas konflik tersebut Intensitas konflik mengakibatkan adanya kelas yang ditindas (proletar ditindas oleh borjuis) d. Bagaimana penyelesaian konflik tersebut Konflik akan mengakibatkan kesadaran para kaum proletar nantinya berada dalam kondisi yang sama. Penindasan akan mengakibatkan frustrasi, dan frustrasi akan mengakibatkan revolusi. Revolusi proletarlah nantinya yang akan menyelesaikan konflik. Teori Marx yang lainnya adalah Materliasme Sejarah. Materliasme Sejarah merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa sejarah umat manusia ditentukan oleh materi (benda). Material di sini adalah benda yang mempunyai arti penting dalam masyarakat yaitu alat produksi (means of production). Hal penting pada masa tersebut adalah siapa yang menguasai alat produksi maka ia atau mereka akan menguasai masyarakat. Marx membagi lima kelas masyarakat berdasarkan means of production, yaitu :

Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

a. b. c. d. e.

Masyarakat agraria primitif: Alat produksinya adalah tanah. Masyarakat perbudakan: Alat produksinya adalah budak itu sendiri. Masyarakat feodal: Alat produksinya adalah tanah. Masyarakat borjuis: Alat produksinya adalah industri. Masyarakat komunis (cita-cita Marx): Tidak ada lagi kepemilikan alat-alat produksi oleh individu atau kelompok masyarakat.

3.

Kesimpulan Isi dari pemikiran Marx merupakan pembahasan terhadap kebenaran adanya

kesewenang-wenangan dari satu pihak terhadap pihak lainnya. Ada pihak yang penindas dan ada pihak yang tertindas. Teori sosialnya menggambarkan betapa buruk nasib yang tertindas serta betapa jahatnya sikapnya si penindas. Dalam kondisi sekarang, ada salah satu pemikirannya yang masih relevan yaitu: hubungan penguasa dan pengusaha. Pengusaha mempunyai kepentingan ekonomi dan penguasa mempunyai kewenangan politik untuk memenuhi kepentingan ekonomi para pengusaha.

B. Emile Durkheim 1. Pendekatan Tokoh Durkheim mengajukan pengakuan untuk gagasan sebuah ilmu pengetahuan tentang masyarakat yang bisa meyumbangkan pemecahan atas masalah-masalah moral dan intelektual masyarakat. Dia berusaha menjadikan pandangan ini sebuah kenyataan di dalam studi-studi pokok mengenai hakikat solidaritas sosial. Teori sosialnya berguna untuk membedah tentang pranata, institusi, maupun norma yang ada dalam masyarakat. 2. Pembahasan Teori Ciri yang sangat penting, menurut Durkheim, adalah struktur sosial terdiri dari norma-norma dan nilai-nilai. Secara sederhana, dari teori Durkheim ini, kita bisa mengatakan bahwa ketika kita ingin melihat suatu kebudayaan, lihatlah institusi dan norma yang ada dalam kebudayaan tersebut. Masyarakat terbentuk dari institusi dan norma-norma tersebut.
Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

Memang, pada mulanya, institusi dan norma itu diciptakan oleh masyarakat melalui kesepakatan bersama. Namun, dalam perjalanannya, institusi dan norma itu tumbuh sendiri dan mandiri. Inilah yang disebut Durkheim sebagai realitas sui generis, dalam arti masyarakat memiliki eksistensinya sendiri. Kita bisa mengambil contoh, misalnya sebuah institusi yang ada dalam masyarakat. Ketika terjadi kebobrokan, seringkali kita dihadapkan dengan persoalan apakah sistem yang rusak atau individu yang tidak beres? Menurut pandangan sui generis, sistem tidak lain sebagai "makhluk" yang terus hidup dan berkembang di luar realitas individu. Walaupun sistem itu awalnya dibentuk oleh individu-individu, pada perkembangannya, sistem itu bergerak menemukan pola sendiri di luar yang digariskan oleh kesepakatan individu. Agama, misalnya. Agama menjadi sebuah sistem yang mandiri dari individu maupun kelompoknya. Ia menjadi begitu hidup ketika dihadapkan dengan persoalanpersoalan zaman. Bagi Durkheim, masyarakat adalah sebuah tatanan moral, yaitu seperangkat tuntutan normatif lebih dengan kenyataan ideal daripada kenyataan material, yang ada dalam kesadaran individu dan meski demikian dalam cara tertentu berada di luar individu. Durkheim membagi dua konsep yang berhubungan tentang kenyataan sosial dalam masyarakat, yaitu: gambaran kolektif dan kesadaran kolektif. Gambaran kolektif adalah simbol-simbol yang memiliki makna yang sama bagi semua anggota dalam masyarakat. Sedangkan kesadaran kolektif adalah gagasan yang dimiliki bersama dalam sebuah masyarakat. 3. Kesimpulan Durkheim merangsang penilaian kritis tidak semata-mata sebagai seorang filsuf yang merekomendasikan sebuah pendekatan metodologis khusus terhadap studi sosial, tetapi juga menurut standar-standar khusus terhadap studi sosial, tetapi juga menurut standar-standar empiris yang ditemukannya sendiri. Sebagai seorang empiris praktis dia tak bisa menutup bahannya terhadap prosedur-prosedur pengujian ilmiah.

Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

C. Max Webber 1. Pendekatan Tokoh Webber mengusahakan penelusuran perkembangan kapitalisme modern melalui pengaruh gagasan-gagasan religius, pandangannya mengenai rutinisasi kharisma, pemusatan dirinya pada tipe ideal organisasi birokratis rasional yang khas bagi negaranegara kapitalis modern.

2.

Pembahasan Teori Weber berasusmsi bahwa perilaku atau tindakan kita merupakan respon dari

tindakan orang lain terhadap diri kita. Inilah yang kemudian disebut sebagai tindakan sosial. Adanya sebuah interaksi yang dilakukan secara terus-menerus oleh individuindividu sehingga dapat menciptakan kelompok masyarakat, institusi, hukum, dan norma. Teori tindakan sosial dari Weber ini kemudian dikembangkan oleh Jurgen Habemas menjadi teori tindakan komunikatif. Komunikasi merupakan kemampuan alamiah manusia yang akan membentuk dan mendorong terjadinya interaksi dalam masyarakat. Dengan kemampuan ini, upaya-upaya untuk meningkatkan hubungan sosial, mencegah konflik menurut Habermas dapat dilakukan. Tentu hal ini dilakukan dengan jalan deliberatif. Teori Weber tentang manusia didasarkan pada penciriannya ada empat jenis tindakan manusia yaitu: tindakan rasional tujuan, rasional nilai, tindakan emosional, dan tindakan tradisional. Keempat tindakan ini merupakan cara para individu memaknai tindakannya. Oleh karena itu manusia adalah suatu makhluk religius dalam arti bahwa bahkan kegiatan-kegiatan ekonomisnya mengandaikan pandangan dunia umum tertentu yang ia pakai untuk membuat kehidupan dapat dipahami. Analisis Webber tentang masyarakat dapat diambil dari gagasan idealnya tentang tindakan individual. Setiap individu yang berusaha mewujudkan kehendaknya akan mengalami bentrokan dalam realisasi tindakannya. Sehingga sebagai keseluruhan dari
Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

individu tadi, masyarakat adalah sebuah keseimbangan yang kompleks dari kelompokkelompok yang bertentangan. 1. Kesimpulan Webber melihat bahwa masyarakat terbentuk dari tindakan sosial atau bisa juga disebut sebagai tindakan komunikasi. Terbentuknya masyarakat ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat panjang melalui komunikasi dan kesepakatan bersama.

D. Alfred Schutz 2. Pendekatan Tokoh Analisis-analisis Schutz bersifat radikal dalam arti menolak banyak pengandaian ortodoksi 'fungsionalisme-struktural' yang berkuasa, cap yang diberikan kepada sintesis Talcott Parsons atas organisme Durkheim dan teori tindakan sosial Weber. 3. Pembahasan Teori Schutz meletakkan hakikat kondisi manusia dalam pengalaman subjektif dalam bertindak dan mengambil sikap terhadap 'dunia-kehidupan' sehari-hari. Baginya, inilah sebuah dunia kegiatan praktis. Sebuah masyarakat adalah sebuah komunitas linguistik. Masyarakat berada melalui simbol-simbol timbal-balik. Oleh karena itu kesadaraan sehari-hari adalah kesadaran sosial atau kesadaran yang diwariskan secara sosial mengenai masyarakat. Diniakehidupan individu lalu merupakan sebuah dunia 'inter-subjektif' dengan makna-makna bersama dan rasa ketermasukan ke dalam sebuah kelompok

4.

Kesimpulan Dalam teori Schutz tidak ditemukan pemikiran mengenai kesamaan situasi-situasi,

melainkan pusat perhatiannya adalah menemukan perbedaan-perbedaan yang ada di antara makna-makna dalam konteks-konteks yang berbeda. Teori Schutz yang dikembangkan terlalu cepat bergerak dari soal yang jelas bahwa hubungan-hubungan sosial yang jauh dari kesimpulan yang jelas bahwa kenyataan gagasan-gagasan ini sama sekali tergantung pada apa yang mungkin dipikirkan manusia.

E.

Adam Smith 1. Pendekatan Tokoh


Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

Adam Smith memakai model pendekatan astronomis untuk menerangkan sistemsistem sosial sebagai mekanisme-mekanisme yang hidup yang bagian-bagiannya tanpa disadari mempengaruhi kehidupan dan kegiatan keseluruhan. Pendekatannya ini didasari oleh kemauannya untuk menjadi Isaac Newton dari ilmu-ilmu sosial.

2. Pembahasan Teori Teori Smith mengenai kodrat manusia bersifat Hobbesian sejauh ia mendalilkan nafsu-nafsu dasar dan nafsu-nafsu asli tertentu. Kendati pun memiliki model sebab akibatnya untuk teori sosial, Smith, tak seperti Hobbes, tidak mengatakan bahwa manusia adalah sebuah mesin. Melalui pandangannya mengenai perkembangan ilmiah, Smith juga menunjukkan bahwa manusia juga memiliki kemampuan-kemampuan penalaran tertentu yang pada dasarnya bersifat psikologis. Menurut Smith masyarakat adalah keseluruhan sebagai sebuah mekanisme yang terintegrasi dengan sebuah tujuan menyeluruh, sebuah tema yang tercermin dalam pandangannya mengenai keluarga sebagai sesuatu yang berasal dari naluri seksual tetapi dipersatukan dengan kenyamanan identifikasi simpati dengan mereka yang terus berkontak dengan kita. Ia menyatakan bahwa syarat sebuah masyarakat adalah 'keadilan'. Tanpa keadilan, kata Smith, sebuah masyarakat akan menghancurkan dirinya sendiri.

3. Kesimpulan Smith tidak membawa ke studi tentang masyarakat semacam presisi matematis yang mungkin dalam studi mengenai gerakan-gerakan benda-benda angkasa yang bersifat fisik. Teorinya mengenai norma-norma sosial juga problematis, barangkali lebih dari itu, karena rumit-nya fenomena sentimen 'alamiah' dalam kenyataan empiris. Pandanganpandangan Smith sebagian besar tak berlaku, dalam peranan yang dimainkan Allah baik dalam skema penjelasannya dan dalam etika normatif-nya.

F. Thomas Hobbes 1. Pendekatan Tokoh Pandangan Hobbes bersifat Deskriptif dan preskriptif yang anjurannya lebih menyeluruh dan dogmatis.Ia kadang-kadang mulai dengan menyatakan aksiomaaksiomanya atau definisi-definisinya dan kemudian menggabungkannya untuk menurunkan kebenaran-kebenaran baru tentang dunia. Di lain waktu dia mulai dengan
Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

pengamatan atas fenomena dan kembali pada proposisi-proposisi primer yang darinya fenomena ini dapat dideduksikan dengan proses sintetis.

2. Pembahasan Teori Menurut Hobbes, manusia adalah sebuah mesin anti-sosial. Ke dalam mesin ini lewatlah masukan-masukan dari lingkungan melalui pancaindera. Masukan-masukan ini menghasilkan reaksi-reaksi fisik internal Berdasar pada analisisnya tentang kodrat manusia, Hobbes merumuskan masyarakat sebagai sebuah persekutuan yang terbentuk atas dasar "kontrak sosial" yang digunakan sebagai peranti untuk bertindak menurut keinginan instrumental akan hubungan hubungan yang damai karena mereka yang ada di dalamnya memiliki jaminan keuntungan-keuntungan yang diinginkan dan atas dasar dorongan hasrat ketergantungan manusiawi. 3. Kesimpulan Rasio, bagi Hobbes, lebih daripada sebuah instrumen untuk memungkinkan individu untuk menemukan cara memperoleh dan mempertahankan apa yang ia inginkan. Hobbes menganggap masyarakat dan tatanan politis dan tempat masyarakat itu bergantung sebagai kondisi-kondisi yang secara intrinsik tidak menyenangkan tapi yang bagaimanapun perlu untuk kelangsungan hidup, piranti-piranti yang menyedihkan dari makhluk-makhluk egois yang terkejut panik yang tak bisa menemukan jalan lain untuk menghindari destruksi timbal-balik.

G. Aristoteles 1. Pendekatan Tokoh Pendekatan Aristoteles bertolak pada dua sifat filsafatnya yaitu; bersifat naturalis dan teologis. Filsafatnya naturalis karena pertama-tama bersifat empiris dan didasarkan pada pandangan yang bernuansa biologis. Sedangkan bersifat teologis karena analisisnya memusatkan semua kejadian maupun masing-masing jenis pengada ke arah tujuantujuan.

2. Pembahasan Teori Pendekatan biologis dari Aristotels mencakup analisis kenyataan-kenyataan menjadi bagian-bagiannya dan mengelompokkannya menurut spesis dan genus. Jadi manusia
Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

adalah seekor binatang dengan unsur-unsur tertentu yang khas, khususnya rasio dan tuturan. Keduanya penting karena memberinya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar etis. Konsep Aristoteles tentang masyarakat dan negara saling berkait sehingga lebih baik memakai istilahnya sendiri, 'piolis', untuk mengartikan komunitas sipil yang ia yakini sebagai latar sosial kodrati dari manusia. Negara-kota yang kecil dengan hubungan temumukanya dan bercampurnya persahabatan pribadi dengan kewajiban-kewajiban warga negara, jauh berlainan dari negara kebangsaan modern, atau kerajaan-kerajaan kekaisaran kuno pada zaman Aristoteles sendiri, walaupun polis menyatukan sebuah gagasan yang dikembangkan dengan baik dan terlembaga mengenai peraturan hukum, yaitu gagasan tentang pemerintah melalui peraturan-peraturan umum dan tidak dengan keputusan-keputusan para individu secara sewenang-wenang.

3. Kesimpulan Aristoteles memandang masyarakat manusia sebagai sebuah usaha etis, yang berakar dalam kemampuan sosial manusia yang bersifat kodrati, yang terarah pada perwujudan kebaikan moral dan keunggulan intelektual dalam sebuah masyarakat politis.

H.

Pendapat Menurut saya, teori-teori yang dikemukakan oleh para tokoh sosiologi klasik tentu

digunakan secara berbeda-beda untuk kepentingan yang berbeda pula. Durkheim, misalnya. Ia lebih sering ditinjau ketika berbicara masalah sistem dan norma. Marx lebih banyak digunakan untuk menganalisis konflik dalam masyarkat kapitalis. Weber lebih menekankan pada tindakan sosial masyarakat dan menganalisis masyarakat kapitalis sebagaimana yang dilakukan Marx. Selain itu cara pandang mereka terhadap perubahan sosialpun banyak memiliki perbedaan. Webber dan Durkheim melihat perkembangan sosial dengan memahami perkembangan tersebut serta mencari solusi terhadapnya. Tapi Marx justru melihat lebih jauh, dia tidak hanya mencari solusi tapi juga menganjurkan kepada masyarakat yang dibelanya untuk melakukan solusinya (action/praxis) dalam mengubah kondisi sosial. Adapun perbedaan lainnya adalah, Webber dan Durkheim melakukan observasi dengan asumsi-asumsi yang tidak memihak.
Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

10

Sedangkan mengenai dalil-dalil psikologi Hobbes, banyak orang menagtakan terlalu sederhana dan secara tidak memadai di sokong dengan bukti empiris. Kontrak sosial Hobbes lebih radikal, yaitu ke-masuk akal-an seluruh gagasannya diragukan. Singkatnya Hobbes tidak membebaskan dirinya sendiri dari pengandaian Aristotelian bahwa mungkinlah memberi sebuah definisi atau deskripsi mengenai kodrat hakiki manusia dan membangun sebuah teori sosial di atasnya.

Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

11

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.com google.com AnneAhira.com

Anthony Gidden , Kapitalisme dan teori sosial modern , Cambridge University Press

Franz Magniz Suseno,Pemikiran Karl Marx, dari sosialisme utopis ke perselisihan revisisonisme , P.T Gramedia Pustaka, Jakarta 2001.

Jurnal Kuliah Teori Sosial Klasik (Senin, 16 September 2002, Jumat 6 September 2002 berdasarkan catatan kuliah: ZS)

Tugas I Sosper | Tori-teori Sosial Klasik | Fitri Utami Hasan | 150510100207

12

Anda mungkin juga menyukai