Anda di halaman 1dari 20

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN POSYANDU B. SEJARAH TERBENTUKNYA POSYANDU C. LANDASAN HUKUM POSYANDU D. TUJUAN POSYANDU E. FUNGSI POSYANDU F. SASARAN POSYANDU G. MANFAAT POSYANDU H. KEDUDUKAN POSYANDU I. PEMBENTUKAN POSYANDU J. PENGELOLA POSYANDU K. KEGIATAN POSYANDU L. PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

M. PENDANAAN N. KADER POSYANDU O. PENCATATAN DAN PELAPORAN P. PEMBINAAN POSYANDU Q. JENJANG POSYANDU R.

BAB IV PEMBAHASAN
A. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Belum tercapainya cakupan Penanggulangan Penyakit TB Paru ( P2TB ) Cure rate atau angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase penderita TB BTA (+) yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara penderita TB BTA (+) yang tercatat. Kesembuhan adalah penderita yang minum obat lengkap, dan pemeriksaan sputum secara mikroskopis minimal 2 kali berturut-turut terakhir dengan hasil negatif. Angka kesembuhan ini untuk menilai keberhasilan program pemberantasan penyakit tuberkulosis. Angka kesembuhan dihitung dengan cara jumlah penderita TB BTA (+) yang sembuh setelah selesai masa pengobatan TB (6-9 bulan) dibagi jumlah penderita TB BTA (+) yang sudah selesai pengobatan TB selama 6-9 bulan. Dari laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2009, dari 27 orang yang mendapat paket pengobatan TB, hanya 11 orang yang dinyatakan sembuh.

Indikator

Target Pencapaian 85 % 11 orang x 100 % 27 orang = 40,74 %

2. Peningkatan kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Pada program P2P di program DBD ada peningkatan kasus dari tahun 2008 yaitu 102 kasus dan 138 kasus Tahun 2009 dan menyebabkan 1 kematian.

Indikator

Target Pencapaian
2 Tahun 2009 138 kasus x 100.000 87.174 = 158,3 Tahun 2008 102 kasus x 100.000 86.279 = 118,3

3. Rendahnya pencapaian cakupan imunisasi bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Program imunisasi hampir seluruh kegiatan belum mencapai target, dimana indikatornya adalah Kelurahan UCI. Dimana pada kriteria ukur 1 (Campak min 80%) seluruh kelurahan sudah UCI, pada kriteria Ukur 2 (DPT/HB3 dan campak min 80 %) kelurahan Jati Baru belum UCI, pada kriteria Ukur 3 (DPT/HB3 dan Polio 4 dan Campak 80 %) kelurahan Jati Baru dan Kubu Dalam Parak karakah belum UCI,dan pada kriteria Ukur 4 (BCG min 90 % dan DPT/HB3 dan Polio4 dan Campak min 80 %) baru 3 Kelurahan yang UCI (Sawahan,Sawahan Timur,Simpang Haru).

Indikator

Target Pencapaian

3 kelurahan X 100 % 100 % 10 kelurahan = 30 %

4. Belum percapainya sasaran penggunaan Akseptor KB untuk Pasangan Usia Subur. Pada program pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ), khususnya pelayanan Keluarga berencana ( KB ), penggunaan akseptor KB masih belum mencapai sasaran ( 12.455 orang ), dimana indikatornya adalah persentase Pasangan Usia Subur ( PUS ) yang menjadi akseptor KB. Dalam laporan tahunan Puskesmas Andalas tahun 2009 cakupan pemakaian akseptor KB IUD sebanyak 1.417 orang ( 11,4 % ), akseptor implant 619 orang ( 5 % ), akseptor suntik 5.222 orang ( 42 % ), akseptor pil 1.485 orang ( 12 % ), akseptor kondom 222 orang ( 1,8 % ), dan MOW sebanyak 480 orang ( 3,9 % ).

Indikator

Target Pencapaian

70 %

4745 orang x 100 % 12.455 orang = 38,09 %

5. Belum tercapainya target pendistribusian kapsul vitamin A pada bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Andalas tahun 2009, pendistribusian kapsul vitamin A pada bayi dan balita belum mencapai target yang telah ditetapkan oleh dinas kesehatan kota, dimana untuk usia 6 11 bulan hanya 93,1 % ( target 95 % ) dan untuk usia 12-59 bulan 73,9 % ( target 93 % ).

6. Belum tercapainya target kunjungan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Andalas tahun 2009 ,pada kegiatan pemantauan penimbangan, pencapaian rasio D/S bayi hanya 54,6 % ( target 65 % ), sedangkan D/S balita 40,9 % ( target 65 % )

Kriteria masalah

Urgensi

Intervensi

Biaya

Mutu

Total

Rank

Belum tercapainya cakupan Penanggulangan Penyakit TB Paru ( P2TB)

16

III

Peningkatan kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

14

Rendahnya pencapaian cakupan imunisasi bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

17

II

Belum percapainya sasaran penggunaan Akseptor KB untuk Pasangan Usia Subur.

13

VI

Belum tercapainya target pendistribusian kapsul vitamin A pada bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Belum tercapainya target kunjungan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

15

IV

17

4. 3

Analisis Sebab Akibat Masalah

Beberapa masalah yang mendasari kurangnya kunjungan masyarakat ke posyandu yaitu : 1. Manusia Masyarakat Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan tim puskesmas Andalas sendiri didapatkan hasil bahwa : 51,23% merasa posyandu tidak ada manfaatnya; 43,70% karena malas, dan sisanya menganggap suasana posyandu yang membosankan dan tidak menarik.

Kader Posyandu o Kunjungan rumah oleh kader yang belum berjalan optimal. o Kader kurang aktif untuk memanggil atau mengumumkan kapan pelaksanaan posyandu kepada masyarakat.

Kelembagaan Kurangnya perhatian dari lembaga terkait seperti ibu ibu PKK, RW, RT dan Lurah dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan posyandu.

2. Material Sistem penggalangan dana yang tidak ada, menyebabkan sering tersendatnya program, padahal untuk kelancaran memang dibutuhkan dana. 3. Metode Sistem pencatatan yang belum akurat. Penyuluhan yang tidak menarik dan lebih bersifat personal, bukan penyuluhan masyarakat. 4.Lingkungan Beberapa tempat pelaksanaan Posyandu dirasakan kurang strategis.

FISH BONE

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah 1. Melakukan pelatihan dan diskusi terbuka dengan kader serta evaluasi kinerja posyandu

Pelaksana : seluruh program terkait di posyandu seperti promkes, gizi, KIA KB, pembina wilayah. Sasaran : seluruh kader posyandu di kelurahan Waktu : Pelatihan : 3 kali 1 tahun, jadwalnya dimulai bulan Januari, selanjutnya bulan Mei dan September pada minggu pertama. Evaluasi posyandu dilakukan pada akhir tahun saat lokmin tahunan. Kegiatan : Dalam penataran akan diterangkan peranan setiap kader dalam posyandu dan pentingnya posyandu untuk masyarakat. Melatih keterampilan kader .

Evaluasi kinerja posyandu dengan membuat komunikasi interaktif antar petugas kesehatan dengan kader sehingga permasalahan posyandu terpecahkan dengan baik ( masalah internal maupun eksternal). Memotivasi kader posyandu agar menjalankan peran dan fungsinya secara optimal sehingga masyarakat merasa puas. Kunjungan rumah diaktifkan kembali oleh kader yang ada di daerah sekitar. Pendanaan : dana operasional posyandu
Indikator keberhasilan : Kader semakin aktif, semangat dan terampil dalam pelayanan posyandu, sehingga masyarakat akan puas dan kunjungan posyandu akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai