Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang The American Heart Association (AHA) mengeluarkan panduan untuk melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) terbaru. Rekomendasi terbaru menunjukkan bahwa penolong harus lebih berfokus pada kompresi dada ketimbang pernapasan buatan melalui mulut. Panduan terdahulu (2005) menekankan pada penanganan ABC (Airway, Breathing, Chest Compression) yaitu dengan melakukan pemeriksaan jalan napas, melakukan pernapasan buatan melalui mulut, kemudian memulai kompresi dada. Panduan terbaru (2010) yang dikeluarkan oleh AHA lebih menekankan pada penanganan CAB (Chest Compression, Airway, Breathing) yaitu dengan terlebih dahulu melakukan kompresi dada, memeriksa jalan napas kemudian melakukan pernapasan buatan. Panduan ini juga mencatat bahwa pernapasan buatan melalui mulut boleh tidak dilakukan pada kekhawatiran terhadap orang asing dan kurangnya pelatihan formal. Sebenarnya, seluruh metode ini memiliki tujuan yang sama, yaitu membuat aliran darah dan oksigen tetap bersirkulasi secepat mungkin. Pada tahun 2008, AHA menyatakan bahwa penolong tak terlatih atau mereka yang tidak mau melakukan pernapasan buatan melalui mulut dapat melakukan kompresi dada hingga bantuan medis datang. Panduan terbaru (2010) dari AHA menyarankan kompresi dada terlebih dahulu baik bagi penolong terlatih maupun penolong tidak terlatih. The American Heart Association (AHA) menyarankan, ketika seorang dewasa ditemukan tidak responsif dan tidak bernapas atau mengalami kesulitan bernapas, setiap orang yang ada di sekitarnya wajib untuk menghubungi tenaga kesehatan kemudian segera melakukan kompresi dada. Setelah mengaktifkan bantuan tenaga kesehatan dan melakukan kompresi dada, maka tindakan berikutnya yang harus dilakukan adalah dengan segera bisa mendapatkan akses terhadap AED (automatic external defibrillator), sebuah alat bantu kejut jantung yang dapat membantu ritme jantung kembali normal. Ketiga mata rantai awal ini dapat membantu meningkatkan keberhasilan pertolongan dan angka kehidupan pada korban. Perubahan panduan ini mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan berarti pada hasil dari tindakan RJP kompresi dada dan pernapasan buatan dengan RJP kompresi dada saja. Panduan Resusitasi Jantung Paru terbaru ini menjadi lebih mudah dilakukan juga bagi orang awam karena menekankan pada kompresi dada untuk mempertahankan aliran darah dan oksigen dalam darah tetap mengalir ke jantung dan otak. Kompresi dada memang cenderung lebih mudah untuk dilakukan, dan setiap orang dapat melakukannya. 1.2. Tujuan
a.

Mengetahui pedoman RJP tahun 2010 Membandingkan RJP tahun 2010 dengan RJP sebelumnya.

b.

BAB II ISI 2.1. Pedoman RJP Tahun 2010


Pedoman RJP 2010 (AHA) menekankan pada high-quality RJP, antara lain : Kompresi dada minimal 100 kali per menit Kedalaman kompresi 2 inchi atau sekitar 5 cm pada dewasa,

2.2. Perbandingan RJP 2010 dengan RJP 2005

Anda mungkin juga menyukai