Anda di halaman 1dari 16

TANGGAPAN MASA KINI DAN KONTROL PADA MASA LAMPAU (disusun guna memenuhi tugas matakuliah Tingkah Laku

Hewan)

Oleh Kelompok 3 Andhi Krisdianto Fidiyan Nurul H. Rumsiah Inayatul Maula Andika Budhi S. (070210193011) (070210193106) (070210193146) (070210193147) (070210193163)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2010

Pengenalan Perilaku Hewan


Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme,semakin kita menafsirkan perilaku tersebut secara antropomorfik. Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat. Innate Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada di dalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tetap/pasti. Perilaku ini tidak memerlukan adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar, seringkali terjadi pada saat baru lahir, dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).

Gambar : Tukik yang mampu menuju laut meski tanpa pemandu Sumber http://suryotomo.files.wordpress.com

Insting Adalah perilaku innate klasis yang sulit dijelaskan, walaupun demikian terdapat beberapa perilaku insting yang merupakan hasil pengalaman, belajar dan adapula yang merupakan factor keturunan. Semua maklhuk hidup memiliki beberapa insting dasar. Pola Aksi Tetap (FAP = Fixed Action Pattern ) FAP adalah suatu perilaku steretipik yang disebabkan oleh adanya stimulus yang spesifik. Contoh: Saat anak burung baru menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan di dalam mulut anak burung tersebut. Anak bebek yang baru menetas akan masuk ke dalam air. Perilaku ini telah diprogram sebelumnya, dengan kata lain, tidak diperlukan proses belajar. Pada perilaku kawin pada burung merak (Pavo muticus), burung jantan akan menunjukkan keindahan warna ekor bulunya. Induk burung tidak perlu belajar untuk memberi makan anaknya yang baru menetas, anak bebek tidak perlu belajar berenang. Perilaku Akibat Proses Belajar Proses belajar seringkali didefinisikan sebagai suatu upaya untuk mendapatkan informasi dari adanya interaksi, atau suatu perilaku yang memang telah ada pada organisme (hewan) dan cenderung memberikan pengertian dari suatu upaya coba-coba. Kita ketahui bahwa perilaku dipengaruhi oleh factor genetic, sehingga organisme (hewan) JENIS-JENIS PERILAKU Jenis jenis perilaku dapat dibagi menjadi : 1. Perilaku tanpa mencakup susunan saraf a. Kinesis: yaitu gerak pindah yang diinduksi oleh stimulus, tetapi tidak diarahkan dalam tujuan tertentu. Meskipun demikian, perilaku ini masih terkontrol.

b. Tropisme: yaitu orientasi dalam suatu arah yang ditentukan oleh arah datangnya rangsangan yang mengenai organisme, pada umumnya terjadi pada tumbuhan. Meskipun tropisme menunjukan suatu perilaku yang agak tetap, tetapi tidak mutlak. Tetapi tanggapan yang terjadi dapat berbeda terhadap intensitas rangsang yang tidak sama. Misalnya : pada cahaya lemah terjadi fototropisme (+), tetapi pada cahaya kuat yang terjadi fototropisme (-). c. Taksis : yaitu gerak pindah secara otomatis oleh suatu organisme motil (mempunyai kemampuan untuk bergerak), akibat adanya suatu rangsangan. Perbedaan antara tropisme dengan taksis adalah pada taksis seluruh organisme bergerak menuju atau menjauhi suatu sumber rangsang, tetapi pada tropisme hanya bagian organisme yang bergerak. 2. Perilaku yang mencakup susunan saraf. a. Perilaku bawaan atau naluri atau insting (instinct) Perilaku terhadap suatu stimulus (rangsangan) tertentu pada suatu spesies, biarpun perilaku tersebut tidak didasari pengalaman lebih dahulu, dan perilaku ini bersifat menurun. Hal ini dapat diuji dengan menetaskan hewan ditempat terpencil, sehingga apapun yang dilakukan hewan-hewan tersebut berlangsung tanpa mengikuti contoh dari hewan-hewan yang lain. Tetapi hal tersebut tidak dapat terjadi pada hewan-hewan menyusui, karena pada hewanhewan menyusui selalu ada kesempatan pada anaknya untuk belajar dari induknya. Contoh:

Pada pembuatan sarang laba-laba diperlukan serangkaian aksi yang kompleks, tetapi bentuk akhir sarangnya seluruhnya bergantung pada nalurinya. Dan bentuk sarang ini adalah khas untuk setiap spesies, walaupun sebelumnya tidak pernah dihadapkan pada pola khusus tersebut.

Sumber Gambar

: http://www.harun yahya.com/indo/bu ku/images_ mengagumkan/spider

Pada pembuatan sarang burung, misalnya sarang burung manyar (Ploceus manyar). Meskipun burung tersebut belum pernah melihat model sarangnya, burung manyar secara naluriah akan membuat sarang yang sama.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b9/Baya_weaver_at_ne st_I_IMG_5101.jpg Untuk melakukan perilaku bawaan kadang-kadang diperlukan suatu isyarat tertentu, isyarat tersebut disebut release atau pelepas. Release (pelepas) ini dapat berupa warna, zat kimia dll.

Release berupa warna, misalnya pada ikan berduri punggung tiga. Selama musim berbiak biasanya ikan betina akan mengikuti ikan jantan yang perutnya berwarna merah ke sarang yang telah disiapkannya. Tetapi ternyata ikan betina akan mengikuti setiap benda yang berwarna merah

yang diberikan kepadanya. Dan benda apapun yang menyentuh dasar ekornya, akan menyebabkan ikan betina tersebut bertelur.

Release berupa zat kimia misalnya feromon. Feromon berfungsi sebagai release pada berbagai serangga sosial seperti semut, lebah dan rayap. Hewan-hewan tersebut mempunyai berbagai feromon untuk setiap tingkah laku, misalnya untuk perilaku kawin, perilaku mencari makan, perilaku adanya bahaya dll.

Release berupa bintang, Sauer seorang ornitolog dari Jerman mencoba sejenis burung di Eropa (burung siul). Burung tersebut yang masih muda pada musim gugur akan bermigrasi ke Afrika terpisah dari induknya. Migrasi tersebut dilakukan pada malam hari dengan bantuan navigasi bintang-bintang. Sauer memelihara burung siul yang masih muda, pemeliharaannya tidak mudah karena burung tersebut hanya memakan serangga yang masih hidup dalam jumlah banyak. Bila musim gugur tiba, burung-burung tersebut menjadi tidak tenang. Bila burung tersebut dibawa ke dalam planetarium, melihat bintang-bintang maka burung tersebut akan terbang ke arah tenggara, sepertinya bila di alam benas burung tersebut menuju ke Afrika. Dorongan berpindah pada musim gugur merupakan contoh perilaku

bawaan pada burung burung yang berulang-ulang pada interval tertentu. Perilaku demikian disebut ritme atau periode, dan dapat berlangsung setiap 2 jam, 24 jam atau bahkan satu tahun. Banyak hewan yang mempunyai ritme harian, seperti hewan nocturnal yang aktif setiap 12 jam sekali. Ritme tersebut tidak akan persis sama, dapat bergeser satu jam kedepan atau satu jam mundur. ritme yang demikian disebut circadian. Perilaku yang dapat membedakan panjang relatif siang dan malam diatur oleh perubahan dalam fotoperiode. Kemampuan bereaksi terhadap fotoperiode menunjukkan bahwa hewan mempunyai mekanisme mengukur jumlah jam siang dan jumlah jam malam atau salah satu diantaranya. Atau dengan perkataan lain hewan tersebut mempunyai jam biologis. Perilaku Yang Diperoleh Dengan Belajar (Animal reasoning and learning)

Perilaku yang diperoleh dengan belajar adalah perilaku yang diperoleh atau sudah dimodifikasi karena pengalaman hewan yang bersangkutan yang mengakibatkan suatu perubahan yang tahan lama dan dapat juga bersifat permanen. a. Kebiasaan (habituation); Hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap stimulus berulang yang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Mis: membuat suara aneh dekat anjing, pertama-tama hewan tersebut akan terkejut dan mungkin juga takut, tetapi setelah lama dan merasa bahwa suara tersebut tidak berbahaya, maka bila ada suara tersebut hewan tersebut tidak akan berreaksi lagi. b. Perekaman (imprinting); Lorenz (1930) menemukan semacam cara belajar pada burung yang bergantung pada satu pengalaman saja. Hanya pengalaman ini harus berlangsung tepat setelah telur burung tersebut menetas. Mis: Angsa akan mengikuti benda bergerak pertama yang dilihatnya dan benda tersebut dianggap sebagai induknya. Karena yang pertama dilihat adalah Lorenz, maka dia dianggap sebagai induknya. c. Reflex bersyarat; Pavlov (seorang ahli fisiologi) mempelajari sistem syaraf hewan menyusui. Yaitu mempelajari reflex yang menyebabkan anjing memproduksi air liur, dan menemukan bahwa melihat atau mencium bau daging saja sudah menyebabkan anjing mengeluarkan air liur. Pavlov mencoba rangsangan lain yang dapat menghasilkan tanggapan mengeluarkan air liur, yaitu dengan bunyi bel. Pavlov menemukan bahwa rangsangan pengganti harus datang sebelum rangsangan asli, supaya tanggapannya berhasil dipindahkan. Juga semakin pendek jangka waktu antara kedua rangsangan, semakin cepat reaksi itu melekat pada rangsangan pengganti. Hal tersebut dapat juga terjadi pada ayam atau merpati dengan tanda bunyi kentongan (kul-kul).

Metode coba-coba (trial & error learning)

Misalnya yang dilakukan Skinner dengan membuat sekat dalam kotak yang akan mengeluarkan makanan bila ditekan. Tikus yang lapar dimasukan ke dalam kotak. Dalam waktu singkat tikus dapat mengetahui cara mendapatkan makanan tersebut. Dalam suatu kotak ada dua titik cahaya, yang satu lebih terang dari yang lain. Bila yang terang dipatuk pada bagian bawahnya akan keluar makanan. Merpati dengan cepat akan mematuk cahaya yang lebih terang. Perilaku dengan menggunakan akal Pada umumnya dianggap bahwa suatu ciri yang membedakan hewan dengan manusia adalah dari bahasanya. Banyak hewan yang memiliki mekanisme pemberian isyarat yang mendekati ciri bahasa, misalnya pada lebah dengan tariannya. Sedangkan Ann dan David meneliti simpanse betina bernama Sarah dengan menggunakan simbol-simbol dari plastik sebagai bahasa. Setelah 6 tahun, Sarah mempunyai perbendaharaan kata sekitar 130 buah. Penggunaan simbolsimbol yang dapat dimanipulasi sebagai pengganti bahasa lisan itu, merupakan bukti kecakapan simpanse tetapi tidak mampu mengeluarkannya. Sedangkan Garner menyelidiki kemampuan simpanse betina bernama Washoe dengan menggunakan bahasa isyarat orang tuli di Amerika Utara. Setelah 22 bulan, Washoe sudah memahami lebih dari 30 bahasa isyarat tersebut. Walaupun kemampuan Sarah dan Washoe belum sempurna, tetapi kemampuannya sama baiknya dengan kemampuan seorang anak berumur 2 tahun. Biologi psikologi di awali oleh seorang psikolog asal Persia, Avicenna (980-1037 SM) yang dalam peraturan kedokteran, mengakui fisiologis psikologi dalam perawatan penyakit termasuk emosi dan mengembangkan sistem untuk menyatukan perubahan dalam aliran nadi dengan perasaan yang mendalam, yang mana melihat antisipasi dari ujian persatuan kata. Avicenna juga memberikan penjelasan tentang kepastian penyakit somatik dan dia selalu menghubungkan fisik dengan penyakit psikologi. Dia menjelaskan tentang dalam kelembaban pada kepala dapat mempengaruhi kekacauan mood, dia mengatakan bahwa kekacauan mood yang dipengaruhi kelembaban pada kepala terjadi ketika perubahan

pernapasan. Kegembiraan meningkatkan pernapasan yang menuntun untuk meningkatkan kelembaban dalam otak, tapi ketika kelembaban tersebut melewati batas maka akan menyebabkan otak kehilangan kontrol dan menyebabkan cacat mental Biologi psikologi sebagai disiplin pengetahuan muncul kemudian dari sebuah jenis pengetahuan dan tradisi filosofi di abad 18 dan 19. Dalam filosofi, orang seperti Rene Descartes mengemukakan model fisik untuk menjelaskan tingkah laku manusia dan hewan. Filsuf-filsuf lain yang membantu dalam pertumbuhan psikologi adalah William James (1890), dalam bukunya yang berjudul The Principles of Psychology, menyatakan bahwa psikologi di awali dari pemahaman ilmu biologi dan pengalaman jasmani, oleh karena itu dan terutama lagi pengalaman otak harus mengambil tempat diantara kondisi kehidupan mental dimana psikologi membutuhkan perhitungan. Ada pula tokohtokoh yang berpengaruh dalam membantu meyankinkan komunitas ilmuan bahwa data yang dapat dipercaya dihasilkan dari subjek orang yang hidup, tokoh-tokoh tersebut yaitu Claude Bernard, Charles Bell dan William Harvey. Dalam banyak kasus, manusia dipakai sebagai subjek dalam penelitian biologi psikologi. Bagaimana pun persetujuan terbaik dalam literature penelitian biologi psikologi datang dari studi makhluk yang bukan manusia juga seperti contoh tikus dan monyet. Hasilnya adalah sebuah asumsi kritis dalam biologi psikologi adalah makhluk hidup memiliki kesamaan antara tingkah laku dan biologi. Biologi psikologi tergabung dalam comparative psychology, evolutionary psychology dan evolutionary biology. Biologi psikologi juga memiliki paradigma dan metode yang sama dengan neuropsychology. Sinonim dari biologi pskologi adalah behavioral neuroscience dan psychobiology. Physiological psychology adalah istilah lain yang sering digunakan sebagai sinonim dari biological psychology. Karakteristik yang terkenal dari penelitian biologi psikologi adalah salah satu dari jenis independen dari penelitian biologi yang memiliki empat kategori yaitu, fisiologi yang mempelajari tentang hubungan tingkah laku pada aktivitas otak dan organ yang lain, ontogenetik menjelaskan tentang perkembangan struktur dan tingkah laku, maksudnya adalah pengaruh gen, nutrisi,

pengalaman dan interaksi manusia membentuk tingkah laku. Evolusi menjelaskan tentang rekonstruksi sejarah evolusioner dari tingkah laku dan sebuah struktur dan fungsional menjelaskan mengapa struktur dan tingkah laku tersusun demikian. Biopsikologi atau psikobiologi adalah cabang dari ilmu saraf yang mempelajari tentang bagaimana otak dan sistem saraf mengontrol tingkah laku, ilmu yang mempelajari tentang fungsional mental dan tingkah laku dalam hubungan proses biologis. Biopsikologi adalah bidang penelitian yang sedang berkembang dengan cepat dan semua yang dipelajari adalah aspek dari struktur serta fungsi sistem saraf. Mempelajari biopsikologi juga dapat dipakai untuk mengetahui jenis masalah kesehatan yang meliputi stroke, parkinson, penyakit Alzheimer dan obat bius yang menyebabkan kekacauan tingkah laku. Otak manusia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu gen dan lingkungan tapi hal tersebut menjadi perdebatan ketika membahas mana yang lebih berpengaruh. Kebanyakan variasi yang terjadi dalam tingkah laku dipengaruhi oleh gen dan lingkungan. Gen adalah bagian dari kromosom yang didapatkan dari kedua orang tua, terdiri dari deoxyribonucleic acid atau yang biasa disebut DNA dan dari DNA akan menjadi ribonucleic acid atau RNA. RNA akan menjadi protein yang merupakan faktor peningkatan organ, dari protein ini akan masuk ke sebagian tubuh dan sebagian lagi menjadi enzim. Seseorang yang memiliki gen dari kedua orang tua dengan dua kromosom disebut gen homozygous dan apabila hanya dari sebelah pihak maka disebut heterozygous. Gen mempengaruhi tingkah laku secara tidak langsung karena gen mengontrol otak dan juga mempengaruhi hampir seluruh tubuh manusia secara tidak langsung maka secara umum manusia menyerupai orang tuanya karena gen yang diwariskan. Beberapa tingkah laku berbeda karena pengaruh gen yang terpendam dan dominan. Dalam biologi psikologi tidak hanya membahas tentang pengaruh gen tetapi juga membahas tentang pengaruh mekanisme saraf dan hormon terhadap tingkah laku serta mental. Peneliti biologi psikologi lebih mengutamakan otak dan tingkah laku manusia dalam penelitian mereka tetapi mereka juga mempelajari tentang hewan, ada beberapa alasan mereka meneliti hewan, salah satunya adalah mekanisme persamaan tingkah laku menjelaskan

spesies dan terkadang lebih mudah mempelajari spesies non manusia dan apa yang dipelajari tentang hewan merupakan penerangan bagi evolusi manusia. Manusia dan mamalia lainnya seperti tikus, kucing dan monyet memiliki struktur otak yang mirip, yaitu memiliki cerebellum cerebrum dan brainstem. Etika untuk menggunakan hewan dalam penelitian masih menjadi perdebatan karena itu akan membuat hewan yang di pelajari menjadi menderita sakit dan stress. Niko Tinbergen berpendapat bahwa manusia memiliki kemiripan dengan beberapa jenis hewan, manusia dapat mempelajari diri sendiri melalui pelajaran tentang hewan maka kita tidak boleh menyakiti hewan. (http://sharingknowledge-eilocto.blogspot.com/2010/02/pendekatan biopsikologi.html) Perilaku adalah tindakan/aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi sebagai akibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respon dan efektor untuk melaksanakan aksi. Perilaku dapat pula terjadi sebagai stimulus dari dalam. Stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku suatu organisme merupakan akibat gabungan stimulus dari dalam dan dari luar. 1. Bentuk Perilaku: Perilaku bawaan, dan 2. Perilaku terajar. a. Perilaku bawaan Taksis merupakan bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya. Macam-macam taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis. Refleks merupakan respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan oleh pola reseptor, saraf, dan efektor yang diwariskan.Contoh:

refleks rentangan. Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian yang teratur dengan baik, yang: 1. mengarahkan kontraksi refleks otot 2. menghambat kontraksi otot-otot antagonis 3. terus-menerus memonitor keberhasilan yang dengannya perintah-perintah dari otak diteruskan, dan dengan cepat dan secara otomatis membuat setiap penyesuaian sebagai pengganti yang perlu. Naluri merupakan pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks, merupakan bawaan, agak tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi hewan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan serangkai aksi. Pelepas Perilaku Naluriah merupakan sekali tubuh siap di bagian dalam untuk tipe perilaku naluriah tertentu, maka diperlukan stimulus luar untuk mengawali respon. Isyarat yang memicu aksi naluriah disebut pelepas (release). Begitu respon tertentu dilepaskan, biasanya langsung selesai walaupun stimulus efektif segera ditiadakan. Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai pelepas penting pada serangga sosial. Perilaku Ritme dan Jam Biologis merupakan perilaku berulang-ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atau periode. Daur perilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun. b. Perilaku Terajar Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh atau dimodifikasi secara permanen sebagai akibat pengalaman individu. Kebiasaan merupakan hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap stimulus berulang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal sebagai kebiasaan (habituasi) dan merupakan suatu contoh belajar sejati. Keterpatrian/Tanggap Tiru Imprinting merupakan salah satu contoh belajar yang khusus dan nyata. Contoh: jika seekor anak angsa yang baru menetas

dihadapkan pada sebuah benda yang dapat bergerak dan mengeluarkan bunyi yang dapat terdengar, hewan itu akan mengikutinya sebagaimana mereka mengikuti induknya, Waktu penghadapan cukup kritis, karena jika dilakukan beberapa hari setelah menetas, keterpatrian tidak terjadi. Keterpatrian ini dikenal berkat penelitian Konrad Lorenz. Respon yang Diperlazimkan merupakan perilaku terajar yang paling sederhana, yang pada dasarnya adalah respon sebagai hasil pengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda dengan yang semula memicunya. Ivan Pavlov, fisiologiawan Rusia, dalam penelitiannya dengan anjing menemukan bahwa jika anjing diberi makanan pada mulutnya, ia akan mengeluarkan air liur yang mungkin merupakan refleks bawaan yang melibatkan kuncup rasa, neuron sensori, jaring-jaring neuron di otak, dan neuron motor yang menuju kelenjar ludah. Pavlov kemudian menemukan jika pada saat meletakkan makanan di mulut anjing ia membunyikan bel, anjing selanjutnya akan berliur setiap kali anjing tersebut mendengar bel. Hal ini merupakan respon yang diperlazimkan. Anjing telah belajar bereaksi terhadap stimulus pengganti, yaitu stimulus yang diperlazimkan. Percobaan mengenai pelaziman telah banyak memberi keterangan tentang proses belajar pada manusia. Pelaziman terjadi paling cepat bila (1) stimulus yang bukan diperlazimkan dan stimulus yang diperlazimkan sering diberikan bersamasama, (2) tidak ada pengalihan perhatian, dan (3) diberikan semacam hadiah/imbalan untuk penampilan/prestasi yang berhasil terhadap respon bersyarat tadi. Pelaziman Instrumental Prinsip pelaziman dapat dipakai untuk melatih hewan melakukan tugas yang bukan pembawaan lahir. Dalam hal ini, hewan ditempatkan pada suatu keadaan sehingga dapat bergerak bebas dan melakukan sejumlah kegiatan perilaku yang berlain-lainan. Peneliti dapat memilih untuk memberi imbalan hanya pada perilaku tertentu. Latihan ini dikenal sebagai pelaziman instrumental atau pelaziman operan (istilah kedua diberikan oleh psikolog B.F. Skinner yang

terkenal karena dapat melatih merpati untuk bermain pingpong dan bermain piano mainan). Motivasi Diantara kebanyakan hewan, motivasi (terkadang disebut juga dorongan) dihubungkan dengan kebutuhan fisiknya. Seekor hewan yang haus akan mencari air dan yang merasa lapar akan mencari makanan. Kepuasan terhadap dorongan merupakan kekuatan motivasi dibalik perilaku hewan tersebut. Sebagian besar perilaku spontan hewan-hewan ini merupakan akibat usaha memelihara homeostasis. Banyak diantara dorongan ini bersumber dalam hipotalamus. Dalam semua kasus, hipotalamus mengawali respon yang berakibat penurunan dorongan tersebut, dan dapat pula menghambat beberapa di antara respon tadi bila titik kepuasan tercapai. Konsep Kebanyakan hewan memecahkan masalah dengan mencoba-coba. Selama ada motivasi yang memadai hewan akan mencoba setiap alternatif dan secara bertahap. Arti Penting Perilaku Adaptif Berbagai macam perilaku bergantung pada mesin perilaku: reseptor indera, sirkit dalam sistem saraf, dan organisasi otot. Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopang hidupnya, yaitu: (1) makan, (2) mencegah jangan sampai dimakan, (3) mampu bertahan hidup dalam kondisi fisik lingkungannya, dan (4) meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya. 1) Perilaku Makan Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum yang dapat memilih di antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi diperlukan untuk mencari

makanan. Jadi hewan berperilaku sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari pencarian makanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin melalui perkembangan citra mencari untuk macam makanan yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan tempatnya yang khusus. Banyak pula hewan yang menggunakan energinya untuk membangun perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar berada dalam jangkauannya. Sebagian besar kehidupan hewan sosial berkisar pada makan bersama. 2) Perilaku Mempertahankan diri Perilaku berkisar dari melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru). 3) Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya. 4) Perilaku Reproduktif Hewan merasakan kenikmatan seksual Berdasar penelitian, jawabanya ada dua: ya, dan mustahil untuk bisa tahu soal itu. Mark Bekoff, pakar biologi University of Colorado, penulis buku The Emotional Lives of Animals (New World Library), Tapi kalau mamalia, mereka menikmati seks. Kenikmatan seks yang dialami manusia dan hewan bisa jadi sama, sebab keduanya sama sama dialami oleh bagian primitif otak keduanya. Hewan bahkan juga mengalami orgasme. Ini bisa diihat dari ekspresi wajah, gerakan tubuh dan relaksasi otot. Kesemuanya disimpulkan sebagai klimaks kenikmatan, demikian menurut Bekoff.

Serigala hanya berhubungan seks sekali dalam setahun? Bukan berarti mereka tidak menyukainya, kata Bekoff. Ia menjelaskan bahwa di alam liar, hewan yang berhubungan seks kerap terancam bahaya diserang oleh hewan lain. Sebagai contoh, serigala jantan saat berhubungan seringkali terkunci dalam tubuh betina pasangannya. Selain itu, serigala memang tidak melakukan hubungan seks pada musim panas, agar anak mereka tidak lahir di musim dingin yang menyebapakar biopsikologi dari University of Michigan membandingkan aktivitas otak dan ekspresi wajah sejumlah hewan dengan wajah manusia saat bayi. Saat menerima kenikmatan, baik manusia maupun hewan pengerat sama-sama membuat bentuk mulut yang sama, juga gerakan menghisap. Reaksi otaknya juga sama. Rasa manis, seks, juga pengalaman menang lotre, menstimulasi bagian sirkuit yang sama pada otak baik pada manusia atau hewan. Ada alasan evolusioner yang bagus bagi para hewan untuk menikmati seks dan orgasme, jelas Bekoff. Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience.com

Anda mungkin juga menyukai