Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Anak merupakan aset negara yang tidak ternilai harganya, karena

masa depan suatu negara bisa dilihat dari generasi mudanya, dalam hal ini termasuk anak-anak. pada usia anak sering sekali disebut dengan usia emas, karena di usia ini seorang anak masih belum terpengaruh dengan hal-hal negatif yang berdampak buruk bagi otaknya, seorang anak bahkan sering digambarkan seorang anak bahkan sering di identikkan seperti selembar kertas putih yang masih bersih dan belum tercemari. anak lebih memiliki pikiran yang polos, mereka sangat mudah tertarik dengan hal-hal baru yang membuat mereka senang. Padahal, suatu hal yang baru tersebut belum tentu memberikan dampak positif bagi mereka.

Dunia anak-anak memang selalu dianggap dunia hiburan, pendidikan dan kreativitas Anak memiliki beberapa tahap tumbuh kembang yang sangat berpengaruh pada proses kehidupannya hingga dewasa. Jika pada salah satu tahapan tumbuh kembang tersebut mengalami gangguan dan tidak segera ditangani dengan baik, maka gangguan tersebut akan meninmbulkan dampak negatif seumur hidup bagi anak baik secara fisik, intelektual, maupun psikologis. Permainan tradisional yang hampir punah ini perlu disosialisasikan kembali kepada anak-anak. Sekolah bisa menjadi tempat yang sesuai untuk mensosialisasikan permainan ini. Lichman (2005) menulis bahwa di beberapa negara di timur tengah dan permainan tradisional diajarkan di sekolah bahkan di Kanada permainan Hopscocth (engklek) masuk dalam kurikulum Nasional untuk Sekolah Dasar. Ditinjau dari tahapan perkembangan bermain maka permainan tradisional yang berupa games ini sesuai untuk diberikan kepada anak usia sekolah karena menurut Hurlock (1993) dan Hughes (1999) karakteristik anak usia sekolah adalah sudah bisa berpikir logis. Dalam KTSP 2007 disebutkan bahwa anakanak Usia Sekolah dasar Tingkat Rendah (klas I, II, III) masih memerlukan

kegiatan bermain dalam pembelajarannya Menurut Sutton & Smith (dalam Hughes, 1999) bermain mempunyai fungsi problem solving yang dapat ditransfer dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan nyata. Menurut psikolog Seto Mulyadi alias Kak Seto, permainan ini dimaksudkan untuk merangsang kecepatan bereaksi. Tapi parahnya, permainan itu mampu membuat anak kecanduan. Dengan sendirinya anak akan lupa belajar, makan, dan sebagainya. Ini tentu saja akan mengganggu fisik dan mental si anak. Anak dan remaja dengan gangguan kesehatan jiwa memiliki prestasi akademik yang rendah, keterlibatan yang tinggi terhadap kriminalitas dan sistem peradilan, cenderung tetap dan membutuhkan penempatan jangka panjang dalam sistem kesejahteraan anak daripada anak dengan kecacatan yang lain (National Center for Children in Poverty, 2006). Sebagai seorang mahasiswa yang memegang tridharma mahasiawa, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sudah seharusnya seorang mahasiswa mengamalkannya, karena masyarakat sangat mengharapkan peran mahasiswa untuk memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat saat ini. Selain masyarakat, pemerintah juga membutuhkan ide-ide kreatif mahasiswa untuk menjaga kearifan bangsa serta membangun negara kearah yang lebih baik. Mengingat bahwa anak juga merupakan bagian dari masyarakat dan merupakan gambaran masa depan suatu bangsa. Maka diperlukan perhatian khusus untuk perkembangan mental, sosial, dan fisik mereka yang sekarang sudah banyak terpengaruhi oleh budaya asing berupa permainan modern yang lebih banyak memberikan dampak negatif dari pada dampak positif bagi perkembangan anak. Oleh karena itu diperlukan peranan mahasiswa untuk peduli dan mempunyai program yang potensial untuk memperbaiki keadaan ini. Salah satu alternatif yang bisa diupayakan yaitu dengan mengurangi pengaruh permainan modern dengan sosialisasi permainan tradisional yang dipercaya lebih bagus untuk perkembangan mental dan fisik anak. Tetapi masih banyak juga anak-anak yang tidak mengetahui tentang permainan tradisional dari daerah mereka masing-masing. ..... merupakan salah satu alternatif untuk mulai memperkenalkan permainan

tradisional yang bisa menjadi solusi untuk permasalahan tersebut. Bentuk dari kegiatan ini () 1.2 Rumusan Masalah

Apakah pelaksanaan program BOTSA (Bilik Orang Tua Sayang Anak) di Sekolah Dasar dapat menjadi solusi upaya pensosialisasikan permainan tradisional, sehingga dapat menggantikan kecenderungan terhadap permainan modern? 1.3 Tujuan Penulisan

1.4

Manfaat Penulisan

1. Membantu dengan memberikan solusi dalam upaya pencegahan serta perbaikan kesehatan mental anak. 2. Membantu pemerintah dalam menjaga kelestarian budaya permainan tradisional. 3. Membantu membentuk karakter generasi penerus bangsa yang memiliki kesehatan jiwa dan mental yang tangguh serta fisik yang kuat..

PENGERTIAN BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL PERMAINAN MODERN 1. VIDIO GAME 2. INTERNET 3. TELEVISI PERKEMBANGAN MENTAL DAN KESSEHATAN JIWA N FISIK ANAK

Anda mungkin juga menyukai