dengan gaya rambut yang khas, kecintaan kepada musik maupun perilaku yang dikenal rasis terhadap bangsa kulit bewarna, maupun kebiasaan melubangi daun telinga dengan peniti. Sebuah studi meneliti hubungan antara kebiasaan melubangi daun telinga dengan peniti terhadap resiko Hepatitis B. Jarum suntik dianggap sebagai faktor perancu potensial.
Pertanyaan : Hitung OR antara pemakai peniti dengan hep B pd kelompok pengguna jarum suntik Hitung OR antara pemakai peniti dengan hep B pd kelompok bukan pengguna jarum suntik hitung OR kasar Hitung OR MH, 95% CI dan x2MH serta kemana arah bias tersebut
Variabel
Tidak menggunakan jarum suntik Peniti + Peniti 152 238 390 24 214 238 5,7 total 176 452 628 Peniti + 230 278 508
total
Hepatitis B Control
78 40 118
27 75 102 5,4
OR
5,41
5,7
3. ORkasar 4. Hipotesis :
4,6
ORMH
5,6
)
X2MH
95,18
CI 95% = 5,6(11,96/95,18)= (1,68 ; 0,86) Kesimpulan : 1. OR MH =5,60 > OR kasar = 4,68, artinya kerancuan menuju nilai nol, penggunaan jarum suntik sebagai perancu mengecilkan taksiran sesungguhnya pengaruh antara kebiasaan melubangi daun telinga dengan peniti terhadap Hepatitis B 2. OR MH =5,60 kebiasaan melubangi daun telinga dengan peniti mempunyai resiko terkena Hepatitis B sebanyak 5,60 kali daripada menggunakan jarum suntik. 3. 2 MH = 95,18 > 3,84 maka Ho ditolak, ada pengaruh yang bermakna antara kebiasaan melubangi daun telinga dengan peniti terhadap resiko Hepatitis B. 4. Interval kepercayaan berada pada 95% (0,86 ; 1,68) mengandung nilai 1, secara statistic tidak bermakna.