Anda di halaman 1dari 2

Non

Deliverable Forward: Instrumen Lindung Nilai atas Volatilitas Mata Uang


Oleh : Meidiawan Cesarian Syah Di situasi ekonomi yang tidak menentu sepanjang beberapa bulan terakhir, istilah Non Deliverable Forward kembali muncul. Istilah ini sudah dikenal luas bagi pelaku foreign exchange (forex) atau valuta asing. Volatilitas nilai tukar Rupiah membuat para pelaku pasar pengguna USD kini mulai sering menggunakan instrument lindung nilai yang satu ini. Non Deliverable Forward adalah instrumen derivatif yang dilakukan dengan cara menetapkan kontrak pertukaran dua mata uang pada tingkat harga tertentu dengan jumlah tertentu yang akan dinilai lagi pada tanggal spesifik di masa yang akan datang. Sesuai namanya yang non deliverable, kontrak NDF tidak melibatkan uang kas secara langsung. Menurut jenisnya, NDF merupakan short- term instrument. Artinya, kontrak instrument ini akan jatuh tempo dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun). Prakteknya, jangka waktu NDF sangat bervariasi dari 7 hari hingga 1 tahun. Pada saat jatuh tempo, akan ada selisih antara nilai tukar pada saat tanggal dimulainya kontrak dan tanggal jatuh temponya. Selisih inilah yang akan menjadi keuntungan/kerugian yang dialami oleh investor (pelaku NDF). Agar dapat memahami aplikasi NDF ini, kita harus mengenal unsur- unsurnya. Ada beberapa unsur yang dimiliki oleh Non Deliverable Forward, yaitu: 1. Nilai Abstrak Karena NDF tidak melibatkan kas secara langsung, maka nilainya disebut nilai abstrak. Nilai Abstrak di sini adalah face value dari NDF. Jumlah nilai abstrak adalah kesepakatan antara dua pihak yang melakukan kontrak NDF lalu dinominalkan terhadap mata uang tertentu (biasanya US Dollar). Jumlah yang akan di-exchange ini nantinya tidak boleh berubah hingga jatuh tempo. 2. Tanggal Penetapan Adalah tanggal ditetapkannya exchange rate dari kedua mata uang atas transaksi nilai abstrak yang dimasukkan ke dalam kontrak NDF. Kurs yang dipakai adalah kurs khusus NDF. 3. Tanggal Penyelesaian Adalah tanggal dibayarkan atau diterimanya perbedaan kurs yang terjadi sejak tanggal terjadinya transaksi hingga tanggal penetapan. Tanggal penetapan biasanya 1 atau 2 hari kerja sebelum tanggal penyelesaian. 4. Tingkat Kontraksi NDF Adalah tingkat harga yang disetujui oleh kedua belah pihak pada tanggal transaksi. Tingkat harga ini yang nantinya menjadi harga pokok yang digunakan di dalam kontrak. 5. Tingkat Tarif yang Berlaku Adalah tingkat harga yang berlaku pada saat tanggal penyelesaian. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah tingkat harga yang berlaku bukanlah tingkat harga pasar, melainkan tingkat harga NDF. NDF

memiliki kurs tersendiri. Biasanya kurs ini dibentuk oleh Bank Sentral, dengan mengkalkulasi harga yang dibentuk oleh sejumlah dealer kontrak ini di pasar lalu dirata-rata. Metode yang tepat untuk hal ini adalah persetujuan saat trade, namun sebagian besar pasar NDF memiliki konversi sendiri. Untuk memberikan gambaran yang nyata, saya akan memberikan contoh penggunaan NDF. Contoh: Tuan Schuzov melakukan kontrak NDF dengan menggunakan pertukaran kurs TWD/USD dengan nilai abstrak TWD 30.000.000 pada tanggal 1 Agustus 2011. Tingkat kontraksi NDF yang disetujui adalah USD 30. Tanggal penetapan adalah 22 September 2011 dan tanggal penyelesaian 26 September 2011 Pada 1 Agustus 2011 valuasi kontrak adalah USD 30 Kondisi pada tanggal tersebut : Tn Schuzov membeli USD dan menjual TWD, berlawanan dengan pihak lawan transaksinya Kemungkinan pada 22 September 2011 a.) TWD menguat terhadap USD sehingga USD/TWD 998.000 Jumlah penyelesaian : USD 30 x (1.000.000 998.000) = TWD 60.000 Tuan Schuzov akan mendapat pembayaran keuntungan sebesar TWD 60.000 pada tanggal penyelesaian (26 September 2011) b.) TWD melemah terhadap USD sehingga USD/TWD 1.001.500 Jumlah penyelesaian : USD 30 x (1.000.000 1.001.500) = (-) TWD 45.000 Tuan Schuzov akan menderita kerugian sebesar TWD 45.000 pada tanggal penyelesaian (26 September 2011) NDF adalah produk yang tidak melibatkan kas, tapi penjanjian. Selama masa perjanjian itu, kedua belah pihak wajib menghormati kesepakatan. Tiap pihak juga bisa membatalkan perjanjian ini, dengan masuk ke kontrak yang lain pada tingkat harga pasar tertentu. Seperti instrumen lindung nilai lainnya, tujuan penggunaan NDF ini adalah memperkecil resiko yang kemungkinan menimpa pelaku pasar. Lebih spesifik, NDF dipakai untuk memperkecil resiko pelemahan nilai tukar suatu mata uang. Secara lebih luas, NDF juga dipakai untuk mengajukan pinjaman apabila mata uang kreditur tidak terlalu menarik bagi debitur dan debitur menginginkan pelunasan utang dengan mata uang selain USD. Pada kondisi ini, umumnya mata uang kreditur akan dikonversikan dulu ke USD sebelum melakukan transaksi NDF Dapat disimpulkan bahwa penggunaan instrumen lindung nilai ini diperlukan sebagai pengaman rencana investasi dari investor akan ancaman pergerakan mata uang domestik yang tidak menentu. Bank Sentral pastilah akan menggunakan segala cara demi kestabilan nilai mata uang, namun perisai-perisai perlindungan lain harus disediakan agar resiko sanggup dikendalikan dan tujuan investasi tetap terjaga. (penulis adalah mahasiswa yang tanpa perguruan tinggi, nirgelar, dan hanya bisa menerka-nerka)

Anda mungkin juga menyukai