Oleh : kelompok V Nurhadi (07010030) Ahmad Roudhoh (07010080) Rizky Erlinda Febrina (07010067) Ayu Noviana Rahma Sari (07010017)
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Penyuluhan dengan judul 'Nutrisi Pada Luka Bakar telah dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2009 di ruang 16 RSU dr. SaiIul Anwar Malang.
Mengetahui
Pembimbing Institusi
( ) Pembimbing Lahan
( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Nutrisi Pada Luka Bakar Sasaran : Keluarga dan pasien yang mengalami luka bakar Tempat : Ruang 16 (combustio) RSSA Malang Hari/Tanggal : Kamis, 2 Desember 2009 Waktu : 1 x 30 menit (jam 10.00-10.30)
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui nutrisi yang perlu diberikan kepada penderita luka bakar.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan keluarga dan penderita luka bakar dapat : 1. Menyebutkan pengertian dari nutrisi 2. Mengerti tujuan pemberian diet pada luka bakar 3. Mengetahui Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi penyembahan luka
III. SASARAN Keluarga dan pasien yang mengalami luka bakar yang berada di ruang 16 (combustio) RSSA Malang.
IV. PEMBAHASAN MATERI 1. Pengertian Nutrisi 2. Tujuan diet TKTP pada luka bakar 3. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi penyembuhan luka 4. Komplikasi
V. METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab
VI. MEDIA O FLIP CHART O LEAFLET
VII. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur O Peserta hadir ditempat penyuluhan O Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan ruang 16 combustio RSSA Malang O Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya O Kesiapan SAP. O Kesiapan media: LeaIlet, Flip Chart. 2. Evaluasi Proses O Peserta antusias terhadap materi penyuluhan O Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan O Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 3. Evaluasi Hasil O Keluarga dan pasien mengetahui tentang jenis nutrisi yang diperlukan. O Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang .
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA MEDIA dan METODE 1. 3 Menit Pembukaan : O Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
O Menjawab salam
Ceramah
O Memperkenalkan diri O Menjelaskan tujuan dari penyuluhan O Menyebutkan materi yang akan diberikan O Mendengarkan O Memperhatikan
O Memperhatikan 2. 15 menit Pelaksanaan : O Menjelaskan tentang pengertian nutrisi O Menjelaskan tentang tujuan diet luka bakar O Menjelaskan tentang Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, dan komplikasi. O Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
O Memperhatikan
O Mendengarkan
O Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan Ceramah dan Flip Chart
3. 10 Menit ;aluasi : O Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinIorcement kepada keluarga yang dapat menjawab pertanyaan.
O Menjawab pertanyaan LeaIlet dan Tanya jawab 4. 2 Menit %erminasi : O Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta. O Mengucapkan salam penutup
O Mendengarkan
O Menjawab salam Ceramah
IX. PENGORGANISASIAN Pembawa Acara : Ayu Noviana R Pembicara : Risky Erlinda Febriani Fasilitator : Nurhadi Observer : Ahmed Roudhoh
X. DAFTAR PUSTAKA
Reksoprodjo, S.1999. umpulan uliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2000. Buku Afar Ilmu Bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC www.emedicine.com/plastic/TOPIC477.HTM www.woundpedia.com
PEMBAHASAN MASALAH
A. PENGERTIAN O Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan termasuk didalamnya air, protein dan asam amino yang membentuknya, lemak dan asam lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (Reksoprodjo, 1999). O Nutrisi adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh baik untuk memepertahankan keseimbangaan metabolisme ataupun sabagai pembangun.(www.woundpedia.com)
B. TU1UAN DIET TKTP PADA LUKA BAKAR Diet TKTP yaitu diet yang mengandung energy dan protein diatas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa/lunak (tim/bubur) di tambah bahan makanan sumber protein seperti, susu, telor, daging, tempe, tahu, dan kacang-kacangan. Tujuan diet : O Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang membantu untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh. O Menambah BB hingga mencapai Berat Badan normal. Syarat diet : O Energy tinggi yaitu, 35-40 kkal/kgBB O Protein tinggi, yaitu 1,2 gr/kgBB O Lemak cukup, yaitu 20-30 dari kebutuhan energi ketat O Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal O Makanan diberikan dalam bentuk mudah cara Diet TKTP diberikan : O Kurang energy protein (KEP) O Sebelum dan sesudah operasi tertentu multi trauma, serta selama radioterapi dan kemoterapi.
C. CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI PADA PASIEN LUKA BAKAR 1. Penilaian Stress Metabolik a. Lus luka bakar b. Gula darah sewaktu c. Nitrogen ure urine 2. Pemenuhan Kebutuhan Energy Total KET (kkal) KEB FAKTOR STRES AKTFITAS Keterangan : KET : Kebutuhan Energy Total O Besar Iaktor perkalian untuk Iaktor stress sesuai dengan luas luka bakar : Luas Luka Bakar () Faktor Stres 20 - 29 1.50 - 1.69 30 - 39 1.70 - 1.84 40 - 49 1.85 - 1.94 50 2.0 O Kebutuhan Energy Untuk Aktivitas 0 dari kebutuhan bila tirah baring 5 dari kebutuhan bila dapat duduk 10 bila bisa berdiri di sekitar tempat tidur 3. Penentuan kebutuhan basal O Persamaan Harrist- Benedict Laki-laki: KEB (kkal) 665 13.7 BB 5.0 TB 6.8 U Perempun : KEB (kkal) 665 9.6 BB 1.8 TB 4.7 U Keterangan : O KEB : Kebutuhan Energy Basal O BB : Berat Badan (Kg) O TB : Tinggi Badan (Cm) O U : Usia (Tahun)
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA. 1. Usia Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan Iungsi hati dapat mengganggu sintesis dari Iaktor pembekuan darah. 2. Nutrisi Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Pasien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko inIeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat. 3. InIeksi InIeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab inIeksi. 4. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi Sejumlah kondisi Iisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah inIeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah periIer, hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
5. Hematoma Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar, hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka. 6. Benda asing Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, Iibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (pus). 7. Iskemia Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat Iaktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri. 8. Diabetes Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh. 9. Keadaan Luka Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan eIektiIitas penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu. 10.Obat Obat anti inIlamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap inIeksi luka. a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh
terhadap cedera. b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan c. Antibiotik : eIektiI diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesiIik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan eIektiI akibat koagulasi intravaskular. E. KOMPLIKASI Komplikasi dini 1. InIeksi Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari inIeksi sering muncul dalam 2 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa inIeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih. 2. Perdarahan Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, inIeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu.Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan. 3. Dehiscence dan Eviscerasi Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah Iaktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, ,multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi,
mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat terjadi 4 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah luka. Komplikasi lanjut Keloid dan jaringan parut hipertroIik timbul karena reaksi serat kolagen yang berlebihan dalam proses penyembuhan luka. Serat kolagen disini teranyam teratur. Keloid yang tumbuh berlebihan melampaui batas luka, sebelumnya menimbulkan gatal dan cenderung kambuh bila dilakukan intervensi bedah. Parut hipertroIik hanya berupa parut luka yang menonjol, nodular, dan kemerahan, yang menimbulkan rasa gatal dan kadang kadang nyeri. Parut hipertroIik akan menyusut pada Iase akhir penyembuhan luka setelah sekitar satu tahun, sedangkan keloid tidak. Keloid dapat ditemukan di seluruh permukaan tubuh. Tempat predileksi merupakan kulit, toraks terutama di muka sternum, pinggang, daerah rahang bawah, leher, wajah, telinga, dan dahi. Keloid agak jarang dilihat di bagian sentral wajah pada mata, cuping hidung, atau mulut. Pengobatan keloid pada umumnya tidak memuaskan. Biasanya dilakukan penyuntikan kortikosteroid intrakeloid, bebat tekan, radiasi ringan dan salep madekasol (2 kali sehari selama 3-6 bulan). Untuk mencegah terjadinya keloid, sebaiknya pembedahan dilakukan secara halus, diberikan bebat tekan dan dihindari kemungkinan timbulnya komplikasi pada proses penyembuhan luka.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN Nama Alamat Tanda tangan