Anda di halaman 1dari 11

Nama Kelas

Annisa Khairina Fajrin : XI IPA 2

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Manusia hidup di dunia ini diperintahkan untuk melakukan apa yang dianjurkan oleh agama dan apa yang harus ditinggalkan oleh agama. Ketika manusia melakukan suatu aktivitas baik yang diperintahkan ataupun yang ditinggalkan itu telah diatur oleh koordinasi yang berada di dalam tubuh kita.Di dalam tubuh kita ada 3 perangkat untuk mengatur apa yang seharusnya kita lakukan yaitu : sistem saraf, endokrin (hormon), dan pengindraan. Misalnya pada aktivitas yang sudah diatur oleh koordinasi kita yaitu : kita membaca, mendengar, menari, dan sebagainya. Semua aktivitas itu telah kita lakukan sehari-hari tanpa kita sadari sudah diatur oleh sistem kordinasi.Ketika kita membaca, kita melihat tulisan yang ada di depan kita. Kemudian rangsangan tadi akan diteruskan ke otak untuk diolah dan diterjemahkan, supaya kita bisa memahami apa yang dimaksud di dalam buku tersebut. Semua aktivitas tersebut merupakan hasil koordinasi dari beberapa organ.Sungguh mulia makhluk ciptaan Allah, seperti kita ini. Kita diberi amanat untuk menjaganya dan menggunakan dengan sebaikbaiknya. Semua sistem koordinasi di dalam tubuh kita saling bekerja sama dan berkaitan satu sama lainnya. Jika satu sistem saja dalam tubuh kita tidak bekerja secara optimal, maka kita tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik.Dari uraian diatas, penulis ingin mengkaji lebih lanjut tentang definisi dari masing-masing sistem koordinasi didalam tubuh kita. Serta dapat menjelaskan dari masing-masing bagian sistem koordinasi kita dan mekanisme kerjanya. Semoga keinginan penulis untuk mengkaji lebih lanjut tentang sistem koordinasi, diberi kemudahan oleh Allah SWT dan tentunya bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang Selatan, 03 Januari 2011 Penulis

Kelainan dan Penyakit Sistem Saraf Manusia


Sistem saraf manusia dapat mengalami gangguan kerja berupa penyakit atau kelainan lainnya.Contoh penyakit pada sistem saraf manusia: 1. Meningitis Meningitis merupakan peradangan selaput pembungkus otak yaitu meninges. Meningitis disebabkanoleh virus, sehingga dapat menular. 2. Multiple schlerosis (MS=Sklerosis Ganda atau disseminated sclerosis) MS merupakan penyakit saraf kronis yang mempengaruhi sistem saraf pusat, sehingga dapatmenyebabkan gangguan organ seperti: rasa sakit, masalah penglihatan, berbicara, depresi, gangguankoordinasi dan kelemahan pada otot sampai kelumpuhan. 3. Nyeri saraf Nyeri saraf dapat terjadi karena adanya gangguan saraf sensorik maupun motorik. Gejala nyeri saraf sering disertai dengan gejala lain seperti: kehilangan rasa, kebas. urat saraf kejepit dan penyakit uratsaraf gangguan metabolik (seperti diabetic neuropaty pada penderita penyakit kencing manis ataudiabetes mellitus). Gangguan motorik karena nyeri saraf dari yang ringan (seperti kram) sampaigangguan berat (seperti kelumpuhan). 4. Hidrocephalus Tanda hidrocephalus berupa pembengkakan kepala karena kelebihan cairan yang ada di sekitar otak.Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan gangguan organ tubuh. 5. Penyakit urat saraf kejepit Penyakit saraf kejepit sering terjadi pada leher, pinggang dan telapak tangan. 6. Parkinson , dengan gejala tangan dan kaki gemetar. 7. Gegar otak , terjadi karena otak mengalami kerusakan. 8. Imsomnia atau lupa ingatan sementara

Kelainan dan Penyakit Sistem Saraf Manusia Sistem saraf manusia dapat mengalami gangguan kerja berupa penyakit atau kelainan lainnya. Contoh penyakit pada sistem saraf manusia: 1. Meningitis Meningitis merupakan peradangan selaput pembungkus otak yaitu meninges. Meningitis disebabkan oleh virus, sehingga dapat menular. 2. Multiple schlerosis (MS=Sklerosis Ganda atau disseminated sclerosis) MS merupakan penyakit saraf kronis yang mempengaruhi sistem saraf pusat, sehingga dapat menyebabkan gangguan organ seperti: rasa sakit, masalah penglihatan, berbicara, depresi, gangguan koordinasi dan kelemahan pada otot sampai kelumpuhan. 3. Nyeri saraf Nyeri saraf dapat terjadi karena adanya gangguan saraf sensorik maupun motorik. Gejala nyeri saraf sering disertai dengan gejala lain seperti: kehilangan rasa, kebas. urat saraf kejepit dan penyakit urat saraf gangguan metabolik (seperti diabetic neuropaty pada penderita penyakit kencing manis atau diabetes mellitus). Gangguan motorik karena nyeri saraf dari yang ringan (seperti kram) sampai gangguan berat (seperti kelumpuhan). 4. Hidrocephalus Tanda hidrocephalus berupa pembengkakan kepala karena kelebihan cairan yang ada di sekitar otak. Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan gangguan organ tubuh.

5. Penyakit urat saraf kejepit Penyakit saraf kejepit sering terjadi pada leher, pinggang dan telapak tangan.

6. Parkinson, dengan gejala tangan dan kaki gemetar. 7. Gegar otak, terjadi karena otak mengalami kerusakan. 8. Imsomnia atau lupa ingatan sementara. 9. Gangguan organ dan fungsinya karena kerusakan saraf tulang belakang. Pengaruh Saraf Tulang Belakang Terhadap Organ Tubuh

No.

Organ yang Dipengaruhi

Akibat yang Ditimbulkan

1C Aliran Darah ke Otak, Kulit kepala, Insomnia, Darah Tinggi, Amnesia, PusingTulang Muka, Otak, Saraf Simpatetis pusing, Lemah Saraf, Kelelahan, Migrain. Kronis, Empyema, Hidung 3C Pipi, Pangkal Telinga, Gigi, Tulang Muka Nyeri Saraf, Radang Saraf, Jerawat, Eksim Flu, Sakit Telinga, Radang Tenggorokan, 4C Hidung, Bibir, Mulut Amandel 5C Pita Suara Pita Suara Bronkhitis Nyeri Leher dan Pundak, Nyeri Lengan atas, 6C Otot Leher, Pundak, Amandel Amandel, Sesak Nafas, Batuk Kronis Kelenjar Gondok, Siku Tangan, Tulang 7C Demam Pundak Kerongkongan, Siku Pergelangan Tangan, 1T Asma, Batuk, Sesak Nafas, Tangan Jari,Tenggorokan Kesemutan 2T Jantung dan Arteri Jantung Sakit Mata, Radang Paru-paru, Radang 3T Paru-paru, Trakea, Kantong Paru-paru Trakea, Demam 4T Empedu Sakit kuning, Herpes Demam, Masalah Tekanan Darah, Gangguan 5T Lever Peredaran Darah Peredaran Darah, Radang Sendi 6T Lambung Gangguan Pencernaan 7T Pankreas, Usus Dua Belas Jari Radang Lambung 8T Limpa Daya Penyembuhan Alami Berkurang 9T Kelenjar Adrenalin, Ginjal Alergi, Penyakit Kulit Gangguan Ginjal, Lelah Kronis, Pengerasan 10T Ginjal Arteri, Radang Ginjal 11T Ginjal dan Ureter Jerawat, Eksim, Sakit Kulit 12T Usus Kecil, Sistem Peredaran Limpa Rematik, Perut Kembung, Mandul 1L Usus Besar Sembelit, Radan Usus Besar, Diare 2L Usus Buntu, Perut, Daerah Paha Keram Otot, Sesak Nafas Sakit Kandung Kemih, Nyeri Haid, Keringat Organ Reproduksi, Rahim, Kantong 3L Dingin Waktu Tidur, Depresi, Keguguran, Kencing, Lutut Kaki Encok Sendi Kelenjar Prostat, Encok Pinggul, Daerah Encok Pinggul, Sakit Pinggang, Kencing 4L Lutut Tidak Lancar, Nyeri Punggung Gangguan Peredaran Darah di Kaki Bagian Luar Kaki, Nyeri Daerah Kaki 5L (Dingin), Bengkak Pergelangan Kaki, Nyeri Bawah atau Engkel Daerah Kaki Reproduksi Rahim, Penyakit Kelenjar, Prostat, Tulang Tulang Pinggul Tulang Pinggul, Pantat Membengkak, Penyakit Rahim, Wasir, Radang Anus, Nyeri Tulang Ekor Waktu Tulang Ekor Anus, Tulang Ekor Duduk

Otak adalah organ yang sangat penting, karena selain mengontrol diri sendiri dalam fungsi kognitif, juga disertai fungsi kontrol motorik untuk seluruh organ tubuh. Sehingga kerusakan yang terjadi pada otak akan berpengaruh terhadap seluruh tubuh. (Gambar 1: Anatomi dan sistem organ otak). Gangguan perkembangan sistem saraf (Otak) yang sekaligus akan merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak dan sistem saraf pusat. Secara khusus gangguan fungsi otak ini dapat mempengaruhi emosi, kemampuan berpikir atau mengingat, demikian pula akan menyebabkan gangguan sistem motorik dan pergerakan tubuh. Selain penyakit saraf diatas ditemukan pula dalam bentuk yang lain, misalnya: Ketidak mampuan berkomunikasi (Asperger syndrome), trauma atau kerusakan batang otak (traumatic brain injury), ketidakmapuan berbicara (communication disorder, speech and language disorders), keterbelakangan mental (Down syndrome), dan epilepsi (epilepsy), autism, ganguan kejiwaan (psychiatric disorders), penyakit diorientasi (Alzheimer), kelaiana otak kronis yang mengganggu pergerakan (Parkinson), Kelumpuhan (Paralyses) dan kerusakan atau kematian sebagian otak (partial brain degenerative disorder). Penyakit kelainan system saraf dan otak diatas masih menjadi permasalahan kedokteran, dan sampai saat ini masih sulit disembuhkan. Efektivitas Pengobatan Dewasa ini pengobatannya dilakukan lewat obat-obatan konvensional dan operasi, dengan berbagai efek sampingnya. Sehingga kesembuhan pasien tidak maksimal, karena disertai efek samping yang tidak sedikit. (Gambar 2: Suatu prosedur operasi di ruang bedah saraf). Obat-obatan yang digunakan saat ini cenderung menggunakan metode trial anderror, dengan tujuan mengetahui efektivitas suatu obat. Tetapi dengan berkembangnya pengetahuan kedokteran dan biologi molecular, dengan kecanggihannya metode baru ini memiliki kemampuan untuk menentukan struktur protein reseptor atau dan tempat kerja obat secara lebih tajam, sehingga memungkinkan untuk menciptakan desain kerja obat yang lebih aman dan efektif. Dalam percobaan, potensi suatu agen dapat ditentukan oleh seberapa kuat suatu molekul obat menempel pada reseptor atau sasaran protein di dalam tubuh penderita. Selanjutnya ilmuwan dapat memanfaatkan variasi struktur obat untuk meningkatkan efektivitas obat tersebut pada target yang diinginkan. Dengan demikian, obat generasi berikutnya dapat dirancang untuk berinteraksi secara lebih selektif dengan tepat sasaran atau, dalam banyak kasus, sampai pada tingkat subtipe spesifik target reseptor obat. Kondisi ini akan menghasilkan efek terapi yang lebih baik dengan sedikit efek samping. Meskipun rancangan obat yang rasional ini memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai obat-obatan untuk penyakit-penyakit seperti: stroke, depresi, kecemasan. Namun dibutuhkan banyak upaya untuk memperjelas peran obat potensial yang berbeda sesuai target dan gangguan yang ditimbulkannya. Selain itu ada system pengobatan yang sangat menjanjikan, baik untuk terapi yang termasuk

factor trophic, rekayasa antibody, rekayasa molekul untuk keuntungan penyempurnaan jalur biokimia tertentu, yang dapat mengurangi tingkat keracunan obat, dan yang termutakhir adalah gene therapy dan stem cell yang diyakini dapat memperbaiki neuron atau bagian otak yang telah rusak atau mati. Salah satu hasil dari penelitian ilmu penyakit neurologi terkini, didasarkan pada berbagai faktor pertumbuhan atau faktor tropik, yang mengendalikan pembentukan dan kelangsungan hidup kelompok-kelompok tertentu pada neuron atau system saraf. Spesifik fungsi molekul reseptor diidentifikasi dan kloning dengan prosedur yang dapat dikembangkan untuk memodifikasi faktor pertumbuhan otak. Faktor-fungsi yang diatur dengan cara yang mungkin berguna dalam perawatan penyakit otak (neurological disorders). Secara biologi, setelah faktor tropik sel tertentu ditemukan, salinannya, maka faktor genetik sebagai target pada kelaianan otak tersebut dapat diobati. Sehingga penemuan ini, memungkinkan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit otak yang sangat sulit disembuhkan dewasa ini. Pengobatan Masa Depan Suatu potensi pengobatan masa depan, bagi penyakit-penyakit otak yang sangat sulit disembuhkan dewasa ini, menjadi suatu harapan yang sebentar lagi akan terwujud. Para ilmuwan berencana untuk memasukkan bahan genetik untuk memperbaiki fungsi neurotransmiter atau faktor tropik ke stem cell atau virus tertentu yang telah dimodifikasi secara molekular. (Gambar 3: Ilustrasi injeksi dengan menggunakan bahan genetik dan stem cell kedalam otak). Virus yang telah dilemahkan ini kemudian diinjeksi ke pasien dan selanjutnya akan bermanfaat memperbaiki sistem saraf yang rusak. Dewasa ini, oleh para ahli neurosciences telah berhasil mengembangkan model hewan dengan menggunakan pendekatan berdasarkan mekanisme ini. Contohnya termasuk obat-obatan seperti antibiotik dan obat anti-tumor, yang tampaknya mengurangi kerusakan saraf. Ribuan calon obat molekul dapat diuji dengan menggunakan metode ini. skrining dengan mengubah properti secara selular yang mewakili bagian pentig dari suatu proses penyakit otak. Sangat banyak penyakit neurodegenerative yang melibatkan protein otak dan ketidaknormalan. Beberapa penyakit neurodegenerative ini disebabkan oleh akumulasi protein abnormal. Jika ilmuan mampu memodifikasi sehingga sel yang tebentuk menghasilkan protein yang optimal dan tidak berlebihan, maka penyakit degeneratif tersebut dapat diobati bahkan dicegah.

Sampai dengan dewasa ini, para ilmuan di seluruh dunia berjuang untuk menemukan caracara baru untuk memperbaiki atau mengganti neuron dan sel-sel lain dalam otak yang mengalami kerusakan dan kematian. Sebagian besar, pendekatan eksperimental ini telah

berhasil diterapakan dalam hewan penelitian. Sel-sel yang menimbulkan kelainan fungsi tertentu didalam otak dan sumsum tulang belakang pada embrio tikus telah berhasil diobati secara invivo di laboratorium. Penemuan tersebut, ditandai dengan berhasilnya sel induk untuk terus memproduksi ketiga jenis sel-sel otak utama, yaitu: neuron, astrocytes, sel-sel yang memberi makan dan melindungi neuron, oligodendrocytes, sel-sel yang mengelilingi akson. Sehingga dimasa depan memungkinkan diterapkan pada manusia. Selanjutnya, akan dilakukan uji klinis, dengan menggunakan konsep diatas pada manusia. Sehingga sebentar lagi, beberapa penyakit akibat kelainan otak yang sebelumnya hampir mustahil untuk disembuhkan dengan pengobatan konvensional. Dimasa depan, akan dapat disembuhkan, misalnya panyakit tumor, penyakit Alzhaimer, penyakit kelumpuhan, dan penyakit-penyakit otak dan sistem saraf lainnya.

Kesimpulan

Maka, Tomografi merupakan satu dari sekian banyak penemuan yang sangat membantu dalam bidang kedokteran. Kirakira apa lagi selanjutnya teknologi yang dapat membantu penyembuhan pada kelainan sel saraf? Mari kita bersama menyaksikan perkembangannya. Demikianlah semua informasi ini telah tersampaikan untuk para pembaca. Terima kasih yang sedalam-dalamnya saya ucapkan. Semoga ilmu yang anda temukan dalam tulisan makalah ini dapat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai