Meski banyak kelebihannya dibanding bata, banyak orang enggan memakainya. Padahal pemakaian bata atau batako bisa digantikan dengan material alternatif seperti beton ringan aerasi. Salah satu kelebihan material ini adalah ringan bobotnya. Bobotnya yang ringan membuat anggaran bangunan bisa ditekan. Mengapa demikian?
Ringannya material dinding berakibat volume elemen struktur banguan bisa direduksi. Ini terutama jika beton aerasi digunakan untuk dinding di lantai 2 ke atas. Volume elemen struktur seperti kolom, balok, plat lantai dan pondasi bisa dikurangi karena beban yang menumpunya ringan.
Ringannya beban ini disyaratkan untuk mendapatkan struktur bangunan tahan gempa. Jika material pendukung bangunan berat dan terjadi keruntuhan akibat gaya gempa, beratnya material tersebut akan berbahaya bagi penghuninya. Dengan posisi Indonesia berada di daerah rawan gempa, kecuali Pulau Kalimantan, bangunan yang berada di Indonesia harus memliki persyaratan struktur bangunan tahan gempa. Untuk mendapatkan persyaratan ini, beton ringan aerasi bisa digunakan sebagai salah satu material pembuat dinding. Mengapa Bisa Ringan? Meski fungsinya hampir sama dengan bata namun yang membedakannya adalah beratnya. Material yang berbahan baku pasir silika, semen, kapur dan air ini dibuat dengan tekanan uap tinggi. Proses pembuatan material ini diawali dengan proses pencampuran bahan baku. Setelah itu, adonan bahan bahan baku tersebut dimasukan ke dalam alat yang bernama autoclaved. Di dalam alat ini, adonan diberi tekanan uap air hingga suhu sekitar 200 derajat Celcius. Oleh karena prosesnya menggunakan autoclaved maka material ini disebut sebagaiautoclaved aerated concrete. Dengan tekanan uap ini, bahan baku kapur dan pasir silika akan bereaksi. Hasil reaksi ini menghasilkan pori-pori yang didalamnya berupa udara. Pori-pori inilah yang membuat material ini menjadi ringan. Menurut perhitungan, beton ringan memliki berat jenis normal sekitar 650 kg/m3. Berat jenis yang lebih kecil dari berat jenis air mebuat material ini bisa mengapung di atas air. Meski berpori, beton ringan aerasi tidak bersifat seperti sponge. Artinya, keteika terkena air, air tersebut tidak akan meresap atau merembes kedalamnya. Rendahnya daya serap air dikarenakan setiap pori yang ada tidak saling berhubungan dengan pori yang lain.
cm. Nah, cukup hemat bukan pemakaian materialnya? Kepraktisan, kecepatan dan keekonomisan yang dimilikinya membuat material ini layak Anda gunakan sebagai material pengganti bata untuk membuat dinding. Kelebihan Lain Beton Ringan Aerasi Selain dari sisi kepraktisan, kecepatan dan keekonomisan beton ringan aerasi juga memiliki kelebihan lain. Material ini memiliki karakteristik sebagai material insulasi atau penahan panas. Jika terjadi kebakaran, dinding beton aerasi akan sanggup menahan api selama kurang lebih 4 jam sebelum dinding tersebut runtuh. Dengan demikian, dinding tersebut bisa memberikan perlindungan kepada penghuni untuk menyelamatkan diri. Selain insulasi panas, material ini juga berfungsi sebagai insulasi suara . Untuk mendapatkan kekedapan tinggi, selain menggunakan blok ukuran tebal, juga bisa menggunakan ukuran lebih
kecil asalkan dipasang ganda dengan celah sekitar 50 mm. Celah ini berfungsi untuk meredam suara sehingga suara tidak merambat ke ruangan sebelah.