Anda di halaman 1dari 10

PERBANDINGAN BAHASA DAN PERBANDINGAN BAHASA NUSANTARA

Pengertian Perabandingan Bahasa dan Perbandingan Bahasa Nusantara Perbandingan bahasa adalah suatu cara untuk memadukan atau menyamakan dua bahasa atau lebih untuk mengetahui perbaedaan dan persamaan dalam bahasa yang di bandingkan tersebut. Sedangkan perbandingan bahasa nusantara merupakan usaha untuk membanding-bandingkan bahasa bahasa yang ada di wilayah nusantra atau indonesia satu denagn yang lainnya. Jadi perbandingan bahasa adalah membandingkan bahasa secara arti luas atau umum (dalam konteks semua bahasa), sedangkan perbandingan bahasa nusantra adalah membandingkan bahasa bahasa yang ada diwilayah kesatuan NKRI atau Idonesia antara satu bahasa dengan bahasa yang lainnya dalam wilayah indonesia. Misalkan membandingkan antara bahasa sunda dengan bahasa jawa dan sebagainya. Hal yang diperbandingkan : Karakteristik bahasa / hal yang istimewa / hal yang dibandingkan. Setrategi perbanus, menempatkan bahasa Indonesia sebagai sitem primer (sebagai ukurannya bahasa Indonesia). Bahasa Nusantara = Bahasa daerahBahasa I/ Bahasa Ibu = Bahasa yang diperoleh pertama kali. Bahasa II = bahasa yang diperoleh setelah bahasa ibu/ bahasa I Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai bahasa pemersatu. Bahasa Nusantara bahasa yang serumpun yaitu bahasa daerah.

Bahasa Alami dan Bahasa Buatan


Kelompok bahasa Indonesia, inggris, Arab, Jepang, dan lain-lain yang disebutkan diatas ialah kelompok bahasa alami. Maksudnya, bahasa-bahasa tersebut ada begitu saja, tidak ada yang tahu persis mulai kapan adanya, dimana timbulnya untuk pertama kali, dan siapa penciptanya. Itu berbeda dengan kelompok bahasa yang kedua, bahasa Esperanto, Ido, Volapuk, dan lain-lain. Kelompok bahasa itu disebut kelompok bahasa buatan. Bahasa buatan jelas diketahui kapan mulai ada, dimana pertama kali dipergunakan, penciptanya. dan siapa

Salah satu dari bahasa buatan yang pernah mengalami kejayaan ialah bahasa Esperanto. Mengalami kejayaan disitu artinya, bahasa tersebut secara luas dipergunakan, bukan hanya oleh suatu masyarakat dalam suatu Negara melainkan oleh banyak masyarakat dalam banyak negar. Bahasa itu juga diajarkan di sekolah-sekolah. Pada masa kejayaan bahasa tersebut banyak negara yang merasa optimis bahwa bahasa Esperanto sesuai dengan namanya, bahasa harapan akan dapat menjadi bahasa komunikasi antar bahasa di dunia. Bahasa tersebut memang mempunyai kelebihan dibanding bahasa alami. Tata bahasanya sederhana, bersistem, dan logis, hampir-hampir tidak ada penyimpangan atau kekecualian sebagai mana yang banyak dijumpai dalam bahasa alami. Kata-katanya diambil dari bermacam-macam bahsa alami. Namun, bahasa kejayaan Esperanto itu tidak berlangsung lama. Diciptakan oleh Dr. L. L Zamenhof di polandia pada akhir abad XIXI (1887 dipublikasikan untuk pertama kalinya), bahasa Esperanto berkembang sangat pesat, namun tak lama kemudian dilupakan. Saat ini tinggal sedikit saja masyarakat yang mengenal dan mempergunakannya dan di Indonesia hamper-hampir tak terdengar lagi kegiatan para pencinta bahsa buatan itu. Orang kembali kepada bahasa alami. Bahasa alami seperti yang sudah disebutkan didepan tak diketahui kapan mulai ada, siapa penciptanya, dan dimana dipergunakan untuk pertama kalinya. Bahasa alami cukup banyak jumlahnya, ada yang besra dalam arti banyak sekali penutur yang menggunakannya sebagai sarana komunikasi dan di wilayah yang sangat luas. Dan ada yang kecil, hanya dipergunakan dalam masyarakat yang beranggotakan sekelompok manusia dalam wilayah yang sangat sempit,Berbeda dengan bahasa buatan, terhadap bahasa alami meskipun bahasa itu kecil ada penutur yang selalu mempergunakannya dalam kegiatan sehari-hari selalu ada. Pada bahasa alami, paling tidak ada sekelompok manusia yang selalu menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam kegiatan apapun yang dilakukan. Jadi, seolah-olah bahasa alami mempunyai pendukung yang tetap yang tidak di miliki oleh bahasa buatan. Pada bahasa buatan, pendukung itu tidak tetap dalam arti mereka hanya mempergunakan bahasa buatan tersebut bila perlu saja. Misalnya untuk berkomunikasi dengan penutur yang tidak dapat memahami bahasa alami mereka. Dalam berkomunikasi dengan lawan bicara yang sebahasa (alami) mereka masih tetap mempergunakan bahasa alami. Belum sampai ada orang atau masyarakat yang hanya mengetahui dan menggunakan bahasa buatan saja itu berbeda dengan bahasa alami.

Rumpun Bahasa
Atas dasar perbedaan dan persamaan semacam itulah para ahli bahasa mengelompokkan bahasa-bahasa di dunia ini menjadi beberapa kelomok. Kelompok bahasa yang banyak mempunyai persamaan dijadikan satu dan dipertentangkan dengan kelompok bahasa yang lain. Kelompok bahasa yang banyak mempunyai persamaan itu dinamakan rumpun bahasa. Selanjutnya, rumpun bahasa itu pun masih dibagi lagi atas perbedaan dan persamaannya pula, demikianlah seterusnya. 1. Rumpun Bahasa Indo-German Rumpun bahasa yang besar ini disebut juga rumpun bahsa Indo-Eropa, wilahnya yang sangat luas karena dewasa ini penutur bahasa tersebut mendiami daerah yang terdapat di kelima benua. Rumpun ini masih terbagi menjadi rumpun yang lebih kecil, yaitu: a. Bahasa-bahasa di India 1. Bahasa-bahasa India Kuno: Sansekerta, Weda* 2. Bahasa-bahasa India Pertengahan: bahasa Prakrit*, Pali* 3. Bahasa-bahasa India Modern:Hindi, Hindustani, Benggali, dan lain-lain. Bahasa Gypsi. b. Bahasa-bahasa di Iran 1. Bahasa-bahasa Iran Kuno: Avesta*, Persia kuno* 2. Bahasa Iran Pertengahan: Pahlawi*, Sogda*, Saki* 3. Bahasa-bahasa Iran Modern: Persia, Kurda, Afganistan c. Bahasa-bahasa Armenia 1. Bahasa Armenia Kuno 2. Bahasa Armenia Rusia, bahasa Armenia Turki d. Bahasa-bahasa Albania e. Bahasa-bahasa Baltik: Bahasa Prusia Kuno*, Lithuania, Latvia f. Bahasa-bahasa Slavia 1. Bahasa-bahasa Slavia Selatan: Bulgaria, Bulgaria Kuno*, Servia, Kroatia, Slovenia. 2. Bahasa-bahasa Slavia Timur (Rusia): bahasa Ukraina, Rusia Putih, Rusia Raya 3. Bahasa-bahasa Slavia Barat: Bohernia, Slowakia, Polonia, Sorbia, Polabia*

g. Bahasa Tokhar (Asia Tengah) h. Bahasa Hethit(Asia Kecil) i. Bahasa-bahasa Yunani 1. Bahasa-bahasa Yunani Kuno: Ionia*, Attika*, Doris*, Aeolia* 2. Bahasa Yunani Pertengahan: Koine* 3. Bahasa Yunani Modern j. Bahasa-bahasa Italia: Oskia*, Umbria*, Faliskia*, Latin*. Dari bahasa latin timbul bahasa Romana, meliputi bahasa Perancis, Provence, Spanyol, Portugis, Catalonia, Italia, Rumania, Rheto Rumania. k. Bahasa-bahasa Kelt: Gallia*, Pictia*, Gaelia (Welsh, Cornish*, Briton) 1. Bahasa-bahasa German a. Bahasa-bahasa German Timur: Gotia*, Vandal*, Bourgondia* b. Bahasa-bahasa German Utara: Norwegia Kuno*, Norwegia, Iceland, Swedia, Denmark c. Bahasa-bahasa German Barat: Inggris, Fries, Jerman Hulu, Jerman Hilir, Belanda. 2. Bahasa-bahasa Hamit a. Bahasa Mesir*(Kupti) b. Bahasa-bahasa berber (Tuareg, Kabil, dan lain-lain) 3. Bahasa-bahasa Semit a. Bahasa-bahasa Semit timur: Asyria*, Babylonia* b. Bahasa-bahasa Semita barat: Ibrani, Funisia*, Funia*, Aram, Arab,Syiria, Amhar, Ethiopia 4. Bahasa-bahasa Uralaltaria a. Bahasa-bahasa Finlandia Ugria: Finlandia, Karelia, Estonia, Laplandia, Hongaria. b. Bahasa-bahasa Samoyit (Di daerah pantai laut Arketik) c. Bahasa-bahasa Altai: Turki (Osmanli, Irgis), Mongol, Manchu, Tungu, Jepang, Korea d. Bahsa-bahasa Aleut Eskimo 5. Bahasa-bahasa Jafet a. Bahasa- bahasa kuno di Asia Kecil: Karia*, Lydia*, Lykia* b. Bahasa-bahasa Kaukasus: Tierkes, Gorgia dan sebagainya. Sekarang meliputi pula: Basque, Etruria*, dan Sumer*

6. Bahasa-bahasa Austris a. Bahasa-bahasa Austro Asia: Malaka Kuno, Khasi (di Assam), Nikobar, Mon atau Peguan, Khmer, Munda, dan lain-lain. b. Bahasa-bahasa Austronesia: Bahasa-bahasa Indonesia (Melayu, Jawa, Malagasi, Formosa, Filipina), Oseania (Melanesia: antara lain di Iran dan Kep. Karolina), Polinesia (antara lain bahasa Maori di New Zealand) c. Bahasa-bahasa Tibeto Cina: Tibet, Burma, Cina, Thailand, Annam. 7. Bahasa-bahasa lain di Asia dan Oceania. a. Bahasa-bahasa Papua b. Bahasa-bahasa Dravida (di Hindustan Selatan dan Barat) c. Bahasa-bahasa Australia d. Bahasa-bahasa Andaman (di Kep. Andaman) e. Bahasa-bahasa Paleo Asia atau Hyperborea (di bagian timur laut Asia) 8. Bahasa-bahasa Afrika Bahasa-bahasa Khoisan: bahasa-bahasa San (Bushman), bahasa-bahasa Nama (Hotentot) 9. Bahasa-bahasa Amerika a. Bahasa Amerika Utara: Algonkin, Irokese, Na-dene, Penutia, Sioux, dan lainlain. b. Bahasa-bahasa Mexiko dan Amerika Tengah: Maya, Otomi, Mixe-Zoka dan lain-lain. c. Bahasa-bahasa Amerika Selatan: Arawak (golongan terbesar), Chibkha (Amerika Selatan bagian barat laut), Khon (Patagonia dan Tierra del Fuego), Caribia (Venezuela, Guyana, daerah Amazon), Kichua, (Inka) dan lain-lain.

Rumpun Bahasa Austris


A. Perkembangan ilmu bahasa Di dorong oleh ke inginan untuk menemukan daerah-daerah baru, pada beberapa abad yang lalu orang-orang eropa pergi meninggalkan negerinya menuju daerah-daerah yang sama sekali belum dikenalnya. Proses pertatutan itu berlangsung beberapa ahad lamanya dan dilakukan oleh beberapa generasi.

Akibat penjajahan yang kemudian menimbulkan penjajahan itu. Banyak orang eropa yang disamping mengenal daerah, bangsa, dan kebudayaan lain, juga menenal bahasa lain. Salah satu dari bnyak bahasa yang baru mereka kenal akibat penjajahan dan penjajahan itu ialah bahasa sangsekerta di india. Bahasa sansekerta adalah bahasa yang sudah mati. Bahasa itu tidak dipergunakan lagi dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa itu tersimpan dalam tulisan-tulisan dan dsekali-kali dilisankan sebagai doa atau mantera. Bahasa sangsekerta menurunkan bahasa-bahasa yang yang dewasa ini dipergunakan oleh penduduk india, Pakistan, Bangladesh, dan lain-lain. Seperti bahasa hindi, bahasa urdu, benggali, dan lain-lain. Dibawah ini dikemukakan contoh kata yang mengandung persamaan di antara beberapa bahasa yang termasuk rumpun bahasa Indo-Eropa. Inggris Mother New Nose Three Perancis mere nouveuu nez trios Jerman mutter neu nase drei Latin mater nuvos nasus tres Yunani meter neos rhis treis Sangsekerta matar (= ibu) nava (= baru) nas(=hidung) tri (= tiga)

Jadi, dapat disimpulkan rumpun bahasa austris dapat dibagi menjadi dua, yakni: Bahasa Austro Asia dan Bahasa Austronesia. Dari kedua bahasa tersebut dapat dibagi lagi menjadi ke beberapa bagian seperti, bahasa Austronesia.
Bahasa Austris/Austria 1. Bahasa Nusantara 2. Bahasa Oceanea (Iriyan) 3. Bahasa Polinesia a. Bahasa Austro Asia (berada disepanjang selat Malaka) b. BahasaTibeto Cina (Tibet, Cina, Birma, Muangtai, Thailand, Miyamar) 4. Bahasa terpencil di Asia dan Australia Contoh : Halmahera, ternate, Tedore, Andaman, Hiperbolia.

5. Bahasa bahasa Afrika 6. Bahasa bahasa Amerika

BAHASA BAHASA DI WILAYAH INDONESIA (NUSANTARA)


Pulau Sumatra Pulau Jawa 1. Bhs. Aceh 2. Bhs. Gayung 3. Bhs. Mingakabau (Smt Brt) 4. Bhs. Batak (Smt Ut) 5. Bhs. Pasemah 6. Bhs. Bengkulu 7. Bhs. Nias 8. Bhs. Batin 1. bhs. Sunda 2. Bhs. Betawi (melayu Jkt) 3. Bhs Jawa 4. Bhs. Madura 5. Bhs. Tengger (pegunggan Bromo) 6. Bhs. Badui (Pegun.kendeng) 7. Bhs. Bawean (kab Surabaya) Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi 1. Bhs. Banjar 2. Bhs. Dusun 3. Bhs. Murut/Dayak(org Dayak) 4. Bhs. Tidung 5. Bhs. Kenyah 6. Bhs. Bidayah 7. Bhs. Punang 8. Bhs. Iban 1. Bhs. Sagirtalaut 2. Bhs. Minahasa 3. Bhs. Bolaang mangundo 4. Bhs. Bugis Hampir sama 5. Bhs. Mandar 6. Bhs. Toraja 7. Bhs. Tomimi 8. Bhs. Munabuton

Pulau Maluku Nusa Tenggara Timur (Flores) 1. Bhs. Ternate 2. Bhs. Tedore 3. Bhs. Halmahera 4. Bhs. Salaru 5. Bhs. Kae 6. Bhs. Makatian 1. Bhs. Sumba 2. Bhs. Ende 3. Bhs. Solor 4. Bhs. Alor 5. Bhs. Rofi 6. Bhs. Sawu Pulau Lombok Pulau Irian 1. Bhs. Sumbawa 2. Bhs. Sanggar 3. Bhs. Bima 4. Bhs. Donggo 1. Bhs. Sorong 2. Bhs. Biak 3. Bhs. Ninboran 4. Bhs. Mor 5. Bhs. Midoi CONTOH PERBANDINGAN KOSA KATA BAHASA-BAHASA

INDONESIA Tiga (4) Telur Ratus Layar Padi Empedu Empat (4) Beli Tilu

SUNDA

JAWA Tellu Ndog Atus Layar Pari Peru Papat Tuku Telu

BALI

TAGALOG Tellu Italog Gatos Layah Pale

Ndog Ratus Layar Pare Hamperu Opat Meuli

Taluh Halus Layag Baas

Papat Siki Bili

AKAR KATA DAN KATA DASAR

A. Ciri-ciri akar kata Akar kata merupakan inti dari kata dasar bahasa Indonesia asli tidak selalu terletak di akhir kata dasar. Ciri-ciri kata dasar bahasa Indonesia asli itu diantaranya, umumnya terdiri dari dua suku kata. Cirri suku kata itu terdiri dari satu, dua, atau tiga fonem. Suku kata yang terdiri dari satui fonem, fonem itu hanya berupa vocal. Suku kata yang terdiri dari dua fonem keduanya berupa vokal dan konsonan dengan urutan vokal konsonan atau konsonan- vokal. Kalau suku kata itu terdiri dari tiga fonem konsonannya selalu dua dan dengan begitu fokalnya hanya satu saja, dan itu tidak ada yang berupa diftong. Ciri-ciri akar kata terdiri atas : 1. Terdiri dari satu suku kata Akar kata umumnya terdiri dari satu suku kata. Contohnya seperti lut,jur,lus,ju dan lai-lain. 2. Menpunyai Variasi Bentuk Variasi bentuk adalah bentuk yang berbeda sedikit dengan bentuk yang diketahui. Variasi bentuk dalam kata dasar bahasa Indonesia- bukan dalam dalam akar katamisalnya telur dan telor, lubang dan lobang. 3. Mempunyai variasi arti Variasi arti ialah yang berbada sedikit dengan arti yang dirujuk sebelumnya. Contohnya curi dan copet. 4. Mengandung homonimi Homonimi adalah dua bentuk kebahasaan yang wujudnya sama seperti berbeda. Contohnya madu dan madu, biku dan buku, biasa dan biasa. B. Pembentukan akar kata menjadi kata dasar Pembentukan kata dasar dari akar kata itu mengandung persamaan dengan pembentukan kata turunan dari kata dasar. Contoh kata dasar bahasa Indonesia ialah tulis,rumah,gerak, dan masih banyak sekali yang lain. Dari kata dasar tulis dapat dibentuk kata turunan menulis. Ditulis, tulisan, penulisan, dan lain sebagainya. Pembentukankata dasar tersebut dapat digolongkan menjadi empat, diantaranya:

1. Pembentukan kata turunan dengan Afiksasi 2. Pembentukan dengan Reduplikasi 3. Pembentukan dengan penggabungan, dan 4. Kombinasi antara ketiganya. C. Akar kata Kata dasar dapat pula dibentuk dari akar kata itu sendiri, tanpa perubahan, penambahan, pengulangan, atau penggabungan dengan akar kata lainnya. Contohnya itu seperti kata seru, seprti Ah, Cis, Hai, kata tiruan bunyi seperti Bum, Dor, Sir. D. Gejala akar kata dan kata dasar Gejala-gejala yang terdapat pada akar kata tersebut diantaranya: 1. Vokalisasi, yakni gejala yang timbul untuk memenuhi persyaratan ponotaktis yang bersangkutan dengan pengubah suku kata tertutup menjadi suku kata terbuka. 2. Nasalisasi, yaitu gejala yang disebabkan dengan penambahan konsonan nasal pada akar kata atau kata yang semula konsonan nasal itu tidak ada. 3. Paragose, yaitu gejala bahasa yang terjadi dengan penambahan konsonan / k / dalam tulisan pada beberapa daerah konsonan itu ada yang ditulis dengan Q dan ada yang dengan apostrop pada akhir akar kata atau kata dasar yang semula tidak berakhir dengan konsonan tersebut. 4. Velarisasi, yaitu gejala menggantikan konsonan yang bukan pelar menjadi konsonan pelar. 5. Kontraksi, yaitu gejala yang berupa penyusutan kata dengan cara menghilangkan fonem atau suku kata yang ada ditengah kata. Misalnya: dahulu, perlahan-lahan, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai