Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi, telah menjadikan dunia ini terasa semakin menjadi sempit dan transparan. Dunia senantiasa mengalami perubahan dari waktu-kewaktu dan perubahan itu semakin cepat dan semakin cepat. Itulah globalisasi, yang di dalamnya membawa berbagai implikasi yang luas dan kompleks bagi kehidupan manusia. Implikasi nyata dari adanya globalisasi adalah terjadinya perpacuan manusia yang mengglobal. Globalisasi seperti gelombang yang akan menerjang, tidak ada kompromi, jika kita tidak siap maka kita akan diterjang, kalo kita tidak mampu maka kita akan menjadi orang tak berguna dan kita hanya akan jadi penonton saja. Dunia pendikan menjadi salah satu aspek yang akan terancam jika tidak ditangani dengan baik. Dunia pendidikan pasti akan terus berkembang, siswa dapat mencari informasi dari berbagai sumber seperti internet. Segala informasi yang ingin diketahuinya akan diperoleh dengan mudah melewati internet. Tetapi dampak negatif dari kemajuan teknologi pada era global ini menjadi tantangan besar bagi guru untuk membina siswanya agar terhindar dari pengaruh negatif melalui dunia maya. Guru juga harus selalu memacu dirinya, menggali informasi yang seluas-luasnya jika tidak ingin terlintas dan tertinggal. Mengantisipasi perubahan-perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, salah satu alternatife yang dapat dilakukan seorang guru yakni dengan meningkatkan profesionalisme dan kompetensi yang dimiliki seorang guru dengan diadakannya PPG(Pendidikan Profesi Guru). Dalam artikel ini akan dipaparkan mengenai permasalahan yang dihadapi oleh seorang guru dalam era global serta upaya meningkatkan profesionalisme guru salah satunya dengan diadakannya PPG(Pendidikan Profesi Guru).
1

1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian profesionalisme? 2. Masalah-masalah apa sajakah yang dihadapi guru di era globalisasi? 3. Bagaimanakah usaha yang dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme guru di era globalisasi ?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian profesionalisme 2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi seorang guru di era globalisasi. 3. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan dalam meningkatkan

profesionalisme guru di era globalisasi.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesionalisme Istilah profesionalisme guru tentu bukan sesuatu yang asing dalam dunia pendidikan. Secara sederhana, profesional berasal dari kata profesi yang berarti jabatan. Orang yang profesional adalah orang yang mampu melaksanakan tugas jabatannya secara mumpuni, baik secara konseptual maupun aplikatif.

Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional. Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi mengandung makna dua dimensi utama, yaitu peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis. Peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis ini harus sejalan dengan tuntutan tugas yang diemban sebagai guru. Sebagi tenaga profesional, guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik melalui belajar sendiri maupun melalui program pembinaan dan pengembangan yang dilembagakan oleh pemerintah atau masyarakat. Pembinaan merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru yang dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, pelatihan, dan pendidikan.Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru. Guru profesional memiliki kemampuan mengorganisasikan lingkungan belajar yang produktif. Kata profesi secara terminologi diartikan suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya dengan titik tekan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kamampuan mental yang dimaksudkan di sini adalah ada persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis.

2.2 Masalah-masalah yang Dihadapai Guru di Era Globalisasi Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya harus "membina" para murid dari segi kognitif dan psikomotoriknya demi peningkatan nilai angka. Akan tetapi, seorang guru sangat dituntut agar apa yang ia ajarkan dipraktekan oleh para muridnya dalam kehidupan. Disamping itu, yang terpenting seorang guru harus bisa mengubah pola pikir dan perilaku para siswa agar lebih baik dan mampu menciptakan pelajar yang etis-moralis. Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi para guru, keterbatasan kontroling guru pada murid kerap membuatnya kecolongan. Sehingga tidak sedikit murid didikannya yang terbawa arus perilaku amoral diluar pengetahuannya. Disamping masalah besar pertama tadi, guru juga harus menghadapi permasalahan lainnya yaitu tantangan masyarakat global. Di era globalisasi, guru sangat dituntut meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Menurut Nasrul Azwar (2007) Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik. Mereka harus (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, (2) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya, (3) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya. Di samping itu, mereka juga harus (4) mematuhi kode etik profesi, (5) memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan, (8) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya, dan (9) memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum (sumber UU tentang Guru dan Dosen). Dengan adanya tuntutan untuk peningkatan kualitas profesionalisme guru, maka guru harus selalu berusaha melakukan hal-hal sebagai berikut : Pertama,

memahami tuntutan standar profesi yang ada, yaitu guru berupaya memahami tuntutan standar profesi yang ada dan ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru ingin meningkatkan profesionalismenya. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan, yaitu (1) persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara, (2) sebagai profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global, dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan vang lebih baik, (3) untuk memenuhi standar profesi ini, guru harus belaiar secara terus menerus sepanjang hayat, (4) guru harus membuka diri, mau mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya. Kedua mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, artinya upaya untuk mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi guru. Maka, dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai, guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Ketiga, membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi. Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi. 2.3 Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru di Era Globalisasi Disamping profesionalitas, guru juga harus menghadapi beberapa kata kunci dunia pendidikan yaitu, kompetisi, transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. Dari segi sosial, masayarakat global akan menjadi sangat peka dan peduli terhadap masalah-masalah demokrasi, hak asasi manusia, dan isu lingkungan hidup. Kendala tersebut harus dihadapi guru dengan sangat arif. Pemerintah berupaya keras dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Para pendidik diharapkan menjadi pendidik profesional dan menjadi garda terdepan dalam pencerdasan kehidupan bangsa. Salah satu langkah pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan

profesionalisme guru adalah dengan mengadakan sertifikasi guru. Tak hanya itu,

ternyata pemerintah juga telah menurunkan peraturan yang mengatur tentang adanya Pendidikan Profesi Guru (PPG). Masalah mutu profesionalisme guru yang masih belum memadai yang dikemuakakan di atas, diperlukan upaya peningkatan terhadap profesionalisme guru tersebut. Diperlukan upaya untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tampaknya, Menteri Pendidikan Nasional, akan mencanangkan guru yang profesional. Tetapi, wacana yang mencuat ini terkait dengan rencana kebijakan tersebut adalah pendidikan profesi guru (PPG), sebagai salah satu wujud langkah untuk meningkatkan kualitas guru. PPG memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas guru. Kualitas guru sebenarnya tidak bisa didapat dalam proses instan (cepat). Mengacu pada UU No. 20/2003 Pasal 3, tujuan umum pendidikan profesi guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan khusus Pendidikan Profesi Guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta melakukan penelitian. Untuk menjadi guru professional yaitu dengan mengikuti program pendidikan profesional guru (PPG) untuk mendapatkan sertifikasi, Menurut UU No. 20/2003 tentang SPN pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar mereka dapat menjadi guru yang profesional sesuai dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik.
6

Pendidikan profesi guru masih merupakan konsep baru dalam sistem pendidikan Indonesia. PPG dapat ditempuh bagi mereka yang telah menyelesaikan pendidikan S1. Tentunya PPG terbuka bagi sarjana apapun yang bidang ilmunya relevan, baik itu sarjana pendidikan maupun sarjana dari ilmu murni. Misalkan, sarjana matematika ingin menjadi guru matematika. Hanya saja, bagi mereka yang berasal dari sarjana ilmu murni, akan berbeda dengan mereka yang berasal dari sarjana pendidikan. Bagi sarjana ilmu murni apabila mengikuti PPG, maka akan terlebih dahulu dikenai matrikulasi atau penyetaraan. Adanya PPG juga memberikan pilihan bagi sarjana pendidikan untuk tidak mejadi guru. Selain itu, di dalam PPG nantinya juga akan ada PPL yang menjadi bekal bagi guru untuk terjun dalam dunia pendidikan. PPG merupakan syarat utama seorang sarjana S1 untuk dapat menjadi guru. Bagi mereka yang lulus dari PPG akan mendapatkan tunjangan guru dan menjadi guru profesional sebagaimana guru-guru yang telah lulus sertifikasi. Dari tataran di atas sudah jelas bahwa kehadiran PPG ini menimbulkan berbagai fenomena baik pro maupun kontra yang menyelimutinya. Banyak yang merasa bahwa kehadiran PPG akan berdampak pada sikap seorang guru yang profesional, akan tetapi sebagian kalangan mengatakan bahwa PPG dinilai sebagai sebuah kelemahan di bidang pendidikan. Hal ini disangkut pautkan bahwa PPG terbuka bagi ilmu murni atau non kependidikan dapat mengikuti PPG. Ini akan menjadi tantangan yang berat bagi calon guru dengan diperbolehkannya non kependidikan dapat mengikuti PPG, tetapi para calon guru dapat menilai ini dari segi positifnya yaitu tidak menyerah begitu saja dan jadikan ini sebagai ajang kompetisi yang positif, ini adalah persaingan yang sangat ketat. Sehingga dengan begitu upaya peningkatan profesionalisme guru dapat terwujud dengan menghasilkan para calon guru yang memiliki kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta melakukan penelitian.
7

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan Permasalah guru harus diselesaikan secara komprehensif yang menyangkut dengan semua aspek yang terkait, yaitu aspek kualifikasi, kualitas, pembinaan, training profesi, perlindungan profesi, manajemen, kesejahteraan guru, dan tersedianya fasilitas yang memadai. Dengan demikian, langkah-langkah dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru: Pertama, guru harus menguasai kemampuan-kemampuan dan keterampilan dasar pembelajaran secara baik. Kedua, guru berusaha meningkatkan kualitasnya dengan mengikuti pelatihan dalam bidang keterampilan baru yang diperluakan guru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga, harus mau membuat penilaian atas kinerjanya sendiri atau mau melakukan otokritik terhadap kinerjanya sendiri. Keempat, kritik yang membangun, pendapat dan berbagai harapan masyarakat harus menjadi perhatian sebagai upaya perbaikan kinerja guru. Kelima, guru harus berusaha memperbaiki

profesionalismenya sendiri dan masyarakat hanya membantu mempertajam dan menjadi pendorong untuk meningkatkan profesi guru. Rencana pemerintah untuk mengadakan program pendidikan profesi guru (PPG) perlu dihargai sebagai wujud perhatian terhadap upaya peningkatan profesionalisme guru. Guru yang profesional adalah guru yang mengerti apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Mengikuti perubahan-perubahan kearah lebih baik dan mengikuti perkembangan IPTEK serta dapat menggunakan IPTEK sebagai pendukung kualitas diri dan kualitas pendidikan.

Daftar Pustaka

http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/profesi-guru/ http://www.aguschandra.com/search/peningkatan profesionalisme guru/ http://ithasartika91.blogspot.com/2011/02/Permasalahan-guru-di Indonesia.html http://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/pengertian-profesionalisme/

Anda mungkin juga menyukai