Anda di halaman 1dari 7

I.

Sel

Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Setiap Organisme di dunia ini tersusun atas sel-sel yang saling berintegrasi membentuk suatu fungsi tertentu dalam tubuh makhluk hidup. Baik organisme tingkat seluler (Uniseluler) maupun organisme Multiseluler. Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang mengamati jaringan gabus pada pada tumbuhan dengan menggunakan lensa pembesar. Gabus merupakan bangunan yang berlubanglubang kecil seperti susunan sarang lebah yang dipisahkan oleh diafragma. Bangunan seperti sarang lebah ini selanjutnya disebut dengan Cell (sel). Nama sel diambilnya dari bahasa Yunani Kytos yang berarti ruang kosong, sedangkan bahasa latin ruang kosong adalah cella. Perkembangan teori tentang sel dimulai pada tahun 1839 sampai akhir abad XIX. 1. Schleiden dan T. Schwann. Sel sebagai unit struktural terkecil makhluk hidup. Teori ini menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup disusun atas sel-sel. Sel adalah bagian terkecil makhluk hidup yang menyusun makhluk hidup. 2. Max Schultze. Sel sebagai unit fungsional terkecil makhluk hidup. Teori ini menjelaskan bahwa sel adalah bagian terkecil dari makhluk hidup yang melakukan fungsi kehidupan. Fungsi-fungsi kehidupan di dalam sel dapat ditunjukkan dengan adanya metabolisme sel dan pengaturan sel oleh nukleus. 3. Rudolf Virchow. Sel sebagai unit pertumbuhan terkecil makhluk hidup. Sel sebagai penyusun terkecil makhluk hidup selain menjalankan suatu fungsi kehidupan juga mengalami pertumbuhan. sel dapat mengalami perpanjangan ukuran maupun perbesaran volume sel. 4. Akhir abad XIX. Sel sebagai unit hereditas terkecil makhluk hidup. sel memiliki struktur yang dinamakan degan nukleus (inti sel). Nukleus memiliki peranan sebagai pembawa materi genetik (tersimpan sebagai molekul DNA) yang memiliki sifat diwariskan ke generasi sel selanjutnya. Sel dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan ada tidaknya membran nukleus (membran inti), yaitu sel prokariot (pro=sebelum, karyon=nucleus), jenis sel yang tidak dilengkapi dengan membran inti contohnya bakteri dan ganggang alga biru (Cyanophita); dan sel eukariot (eu=

sebenarnya, karyon=nucleus), yaitu jenis sel yang memiliki membran inti contohnya sel hewan, tumbuhan, fungi. 1. Sel Prokariot Bakteri sebagai organisme prokariotik yang merupakan organisme uniseluler memiliki struktur sel yang tidak memiliki membran inti. Struktur sel secara umum yang dimiliki oleh sel prokariot dapat dilihat pada sel bakteri.

Struktur Sel Bakteri terdiri dari: a. Nukleoid (Nukleus) atau inti sel berfungsi sebagai pengendali dan pengatur sel, sebagai pembawa informasi genetik yaitu kromosom, yang diwariskan ke generasi selanjutnya. Nukleus sel bakteri terpapar atau kontak langsung dengan sitoplasma karena tidak memiliki membran inti. b. Cytoplasm (Sitoplasma) adalah bagian sel yang berisi cairan tempat berlangsungnya metabolisme sel. Kandungan terbesar dalam sitoplasma adalah air (80-90%). c. Ribosome (Ribosom) merupakan struktur berupa butiran-butiran kecil yaang merupakan tempat sintesis protein. d. Cytoplasmic membrane (Membran Plasma) adalah lapisan di luar sitoplasma yang berfungsi sebagai pelindung dan mengatur transportasi sel. Membran sel pada sel prokariot mengalami

pelekukan ke arah dalam membentuk struktur yang disebut mesosome (mesosom) yang berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel. e. Cell wall (Dinding Sel) adalah struktur pelindung kedua setelah membran plasma. f. Capsule (Kapsul) adalah struktur pelindung sel ketiga setelah membran plasma dan dinding sel. g. Pili (Bulu Rambut) berfungsi sebagai alat pelekatan sel bakteri pada suatu permukaan substrat atau benda dan Flagella (Flagel) berfungsi dalam pergerakan sel. Baik flagel dan pili disusun oleh mikrotubulus.

2. Sel Eukariot Sel Eukariot memiliki struktur yang lebih komplek dibandingkan dengan sel prokariot. Sel eukariot memiliki membran inti yang memisahkan Nukleus dengan sitoplasma. Sel ini juga memiliki struktur endomembran yang disebut dengan Organel. Organel-organel sel eukariot memiliki fungsi-fungsi tertentu yang menunjang kehidupan sel eukariot. Macam organel yang dimiliki Sel eukariot antara lain : a. Lisosom, Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini mengandung enzim lisozim yang akan melisis bagain sel yang telah mati, rusak atau sudah tua. b. Mitokondria, Organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel bertujuan untuk mengahasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas sel. c. Aparatus Golgi, Oraganel yang berperan dalam sekresi produk, baik protein, polisakarida maupun lemak. d. Retikulum Endoplasma (RE), organel yang berperan dalam sintesis produk. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang di bagian permukaannya terdapat butiran ribosom) dan RE halus (RE yang tidak memiliki ribosom). RE kasar berfungsi untuk mensintesis protein, sedangkan RE halus berfungsi dalam sintesis lemak dan sterol. e. f. Plastida, organel yang mengandung pigmen (warna). Vakuola, organel yang berfungsi dalam penyimpanan cadangan makanan, minyak atsiri dan sisa metabolisme sel. g. Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur tabung. contohnya flagela (untuk pergerakan sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel (untuk pembelahan sel).

h.

Mikrofilamen, oragnel yang memiliki struktur filamen (benang). berfungsi dalam pergerakan sitoplasma dan kontraksi otot.

i.

Badan Mikro, ada dua macam badan mikro, yaitu Peroksisom (mengandung enzim katalase) dan Glioksisom (mengandung enzim katalase dan oksidase)

j.

Dinding Sel, terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam
karbonat dan silikat dari Ca dan Mg yang berfungsi memberi bentuk sel dan sebagai

pelindung sel. k. Sentriol, organel yang berperan dalam pembelahan sel. Sentriol berfungsi menarik kromosom ke arah kutub yang berlawanan. Sel Eukariot dibedakan atas sel hewan dan sel tumbuhan. Perbedaan Sel Hewan dan
Tumbuhan disajikan dalam tabel berikut: Sel Hewan Sel Tumbuhan

tidak memiliki dinding sel tidak memiliki butir plastida bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku jumlah mitokondria relatif banyak

memiliki dinding sel memiliki butir plastida bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulosa jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastida

vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil sentrosom dan sentriol tampak jelas

vakuola sedikit tapi ukurannya besar

sentrosom dan sentriolnya tidak jelas

Lalu, apa hubungan biokimia dengan sel? Reaksi-reaksi kimia biasa yang telah dipahami sebelumnya berlangsung dalam tabung-tabung reaksi yang terbuat dari bahan non-biologi dan sangat besar dibandingkan dengan molekul yang mengalami perubahan. Lagi pula, reaksi kimia biasa mungkin membutuhkan suhu dan tekanan tinggi, pereaksi kuat, atau penggunaan energi listrik. Dan hubungan antara biokimia dan sel adalah karena sel bukan tabung atau gelas,

merupakan kerangka ilmiah dari semua reaksi biokimia. Singkatnya, reaksi biokimia terjadi dengan batasan sel. Berbeda dengan reaksi kimia biasa yang memiliki batasan tempat terjadinya reaksi yang lebih besar. Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh masing-masing organela sel sangat berkaitan dengan reaksi kimia. Maka dari itu, biokimia mempelajari hal tersebut dengan batasan sel. II. Air

Air merupakan senyawa yang paling berlimpah di dalam sistem hidup dan mencakup 70 persen atau lebih dari bobot hampir semua bentuk kehidupan. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Air

Informasi dan sifat-sifat Nama sistematis Nama alternatif Rumus molekul air aqua, dihidrogen monoksida, Hidrogen Hidroksida H2O

Massa molar Densitas dan fase Titik lebur Titik didih Kalor jenis

18.0153 g/mol 0.998 g/cm (cariran pada 20 C) 0.92 g/cm (padatan) 0 C (273.15 K) (32 F) 100 C (373.15 K) (212 F) 4184 J/(kgK) (cairan pada 20 C)

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektronelektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).

Karena air mengisi semua bagian dari tiap sel, air merupakan medium tempat berlangsungnya transport nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme, sel dan transfer energi kimia. Oleh karena itu, semua aspek dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifatsifat fisik dan kimia air. Walaupun air bersifat stabil-kimiawi, senyawa ini mempunyai beberapa sifat istimewa. Air dan produk ionisasinya yaitu ion H+ dan OH- sangat mempengaruhi sifat berbagai komponen penting sel, seperti: enzim, protein, asam nukleat, dan lipid. Sebagai contoh, aktivitas katalik enzim amat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH-.

Anda mungkin juga menyukai