Anda di halaman 1dari 2

Skenario 2 Blok Respirasi

Anto, seorang mahasiswa yang baru pertama kali ikut dalam suatu ekspedisi pendakian ke puncak gunung tertinggi di Indonesia (>5000m diatas permukaan laut). Karena begitu semangatnya, pada akhir hari pertama pendakian, Anto sendirian bersama dengan route guide sudah mencapai ketinggian 4000m dari atas permukaan laut. Tiba-tiba Anto merasa sesak nafas dan pusing disertai badan lemas. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka memutuskan untuk beristirahat di kaki gunung pada ketinggian 2000m, keesokan harinya baru melanjutkan perjalanan. Setibanya pada ketinggian yang sama seperti yang dicapai Anto, mereka tidak mengalami gejala seperti Anto tersebut. Dokter dalam tim ekspedisi utama menyatakan Anto mengalami efek akut hipoksia, biasanya dialami oleh pendaki pemula yang tidak mengalami aklimatisasi. Dokter menjelaskan bahwa kompensasi awal tubuh terhadap hipoksia adalah hiperventilasi, alkalosis respiratorik, tetapi dapat dijumpai peningkatan kadar 2,3 diphosphogliserat eritrosit. Dokter juga mengatakan pendakian yang dilakukan Anto seharusnya dilakukan secara bertahap selama 2-3 hari untuk mencapai ketinggian tersebut, agar tubuh teraklimatisasi dengan baik, yang ditandai dengan adanya peningkatan ventilasi alveolus dan desensitisasi efek hipoksia secara bertahap.

Anda mungkin juga menyukai