Anda di halaman 1dari 2

Sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah pasti akan datang, maka janganlah kalian minta untuk disegerakan.

(QS An Nahl:1).

Ummat Islam meyakini Allah mempunyai sifat Al-Aliim, Maha Mengetahui. Kita juga meyakini Allah itu dekat, sangat dekat dengan hambanya. Bahkan disebutkan bahwa Dia lebih dekat kepada kita dibandingkan urat leher kita sendiri. Karena dia lebih tahu tentang kita, dibandingkan kita sendiri. Apa yang kita sangka baik bagi diri kita, belum tentu baik pada kenyataannya. Namun Dia selalu tahu apa yang terbaik bagi kita.

Dari keyakinan itu, saya pernah berpikir, Perlukah kita meminta kepadanya dan mengutarakan keinginan kita, sedangkan Dia tahu apa yang ada dalam hati kita. Perlukah kita berdoa dan mengatakan apa yang kita butuhkan, sedangkan Dia mengetahui segala kebutuhan makhluqNya. Dan untuk apa kita berdoa sedangkan Dia lebih tahu apa yang terbaik bagi kita.?

Memang ada yang mengatakan usaha tanpa doa adalah sombong. Tapi bukankah yang disebut sombong itu kalau kita menihilkan peranan Allah. Bagaimana kalau tidak berdoa justru karena sudah meyakini segala kelemahan kita, dan keMaha KuasaanNya. Apa tidak kurang ajar, kalau kita memberi tahu Allah suatu hal yang Allah lebih tahu tentang hal itu.? Kalau Dia lebih tahu kebutuhan kita, buat apa kita meminta. kalau ternyata keinginan kita itu tidak baik untuk kita.

Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin pernah muncul di hati kita. Tapi, mari kita berandai-andai; Seandainya kita adalah seorang ayah/ibu dan suami/istri yang memiliki kekuatan untuk mengetahui isi hati dan pikiran dan mengetahui masa depan. Anak dan pasangan kita juga sudah tau kekuatan yang kita miliki. Kemudian mereka berpikir. buat apalagi meminta sesuatu pada kita, toh kita lebih mengetahui apa yang mereka perlukan. Bahkan mungkin mereka tidak perlu berbicara lagi dengan kita, karena kita toh sudah mengetahui isi hati dan pikiran mereka. Apa kita mau punya kehidupan keluarga yang seperti itu.?

Itulah salah satu alasan kenapa kita harus meminta kepada Nya. Yaitu untuk tetap menjalin komunikasi dengan Allah. Memang Dia tahu apa yang kita butuhkan, tapi kalau kita tidak pernah berkomunikasi denganNya belum tentu Dia mau memberikan apa yang kita butuhkan itu. Kalau kata kawan saya yang non muslim doa itu semacam buat Ingatin Tuhan kalau DIA punya rencana buat kita.Ya, memang Allah tidak akan pernah lupa dan tidak perlu diingatkan. Tapi rizqi itu di tanganNya, kalau kita tidak ambil ya tetap ada di tanganNya.

Doa itu sebuah bentuk komunikasi kepada Allah. Yang tukang minta2, ya berkomunikasinya isinya minta melulu. Yang tukang curhat, isi komunikasinya cerita melulu, ngeluh melulu. Nah kalau mentalnya sudah diluar tukang ngeluh dan tukang minta-minta, berarti doa sudah digunakan sebagai sarana komunikasi buat kompromi dengan Allah. Misal kita ingin berbuat sesuatu, kita berdoa buat kompromi. Ya Allah, kalo saya begini di ijinin gak? Kalo saya begini apa konsekuensi nya? Dalam tahap ini komunikasinya sudah dua arah. Artinya kita sudah bisa mendengar 'suara Tuhan'.

Mangenai kesombongan, ternyata tidak berdoa bisa juga termasuk sombong meskipun kita tidak menafikkan keberadaannya. Justru karena kita meyakini keberadaanNya itulah kita harus berdoa. Karena berdoa untuk menunjukkan posisi kita sebagai hamba yang lemah dan miskin yang meminta kepada Yang Maha Kuasa, meskipun kita sudah menyadari posisi kita dan Allah tahu semua kebutuhan manusia. Jadi, kalau sadar posisi kita sebagai manusia BERDOALAH.

Selain itu, dengan berdoa kita akan lebih menghargai setiap pemberian Allah. Karena tanpa doa, mungkin Allah tetap memberikan segala kebutuhan kita bahkan lebih banyak dari yang kita butuhkan. Tapi kita akan seperti seorang anak yang dimanjakan oleh ayahnya. Anak yang tahu bagaimana mendapatkan sesuatu tapi tidak tahu bagaimana menghargai sesuatu. Jika kita memberikannya kepada orang lain, tidak ada rasa kebahagiaan karena telah berbagi. Karena itulah, kita harus berdoa agar tahu bagaimana bersyukur dan agar hidup kita menjadi lebih bermakna.

Begitulah, doa adalah harapan dan cita-cita. seseorang tanpa cita-cita dan harapan itu orang mati. Orang bisa saja hidup tanpa iman dan cinta namun bila masih punya harapan, iman dan cintanya bisa dihidupkan lagi. Doa mentenagai kita agar tidak berhenti berusaha dan positif thinking. Doa adalah jembatan antara kita dan pihak yang akan membantu kita, jangan hancurkan jembatan itu.

Sebagai penutup: Do'a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi) Do'a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya'la) Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya (QS Al mu'min:60).

Anda mungkin juga menyukai