Anda di halaman 1dari 14

LACkAN kAk1IkUM

ANALISIS INS1kUMLN
PENETAPAN KADAR CoCl
2
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT
SPEKTROFOTOMETRI ABSORBSI SINAR TAMPAK






AMALlA SukMA 8luPAnl
C1C 008 040

8CC8AM S1uul klMlA
lAkuL1AS MA1LMA1lkA uAn lA
unlvL8Sl1AS MA1A8AM
2010

ACARA 1
PENETAPAN KADAR CoCl
2
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SPEKTROFOTOMETRI
ABSORBSI SINAR TAMPAK
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan : - Mahasiswa terampil mengoperasikan alat spektroIotometer
absorpsi dengan cara dan urutan langkah-langkah yang benar
Terampil menetukan tabung-tabung kuvet yang saling
berpadanan (matched)
Terampil membuat larutan dengan volume tertentu dan
konsentrasi (ppm) tertentu dan konsentrasi untuk:
a. Membuat spektrum absorpsi larutan CoCl
2

b. Membuat kurva kalibrasi untuk CoCl
2

c. Menetapkan konsentrasi larutan CoCl
2
yang tidak diketahui
Hari / tanggal : Rabu, 8 Nopember 2010
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar lantai III Fakultas MIPA Universitas
Mataram
B. LANDASAN TEORI
SpektroIotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spectrometer dan Iotometer. Spectrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan
panjang gelombang tertentu dan Iotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang di adsorpsi. Jadi spektroIotometer digunakan untuk mengukur
energy secara relative jika energy tersebut ditransmisikan, direIleksikan, atau diemisikan
sebagai Iungsi panjang gelombang. Kelebihan spektroIotometer dibandingkan dengan
Iotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini
diperoleh dengat alat pengurai seperti prisma, granting, ataupun celah optis. Pada
spektroIotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh
dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektroIotometer, tersusun
dari sumber spectrum tampak yang kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk
larutan sampel atau blangko ataupun pembanding ( Khopkar, 2008: 225-226).
SpektroIotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi
suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau
cahaya. SpektroIotometri adalah alat yang terdiri dari spektroIotometer dan Iotometer.
SpektroIotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu,
sementara Iotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorpsi (Riyadi, 2008).
Panjang gelombang cahaya UV dan tampak jauh lebih pendek dari panjang
gelombang radiasi inIramerah. Spectrum tampak terentang dari sekitar 400 nm (ungu)
sampai 750 nm (merah). Sedangkan spectrum ultraviolet terentang dari 100 sampai
400nm. Kuantitas energy yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik dengan
panjang gelombang radiasi. Absorpsi cahaya ultraviolet atau cahaya tampak
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi electron-elektron dari orbital keadaan
dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Transisi
ini memerlukan 40-300 kkal/mol. Energy yang diserapnya selanjutnya terbuang sebagai
kalor, sebaga cahaya atau tersalurkan dalam reaksi ki,ia (misalnya isomerasi atau reaksi-
reaksi radikal bebas ) (Fessenden, 2002:436-437).
Sumber radiasi untuk spektroskopi UV-Vis adalah lampu tungsten. Cahaya yang
dipancarkan sumber radiasi adalah cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik UV akan
melewati monokromator yaitu suatu alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan
berkas radiasi dengan satu panjang gelombang (monokromator). Monokromator radiasi
UV, sinar tampak dan inIra merah adalah serupa yaitu mempunyai celah (slit), lensa,
cermin dan perisai atau grating. Wadah sampel umumnya disebut sel/kuvet. Kuvet yang
terbuat dari kuarsa baik untuk spektrosokopi UV dan juga untuk spektroskopi sinar
tampak. Kuvet plastik dapat digunakan untuk spektroskopi sinar tampak. Radiasi yang
melewati sampel akan ditangkap oleh detektor yang berguna untuk mendeteksi cahaya
yang melewati sampel tersebut. Cahaya yang melewati detektor diubah enjadi arus listrik
yang dapat dibaca melalui recorder dalam bentuk transmitansi absorbansi atau
konsentrasi (Hendayana, 2001).
Larutan yang akan diamati melalui spektroIotometer harus memiliki warna
tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi
cahaya yang diberikan. Secara kuantitatiI, besarnya energi yang diserap oleh zat akan
identik dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut. Secara kualitatiI, panjang gelombang
dimana energi dapat diserap akan menunjukkan jenis zatnya (Keenan,1992).
Dengan menggunakan penentuan kadar konsentrasi, suatu senyawa dilakukan
dengan membandingkan kekuatan serapan cahaya oleh larutan contoh terhadap terhadap
larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Terdapat dua cara standar adisi ,
pada cara yang pertama dibuat dahulu sederetan larutan standar, diukur serapannya,
kemudian tentukan konsentrasinya dengan menggunakan cara kalibrasi. Cara yang kedua
dilakukan dengan menambahkan sejumlah larutan contoh yang sama kedalam larutan
standar (Hendayana, 2001).

C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Labu ukur 10 ml 5 buah
Pipet volum 5 ml
Bulb
Pipet tetes
Alat spektroIotometer
Kuvet
b. Bahan
Larutan CoCl
2.
6H
2
O 0,1 M (dalam pelarut HCl 0,1 )
HCl 0,1
Larutan sampel
Aquades

D. SKEMA KER1A
a. Memilih tabung-tabung kuvet yang saling berpadanan atau 'matched
CoCl
2.
6H
2
O 0,1 M (dalam pelarut HCl 0,1 )
O Pipet sebanyak 0,5;1;2,5;5 ml
O Encerkan hingga 10 ml
Hasil
O Pilih salah satu konsentrasi larutan
O Masukkan ke dalam kuvet
Hasil, masukkan ke dalam uv
O Pasang panjang gelombang 510 nm
O Buat nilai transmitan 90
O Ukur nilai transmitan larutan
O Ulangi sebanyak 4 kali (konsenrasi yang
sama)
Hasil
b. Menentukan panjang gelombang CoCl
2.
6H
2
O
Alat uv-vis
O Atur panjang gelombang pada 450 nm
O HCl 1 (blanko) pada kuvet, kemudian
atur nilai absorbans nol
O Masukkan CoCl
2
0,1 M pada kuvet dan
catat absorbansnya
O Ulangi untuk panjang gelombang 450-495
nm dengan interval 5 mm
O Gambarkan hasil yang diperoleh pada
kertas graIik
Hasil
c. Membuat kurva kalibrasi CoCl
2

Alat UV vis
O Atur ke panjang gelombang maksmum
O Masukkan HCl 1 ke dalam kuvet, atur
hingga absorbans nol
O Ukur nilai absorbans dari larutan
CoCl
2.
6H
2
O 0,5; 1 ; 2,5 ; 5 ml
O Buat kurva kalibrasi
Hasil
d. Menentukan konsentrasi larutan sampel
Sampel
O Masukkan ke dalam kuvet
O Ukur nilai absorbannya
O Tentukan konsentrasi dengan metode kurva
kalibrasi
Hasil

E. HASIL PENGAMATAN
a. Memilih tabung-tabung kuvet yang saling berpadanan atau matched
larutan yang dipakai Pengukuran ke- (nm) A
CoCl
2.
6H
2
O 5 ml
1 510 0,137
2 520 0,133
3 530 0,115
4 540 0,087
5 550 0,063

b. Menentukan panjang gelombang CoCl
2

Larutan yang dipakai Panjang gelombang (nm) Absorbans
510 0,071
520 0,073
530 0,063
540 0,049
550 0,036
CoCl
2.
6H
2
O 2,5 ml 560 0,026
570 0,021
580 0,014
590 0,012
600 0,009

c. Membuat kurva kalibrasi CoCl
2

Volume larutan CoCl
2
Panjang gelombang Absorbans
0,5 ml
520 nm
0,012
1 ml 0,024
5 ml 0,131

d. Menentukan konsentrasi larutan sampel
Panjang gelombang Absorbans sampel
520 nm 0,064

F. ANALISIS DATA
a. Memilih tabung-tabung kuvet yang saling berpadanan (Matched)
O A 0,317
A -log T

1
1
=
A

1
1
=
0,317

= ,89
= 8,9%

O A0,133
1
1
=
0,133

= ,
= ,%

O A0,115
1
1
=
0,115

= ,
= ,%

O A0,087
1
1
=
0,087

= ,88
= 8,8%

O A0,063
1
1
=
0,063

= ,89
= 8,9%

b. Menentukan panjang gelombang maksimum



c. Membuat kurva kalibrasi CoCl
2

Konsentrasi CoCl
2
0,5 ml
V
1
. M
1
V
2
. M
2
0,5 . 0,1 10 . M
2

M
2

0,5 x 0,1
10

M
2
0,005 M
Konsentrasi CoCl
2
1 ml
V
1
. M
1
V
2
. M
2
1 . 0,1 10 . M
2

M
2

1 x 0,1
10

M
2
0,01 M
Konsentrasi CoCl
2
2,5 ml
V
1
. M
1
V
2
. M
2
2,5 . 0,1 10 . M
2

0
001
002
003
004
003
006
007
008
300 320 340 360 380 600 620
Absorbans
M
2

,5 x 0,1
10

M
2
0,025 M
Konsentrasi CoCl
2
5 ml
V
1
. M
1
V
2
. M
2
5 . 0,1 10 . M
2
M
2

5 x 0,1
10

M
2
0,05 M
Tabel analog
Konsentrasi Absorbansi
0,005 0,012
0,01 0,024
0,025 0,073
0,05 0,131



GraIik konsentrasi vs absorbansi


d. Menentukan konsentrasi sampel
Absorban sampel 0,064
Konsentrasi sampel :
y 2,673x
0,064 2,673x
x
0,064
,673

x 0,0239 M

G. PEMBAHASAN
Praktikum ini memiliki beberapa tujuan yaitu agar mahasiswa dapat terampil
mengoperasikan alat spektroIotometer absorpsi dengan cara dan urutan langkah-langjah
yang benar, terampil menentukan tabung-tabung kuvet yang saling berpadanan, terampil
membuat larutan dengan volume tertentu dan konsentrasi (ppm) tertentu untuk membuat
spectrum absorpsi larutan CoCl
2
, membuat kurva kalibrasi untuk CoCl
2
dan menetapkan
konsentrasi larutan CoCl
2
yang tidak diketahui.
Pada percobaan pertama yairu memilih tabung-tabung kuvet yang saling
berpadanan. Berdasarkan buku diktat praktikum, langkah kerja yang dilakukan yaitu
mencari T-nya, tetapi praktikan mencari A. Dari A bisa didapatkan T-nya. Pada
analisis data didapatkan T dari 5 jenis panjang gelombang untuk larutan yang 5 ml
yaitu 8,9%, ,%, ,%, 8,8%, dan 8,9%. Dari hasil-hasil tersebut terlihat
2673x
0
003
01
013
0 002 004 006
Absorbans|
Absorbansl
Llnear (Absorbansl)
selisih yang cukup besar, yaitu semuanya diatas 1, sehingga dikatakan bahwa tabung-
tabung kuvet yang digunakan dalam praktikum tidak berpadanan atau tidak matched.
Kuvet matched artinya kuvet tersebut harus memiliki siIat optis yang sama, seperti harus
memiliki ketebalan dinding yang sama, terbuat dari bahan yang sama dan memiliki siIat
pemantulan dan penerusan sinar yang sama (Hendayana,1994). Kemungkinan yang
menyebabkan tidak matched-nya kuvet karena dinding kuvet yang tergores, sehingga
penerusan sinar untuk kuvet yang satu berbeda dengan kuvet yang lain.
Percobaan kedua yaitu menentukan panjang gelombang CoCl
2
. Larutan 2,5 ml
diukur pada panjang gelombang 510-560 nm dengan interval 10 nm. Penggunaan rentang
panjang gelombang ini dikarenakan siIat Cu yang dapat menyerap sinar pada rentang
panjang gelombang tersebut. Penentuan panjang gelombang CoCl
2
ini dilakukan dengan
perhitungan panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang maksimum ini dapat
terlihat setelah dilakukan analisis dengan spektroIotometer UV-VIS dengan rentang yang
disebutkan diatas dan setiao kenaikan 10 nm. Dari hasil pengamatan dan kurva terlihat
bahwa panjang gelombang maksimum untuk larutan CoCl
2
5 2,5 ml berada pada 520 nm,
dengan absorban 0,073. Ada beberapa alasan mengapa pada analisis menggunakan
spektroIotometer pemilihan panjang gelombang digunakan panjang gelombang
maksimum yaitu pada maks, kita dapat mendapatkan serapan yang paling tinggi dan
pada maks, didapatkan small errorwalaupun dengan perbedaan yang agak besar.
Percobaan ketiga yaitu membuat kurva kalibrasi CoCl
2
. Alat spektroIotometer
UV-VIS diatur pada panjang gelombang maksimum berdasarkan pada percobaan pertama
yaitu pada 520 nm. SpektroIotometer yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan
system double beam. Maksudnya yaitu blangko maupun sampel diletakkan secara
bersamaan dan sinar yang datang akan terbagi dan masuk ke dalam 2 kuvet yaitu
reIerence kuvet (kuvet blangko) dan sampel kuvet (kuvet sampel). Keuntungan double
beam daripada single beam yaitu tidak perlu mengukur ulang atau mengukur blangko
yang digunakan. Dalam spektroIotometer UV-VIS blangko yang digunakan adalah
pelarut yang digunakan dalam melarutkan zat pada sampel. Dalam hal ini blangko yang
digunakan adalah aquadest. Langkah awal yang dilakukan yaitu maletakkan kuvet
blangko pada wadah yang tersedia, kemudian meng-nol-kan lalu kuvet yabg berisi sampel
diletakkan pada tempat yang tersedia dan pada layar akan terlihat berapa Absorban atau
Transmitannya. Setelah alat diset pada panjang gelombang maksimum, larutan 0,5ml,
1,0 ml, 2,5 ml dan 5ml diukur Absorbannya pada panjang gelombang tersebut. Setelah itu
dibuat kurva kalibrasi yang menghubungkan antara Absorbans dengan konsentrasi larutan
dan didapatkan graIik yang linier dengan persamaan y2,673x. pengkalibrasian pada alat
dilakukan guna mengetahui apakah alat tersebut sudah terkualiIikasi.
Percobaan terakhir yaitu menentukan konsentrasi sampel. Dari persamaan yang
didapatkan pada kurva, nilai Absorbans sampel yang diukur pada alat yaitu 0,064
dimasukkan ke dalam persamaan dan didapatkan hasilnya yaitu sebesar 0,0239.

H. KESIMPULAN
1. SpektroIotometer UV-VIS merupakan alat yang dapat digunakan untuk menentukan
absorbans dari suatu sampel atau zat
2. Spektrum elektromagnetik yang digunakan pada alat iini yaitu daerah sinar UV ( 400 nm),
dan pada daerah sinar Nampak (400-700nm)
3. Langkah-langkah dalam penggunaan spektroIotometer UV-VIS adalah pembuatan
spectrum absorpsi larutan, pembuatan kurva kalibrasi larutan dan menetapkan konsentrasi
larutan.
4. SpektroIotometer UV-VIS juga bisa digunakan untuk penentuan konsentrasi larutan yang
tidak diketahui
5. Ada dua jenis spektroIotometer UV-VIS berdasarkan berkasnya yaitu single beam dan
double beam
6. Panjang gelombang maksimum yang didapatkan yaitu pada 520 nm
7.Konsentrasi larutan sampel yang didapatkan setelah dianalisis dengan spektroIotometer UV-
VIS yaitu 0,0239 M.


DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. J dan J. S. Fessenden. 2006. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press.
Keenan R. 1992. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Khopkar S. 2007. Konsep Dasar kimia Analitik. Jakarta : UI Press
Riyadi W. 2008. Perbedaan Spektrometri dan Spektrofotometri. http://wahyuriyadi.blogspot.
com/ 2008/ 10/ perbedaan spektrometri-dan.html |16 November 2010|.
Underwood A.L. dan Day R.A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai