Anda di halaman 1dari 2

Prospek Ekonomi Dunia Makin Suram

Washington, (Analisa) Bank Dunia mengeluarkan perkiraan ekonomi dunia tahun 2009 yang lebih suram dimana pertumbuhan ekonomi global hanya 0,9 persen, sementara itu Kanada telah menyatakan diri berada dalam resesi dan upaya penyelamatan perusahaan produsen mobil As masih dalam pembahasan. Dalam laporan Global Economic Prospects, Bank Dunia memangkas tajam perkiraan pertumbuhan dan memperkirakan volume perdagangan dunia pada tahun 2009 turun 2,1 persen karena krisis kredit yang terjadi di seluruh dunia menerpa negara-negara kaya dan miskin.Ekonomi negara-negara berkembang diperkirakan tumbuh 4,5 persen sementara negara kaya diperkirakan mengalami kontraksi 0,1 persen, kata badan kredit multilateral itu. "Ekonomi global sedang berada di persimpangan, transisi dari periode yang selama ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara-negara berkembang ke suatu kondisi yang tidak pasti ketika krisis finansial yang mengakar di negara-negara berpendapatan tinggi menyebabkan guncangan di pasar finansial global," kata kepala ekonom Bank Dunia Justin Lin. Di Kanada, bank sentral menurunkan suku bunga pada hari Selasa sebesar 0,75 poin menjadi 1,50 persen dan menyatakan bahwa ekonomi Kanada telah tergelincir ke resesi di tengah krisis finansial global. "Prospek ekonomi dunia memburuk secara signifikan dan resesi global akan lebih meluas dan lebih dalam dari yang sebelumnya diperkirakan," kata bank sentral Kanada dalam sebuah pernyataan. Di Jenewa, Asosiasi Angkutan Udara Internasional (IATA) memperkirakaan bahwa maskapai penerbangan akan mengalami kerugian 2,5 miliar dollar AS (1,9 miliar euro) pada tahun 2009 karena dampak dari krisis ekonomi. "Prospeknya suram," kata CEO IATA, Giovanni Bisignani."Kita menghadapi iklim penerimaan terburuk dalam 50 tahun." Sementara itu di Inggris, data menunjukkan adanya penurunaan output manufaktur sebesar 1,4 persen pada bulan Oktober dibanding bulan September, penurunan dalam delapan bulan berturutan, dan turun 4,9 persen dalam 12 bulan, kata Kantor Statistik Nasional. (Ant/AFP)

Evaluasi dan Proyeksi Bank Syariah 2009


Oleh Agustianto 22 Desember 2008

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia makin pesat dan berkembang secara fantastis. Krisis keuagan global di satu sisi telah membawa hikmah bagi perkembangan perbankan syariah. Hal ini dikarenakan masyarakat dunia, para pakar dan pengambil kebijakan ekonomi, tidak saja melirik tetapi lebih dari itu mereka ingin menerapkan konsep syariah ini secara serius. Di Indonesia prospek perbankan syariah makin cerah dan menjanjikan. Bank syariah di negeri ini, diyakini akan terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Perkembangan industri lembaga syariah ini semakin menunjukkan

keunggulannya dalam memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional. Apalagi dengan pertumbuhan industri yang rata-rata mencapai 60% dalam lima tahun belakangan ini.

Penyebaran jaringan kantor perbankan syariah saat ini megalami pertumbuhan pesat. Jika pada tahun 2006 jumlah jaringan kantor hanya 456 kantor, sekarang ini jumlah tersebut menjadi 1440 (Data BI Okt 2008). Dengan demikian, jaringannya tumbuh lebih dari 200 %. Jaringan kantor tersebut telah menjangkau masyarakat di 33 propinsi dan di hampir 100 kabupaten/kota. Sementara itu, di tahun 2008, jumlah BUS (Bank Umum Syariah) juga bertambah 2 buah lagi, sehingga sampai Oktober 2008 menjadi berjumlah lima Bank Umum Syariah. Pada tahun 2009, akan hadir 8 (delapan) Bank Umum Syariah lagi, sehingga total Bank Umum Syariah menjadi 12 buah di tahun 2009.

Penghimpunan dan Penyaluran Dana Dari aspek penghimpunan dan penyaluran dana, bank-bank syariah menunjukkan kinerja yang sangat bagus. Hal itu terlihat pada data Bank Indonesia, di mana pada tahun 2008, jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai Rp.37,7 triliun. Pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) perbankan syariah sebesar 36,7 % (yoy). Penghimpunan DPK wilayah DKI Jakarta tumbuh secara signifikan, yakni mencapai 48,5% dari keseluruhan total DPK. Pertumbuhan tabungan mudharabah mencapai 31,65%ank Indonesia dan deposito mudharabah mencapai 38,79% yang merupakan proporsi terbesar pada triwulan ketiga tahun 2008. (Data BI, oktober 2008) .

Pembiayaan mengalami peningkatan secara konsisten dengan pertumbuhan sebesar 42,9% atau mencapai Rp.37,7 triliun. Data ini menunjukkan pertumbuhan yang bagus bagi bank syariah. Sementara itu pembiayaan yang diberikan kepada UMKM oleh industri perbankan syariah dengan nominal mencapai Rp27,18 Trilyun (72,13%) sampai dengan posisi September 2008. Pembiayaan kepada non UMKM mencapai Rp10,5 triliun (27,87%). Sedangkan pertumbuhan pembiayaan kepada sektor UMKM sampai dengan posisi September 2008 (ytd), sebesar 38,91%.

Yang sangat luar biasa lagi dari prestasi bank syariah dalam memajukan ekonomi rakyat adalah FDRnya yang senantiasa tinggi, yakni mencapai 112 %. Fakta ini menunjukkan bahwa fungsi intermediasi bank syariah jauh sekali mengungguli bank konvensional. Bank syariah tidak saja mengucurkan dana pihak ketika kepada masyarakat, tetapi malah justru modalnya sendiri digunakan untuk pembiayaan.

Dari aspek kinerja bank-bank ofosyariah di tahun 2008 terlihat pada ROA perbankan syariah mencapai 2,5% dan ROE mencapai 76,7%, sedangkan rasio BOPO pada triwulan ketiga tahun 2008 sebesar 73,6%.

Perkembangan BPRS

Anda mungkin juga menyukai