Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Laporan ini dibuat untuk membahas mengenai hasil praktikum Iotosintesis pada
tanaman Hydrila. Setiap tumbuhan pasti memerlukan Iotosintesis. Fotosintesis merupakan
penyusunan senyawa-senyawa organik dari senyawa-senyawa anorganik. Pengubahan
senyawa anorganik menjadi senyawa organik melibatkan kloropas dan cahaya matahari.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut kloroIil. Intensitas cahaya
dan panjang gelombang cahaya sangat menentukan dalam percobaan ini. Pada percobaan Jan
Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju Iotosintesis pada
tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum
cahaya. Fotosistem sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Iotosistem I dan Iotosistem II.
Pada Iotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh kloroIil a yang sensitiI terhadap
cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga kloroIil a disebut juga P700. Energi yang
diperoleh P700 ditransIer dari kompleks antena. Pada Iotosistem II penyerapan energi cahaya
dilakukan oleh kloroIil a yang sensitiI terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut
P680. P680 yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700. Di
samping adanya perbedaan energi tersebut, Iaktor lain yang menjadi pembeda adalah
kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut.
Pada praktikum ini, akan dilakukan pengamatan terhadap O2 yang dihasilkan oleh
tanaman Hydrilla. Tanaman Hydrilla akan menghasilkan O2 dalam bentuk gelembung. Disini
juga akan dibahas kenapa gelembung yang dikeluarkan itu sedikit atau banyak. Perbedaan itu
bisa disebabkan oleh banyak Iactor. Selain itu, kita juga akan mengamati pengaruh panjang
gelombang terhadap Iotosintesis.

I.2 Tujuan Penelitian
1. Mengamati kadar O2 yang dihasilkan pada proses Iotosintesis tanaman Hydrilla
2. Mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap Iotosintesis tanaman
Hydrilla.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis adalah proses pembentukan zat makanan (glukosa) pada tumbuhan yang
menggunakan zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari.

Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain menghasilkan zat makanan pada tumbuhan,
proses ini juga menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bagi pernaIasan manusia. Proses
Iotosintesis terjadi pada daun tumbuhan. Proses Iotosintesis ini tidak berlangsung pada semua
sel tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen Iotosintetik. Disamping itu proses
Iotosintesis juga dipengaruhi oleh kemampuan daun menyerap spektrum cahaya, perbedaan ini
disebabkan oleh adanya perbedaan pigmen pada jaringan daun. Kloroplas adalah salah satu
pigmen Iotosintetik yang berperan penting dalam proses Iotosintesis dengan menyerap energi
matahari.

Kloroplas adalah zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan yang berwarna hijau. Di
dalam kloroplas terdapat kloroIil. Pigmen Iotosintesis ini terdapat pada membran tilakoid.
Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk
akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma.KloroIil sendiri sebenarnya hanya
merupakan sebagian dari perangkat dalam Iotosintesis yang dikenal sebagai Iotosistem.
Fotosistem adalah unit dari tumbuhan yang menangkap energi matahari (kloroIil).

Persamaan reaksi kimia Iotosintesis adalah sebagai berikut :
H
2
O (air) CO
2
(karbondioksida) cahaya CH
2
O (glukosa) O
2
(oksigen)
Lambat cepatnya proses Iotosintesis ditentukan oleh :
1. Intensitas cahaya, laju Iotosintesis maksimal jika banyak cahaya.
2. Suhu, enzim yang bekerja pada proses ini maksimal pada suhu yang diinginkannya.
3. Banyaknya karbondioksida, semakin banyak semakin maksimal proses Iotosintesis.
4. Banyaknya air, semakin maksimal jika jumlah air banyak.
5. Tahapan pertumbuhan, tumbuhan yang masih berkecambah menunjukan laju Iotosintesis
3

yang maksimal dari pada tumbuhan yang dewasa ( Harjono,2008)

Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH
2
Reaksi ini
memerlukan molekul airdan cahaya matahari. Proses diawali dengan
penangkapan Ioton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua Iotosistem yang saling bekerja sama, yaitu Iotosistem I dan
II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa Iotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan Iotosistem II (PS II) berisi
pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana Iotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron kloroIil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi
tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H
2
O
yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak
sebagai enzim.Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H di lumen tilakoid. Dengan
menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ)
membentuk PQH
2
.

Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran
lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa
H

yang disebut sitokrom b


6
-I kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah:
2H
2
O 4 Ioton 2PQ 4H
-
4H

O
2
2PQH
2


Sitokrom b
6
-I kompleks berIungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan
mengoksidasi PQH
2
dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan
mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan
terjadinya pompa H

dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b


6
-I
kompleks adalah:
2PQH
2
4PC(Cu
2
) 2PQ 4PC(Cu

) 4 H

(lumen)

Elektron dari sitokrom b
6
-I kompleks akan diterima oleh Iotosistem I. Fotosistem ini menyerap
energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima
elektron yang berasal dari H
2
O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang
4

bergantung pada cahaya, PS I berIungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan
memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut Ieredoksin.

Reaksi keseluruhan pada
PS I adalah:
Cahaya 4PC(Cu

) 4Fd(Fe
3
) 4PC(Cu
2
) 4Fd(Fe
2
)

Selanjutnya elektron dari Ieredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron
untuk mereduksi NADP

dan membentuk NADPH.



Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh
enzim Ieredoksin-NADP

reduktase. Reaksinya adalah:


4Fd (Fe
2
) 2NADP

2H

4Fd (Fe
3
) 2NADPH

Ion H

yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase.

ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan
H

melintasi membran tilakoid. Masuknya H

pada ATP sintase akan membuat ATP sintase


bekerja mengubah ADP dan IosIat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang
terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut:
Sinar ADP Pi NADP

2H
2
O ATP NADPH 3H

O
2

Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses Iotosintesis memicu berbagai proses
biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat
karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa).
Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga
dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).





5

Proses Fotosintesis
Cahaya matahari bereaksi dengan kloroIil, dan
memecah air menjadi komponen dasarnya. Reaksi ini
mengeluarkan oksigen; dan yang jauh lebih penting
ialah bahwa reasi ini "memuati" dua koenzim, yang
satu dengan energi kimia dan yang lain dengan
hidrogen
.


. Anak panah menggambarkan gerakan koenzim yang
bermuatan ini.

. Yang sedang menunggu ialah karbondioksida dalam
senyawa penerima. Di sini ada satu koenzim yang
bermuatan melepaskan muatan energinya untuk
menggerakkan penyatuan penting antara muatan
hidrogen koenzim yang satu dengan karbon yang
menunggu. Karbohidrat yang dihasilkannya menjadi
gula, hasil dasar Iotosintesis

Kedua koenzim yang muatannya dibongkar itu
kemudian kembali untuk dimuati lagi dan mengulang
daur Iotosintesis




6

BAB III ALAT DAN BAHAN

III. 1. Alat
O Tabung reaksi ukuran kecil
O Tabung reaksi ukuran besar
O Corong
O elas beker besar
O elas beker kecil
O Kawat
O Tang
O Karet
O Kertas kreb

III. 2. Bahan
OTanaman Hydrilla
OAir












7

BAB IV PROSEDUR KERJA

IV. 1. Siapkan gelas beker ukuran besar, corong, kawat dan tang.
2. Potong kawat menjadi 3 bagian sama panjang (jangan terlalu panjang)
3. Tekukkan ujung-ujung kawat tersebut secara berlawanan arah hingga
membentuk huruI S
4. Isilah gelas beker tersebut dengan air
5. Masukkan tanaman Hydrilla pada mulut corong
6. Susunlah gelas beker, corong, dan kawat tersebut sehingga telihat seperti
gambar. Agar corong tersebut dapat berdiri tegak, beri potongan kawat untuk
menyangga corong.

Beri tanda A dan B pada setiap gelas beker percobaan :
a. elas A (yang lebih besar) ditutup dengan kertas krabs merah
b. elas B (yang lebih kecil) ditutup dengan kertas krabs hijau
7. Tutuplah tangkai corong yang berdada di atas gelas beker dengan tabung reaksi
ukuran besar yang berisi air
8. Bungkuslah gelas beker dengan kertas krebs, tetapi tabung reaksi jangan ikut
ditutup.
9. Karetkanlah kertas kreb tersebut
10. Letakkanlah di tempat yang terkena sinar matahari
11. Lakukan ulang langkah kerja di atas pada percobaan gelas beker ukuran kecil


8


BAB V DATA PERCOBAAN


WAKTU HIJAU MERAH
10 menit 8 16
15 menit 17 38






















9

BAB VI PEMBAHASAN

Warna Hijau
Pada percobaan kertas kreb warna hijau, gelembung yang muncul di 10 menit pertama
adalah sebanyak 8, pada waktu 15 menit kedua adalah 17.

Warna Merah
Pada percobaan kertas kreb warna merah, gelembung yang dihasilkan dalam waktu 10
menit pertama adalah sebanyak 16, pada waktu 15 menit adalah 38.

Disini dapat dilihat bahwa hasil gelembung yang dihasilkan kelompok kami tidak begitu
banyak (sedikit). Tanaman di kelompok kami rata-rata hanya mengeluarkan puluhan
gelembung. Hasil ini dapat disebabkan oleh intensitas cahaya yang didapatkan kelompok kami
boleh dikatakan tidak baik, karena percobaan ini dilakukan saat matahari tidak terik (sekitar
jam sepuluh pagi). Intensitas cahaya sangat mempengaruhi berlangsungnya Iotosintesis pada
tanaman. Selain intensitas cahaya tadi, Iaktor teknis disini juga mempengaruhi pada
gelembung yang dihasilkan, bisa saja corong yang disambungkan dengan tabung reaksi tidak
pas, sehingga mengalami kemampetan

Selain intensitas cahaya, panjang gelombang juga berpengaruh pada proses Iotosintesis,
Cahaya matahari yang tampak memilki berbagai macam jenis sinar yang ditinjau dilihat dari
panjang gelombang seperti sinar ungu (380-450 nm), sinar biru (450-500nm), sinar hijau (500
550 nm), sinar kuning (550 600 nm), sinar jingga (600 650 nm), sinar merah (650 700
nm), sinar violet (700-750nm). Setiap panjang gelombang akan memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap proses Iotosintesis.
Pada percobaan kertas kreb warna merah, gelembung yang dihasilkan lebih banyak. Hal
tersebut karena KloroIil a mampu menyerap cahaya merah dibandingkan dengan cahaya hijau
(500 550 nm) . Sehingga dalam reaksi terang panjang gelombang yang dibutuhkan adalah
cahaya merah, dan cahaya biru -ungu. Kedua spektrum cahaya ini, mempengaruhi jumlah
gelembung O
2
yang dihasilkan.
10

BAB VII KESIMPULAN

1. Intensitas cahaya sangat mempengaruhi percobaan proses Iotosintesis ini
2. Panjang gelombang berpengaruh pada Iotosintesis untuk menghasilkan gelembung
O
2.
3. Semakin panjang gelombang cahaya, maka gelembung O
2
yang dihasilkan akan
semakin banyak
4. Semakin intensitas cahaya itu tinggi, banyak pula gelembung yang dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai