Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok 4:

Anggy Devyanti P Reg/02


Disca Ainur F Reg/07
Ismi Aulia Reg/14
Halimatus Sya`diah Reg/11
LuthIi Rizky F Reg/21
Nanda Rizkita Reg/25
Queen YuliaReg/29
Shinta Mandasari Reg/34
Siti Rohimah Reg/35
Sri Wilujeng Endah P Nonreg/31/


A 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar elakang
Dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2010, telah disepakati dasar, visi, misi, dan arah
pembangunan kesehatan yang ditandai dengan penduduknya yang beroerilaku hidup sehat dalam
lingkungan sehat, serta terjangkaunya pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
diseluruh Indonesia.
Pelayanan kesehatan yang bermutu, perlu ditunjang oleh tenaga kesehatan yang
berkualitas sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007, bahwa
Departemen Kesehatan harus selalu mengawal jumlah, jenis, dan mutu tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan berkualitas dapat dihasilkan dengan berbagai upaya antara lain melalui upaya
pendidikan dan pelatihan. Pengawalan mutu melalui upaya pendidikan dimulai dari penjaringan
calon siswa atau mahasiswa, proses belajar mengajar.
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan
penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA. Satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi bisa berbentuk akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institusi, atau universitas. Tujuan pendidikan tenaga kesehatan adalah untuk
menghasilkan tenaga yang berkualitas dapat dicapai melalui berbagai upaya dari system
penjaringan calon mahasiswa, proses belajar mengajar dan penataan terhadap 4:95:9 yang
dihasilkan.
Walaupun lulusan SMA dan MA telah lulus ujian nasional sesuai dengan persyaratan
Departemen Pendidikan Nasional. Namun, perlu dilakukan penapisan agar diperoleh calon siswa
atau mahasiswa yang berkualitas melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru pendidikan tenaga
kesehatan yang dilakukan oleh institusi pendidikan kesehatan.
Kegiatan seleksi yang dilakukan bukan untuk mengukur kemampuan, melainkan lebih
menitik beratkan pada penjaringan calon mahasiswa sebagai input yang diprediksi melalui
kemampuan akademik yang baik dan mampu menyelesaikan pendidikan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan. Semakin baik calon peserta didik yang diperoleh akan sangat mendukung
terhadap proses pembentukan tenaga kesehatan yang proIesional, disamping tetap
mempertimbangkan Iaktor-Iaktor lain yang termasuk input dalam komponen pendidikan, seperti
pendidik yang berkualitas, kurikulum, inIormasi, tersedianya sarana dan prasarana pendidikan
dalam jumlah yang memadai. Penjaringan terhadap calon mahasiswa merupakan langkah awal
yang dilakukan dan diharapkan dengan diperolehnya calon mahasiswa yang berkualitas akan
meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga akan menghasilkan tenaga kesehatan yang
berprestasi dalam pengetahuan dan keterampilan serta mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang optimal.
Pengelolaan penyelenggaraan Sipensimaru dilaksanakan sesuai dengan Surat Kepmenkes
nomor 778/Menkes/SK/VI/2003 tanggal 10 Juni 2003, tentang Pedoman Penyelenggaraan
Seleksi Penerimaan Siswa/Mahasiswa baru pendidikan Tenaga Kesehatan (Sipensimaru
Diknakes). Dalam petunjuk teknis Pelaksanaan Sipensimaru Diknakes juga dijelaskan tentang
persyaratan sebagai calon peserta didik Jenjang Pendidikan Tinggi Diploma (JPT-D) diantaranya
:
1.Lulusan SMA dan sederajat, jurusan IPA, lulusan SPK, dan SMF.
2.Tinggi badan minimal bagi jurusan keperawatan, kebidanan 155 cm untuk laki-laki dan 150
cm untuk perempuan.
3.Tidak buta warna, baik total maupun parsial.
Pada pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) tahun kedua (yakni Kelas 11),
sudah dilakukan penjurusan bidang studi yang sesuai minat dan bakat yang siswa miliki. Jurusan
tersebut diantaranya, yaitu Sains (IPA), Sosial (IPS), dan ahasa.
Dari petunjuk teknis tersebut diatas didapatkan bahwa sebagai salah satu seleksi
Sipensimaru adalah latar belakang program pendidikan yang ditempuh oleh calon mahasiswa
yaitu lulusan SMA dan sederajat jurusan IPA, dengan pertimbangan siswa yang memiliki latar
belakang IPA pada umumnya ditekankan cara berIikir yang sistematis dan evidence based dalam
artian terukur dan memiliki basic kn4edgedari ilmu kesehatan seperti biologi, Iisika, dan kimia
dimana mata pelajaran tersebut merupakan mata kuliah dasar dari ilmu kesehatan. Namun,
dengan adanya otonomi institusi pelaksanaan Sipensimaru pada beberapa institusi keperawatan
ataupun kebidanan di Jawa Timur juga menerima calon mahasiswa dari jurusan selain yang
tersebut diatas misalnya lulusan SMA/MA jurusan IPS ataupun jurusan lain. Kebijakan dan
kewenangan tersebut tentunya diputuskan dengan berbagai pertimbangan dari institusi tersebut.
Salah satu diantaranya adalah Stikes Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya sejak Angkatan VII
tahun ajaran 2004-2005 menetapkan bahwa pada seleksi Sipensimaru persyaratan sebagai calon
mahasiswa tidak terbatas pada siswa lulusan SMA/MA dari jurusan IPA saja melainkan juga dari
jurusan IPS dimana calon peserta tersebut dapat lulus dari tes sesuai standar yang telah
ditentukan.
erdasarkan nilai Indeks Prestasi mahasiswa Angkatan VI (lulus tahun 2006) dan
mahasiswa Angkatan VII (lulus tahun 2007) didapatkan :

Angkatan Tahun Lulus IPK 2,00-2,75 IP 2,76-3,50 IP 3,51-4,00
VI 2006 (Semua IPA) 7,5 71,25 21,25
VII 2007 (IPA dan
IPS)
11,25 88,75 -

Dari data diatas dapat dilihat penurunan indeks prestasi yang cukup signiIikan. Dari data
yang didapatkan peneliti pada mahasiswa Stikes YARSI Surabaya Prodi D-III Kebidanan
Angkatan VII dari 80 mahasiswa didapatkan 26 mahasiswa (32,5) diantaranya bukan dari
jurusan IPA. Dimana in5:9 lain dari pendidikan pada tahun ajaran tersebut seperti pendidik,
kurikulum yang digunakan, inIormasi serta tersedianya sarana dan prasarana pendidikan cukup
memadai, dan pada tahun ajaran tersebut pula dilakukan 2erger antara 2 institusi yaitu Akbid
dan Akper Yarsis menjadi Stikes Yarsi Surabaya.
Mutu pendidikan (output) mempunyai kaitan dengan kualitas lulusannya, sedangkan
kualitas lulusan ditentukan oleh proses belajar dan input dari pendidikan itu sendiri terutama
mahasiswa. Prestasi belajar yang diraih mahasiswa setelah proses pembelajaran, mempunyai
makna bagi mahasiswa yang bersangkutan maupun bagi lembaga pendidikan, karena prestasi
belajar yang tinggi menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut memiliki tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang tinggi, sedangkan bagi lembaga pendidikan, prestasi belajar mahasiswa yang
tinggi menunjukkan keberhasilan lembaga dalam proses pembelajaran, untuk itu menurut
peneliti, setiap Iaktor yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan harus benar-benar
diperhatikan.
erdasarkan uraian data diatas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada latar belakang
jurusan pendidikan menengah atas pada mahasiswa prodi D-III Kebidanan dengan prestasi
mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
erdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan suatu permasalahan,
'Adakah perbedaan antara prestasi belajar antara mahasiswa dari latar belakang pendidikan
menengah atas jurusan IPA dengan jurusan IPS pada mahasiswa Stikes YARSIS Prodi D-III
Kebidanan semester VI tahun ajaran 2007-2008.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengethaui perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa D-III Kebidanan semester VI
dari latar belakang pendidikan jurusan IPA dengan jurusan IPS
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 MengidentiIikasi latar belakang jurusan pendidkan menengah atas mahasiswa Stikes
YARSI Surabaya Prodi D-III Kebidanan semester VI tahun ajaran 2007-2008.
1.3.2.2 MengidentiIikasi prestasi dari mahasiswa Stikes YARSI Surabaya Prodi D-III
Kebidanan semester VI tahun ajaran 2007-2008.
1.3.2.3 Menganalisa perbedaan prestasi antara mahasiswa dengan latar belakang jurusan IPA
dengan jurusan selain IPA pada mahasiswa Stikes YARSI Surabaya Prodi D-III
Kebidanan semerter VI tahun ajaran 2007-2008.
1.4 ManIaat Penelitian
1.4.1 agi Peneliti
Menambah pengetahuan mengenai Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

1.4.2 agi institusi pendidikan yang diteliti
Memberikan tambahan inIormasi mengenai Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi prestasi
belajar terutama kaitannya dengan dengan seleksi calon mahasiswa sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan Sipensimaru di Stikes YARSI
Surabaya.
1.4.3 agi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar atau langkah awal untuk melaksanakan
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan prestasi belajar.

Anda mungkin juga menyukai