Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di lingkungan sekitar kita, kita dapat menemui berbagai jenis makhluk
hidup. Berbagai jenis hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan sebagainya,
dan berbagai jenis tumbuhan misalnya mangga, rerumputan, jambu, pisang, dan
masih banyak lagi jenis tumbuhan di sekitar kita. Masing-masing makhluk hidup
memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup
yang disebut dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
Di berbagai lingkungan, kita dapat menjumpai keanekaragaman makhluk
hidup yang berbeda-beda. Keanekaragaman itu meliputi berbagai variasi bentuk,
warna, dan siIat-siIat lain dari makhluk hidup. Sedangkan di dalam spesies yang
sama terdapat keseragaman. Setiap lingkungan memiliki keanekaragaman hayati
masing-masing. SyaIei (1994) menyebutkan bahwa Iaktor-Iaktor lingkungan yaitu
iklim, edaIik (tanah), topograIi dan biotic antara satu dengan yang lain sangat
berkaitan erat dan sangat menentukan kehadiran suatu jenis tumbuhan di tempat
tertentu, namun cukup sulit mencari penyebab terjadinya kaitan yang erat tersebut.
Korner (1999, dalam Dolezal dan Srutek, 2002) mengungkapkan bahwa
persebaran suatu jenis tumbuhan secara tidak langsung dipengaruhi oleh interaksi
antara vegetasi dengan suhu, kelembaban udara, dan kondisi topograIi seperti
ketinggian dan kedalaman tanah. Parikesit (1994), melaporkan bahwa pada
kondisi lingkungan tertentu, setiap jenis tumbuhan tersebar dengan tingkat
adaptasi yang beragam, sehingga menyebabkan hadir atau tidaknya suatu jenis
tumbuhan pada lingkungan tersebut.
kehadiran makhluk hidup ditentukan oleh Iaktor lingkungan. Faktor
lingkungan dapat dibedakan sebagai kondisi dan sumber daya Kondisi adalah
suatu Iaktor yang besarannya dapat diukur dan tidak habis jika digunakan oleh
organisme. Contoh kondisi adalah suhu, intensitas cahaya, curah hujan, dan
radiasi matahari. Sedangkan sumber daya adalah Iaktor lingkungan yang habis
ketersediaanya bila sudah digunakan, misalnya makanan dan ruang (tempat

tinggal). Matahari adalah sumber energi utama untuk kehidupan di bumi. Jumlah
sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi menentukan penyebaran
makhluk hidup. Karena permukaan bumi bulat maka setiap tempat di permukaan
bumi mendapatkan sinar matahari dengan jumlah yang berbeda-beda. Akibatnya
suhu di berbagai tempat di permukaan bumi berbeda-beda. Berdasarkan letak
terhadap garis lintang, maka bumi dibagi dalam beberapa daerah iklim sebagai
berikut.








Tujuan
&ntuk mengetahui Iaktor

Rumusan masalah

Metode Penulisan
Dalam pengerjaan makalah ini metode yang digunakan adalah metode
telaah pustaka, yaitu dengan cara pengumpulan inIormasi dari berbagai
sumber seperti buku, jurnal maupun sumber-sumber lain yang mendukung.





















Tinjauan Pustaka
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan
yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,
spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses
ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Keanekaragaman
genetik (genetic diversity). Yaitu jumlah total inIormasi genetik yang terkandung
di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami bumi.
Keanekaragaman spesies (species diversity). Yaitu Keaneraragaman organisme
hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru
dipelajari. Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity). Yaitu
Keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosIer.
Keanekaragaman disebabkan oleh dua Iaktor, yaitu Iaktor keturunan atau
genetik dan Iaktor lingkungan. Faktor keturunan disebabkan oleh adanya gen
yang akan membawa siIat dasar atau siIat bawaan. SiIat bawaan ini diwariskan

turun temurun dari induk kepada keturunannya. Namun, siIat bawaan terkadang
tidak muncul (tidak tampak) karena Iaktor lingkungan. Jika Iaktor bawaan sama
tetapi lingkungannya berbeda, mengakibatkan siIat yang tampak menjadi berbeda.
Jadi, terdapat interaksi antara Iaktor genetik dengan Iaktor lingkungan. Karena
adanya dua Iaktor tersebut, maka munculah keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati itu sendiri dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
Keanekaragaman Gen
en adalah Iaktor pembawa siIat yang menentukan siIat makhluk hidup.
en terletak di dalam benang kromosom, yaitu benang-benang pembawa siIat
yang terdapat di dalam inti sel makhluk hidup. Pada manusia, siIat rambut lurus,
hidung mancung, mata lebar, warna kulit, ditentukan oleh gen. en adalah materi
yang mengendalikan siIat atau karakter. Jika gen berubah, maka siIat-siIat pun
akan berubah. SiIat-siIat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe. Ini dikenal
sebagai pembawaan. Meskipun termasuk spesies yang sama, tidak ada satu
individu yang persis sama dengan yang lain, karena adanya keanekaragaman gen.
sekilas, memang ada kemiripan bentuk luar. Namun jika diamati, akan terdapat
variasi siIat sehingga tampaklah adanya keanekaragaman. Perbedaan gen tidak
hanya terjadi antar jenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun terjadi keanekaragaman
gen. dengan adanya keanekaragaman gen, maka siIat-siIat di dalam satu spesies
bervariasi.
Keanekaragaman 1enis
Di dalam satu jenis dijumpai keseragaman individu, namun antarjenis dijumpai
keanekaragaman individu. Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai
jenis hewan dan tumbuhan. Di dalam satu Iamili rumput (7amineae) dapat
dijumpai rumput grinting, padi, jagung, rumput gajah. Di dalam golongan burung
dapat dijumpai itik, ayam, bebek, angsa, merpati, dan burung parkit. Sangat
mudah menentukan keanekaragaman jenis karena dapat kita amati perbedaan siIat
dengan jelas. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 500 juta spesies makhluk
hidup.

Keanekaragaman Ekosistem
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain (baik di dalam jenis
maupun antarjenis) terjadi interaksi. Ini dikenal sebagai interaksi biotik, yang
membentuk suatu komunitas. Antara makhluk hidup dengan lingkungan Iisik
yaitu suhu, cahaya, dan lingkungan kimiawi yaitu air, mineral, keasaman, juga
terjadi interaksi. Ini terkenal sebagai interaksi biotik-abiotik yang membentuk
sistem lingkungan atau ekosistem. Di dalam lingkungan yang berbeda dapat
dijumpai keanekaragaman hayati yang berbeda pula.






PEMBAHASAN

PENUTUP

Kesimpulan

Saran
Dalam pembuatan makalah berikutnya disarankan untuk mencari
inIormasi yang lebih lengkap dari sumber pustaka lainnya mengenai biodiversitas.

































DAFTAR PUSTAKA


http://Iauzzzblog.wordpress.com/2009/12/06/keanekaragaman-hayati-
biodiversitas/
http://eug3n14.wordpress.com/2009/10/05/adaptasi-evolusi-variasi-dan-
keanekaragaman-hayati/
SyaIei, E.S. 1994. !enganta7 Ekologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA ITB.
Parikesit, P. 1994. Composition and St7uctu7e of Cliff-Edge Fo7est in Relation
to Some Envi7onmental 7adients and Human T7ampling. |Tesis|.
Ontario: &niversity oI uelph.

Anda mungkin juga menyukai