Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Pada dewasa ini, seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, para peneliti biologi telah banyak menemukan penyakit-penyakit baru yang ada pada organisme khususnya manusia pada saat embrio. Ini menyebabkan kekhawatiran pada masyarakat umum, sebab sudah banyak kasus yang ditemukan bayi lahir cacat baik bayi tersebut dapat bertahan hidup maupun langsung meninggal setelah lahir. Oleh karena itu para peneliti berusaha untuk menemukan bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan berulang. Serta bagaimana cara untuk menangkal cacat tersebut. Toksin adalah segala bentuk zat yang memiliki efek destruktif bagi fungsi sel dan struktur sel tubuh. Beberapa jenis toksin bersifat fatal, dan beberapa jenis lain bersifat lebih ringan Sering tidak kita sadari bahwa dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan dan bahan campuran lain. Za-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel, sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama.Dampak negatif yang bisa terjadi adalah dapat memicu kanker, kelainan genetik, cacat bawaan ketika lahir, dan lain-lain. Tidak ada cara untuk menghindar 100% dari bahan-bahan kimia itu dalam kehidupan kita sehari-hari, yang perlu kita lakukan adalah meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati ambang batas yang disarankan. Karena selain banyak tersedia di pasaran, bahan-bahan tersebut juga harganya yang relatif sangat murah. Toksikan merupakan agen alamiah maupun sintetik yang dapat mengakibatkan perubahan biologi pada manusia, baik perubahan fungsional maupun struktural. Teratogen berasal dari bahasa yunani, teratos yang berarti monster. Karena penurunan kata ini menunjukkan adanya cacat yang nyata maka teratogen paling tepat didefinisikan sebagai suatu zat yang menimbulkan kelainan struktural. Teratogen adalah setiap agen baik kimia, virus, agen lingkungan, faktor fisik dan obat-obatan 1

yang mempengaruhi pertumbuhan embrio atau fetus sehingga terjadi perubahan permanen dari bentuk dan fungsi dari fetus. Karena kelainan struktural saat lahir sering langsung dikenali , keterkaitan hal tersebut dengan suatu zat tertentu sering mudah diperkirakan. Namun sebagian kelainan kongenital belum muncul sampai beberapa waktu kemudian. Dalam teratologi dikenal dua istilah yaitu hadegen dan trofogen. Hadegen yaitu zat yang mengganggu pematangan dan fungsi normal suatu organ. Trofogen adalah zat yang mengganggu pertumbuhan. Hadegen dan trofogen umumnya mempengaruhi proses-proses yang terjadi setelah organogenesis atau bahkan setelah lahir. Teratogen yang saat ini diketahui antara lain adalah zat kimia, virus, agen lingkungan, faktor fisik, dan obat. Wanita sering mengkonsumsi obat selama hamil. Dalam sebuah studi terhadap hampir 9000 pasien prenatal di Michigan oleh Piper dkk melaporkan bahwa setip wanita rata-rata menerima 3,1 persen resep untuk obat selain vitamin. Obat-obat yang sering digunakan antara lain antiemetik, antasid, antihistamin, analgesik, antimikroba, antihipertensi, obat penenang , hipnotik dan diuretik. Cukup banyak wanita hamil yang juga menggunakan obat-obatan terlarang selama masa kehamilan mereka. Sebuah studi oleh Vega dkk pada tahun 1993 mendapatkan bahwa 5,2 persen dari 29.494 wanita yang datang melahirkan di 202 rumah sakit di California pernah menggunakan satu atau lebih obat terlarang termasuk amfetamin, barbiturat, benzodiazepin, kokain dan opiat. Sebanyak 6,7 persen lainnya mengkonsumsi alkohol dan 8,8 persen merokok sebelum melahirkan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja faktor dari teratogen? 2. Apa saja kah sumber-sumber toksin dan bagaimana akibatnya?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui faktor dari teratogen. 2

2. Untuk mengetahui sumber-sumber toksin dan akibatnya. 1.4 Manfaat Manfaaat dari pembuatan paper ini yaitu memberikan wawasan baru bagi masyarakat maupun mahasiswa biologi khususnya bagi yang mengambil mata kuliah teratologi. 1.5 Metodelogi Penelitian Dalam pengerjaan paper ini metode yang digunakan adalah metode telaah pustaka yaitu dengan cara pengumpulan informasi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal ,internet maupun sumber-sumber lain yang mendukung.

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Faktor Teratogen Faktor yang menyebabkan cacat ada 3 kelompok yaitu: 1. Faktor genetic a) Mutasi, yakni perubahan pada susunan nukleotida gen (ADN). Mutasi menimbulkan alel cacat, yang mungkin dominan, kodominan atau resesif. Ada alel cacat itu yang rangkai kelamin artinya diturunkan bersama-sama dengan karakter jenis kelamin. Contoh cacat karena mutasi: polydactyly, syndactyly, hemophilia, muscular dystrophy, dan albino. b) Aberasi, yakni perubahan pada susunan kromosom. Ada perubahan pada ploidy, yakni dari diploid menjadi triploid, tetrapolid dan seterusnya. Pada manusia tak dikenal susunan kromosomganda begini. Ada pula perubahan pada jumlah salah satu kromosom, seperti dari 2N menjadi 2N-1, 2N+1, 2N-2, 2N+2, dan seterusnya. Contoh CACAT kareba aberasi pada manusia: berbagai macam penyakit turunan sindroma, seperti Sindroma Down, Turner, Patau, Klinefelter, dan Edward. Banyak diantara CACAT ini yang demikian parah, sehingga dapat bertahan hidup beberapa hari estela lahir. 2. Faktor fisik pada rahim Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung terhadap cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal bisa menyebabkan atau menunjukkan adanya kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa mempengaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan ginjal yang memperlambat proses pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang berat (misalnya anensefalus atau atresia esofagus). 3. Faktor lingkungan 4

Infeksi pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan sejumlah kelainan bawaan: a) Sindroma rubella kongenital ditandai dengan gangguan penglihatan atau pendengaran, kelainan jantung, keterbelakangan mental dan cerebral palsy. b) mata Infeksi toksoplasmosis pada ibu hamil bisa menyebabkan infeksi yang bisa berakibat fatal, gangguan pendengaran,

ketidakmampuan belajar, pembesaran hati atau limpa, keterbelakangan mental dan cerebral palsy. c) bisa d) Infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, jika ditularkan menyebabkan kerusakan otak, cerebral palsy, gangguan kepada bayinya sebelum atau selama proses persalinan berlangsung, penglihatan atau pendengaran serta kematian bayi. Sindroma varicella kongenital disebabkan oleh cacar air dan bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada otot dan tulang, kelainan bentuk dan kelumpuhan pada anggota gerak, kepala yang berukuran lebih kecil dari normal, kebutaan, kejang dan keterbelakangan mental

2.2 Sumber-Sumber Toksin dan Akibatnya 1. Unsur-unsur toksik dalam asap rokok

Logam-logam berat seperti arsenik, kadmium, dan timbal telah dideteksi dalam asap rokok, unsur-unsur toksik ini bisa merambat sampai jarak berbeda-beda alam aliran udara. Rokok yang sedang terbakar menghasilkan lebih dari 4000 zat kimia. Banyak diantaranya yang bersifat toksik dan sekitar 40 menyebabkan kanker. Senyawasenyawa ini tetap berada di udara sebagai asap tembakau lingkungan yang dihirup oleh orang lain di kawasan tersebut. Ada dua tipe asap rokok, yaitu: asap rokok utama yang keluar dari mulut perokok dan asap sampingan yang berasal dari ujung rokok yang terbakar. Nikotin yang terkandung di dalam rokok juga dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Nikotin mengurangi aliran darah menuju plasenta dan meningkatkan risiko kelahiran preterm, bayi berat lahir rendah, dan kematian mendadak pada janin. 2. Obat-obatan 1. Antibiotik dan antiinfeksi lain a) Penisilin Turunan penisilin, termasuk diantaranya amoksisilin dan ampisilin memiliki batas keamanan yang cukup luas dan toksisitas (keracunan) yang sedikit baik bagi ibu maupun janin. Penisilin adalah golongan -laktam yang menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Penisilin dipakai untuk berbagai macam infeksi bakteri. Ampisilin dan amoksisilin baik untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Sefalosporin juga aman dan digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih, pielonefritis (infeksi ginjal), dan gonorea. Penisilin aman digunakan selama menyusui b) Klindamisin Klindamisin adalah golongan makrolida, digunakan pada infeksi bakteri anaerob dan aman untuk wanita menyusui c) Tetrasiklin Dapat mengakibatkan pewarnaan pada gigi janin. 6

d) Aminoglikosida Aminoglikosida menghambat sintesis protein bakteri. Digunakan untuk mengatasi pielonefritis (radang pada ginjal). Bila dikonsumsi wanita hamil dapat menyebabkan ototoksisitas (gangguan pada telinga) yang berakibat gangguan pendengaran. Aman pada bayi yang disusui karena hanya sedikit jumlah obat yang melalui air susu e) Trimetoprim-sulfametoksazol Kombinasi ini (Bactrim) menghambat metabolisme asam folat dan baik untuk mengobati infeksi saluran kemih. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa penggunaan bactrim pada triwulan pertama berkaitan dengan sedikit peningkatan risiko kecacatan pada janin, terutama jantung dan pembuluh darah. Selain itu, bactrim dapat menyebabkan hiperbilirubinemia (peningkatan kadar bilirubin pada tubuh) sehingga berakibat kernikterus (kuning) pada bayi. Antibiotik ini aman untuk wanita menyusui f) Antivirus Acylovir tidak menimbulkan kecacatan pada janin berdasarkan penelitian pada 601 wanita hamil yang mengkonsumsi acyclovir. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan bahwaacyclovir aman digunakan pada wanita hamil yang mengalami papaparan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus (herpes, hepatitis, varisela <cacar>). Untuk tatalaksana penyakit HIV / AIDS menggunakan NRTIs (zidovudin) dan NNRTIs aman dikonsumsi oleh wanita hamil. Sedangkan Protease Inhibitor (Pis) belum diteliti lebih lanjut. 2. Obat-obatan untuk saluran napas bagian atas Keluhan pada saluran pernapasan atas seperti rinore (hidung berair), bersinbersin, hidung tersumbat, batuk, sakit pada tenggorok diikuti dengan lemah dan lesu adalah keluhan yang umum dimiliki oleh wanita hamil. Flu tersebut dapat disebabkan oleh rinovirus, koronavirus, influenza virus, dan banyak lagi. Apabila keluhan ini murni disebabkan oleh virus tanpa infeksi tambahan oleh bakteri maka terapi 7

menggunakan antibiotik tidak diperlukan. Obat-obatan yang paling sering digunakan untuk mengurangi gejala yang terjadi diantaranya adalah :. a) Dekongestan Dekongestan atau obat pelega sumbatan hidung adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala flu yang terjadi. Dekongestan oral (diminum) diantaranya adalah pseudoefedrin, fenilpropanolamin, dan fenilepinefrin. Pada triwulan pertama pemakaian pseudoefedrin berkaitan dengan kejadian gastroschisis karena itu sebaiknya dipikirkan alternatif penggunaaan dekongestan topikal (hanya disemprotkan di bagian tertentu tubuh, hidung) pada triwulan pertama b) Obat Asma Asma merupakan penyakit saluran pernapasan atas yang kronik (jangka waktu lama) ditandai dengan peradangan pada saluran napas dan hipereaktivitas dari bronkus (lendir banyak keluar). Terapi asma dimulai dengan mengurangi paparan terhadap lingkungan yang membuat asma menjadi kambuh. Semua wanita hamil sebaiknya memperoleh vaksinasi influenza. Obat-obatan asma diantaranya adalah : c) Glukokortikoid Inhalasi glukokortikoid (cara pemasukan obat melalui pernapasan, diuap) dilaporkan tidak menyebabkan kecacatan dan dapat digunakan selama menyusui. Glukokortikoid sistemik (diminum dengan reaksi pada seluruh tubuh) meningkatkan risiko bibir sumbing sebanyak 5 kali dari normal. 3. Analgesik Analgesik atau dikenal dengan anti nyeri terbagi atas kategori antiinflamasi nonsteroid dan kategori opioid. a) Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) Aspirin adalah golongan NSAIDs yang bekerja dengan menghambat enzim untuk pembuatan prostaglandin. Perhatian lebih diperlukan pada konsumsi aspirin melebihi dosis harian terendah karena obat ini dapat melalui plasenta. Pemakaian aspirin pada triwulan pertama berkaitan dengan peningkatan risiko gastroschisis. Dosis aspirin 8

tinggi berhubungan dengan abruptio plasenta (plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya). The World Health Organization (WHO) memiliki perhatian lebih untuk konsumsi aspirin pada wanita menyusui. Indometasin dan ibuprofen merupakan NSAIDs yang sering digunakan. NSAIDs jenis ini dapat mengakibatkan konstriksi (penyempitan) dari arteriosus duktus fetalis (pembuluh darah janin) selama kehamilan sehingga tidak direkomendasikan setelah usia kehamilan memasuki minggu ke 32. Penggunaan obat ini selama triwulan pertama mengakibatkan oligohidramnion (cairan ketuban berkurang) atau anhidramnion (tidak ada cairan ketuban) yang berkaitan dengan gangguan ginjal janin. Obat ini dapat digunakan selama menyusui. Asetaminofen banyak digunakan selama kehamilan. Obat ini dapat melalui plasenta namun cenderung aman apabila digunakan pada dosis biasa. Asetaminofen dapat digunakan secara rutin pada semua triwulan untuk meredakan nyeri, sakit kepala, dan demam. Dapat digunakan untuk wanita menyusui. b) Analgesik Opioid Analgesik opioid adalah obat narkotik yang dapat digunakan selama kehamilan. Preparat narkotik ini dapat melalui plasenta namun tidak berkaitan dengan kecacatan pada janin selama digunakan pada dosis biasa. Apabila penggunaan obat ini dekat dengan waktu melahirkan, maka dapat menyebabkan depresi pernapasan pada janin. Narkotik yang umum digunakan adalah kodein, meperidin, dan oksikodon, semua obat ini dapat digunakan ketika menyusui. 4. Obat-obat gangguan psikiatri Depresi dan skizofrenia adalah gangguan psikiatri yang dapat ditemukan selama periode reproduksi. Agen trisiklik seperti amitriptilin, desipramin, dan imipramin digunakan untuk mengatasi depresi, kecemasan berlebih, gangguan obsesifkompulsif, migrain, dan masalah lain. Tidak ada bukti jelas yang menyatakan adanya efek samping agen trisiklik pada wanita menyusui dan wanita hamil. The Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) termasuk di dalamnya fluoksetin dan fluvoksamin tidak meningkatkan risiko kecacatan pada janin. Agen lain 9

seperti penghambat monoamin oksidase yang digunakan untuk mengatasi depresi belum diteliti lebih lanjut mengenai keamanannya pada wanita hamil. Obat untuk stabilisasi mood (mood stabilizers) seperti litium, asam valproat, dan karbamazepin dinyatakan sebagai agen teratogen (berbahaya untuk janin). Litium tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui. Asam valproat dan karbamazepin berhubungan dengan peningkatan risiko neural tube defects (gangguan pada saraf). Obat untuk mengatasi kecemasan berlebih seperti benzodiazepin dapat meningkatkan risiko bibir sumbing. Efek pada wanita menyusui belum diketahui namun perlu diperhatikan lebih lanjut. 5. Vitamin dan Mineral Konsumsi multivitamin dan mineral pada umumnya diberikan untuk wanita hamil dari tenaga kesehatan. Sudah dibuktikan berdasarkan penelitian bahwa folat dapat mengurangi kelainan saraf. Suplementasi besi dapat meningkatkan hematokrit ketika melahirkan dan 6 minggu pasca melahirkan. Vitamin yang terbukti teratogen adalah vitamin A ketika dikonsumsi lebih dari 10.000 IU/hari. Vitamin A dalam dosis ini dapat menyebabkan kelainan saraf. Apabila digunakan sebagai suplementasi tidak lebih dari 5000 IU/hari. 6. Obat-obatan narkotik Narkotik termasuk di dalamnya adalah opiat, kokain, atau kanabinoid. Efek narkotika adalah hambatan pertumbuhan janin, kematian janin dalam kandungan, dan ketergantungan pada janin. Penggunaan kokain selama kehamilan dapat meningkatkan risiko abruptio plasenta, ketuban pecah dini, dan bayi berat lahir rendah. Amfetamin, obat yang digunakan untuk mengatasi depresi, dapat meningkatkan risiko bibir sumbing. Penggunaan obat narkotik dengan suntikan bersama dapat meningkatkan risiko Hepatitis B atau HIV/AIDS, dimana janin dapat tertular oleh virus tersebut. 7. Anti Kejang Epilepsi adalah penyakit gangguan saraf yang dapat terjadi selama kehamilan. Semua obat antiepilepsi dapat melalui plasenta dan memiliki potensi teratogen. 10

Penelitian membuktikan bahwa obat antiepilepsi dapat menyebabkan cacat bawaan. Fenitoin (Dilantin) dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin. Karbamazepin dapat meningkatkan risiko spina bifida. Fenobarbital dapat mengakibatkan kelainan jantung bawaan dan sumbing orofasial (bibir dan wajah). Asam valproat memiliki risiko peningkatan 1-2% kelainan spina bifida. Obat antiepilepsi diatas dapat digunakan selama menyusui. 8. Obat Sakit Kepala Obat untuk migrain yaitu ergotamin tidak memiliki sifat yang berbahaya bagi janin. Obat ini dapat merangsang kontraksi rahim sehingga dapat menyebabkan prematur janin. 9. Obat anti kanker Kanker yang paling sering dialami oleh wanita hamil adalah kanker payudara. kanker leher rahim, limfoma, melanoma, leukimia (kanker darah), dan kanker usus besar serta kanker indung telur. Obat kemoterapi seperti metotreksat dapat memiliki potensi bahaya bagi janin. Obat ini dapat menyebabkan kecacatan pada janin bila digunakan pada triwulan pertama. Selain itu, obat kemoterapi dapat masuk ke dalam ASI sehingga menyusui tidak diperkenankan bagi ibu yang menggunakan obat kemoterapi. Terapi pada wanita hamil dengan kanker harus didiskusikan dengan tenaga kesehatan masing-masing. 10. Antikoagulan (anti pembekuan darah) Tromboemboli (sumbatan pada pembuluh darah) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi bagi wanita hamil dan setelah melahirkan. Antikoagulan digunakan untuk mengatasi tromboemboli serta penyakit jantung akibat kelainan katup. Penggunaan antikoagulan oral (warfarin) dapat mengakibatkan efek teratogen pada janin. Obat ini dapat melalui plasenta dan menekan vitamin K yang diperlukan sebagai agen pembekuan darah. Antikoagulan lain adalah heparin yang tidak dapat melalui plasenta pada dosis berapapun sehingga tidak bersifat teratogen. Kedua jenis antikoagulan ini dapat digunakan selama menyusui. 11. Obat Anti Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) 11

Penghambat ACE (captopril, enalapril) apabila digunakan pada triwulan kedua dan ketiga dapat mengakibatkan disfungsi ginjal pada janin dan oligohidramnion (berkurangnya cairan ketuban). Obat ini tidak dianjurkan selama kehamilan. Penghambat pompa kalsium (amlodipin, diltiazem, nifedipin) dapat mengakibatkan hipoksia janin (kekurangan oksigen) yang berkaitan dengan hipotensi maternal (tekanan darah rendah pada ibu). Golongan penghambat (propranolol, labetolol) dapat menyebabkan bradikardia (denyut jantung melambat) pada janin maupun bayi baru lahir. Golongan diuretik (asetazolamid) dapat mengakibatkan gangguan elektrolit pada janin. Golongan ARAs dapat mengakibatkan gangguan sistem renin-angiotensin sehingga menyebabkan kematian pada janin 3. Pestisida Toksikan pestisida akan berefek terhadap sistem saraf, termasuk gangguan kognitif dan psikomotor, degenerasi saraf, serta perkembangan sel-sel saraf pada umur dewasa, dalam kandungan, serta awal kehidupan anak, termasuk dalam tumbuh dan berkembang. Toksisitas pestisida yang dilaporkan biasanya dalam bentuk kombinasi, misalnya Herbisida dan Alkilfosfat. Jarang sekali hanya akibat dari satu macam pestisida. Untuk mengetahui adanya pestisida di dalam tubuh anak dan orang dewasa, perlu dilakukan pemeriksaan urin serta darah. Manifestasi klinis yang dijumpai biasanya berupa malaise atau malas dan gangguan kognitif derajat ringan sebagai penanda awal adanya racun pestisida di dalam tubuh. Pajanan pestisida akan meningkatkan risiko anak dalam tumbuh dan berkembang. Anak mempunyai risiko terpajan pestisida lebih besar dibanding orang dewasa karena beberapa alasan. Organ di dalam tubuh anak masih berkembang untuk menjadi matang. Anak-anak mungkin terpajan lebih banyak dibanding orang dewasa karena makanan yang berbeda dibanding orang dewasa. Tingkah laku anak misalnya bermain di lantai atau lapangan yang biasanya mengandung pestisida atau meletakkan sesuatu ke dalam mulut, meningkatkan kemungkinan terpajan pestisida.

12

Pestisida dapat ditransfer dari tubuh ibu ke embrio atau janin dalam masa pertumbuhan. Sebagai contoh adalah terdapatnya Lindane dan DDE di dalam cairan amnion. Pada awal kehidupan, kebutuhan makanan lima kali lebih besar dibanding saat dewasa. Kebutuhan ini didapat secara eksklusif dari air susu ibu, padahal makanan penting tersebut sudah terpajan sejak bayi lahir. Ibu akan menerima akumulasi pajanan di dalam tubuhnya yang kemudian diekskresi melalui air susu sehingga pajanan yang melewatinya akan diminum bayi. Kontaminan yang paling berbahaya adalah saat anak dalam tahap tumbuh kembang. Logam logam beracun Aluminium (Al) Sekitar 20 tahun yang lalu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa aluminium merupakan penyebab penyakit alzheimer. Akibatnya, banyak organisasi dan individu yang mengurangi tingkat pemakaian peralatan dari alumimium. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa, penelitian yang menyatakan bahwa aluminium merupakan penyebab penyakit alzheimer tidak dapat dipercaya, karena penelitian tersebut tidak memperhitungkan asupan aluminium total yang ada dalam penyakit itu. Meskipun tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa aluminium sebagai penyebab utama penyakit alzheimer, para peneliti bersepakat untuk melakukan penelitian lebih lanjut lagi. Pada industri manufaktur mobil, perlu diperhatikan keselamatan para pekerja, karena aluminium yang terkandung dalam cairan logam di tempat kerja menyebabkan kanker. Target organ aluminium adalah sistem saraf pusat, ginjal, dan sistem pencernaan. Barium (Ba) Beberapa senyawa barium mudah larut dalam air dan ditemukan di danau atau sungai.[10] Dampak yang ditimbulkan senyawa barium yang berbeda tergantung pada kelarutan senyawa barium. Barium yang tidak larut dalam air, tidak berbahaya dan 13

sering digunakan oleh dokter untuk tujuan medis. Senyawa barium yang larut dalam air dapat menyebabkan efek kesehatan yang berbahaya, misalnya kesulitan bernapas, tekanan darah meningkat, perubahan irama jantung, iritasi perut, pembengkakan otak, kelemahan otot, kerusakan hati, ginjal, dan limpa. Berilium (Be) Pekerja pabrik yang bekerja pada pertambangan atau pengolahan bijih, pabrik yang menggunakan paduan dan manufaktur kimia dengan berilium, permesinan atau daur ulang logam yang mengandung berilium sangat berbahaya, karena mereka menghirup udara tempat kerja yang terkontaminasi dengan berilium. Tinggi tingkatan berilium di udara menyebabkan kerusakan paru-paru. Berilium diserap perlahan-lahan dari paru-paru ke dalam darah, dan kemudian diangkut ke sistem rangka, hati dan ginjal. Kadmium (Cd) Kadmium ditemukan dalam pembuatan baterai, plastik PVC, pigmen cat, pupuk, rokok, dan kerang yang berada di sekitar lingkungan pabrik. Keracunan logam kadmium terdiri dari 15-50% penyerapan melalui sistem pernafasan dan 2-7% melalui sistem pencernaan. Target organ adalah hati, plasenta, ginjal, paru-paru, otak, dan tulang. Merkuri (Hg) Elemen merkuri (Hg) berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan mudah menguap bila dipanaskan. Hg2+ (senyawa anorganik) dapat mengikat karbon, membentuk senyawa organomerkuri. Metil Merkuri (MeHg) merupakan bentuk penting yang menimbulkan keracunan pada manusia. Industri yang menggunakan logam merkuri adalah :

14

1. Industri yang memproduksi klorin. 2. Produksi koustik soda. 3. Tambang dan proses biji Hg. 4. Metalurgi dan proses pelapisan tembaga-nikel-khrom dengan logam ferro (kuningan). 5. Pabrik kimia. 6. Pabrik tinta. 7. Pabrik kertas. 8. Penyamakan kulit. 9. Pabrik tekstil. 10. Perusahaan farmasi. Sebagian senyawa merkuri yang dilepas ke lingkungan akan diubah menjadi metilmerkuri (MeHg) oleh mikroorganisme dalam air dan tanah. MeHg dengan cepat akan diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan dalam air permukaan. Kadar merkuri dalam ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya, jika ikan tersebut berada di lingkungan pabrik yang menggunakan logam merkuri. MeHg dapat menembus plasenta. Merkuri termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak, 90 % ditemukan dalam darah merah. Efek toksisitas merkuri terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana merkuri terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara lain tremor (gerakan fluktuatif gemetar pada tubuh) dan kehilangan daya ingat. MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi. Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan signifikan. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkena racun MeHg dapat menderita kerusakan otak dengan akibat :

15

1. Retardasi mental, yaitu keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). 2. Tuli. 3. Buta. 4. Mikrocephali (campak). 5. Cerebral palsy. 6. Gangguan menelan makanan. Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat menyebabkan terjadinya keracunan yang parah. Keracunan merkuri dari lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan berat pada jaringan paru-paru, sedangkan keracunan makanan yang mengandung merkuri dapat menyebabkan kerusakan liver. Besi (Fe) Besi merupakan logam berat, karena dengan mengonsumsi suplemen zat besi, anak-anak kecil akan keracunan, misalnya, konsumsi sebanyak 5-9 tablet besi 30 mg. Konsumsi makanan yang mengandung besi dapat menimbulkan efek racun, karena besi diserap dengan cepat dalam saluran pencernaan. Sifat korosif dari besi lebih meningkatkan penyerapan racun. Keracunan besi dapat terjadi jika mengonsumsi sulfat merah-tablet yang dilapisi besi atau preparat multivitamin dewasa untuk permen. Sumber-sumber lain dari besi adalah air minum, pipa besi, dan peralatan masak. Target organ adalah hati, sistem kardiovaskular, dan ginjal. Arsene (As) Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Senyawa arsen dengan oksigen, klorin atau belerang sebagai arsen inorganik, sedangkan senyawa dengan karbon dan hidrogen sebagai arsen organik. Arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Tempat pembuangan limbah kimia

16

mengandung banyak arsen, meskipun bentuk bahan tak diketahui (organik/inorganik). Arsen masuk ke dalam tubuh manusia umumnya melalui makanan dan minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah. Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal. Timbal(Pb) Setiap tahun, industri memproduksi sekitar 2,5 juta ton timah di seluruh dunia, seperti untuk baterai, cat, penutup kabel, pipa, amunisi, bahan bakar aditif,plastik PVC, x-ray perisai, produksi kaca kristal, dan pestisida. Target organ adalah tulang, otak, darah, ginjal, dan kelenjar tiroid. Kromium (Cr) Dalam bentuk makanan, kromium diserap 10-25 %. Kromium digunakan dalam pembuatan baja, batu bata dalam tungku, pewarna, pigmen untuk meningkatkan ketahanan logam dan krom, penyamakan kulit, dan kayu. Penjualan produk atau bahan kimia yang mengandung kromium dan bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya pembakaran ke udara, tanah, dan air. Partikel menetap di udara dalam waktu kurang dari 10 hari, akan menempel pada partikel tanah, dan dalam air dengan sedikit larut. Efek racun akan timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang terkontaminasi, misalnya dalam pengelasan stainless steel, kromat atau produksi pigmen krom, pelapisan krom, dan penyamakan kulit. Selain itu, jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang mengandung kromium akan menimbulkan efek keracunan. Efek toksik kromium dapat merusak dan mengiritasi hidung, paru-paru, lambung, dan usus. 17

Dampak jangka panjang yang tinggi dari kromium menyebabkan kerusakan pada hidung dan paru-paru. Mengonsumsi makanan berbahan kromium dalam jumlah yang sangat besar, menyebabkan gangguan perut, bisul, kejang, ginjal, kerusakan hati, dan bahkan kematian. Kobalt (Co) Kobalt menetap di udara selama beberapa hari. Kobalt menetap bertahun-tahun dalam air dan tanah, sehingga dapat bergerak dari tanah ke air bawah tanah. Setiap orang dapat terkena kobalt pada tingkat rendah di udara, air, dan makanan. Orangorang yang tinggal di daerah limbah berbahaya yang mengandung kobalt dapat terkena efek racun kobalt. Pekerja yang membuat produk-produk yang mengandung kobalt dapat mengalami keracunan. Toksisitas akut kobalt dapat diamati sebagai efek pada paru-paru, asma, pneumonia, dan sesak nafas. Pada tahun 1960, beberapa pabrik bir menambahkan kobalt dalam bir untuk menstabilkan busa. Beberapa orang yang minum dalam jumlah besar bir mengalami mual, muntah, dan efek serius pada jantung. Namun, efek pada jantung tidak terlihat pada orang yang mengidap anemia atau wanita hamil. Nikel (Ni) Nikel dan senyawanya tidak memiliki karakteristik bau atau rasa. Nikel terdapat di udara, menetap di tanah atau dikeluarkan dari udara dalam hujan. Sumber utama nikel adalah asap tembakau, knalpot mobil, pupuk, superfosfat, pengolahan makanan, dihidrogenasi lemak-minyak, limbah industri, peralatan masak stainless steel, pengujian perangkat nuklir, baking powder, pembakaran bahan bakar minyak, perawatan gigi dan jembatan. Efek yang ditimbulkan logam nikel adalah serangan asma, bronkitis kronis, sakit kepala, pusing, sesak napas, muntah, nyeri dada, batuk, sesak napas, kejang, bahkan kematian.

18

Selenium (Se) Selenium mengakibatkan gangguan pada kelenjar tiroid dan kesehatan jantung. Selenium partikel kecil di udara menetap di tanah atau dikeluarkan dari udara dalam hujan. Selenium menyerupai sulfur dalam sifat fisik dan kimia. Konsentrasi selenium dalam darah 19-25 mikrogram per 100 mililiter. Selenium menyebabkan kanker, leukemia limfositik, paru-paru, pencernaan, usus besar, karsinoma genitourinari, kanker kulit, dan penyakit hodgkins. Zink (Zn) Seng dilepaskan ke lingkungan oleh proses alam, namun sebagian besar berasal dari kegiatan manusia seperti pertambangan, produksi baja, pembakaran batu bara, dan pembakaran sampah. Sebagian besar zink di dalam tanah tetap terikat pada partikel tanah. Toksisitas akut yang ditimbulkan oleh zink adalah kekeringan tenggorokan, batuk, kelemahan, menggigil, demam, mual dan muntah.

5. Bahan Tambahan Yang Terkandung Dalam Makanan a) Zat Pewarna Sintetis Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan coklat. Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah RhodamineB dan metanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industri untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus

19

dan mencit mengakibatkan limfoma. Selain itu, boraks, juga merupakan zat pewarna favorit yang sering digunakan oleh produsen makanan. b) Monosodium Glutamat (MSG) Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin adalah penyedap masakan dan sangat populer di kalangan para ibu rumahtangga, warung nasi dan rumah makan. Hampir setiap jenis makanan masa kini dari mulai camilan untuk anak-anak seperti chiki dan sejenisnya, mie bakso, masakan cina sampai makanan tradisional sayur asam, lodeh dan bahkan sebagian masakan padang sudah dibubuhi MSG atau vetsin. Pada hewaan percobaan, MSG dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Jadi faktor teratogen ada 3 kelompok yaitu, Faktor genetic, Faktor fisik pada rahim dan Faktor lingkungan. Toksin dapat bersumber dari asap rokok, obat obatan yang kita konsumsi, Pestisida, Logam logam beracun, serta Bahan Yang Terkandung dalam Makanan seperti pewarna sintetis dan Monosodium Glutamat (MSG)

20

3.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Agar dilakukan studi pustaka lanjutan untuk lebih menyempurnakan tulisan ini.
2. Disarankan untuk ibu hamil agar tetap menjaga kebersihan dan lingkungan

sekitar agar terhindar dari bahan-bahan yang berbahaya..

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011.pengertian toksin Available at: http://muhamadikhsan.multiply.com/journal/item/146/Seberapa_Toksikkah_Anda_ Opened: 20.03.2010 Anonim.2011a.sumber toksin Available at: http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/437-zat-zat-kimiaberacun-yang-sering-dimakan-manusia Opened: 20.03.2010 21

Anonim.2011b.sumber toksin Available at: http://www.tamanbacaan.com/? Artikel_Pilihan:Racun_yang_Kita_Konsumsi_Sehari-hari_Tanpa_Kita_Sadari Opened: 20.03.2010 Anonim.2011.toksin logam Available at: http://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas_logam Opened: 20.03.2010 Anonim.2011.toksik Available at: http://www.scribd.com/doc/36484473/Toksikologi Opened: 20.03.2010 Anonim.2011.faktor teratogen Available at: http://newbornclinic.wordpress.com/2009/04/19/faktor-resikodan-penyebab-kelainan-bawaan-pada-bayi-baru-lahir/ Opened: 20.03.2010 Anonim.2011.asap rokok Available at: http://www.chem-istry.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/unsur-unsur-toksik-dalam-asap-rokok/ Opened: 20.03.2010 Sagi, M. 2002. Teratologi & Toksikologi Perkembangan. UGM, Jogjakarta

22

Anda mungkin juga menyukai