Anda di halaman 1dari 4

http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-berpikir-kritis-dalam.

html
MAKALAH BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Monday, March 21, 2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam
keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis,
pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatiIitas dalam berpikir kritis.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu
untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut
tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Keterampilan kognitiI yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan
disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran
rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk pengetahuan yang
menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

B. Karakteristik Berpikir Kritis
Karakteristik berpikir kritis adalah :
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah
Ienomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek,
atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang
digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
2. Rasional dan beralasan.
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari Iakta
Ienomena nyata.
3. ReIlektiI
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir
atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan
menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, Iakta dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji apakah
sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasiI menerima pemikiran dan
keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi
benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu
pemikiran baru dan alternatiI solusi tindakan yang akan diambil.

. Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Berikut ini merupakan Iungsi atau manIaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah
sebagai berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktiIitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. MengidentiIikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta
tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktiIitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktiIitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam
mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat tidaknya atau layak
tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir (kognitiI) yang
mencakup penilaian analisa secara rasional tentang semua inIormasi, masukan, pendapat, dan ide
yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan.
Asumsi berpikir kritis adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan dan
berkerja bersama dengan keperawatan. Ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis, yaitu
sebagai berikut.
Asumsi pertama adalah berpikir kritis melibatkan pikiran, perasaan, dan bekerja yang
ketiganya merupakan keseluruhan komponen penting bagi perawat proIesional yang berkerja
bersama-sama berpikir tanpa bekerja adalah sia-sia, bekerja tanpa perasaan adalah hal yang
sangat tidak mungkin, pengenalan nilai-nilai keterkaitan antara pikiran, perasaan, dan berkerja
merupakan tahap penting dalam memulai praktik proIesional.
Asumsi kedua, berpikir kritis memerlukan pengetahuan, walaupun pikiran, perasaan, dan
bekerja adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada praktek
keperawatan, tetapi dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian untuk proses pembelajaran.
Asumsi ketiga, berpikir kritis dalam keperawatan bukan sesuatu yang asing, karena
sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Asumsi keempat, berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan. Para pembaca dapat
belajar bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpikirnya.
Asumsi kelima, berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan eIektiI.
Asumsi keenam, berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa
aktiIitas berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu
terjadi.
Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu : Ieeling, model, vision model, dan examine model yaitu sebagai
berikut :
1. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau Iakta yang ditemukan. Pemikir kritis
mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan
aktiIitas keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktiIitas dalam pemeriksaan tanda vital,
perawat merasakan gejala, petunjuk, dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
2. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan
perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan perawatan
kesehatan klien. Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran
sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.

3. Examine Model
Model ini digunakan untuk mereIleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide dengan
bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk
analisis, mencari, menguji, melihat, konIirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan
sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Ada empat bentuk alasan berpikir kritis yaitu : deduktiI, induktiI, aktivitas inIormal,
aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang deIenisi tersebut,
alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah,
penjelasan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara
baik dan buruknya argumen serta mencari kebenaran Iakta dan nilai dari hasil yang diyakini
benar serta tindakan yang dilakukan.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis
adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat
penilaian berdasarkan kata bukan pikiran.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan proIesional
karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.

B. Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus
mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat
mengidentiIikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan.
Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa lebih nyaman dan
tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kamis
    Kamis
    Dokumen2 halaman
    Kamis
    trimasaja
    Belum ada peringkat
  • CA Pankreas
    CA Pankreas
    Dokumen16 halaman
    CA Pankreas
    Caroline Prisilia Marsella
    Belum ada peringkat
  • Kas KDM Nutrisi
    Kas KDM Nutrisi
    Dokumen9 halaman
    Kas KDM Nutrisi
    Zam Azwar Annas
    Belum ada peringkat
  • DDST
    DDST
    Dokumen3 halaman
    DDST
    trimasaja
    Belum ada peringkat
  • Alat Reproduksi
    Alat Reproduksi
    Dokumen4 halaman
    Alat Reproduksi
    Celana Betmen
    Belum ada peringkat
  • Kritis
    Kritis
    Dokumen4 halaman
    Kritis
    trimasaja
    Belum ada peringkat
  • Bateryyy
    Bateryyy
    Dokumen1 halaman
    Bateryyy
    trimasaja
    Belum ada peringkat
  • Pe Ndekatan Holistik
    Pe Ndekatan Holistik
    Dokumen3 halaman
    Pe Ndekatan Holistik
    trimasaja
    Belum ada peringkat