Oleh :
Dr. Andi Mattulada Amir, SE. M.Si, Ihcwan Tandju, SE, M.Kes, Syamsuddin,
SE. M.Si Moh. Yunus Kasim, SE, M.Si, Asngadi, SE., M.Si
(Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako)
Bekerjasama dengan
Dinas Kesehatan Provinsi SulawesiTengah
daya saing di mata pengguna jasanya dengan memenuhi kepuasan pengguna jasa keluarga miskin
keinginannya. (Gakin) dan Non Keluarga Miskin (Gakin) pada
Konsep kualitas telah didefinisikan para ahli dari Puskesmas di Sulawesi Tengah.
berbagai sudut pandang masing-masing. Namun 2. Variabel kualitas layanan yang manakah yang
demikian terdapat persamaan yang pada esensinya paling berpengaruh dominan terhadap kepuasan
mengarah pada upaya pemenuhan harapan konsumen. pengguna jasa keluarga miskin (Gakin) dan Non
Harapan konsumen tidaklah konstan dari waktu ke Gakin pada Puskesmas di Sulawesi Tengah.
waktu, namun selalu berubah secara dinamis, sehingga 3. Apakah terdapat perbedaan kualitas pelayanan
apa yang menjadi harapan konsumen pada saat sekarang puskesmas antara yang menerapkan prinsip
ini mungkin tidak akan menjadi pilihan untuk masa yang TQM dengan Non TQM?
akan datang dan berarti pula bahwa produk dan jasa 4. Apakah terdapat perbedaan kualitas pelayanan
yang berkualitas pada saat ini mungkin tidak berkualitas antara keluarga miskin (Gakin) dengan Non
lagi di masa mendatang. Gakin pada puskesmas yang menerapkan TQM
dan Non TQM?
Tjiptono (2001) menjelaskan bahwa kualitas 5. Bagaimana tingkat pelayanan puskesmas
adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan berdasarkan Index Kepuasan Masyarakat?
produk, jasa, manusia, proses yang memenuhi atau
melebihi harapan konsumen. Dari definisi ini jelas
bahwa kualitas tidak semata-mata terkait dengan produk 3. TUJUAN PENELITIAN
akhir, namun demikian kualitas juga terkait dengan mutu
proses, terlebih lagi dalam industri jasa yang 1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel
mengedepankan mutu interaksi antara pengguna jasa kualitas layanan yaitu reliability, responsiveness,
dengan front line officer yang merupakan ujung tombak assurance, emphaty dan tangible terhadap
dalam kualitas industri jasa. Dari definisi itu jelas pula kepuasan pengguna jasa keluarga miskin (Gakin)
bahwa pengguna jasalah yang paling berhak menyatakan dan Non Keluarga Miskin (Gakin) pada
kualitas dengan membandingkan apa yang harapkan Puskesmas di Sulawesi Tengah.
dengan persepsi mereka setelah menerima jasa tersebut 2. Mengetahui dan menganalisis variabel kualitas
(perceived performance). layanan yang paling berpengaruh dominan
Kondisi yang demikian akan memacu terhadap kepuasan pengguna jasa keluarga miskin
perkembangan industri jasa kesehatan dalam hal ini (Gakin) dan Non Gakin pada Puskesmas di
rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan masyarakat Sulawesi Tengah.
(puskesmas). Kondisi demografi penduduk Indonesia 3. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kualitas
pada umumnya dan Sulawesi Tengah khususnya dimana pelayanan puskesmas antara yang menerapkan
sebagian besar hidup dan menetap di daerah pedesaan, prinsip TQM dengan Non TQM?
organisasi kesehatan yang paling dominan adalah 4. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kualitas
terpusat di puskesmas. Intensitas interaksi masyarakat pelayanan antara keluarga miskin (Gakin) dengan
sebagai pengguna jasa dengan lini organisasi kesehatan Non Gakin pada puskesmas yang menerapkan
yang paling rendah ini akan menggambarkan sejauh TQM dan Non TQM?
mana pemerintah sebagi provider mampu menyediakan 5. Mengetahui dan menganalisis tingkat pelayanan
jasa kesehatan yang layak dan tersebar ke berbagai puskesmas berdasarkan Index Kepuasan
daerah dengan cara yang memuaskan masyarakat Masyarakat?
pengguna jasa puskesmas.
Pelayanan jasa puskesmas di Sulawesi Tengah 4. KEGUNAAN PENELITIAN
dianggap belum optimal pada kelompok masyarakat. Hal Bagi Dinas Kesehatan Propinsi
ini diindikasikan masih banyaknya keluhan-keluhan 1. Sebagai bentuk evaluasi diri atas kualitas
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Fenomena layanan puskesmas berdasarkan persepsi
ini terlihat jelas pada pelayanan yang rendah terutama pengguna jasa keluarga miskin (Gakin) dan Non
pada kelompok masyarakat miskin yang menggunakan Gakin.
kartu keluarga miskin (Gakin). Berdasarkan data dinas 2. Sebagai dasar untuk melakukan redesign
kesehatan, hanya 12-15% pemegang kartu gakin yang proses layanan puskesmas yang mengedepankan
menggunakan fasilitasnya ke puskesmas. Ironinya, kepuasan pengguna jasa keluarga miskin
masyarakat miskin tidak memiliki akses kesehatan selain (Gakin) dan Non Gakin.
puskesmas, sehingga seburuk apapun pelayanan yang
diterima kelompok ini tidak memiliki pilihan lain seperti Bagi Puskesmas
ke rumah sakit atau unit pelayanan lainnya. 1. Sebagai dasar bagi tiap-tiap puskesmas untuk
memperbaiki proses pelayanan kesehatan yang
mengedepankan kepuasan masyarakat pengguna
2. PERMASALAHAN jasa keluarga miskin (Gakin) dan Non Gakin.
1. Apakah terdapat pengaruh variabel kualitas 2. Membantu mendefenisikan keinginan pengguna
layanan yaitu reliability, responsiveness, jasa keluarga miskin (Gakin) dan Non Gakin ke
assurance, emphaty dan tangible terhadap dalam fungsi pelayanan puskesmas.
3
perawat, Kedisiplinan petugas perawatan, Parigi Moutong yang mewakili daerah yang belum
Tanggungjawab petugas pelayanan, Kecepatan mengimplementasikan TQM. Kedua, dari kedua
pelayanan administrasi, Kecepatan pelayanan wilayah sampel tersebut, dipilih masing-masing 4
oleh perawat, Kecepatan pelayanan oleh dokter. (Empat) kecamatan sampel. Ketiga, dari masing-
4. Assurance masing kecamatan sampel dipilih 2 (Dua)
puskesmas. Keempat, dari masing-masing
Adalah kemampuan dan sifat yang dapat puskesmas sampel dipilih 34 responden terdiri dari
dipercaya yang dimiliki para staf serta dapat 15 orang Gakin yang mengunakan pelayanan
menanamkan kepercayaan pada pasien dari puskesmas dan 15 orang Non Gakin serta 4 orang
adanya bahaya, resiko atau keragu-raguan dalam Gakin yang tidak menggunakan pelayanan
menerima pelayanan. Indikator variabel puskesmas. Total responden dalam penelitian ini
assurance adalah : Para perawat yang sopan, adalah sebanyak 544 responden yang tersebar
Para perawat yang memberikan kepercayaan diri disemua unit pelayanan puskesmas.
kepada pasien, Para karyawan memiliki
pengetahuan dalam menjawab pertanyaan
pasien, Keadilan medapatkan pelayanan, Prosedur Pengumpulan Data
Kewajaran biaya pelayanan, Keamanan Prosedur pengumpulan data yang diperlukan
pelayanan dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah
5. Emphaty :
Adalah kemampuan Puskesmas dalam 1. Menyebarkan kuisioner kepada keluarga Gakin
memberikan kemudahan untuk komunikasi yang mengunakan pelayanan puskesmas dan
personal dengan pengguna jasa Puskesmas serta Non Gakin, untuk mengetahui persepsi mereka
kemampuannnya dalam memahami kebutuhan terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh
pasien. Indikatornya adalah : Komunikasi yang pihak Puskesmas.
baik antara perawat dengan pasien, Komunikasi 2. Melakukan wawancara terutama dengan pihak
yang baik antara dokter dengan pasien, Puskesmas untuk mengetahui permasalahan
Kepedulian karyawan kepada pasien, Para kualitas layanan serta jenis pelayanan yang
karyawan memahami kebutuhan-kebutuhan diberikan oleh pihak Puskesmas kepada keluarga
pasien, Kesungguhan dokter menangani pasien, miskin sebagai pengguna jasa.
Kesungguhan perawat menangani pasien,
Kemudahan perawat untuk dihubungai pada saat
terjadi kondisi darurat, Keteraturan jadwal Pengujian Instrumen Penelitian
petugas jaga, Kesopanan dan keramahan
petugas. Instrumen penelitian ini adalah dalam bentuk
kuisioner. Untuk dapat mengukur kualitas layanan,
6. Tangible. kualitas instrumen juga harus teruji melalui uji validitas
Yaitu kondisi fasilitas fisik, perlengkapan, dan reliabilitas untuk memastikan bahwa kuisioner yang
penampilan karyawan dan ketersediaan sarana akan digunakan dapat mengukur apa yang akan diukur.
komunikasi. Indikatornya adalah : Keteraturan
administras, Kebersihan ruang perawatan,
Kebersihan dan keindahan taman sekitar Skala Pengukuran
Puskesmas, Kursi yang memadai di ruang Pengukuran terhadap kepuasan Pengguna jasa
tunggu, Ketersediaan peralatan yang canggih layanan Puskesmas didasarkan atas pertanyaan yang
dalam pemeriksaan pasien, Kebersihan kamar yang diajukan dalam kuisioner yang terdiri dari lima
mandi dan toilet, Kebersihan kasur dan sprei dimensi kualitas jasa yaitu reliability, responsiveness,
bagi pasien, Kebersihan dan kerapian perawat assurance, emphaty dan tangible. Dengan menggunakan
dalam berpakaian, Ketersediaan menu makanan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan
yang menarik, Kebersihan dan kerapian dokter menjadi indikator yang di gunakan untuk menyusun
dalam berpakaian, Kenyamanan lingkungan kuisioner.
sekitar puskesmas
Metode analisis
Populasi dan Sampel
Path Analysis
Populasi penelitian ini adalah keluarga
miskin (Gakin) dan Non Gakin sebagai pengguna
Untuk menguji hipotesis satu dan dua yaitu
jasa Puskesmas di Sulawesi Tengah. Penelitian ini pengaruh variabel kualitas layanan (X) terhadap
akan dilakukan di 2 (dua) lokasi yaitu kota Palu dan kepuasan pengguna jasa layanan Puskesmas (Y) di
Kabupaten Parigi Moutong. Penentuan Puskesmas Sulawesi Tengah dan penentuan variabel kualitas
yang akan diteliti berdasarkan pada sampling layanan yang dominan terhadap kepuasan pengguna
cluster, pertama memilih Kota Palu yang mewakili
puskesmas yang menerapkan TQM dan Kabupaten
6
jasa layanan, digunakan analisis jalur (Path emphaty dan tangible terhadap kepuasan responden
Analysis). Sitepu (1994) puskesmas sampel di Sulawesi Tengah.
Untuk menguji hipotesis tiga dan empat yaitu Berdasarkan hasil uji koefisien jalur secara
perbedaan kualitas pelayanan puskesmas antara yang keseluruhan, diperoleh nilai F hitung sebesar 57.628
menerapkan prinsip TQM dengan Non TQM dan sedangkan F tabel sebesar 2,2330 pada tingkat
perbedaan kualitas pelayanan antara keluarga miskin signifikansi 95 %. Berarti bahwa variabel bebas yaitu
(Gakin) dengan Non Gakin pada puskesmas yang reliability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3),
menerapkan TQM dan Non TQM akan digunakan emphaty (X4) dan tangible (X5) berpengaruh secara
analisis uji beda statistik non parametrik (Willcoxon). serempak terhadap kepuasan pengguna jasa (Y) layanan
puskesmas sampel di Sulawesi Tengah. Koefisien
Untuk memudahkan interpretasi terhadap determinasi total yang menggambarkan besarnya
penilaian IKM yaitu antara 33,33 – 100 maka hasil pengaruh total dimensi kualitas layanan terhadap
penilaian tersebut di atas dikalikan dengan nilai 33,33 kepuasan pengguna jasa layanan puskesmas adalah
sebagai pembobot. Untuk melihat kualitas layanan mengindikasikan 21,561%, sedangkan 78,439%
puskesmas. dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dianalisa dalam
model ini. Hasil pengujian hipotesis pertama dapat
8. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN dilihat pada path diagram berikut ini :
variable X secara serempak berpengaruh seluruh Hasil Uji Beda Gakin dan Non Gakin
variabel Y, namun secara parsial variabel Reliability Sig. (2-
Dimensi Mean t df Keterangan
(X1) dan Tangible (X5) memiliki pengaruh yang sangat tailed)
kecil dalam membentuk kepuasan pengguna jasa gakin Gakin X1 -
,04750 2,679 239 ,008
Tidak
dan non gakin pada puskesmas sampel di Sulawesi Non Gakin X1 Indentik
Tengah. Gakin X2 -
,07825 3,566 239 ,000
Tidak
Non Gakin X2 Indentik
Tabel selengkapnya yang memuat koefisien jalur, Gakin X3 -
critical ratio (CR) dan tingkat signifikansi adalah sebagai ,02329 1,216 239 ,225 Indentik
Non Gakin X3
berikut : Gakin X4 - Tidak
,05908 2,824 239 ,005
Non Gakin X4 Indentik
Koefisien T hitung dimensi kualitas layanan
Gakin X5 -
Critical Ratio ,02429 1,237 239 ,217 Indentik
Non Gakin X5
Dimensi Probabilita
(CR) Gakin Xrata -
Tidak
Non Gakin ,04633 3,004 239 ,003
Reliability (X1) 1.101 0.280 rata
Indentik
kepastian biaya, ketersediaan obat di puskesmas, Service Industry, Journal of Retailing.70 (4)
kesederhanaan prosedur (alur) pelayanan dan 367-381
kepastian jadwal, sedangkan pada dimensi Arikunto, suharsimi, 1998, Prosedur penelitian, suatu
tangible adalah ketersedian menu makanan di pendekatan praktek, edisi revisi IV, penerbit
lingkungan puskesmas, kebersihan dan Rineka Cipta.
keindahan taman di sekitar puskesmas, kursi
yang memadai di ruang tunggu dan kenyamanan Azwar, Syaifuddin, 2001, Metode Penelitian, Penerbit
lingkungan di sekitar puskesmas. Pustaka Pelajar, Yogyakarta
3. Khusus pada puskesmas Non TQM, kualitas Blanton , Godfrey and Edward G Kammerer, Service
layanan pada dimensi reliability diharapkan Quality vs Manufacturing Quality Five Myths
dapat melakukan perbaikan pelayanan terhadap Exploded. TP
kepastian jadwal, ketersediaan obat di Bonser CF, 1992, Total Quality Education, Journal
puskesmas, kejelasan petugas pelayanan, Public Administration Review, sept/oct, vol 52
kepastian biaya, kecepatan pelayanan, dan (s) 504-512.
kemampuan petugas pelayanan, sedangkan pada
Bossert James L ,1991 Quality Function Deployment: A
dimensi tangible adalah ketersedian menu
practioner’s approach, Milwauke, Wilconsin:
makanan di lingkungan puskesmas, kebersihan
ASQC Quality Press.
dan keindahan taman di sekitar puskesmas,
kebersihan kamar mandi dan toilet, kursi yang Chen, Chuen Lung and Stanley F Bullington, 1999,
memadai di ruang tunggu dan ketersediaan alat Development of a strategic research plan for
medis yang memadai dalam pemeriksaan pasien. academic department through the use of QFD.
Journal of Computer and Industrial Engineering
4. Secara umum diharapkan setiap puskesmas
25.( 49-52).
harus memberikan pelayanan yang sama baik
pada keluarga miskin maupun non keluarga Cohen, Lou, 1995, Quality Function Deploymeny; How
miskin khususnya pada dimensi reliability, make QFD work for you, Addison-Wesley
responsiveness, dan emphaty. Publishing Company USA.
5. Diharapkan pihak puskesmas memberikan Cortada, James W, 1996, Total Quality Management,
pelayanan yang sama antara gakin dan non gakin Terjemahan, Penerbit Andi, Yogyakarta.
yaitu pada dimensi reliability khususnya pada Cronin, Joseph J and SA Taylor, Measurung Service
indikator kepastian biaya, ketersediaan obat di Quality : Reexamination and Externtion, Journal
puskesmas, kemampuan petugas pelayanan. of Marketing, July, Vol(56).
Pada dimensi responsiveness yaitu pada
indikator kecepatan pelayanan oleh dokter, Dale, BG and DM. Lascelles, JJ Plunket, 1990,
adanya informasi kapan waktu pelayanan akan Managing Quality, NY : Phillip allan.
diberikan, dan kesiagaan para perawat. Pada Edvarsdsson, Thommason, B & Ovretveit J ,1994,
dimensi emphaty yaitu pada indikator Quality of service : Making it Really work,
kesunguhan dokter menangani pasien, Cambridge : McGraw Hill International Limited,
komunikasi yang baik antar dokter dengan UK.
pasien, dan para perawat memahami kebutuhan Ermer, Donald S, 1999, Using QFD Become An
para pasien. Educational Experience For Students And
6. Diharapkan pihak puskesmas baik yang telah Faculty, Journal of Quality Progress, 28, (131-
menerapkan TQM maupun yang belum 136)
menerapkan TQM untuk lebih meningkatkan Fitzsimmons dan Fitzsimmons (2001), Service
kualitas layanan pada unsur kewajaran biaya Management: Operation, Strategy and
(U10) dan kepastian biaya (U11). Information Technology, McGraw-Hill,
7. Diharapkan bagi pihak Dinas Kesehatan International Edition, New York, p.44.
Propinsi Sulawesi Tengah untuk lebih aktif Fitzsimmons JA & Fitzsimmons MJ (1994) Service
memberikan pelatihan berupa peningkatan management for Competitive Advantage,
kualitas layanan dan bantuan pada dimensi yang McGraw Hill, Singapore
dianggap lemah. Gaspersz, Vincent, 1997, Manajemen Kualitas Dalam
Industri Jasa, penerbit PT. Gramedia Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Utama.
Al Rasyid, Harun, 1994, Teknik Penarikan Sampel Dan Gaspersz, Vincent, 1997, Membangun Tujuh kebiasaan
Penyusunan Skala, Program Pasca Sarjana Kualitas, penerbit PT. Gramedia Pustaka
Universitas Padjajaran, Bandung. Utama.
Andaleeb, SS & Basu AK, 1994, Tecnical Compexcity Gaspersz, Vincent, 2001, Total Quality Management,
and Consumer Knowledge as Moderator of Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Service Quality Evaluation in Outomobile
10
Guinta, LR and Praizler NC, 1993, The QFD Book, Sitepu, Nirwana K, 1994, Analisis Jalur, UPT jurusan
AMACOM Books, New York Statistik, Universitas Padjajaran Bandung.
Hardjoseodarmo, 1996 , Bacaan Terpilih Tentang TQM, Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV.
Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Alfabeta, Bandung
Haug, Peter and Ken S Kelemen August, 1996, Tjiptono, Fandi 1997, Manajemen Jasa, Penerbit Andi,
Introduction Of TQM in to The Process Yogyakarta.
Teaching Management : A Discussion Of Initial Tjiptono, Fandi dan Anastasia Diana, 2001, Total
Application , Journal of management, vol 20 Quality Management, Penerbit Andi,
no.3 Yogyakarta.
Hauser JR and D. Clausing, 1998, The House Of
Quality, Harvard Bussiness Review, May-Juni.
Hebert JF, Dellane SA, Bass, EB (1995) TQM in the
Bussiness School, Quality Progress, January, 25-
27
Heizer, Jay and Barry Render, 2001, Operations
Management, sixth edition, Prentice Hall, New
Jersey, USA.
Hermawanto, 2001, Materi Kuliah Manajemen
Operasional, Program Pasca Sarjana Universitas
Airlangga.
Hunter MR and RD Van Landingham ,1994, Listening
To The Cusromer Using QFD, Journal Quality
Progress 27 (April) 55-59
Kim, Kwang Jae dan, Jong Seok Shin, 2000, Effect And
Choice Of Weighting In QFD, Journal of
Engineering Quality 12(3)
Kotler, Phillip, 1997, Manajemen Pemasaran : Analisis
Perencanaan Implementasi an Kontrol ,
Terjemahan, Penerbit Preshallindo, Jakarta.
Nasution, 2001, Manajemen Mutu Terpadu, Penerbit
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Noori, Hamid and Russel Radford, 1995, Production
And Operation Management : Total Quality And
Responsiveness, Internation Edition. Mc.Graw
Hill Inc.
Ouyang, Sheng at al, 2000, Quality Function
Deployment, Department of Computer Science
University of Calgary, Canada.
www.uc.calgary.ca
Parasuraman.A, Barry,LL & Zeithaml ,1988,
Reassessment Of Expectations As Acomparison
Standard In Measuring Service Quality :
Implication For Future Research, Journal of
Marketing, 58(1) 111-124
Parasuraman.A, Barry,LL & Zeithaml ,1988,
Reassessment Of Expectations As Acomparison
Standard In Measuring Service Quality :
Implication For Future Research, Journal of
Marketing, 58(1) 111-124
Rakhmad, Jalauddin,1999, Metode Penelitian
Komunikasi, penerbit Remadja Rosdakarya,
Bandung.
Sekaran, Uma, 1992, Research Method For Bussiness :
A Skill Building Approach, Second Edition,
John Wiley & Son Inc, New York.