Partograf Kel 2
Partograf Kel 2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya
makalah ini tidak akan terselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan II
(Persalinan). Makalah ini memuat tentang 'Pengisian PartograI, Pengambilan
Keputusan Klinik Dan Deteksi Dini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Bandung, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
1.3 Metode Penulisan.........................................................................................2
BAB II ISI
2.1 PartograI............................................................................................................3
2.1.1 Pencatatan selama Fase Laten Kala Satu Persalinan......................4
2.1.2 Pencatatan Selama Fase AktiI Persalinan : PartograI.....................5
2.1.3 Mencatat Temuan pada PartograI...................................................7
2.1.4 Pencatatan pada lembar belakang partograI.................................22
2.1.5 Cara pengisian.............................................................................25
2.2 Pembuatan Keputusan Klinik.........................................................................31
2.2.1 Pengumpulan Data........................................................................32
2.2.2 Interpretasi data untuk mendukung diagnosis atau identiIikasi
masalah.........................................................................................32
2.2.3 Menetapkan diagnosis kerja atau merumuskan masalah.............33
2.2.4 Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk
mengahadapi masalah..................................................................34
2.2.5 Menyusun rencana asuhan atau intervensi...................................35
2.2.6 Melaksanakan asuhan...................................................................36
2.2.7 Memantau dan mengevaluasi eIektiIitas asuhan atau intervensi
solusi.............................................................................................37
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................38
DaItar Pustaka iv
Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Berdasarkan pengamatan WHO, Angka Kematian Ibu adalah sebesar
500.000 jiwa dan Angka Kematian Bayi sebesar 10.000.000 jiwa setiap
tahunnya. Jumlah tersebut sebenarnya masih diragukan karena besar
kemungkinan kematian ibu dan bayi yang tidak dilaporkan (Prawirohardjo,
2002).
Menurut Survei DemograIi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi baru Lahir sebesar 25 per
1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2004).
Kematian maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongan persalinan.
Penyebab utama kematian ibu adalah trias klasik yaitu perdarahan, inIeksi,
dan gestosis. Angka kematian maternal dan perinatal yang tinggi juga
disebabkan oleh dua hal penting yang memerlukan perhatian khusus yaitu
terjadinya partus terlantar atau partus lama dan terlambatnya melakukan
rujukan (Manuaba, 1998).
Sebagian besar penyebab kematian dapat dicegah dengan penanganan
yang adekuat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam menolong persalinan,
seperti penggunaan partograI dalam persalinan yaitu alat bantu untuk
membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana
persalinan. PartograI dapat digunakan untuk mendeteksi dini masalah dan
penyulit dalam persalinan sehingga dapat sesegera mungkin menatalaksana
masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Instrumen ini
merupakan salah satu komponen dari pemantauan dan penatalaksanaan proses
persalinan secara lengkap (Depkes RI, 2007).
2
BAB II
ISI
2.1 PARTOGRAF
PartograI adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
dan inIormasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari
penggunaan partograI adalah untuk :
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus
lama.
Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
graIik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara
rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograI akan membantu
penolong persalinan untuk :
Mencatat kemajuan persalinan
Mencatat kondisi ibu dan janinnya
Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
Menggunakan inIormasi tercatat untuk identiIikasi dini penyulit persalinan
Menggunakan inIormasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik
yang sesuai dan tepat waktu.
Partograf harus digunakan :
Untuk semua ibu dalam Iase aktiI kala satu persalinan dan merupakan
elemen penting dari asuhan persalinan. PartograI harus digunakan untuk
semua persalinan, baik normal maupun patologis. PartograI sangat
4
Kondisi janin :
1. DJJ;
2. Warna dan adanya air ketuban;
3. Penyusupan ( molase ) kepala janin.
Kemajuan persalinan:
1. Pembukaan serviks
2. Penurunan bagian terbawah atu presentasi janin
3. Garis waspada dan garis bertindak
1am dan waktu:
1. Waktu mulainya Iase aktiI persalinan
2. Waktu aktual saat persalinan atau penilaian`
Kontraksi uterus:
1. Kontraksi uterus dalam waktu 10 menit
2. Lama kontraksi (dalam detik)
Obat-obatan dan cairan yang diberikan:
1. Oksitosin
2. Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
Kondisi ibu:
1. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
2. Urine (volume, aseton dan protein)
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalm
kolom yang tersedia disisi partograI atau dicatatan kemajuan
persalinan).
7
Deteksi dini
Jika cairan ketuban disertai dengan darah dan tanda-tanda yang
patologis, maka kemungkinan terjadi :
1. Solusio Plasenta
2. Placenta previa
Jika ketuban pecah dan air ketuban bercampur dengan sedikit
mekonium disertai tanda-tanda gawat janin, Jika ketuban pecah
disertai dengan keluarnya mekonium kental dan ketuban pecah
lebih dari 24 jam atau ketuban pecah pada kehamilan kurang
bulan ( usia kehamilan kurang dari 37 minggu ), kemungkinan
Ketuban Pecah Dini dan perlu rujukan.
Penanganan :
1.Penanganan umum :
a) KonIirmasi usia kehamilan
b) Lakukan pemeriksaan inspekulo (dengan spekulum DTT),
untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna, bau)
c) Tentukan ada tidaknya inIeksi
d) Tentukan tanda-tanda inIeksi
e) Tentukan tanda-tanda inpartu
I) Lakukan tes lakmus (tes nitrasin). Lakmus merah berubah
menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis)
2.Penanganan khusus :
Rujuk ke rumah sakit
3. Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh
kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras
(tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau
10
1. CPD
2. Partus lama
3. Tali pusat menumbung
Pengananan :
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
yang telah dilakukaan,
2. Segera merujuk ibu ke tempat pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi sambil diberikan oksigen sebanyak 4-6 liter/
menit.
Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograI adalah untuk pencatatan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera dikolom paling kiri adalah
besarnya dilatasi serviks (Gambar 1). Nilai setiap angka sesuai
dengan besarnya dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan
menepati lajur dan kotak tersendiri. Perubahan nilai atau
perpindahan lajur satu kelajur yang lain menunjukan
penambahan dilatasi serviks 1 cm. Pada lajur dan kotak yang
mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka 1-5
yang sesuai dengan metode perlimaan seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya (menentukan penurunan janin). Setiap
kotak segiempat atau kubus menunjukan waktu 30 menit untuk
pencatatan waktu pemeriksaan, denyut jantung janin, kontraksi
uterus dan Irekuensi nadi ibu.
1. Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan dibagian
pemeriksaan Iisik, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4
jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit).
Saat ibu berada dalam Iase aktiI persalinan, catat pada
partograI pada setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda
12
Deteksi dini
Primigravida: Jika Iase laten berkepanjangan ( pembukaan serviks
kurang dari 4 cm setelah 8 jam ).dan jika Iase aktiI berkepanjangan
(pembukaan serviks 10 cm setelah 6 jam)
Multigravida: jika Iase laten berkepanjangan (pembukaan serviks
4 cm setelah 3-4 jam), dan Iase aktiI berkepanjangan (pembukaan
serviks 10 cm setelah 4-5 jam)
Tanda partus lama:
O Pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis
waspada (partograI)
O Pembukaan servik kurang dari 1 cm per jam
O Frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10 menit dan
lamanya kurang dari 40 detik.
Kemungkinan terjadinya :
Penanganan :
1. Memberikan rehidrasi pada ibu
2. Memberikan antibiotika
3. Rujuk segera
14
Deteksi dini
Jika inpartu kala satu Iase aktiI dengan kepala janin masih 5/5,
kondisi ini patut diwaspadai sebagai kondisi yang tidak lazim
karena pada kala I persalinan, kepala seharusnya sudah masuk
ke dalam rongga panggul. Bila ternyata kepala memang tidak
dapat turun, mungkin bagian terbawah janin ( kepala ) terlalu
besar dibandingkan dengan diameter atas panggul. Mengingat
bahwa hal ini patut di duga sebagai
1. Disproporsi Kepala Panggul ( CPD ) maka sebaiknya ibu
dapat melahirkan di Iasilitas kesehatan yang mempunyai
kemampuan untuk melakukan operasi SC sebagai antisipasi
2. apabila terjadi persalinan macet ( disproporsi). Penyulit lain:
3. Dari possisi kepala diatas pintu atas panggul adalah tali
pusat membumbung yang disebabkan oleh pecahnya selaput
ketuban yang disertai turunnya tali pusat.
Penanganan :
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
yang telah dilakukaan,
2. Segera merujuk ibu ke tempat pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi sambil diberikan oksigen sebanyak 4-6 liter/
menit.
3. Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm /jam. Pencatatn
selama Iase aktiI persalinan harus dimulai dari garis
waspada. Jika pembukaan serviks mengarah kesebelah kanan
garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm /jam), maka
16
Kemungkinan:
1. His Hipotonik
2. His Hipertonik
Penanganan:
1.His Hipotoik
a. Keadaan umum ibu diperbaiki.
b. Ibu di siapkan untuk menghadapi persalinan dan dijelaskan tentang
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjad.
c. Periksa keadaan serviks, persentasi dan posisi, penurunan kepala
atau bokong bila sudah masuk PAP pasien disuruh jalan-jalan, bila his
timbul adekuat dapat dilakukan perslaianan spontan, tetapi bila tidak
berhasil maka akan dilakukan Secsio Caesarea.
2. His Hipertonik
a. Dilakukan pengobatan simptomatis untuk tonus otot, nyeri dan
mengurangi ketakutan
b. Denyut jantung janin harus terus dievaluasi.
c. Bila dengan cara tersebut tidak berhasil, persalinan harus diakhiri
dengan Sectio Caesarea.
Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak
untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.
1. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cair IV dan
dalam satuan tetesan permenit.
20
24
23
2. Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang tentang PartograI saat melewati
garis waspada, masalah-masalh lain yang timbul, penatalaksanaannya, dan hasil
penatalaksanan tersebut. Untuk pertanyaan nomor 10, lingkari jawaban yang
sesuai. Pertanyaan lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam cara
dan hasil penatalaksanaannya.
Pertanyaan pada kala I adalah sebagai berikut:
10.PartograI melewati garis waspada: Y/T
11.Masalah lain, sebutkan:...........
12.Penatalaksanaan masalah tsb:........
13.Hasilnya:................
3. Kala II
Kala II terdiri dari episiotomy, pendamping persalinan, gawat janin, distosia
bahu, masalah lain, pentalaksanaan masalah dan hasilnya. Beri tanda \ pada
kotak di samping jawaban ynag sesuai. Bila pertanyaan nomor 13, jawabannya
'Ya, tulis indikasinya. Untuk nomor 15 dan 16 jika jawabannya ' Ya,isi
tindakan yang dilakukan. Khusus pada nomor 15, ditambahkan ruang baru untuk
menekankan upaya deteksi dini terhadap gangguan kondisi kesehatan janin kala
II dan harus dicatatkan apa hasil pemantauan tersebut (normal, gawat janin, atau
tidak dapat dievaluasi). Bagian ini dapat menjadi pelengkap bagi inIormasi pada
kotak Ya` maupun Tidak` untuk pertanyaan nomor 15. Jawaban untuk
pertanyaan nomor 14, mungkin lebih dari 1. Untuk masalah lain` pada nomor
17 harus dijelaskan jenis masalah yang terjadi.
Pertanyaan-pertanyaan pada Kala II adalah sebagai berikut:
14.Episiotomi :
( ) Ya, indikasi..........
( ) Tidak
27
( ) Ya
( ) Tidak
( ) Penjepit tali pusat..........menit setelah bayi lahir
22.Pemberian ulang Oksitosin (2x)?
( ) Ya, alasan :.........
( ) Tidak
23.Peregangan tali pusat terkendali ?
( ) Ya
( ) Tidak, alasan :..................................................................
24.Masase Iundus uteri?
( ) Ya
( ) Tidak, alasan:...........
25.Plasenta lahir lengkap (intact): ya/tidak
Jika tidak lengkap, tindakan yang dilakukan:
a...........
b............
26.Plasenta tidak lahir ~30 menit: ya/tidak
( ) Tidak
( ) Ya, tindakan:
a. .............
b. .............
c. .............
27.Laserasi :
( ) Ya, dimana.....................................
( ) tidak
28.Jika laserasi perineum, derajat:1/2/3/4
Tindakan:
( ) Penjahitan, dengan/tanpa anestesi
( ) Tidak dijahit, alasan :................
29.Atonia uteri:
( ) Ya, tindakan:
a. ........................
b. ........................
c. ........................
( ) Tidak
30.Jumlah perdarahan yang keluar :...........ml
31.Masalah dan Penatalaksanaan masalah
tersebut:..........................
29
..............
Hasilnya:.................
5. Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperature, tinggi Iundus,
kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini
sangat penting, terutama untuk menilai deteksi dini resiko atau kesiapan penolong
mengantisipasi kompilkasi perdarahan pascapersalinan. Bila timbul masalah
selama kala IV, tuliskan jenis dan cara menangani masalah tersebut secara singkat
dan lengkap pada kolom yang tersedia.
Kala IV
32.Kondisi ibu : KU :.............TD :.................mmHG Nadi :............x/mnt NaIas
:...........x/mnt
33.Masalah dan penatalaksanaan masalah ................................................................
Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama setelah
melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isikan hasil
pemeriksaan pada kolom atau ruang yang sesuai pada tabel pemantauan. Catatkan
semua temuan selama kala empat persalinan di bagian ini:
Jam ke Waktu Tekanan
darah
nadi suhu Tinggi
Iundus
uteri
Kontraksi
uterus
Jumlah
urin
Jumlah darah
yang keluar
1
2
30
6. Bayi baru lahir
InIormasi yang perlu diperoleh dari bagin bayi baru lahir adalah berat dan panjang
badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan
hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda \ pada kotak di
samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan nomor 36 dan 37, lingkari
jawaban yang sesuai. Untuk nomor 38, jawabannya mungkin lebih dari satu.
InIormasi penting dari bayi bari lahir adalah sebagai berikut:
34.Berat badan............gram
35.Panjang...............cm
36.Jenis kelamin:L/P
37.Penilaian bayi baru lahir:baik/ada penyulit
38.Bayi lahir:
( ) Normal, tindakan:
( ) Mengeringkan
( ) Menghangatkan
( ) Rangsangan taktil
( ) Selimuti bayi dan tempatkan di sisi ibu
( ) tindakan pencegahan inIeksi mata ( salep mata
Tetrasiklin ), pemberian vit. K1, dan imunisasi Hepatitis B
( ) AsIiksia ringan/pucat/biru/lemas, tindakan :
( ) Mengeringkan ( ) menghangatkan
( ) Rangsangan taktil
( ) Bebaskan jalan naIas
( ) Selimuti bayi dan tempatkan di sisi ibu
( ) Cacat bawaan, sebutkan :......................
( ) Hipotermi, tindakan : ..............................
39.Pemberian ASI
( )Ya, waktu:............jam setelah bayi
( ) lahir
( )Tidak, alasan:..........
40.Masalah lain, sebutkan:..............
Hasilnya : .................................................
31
Rencana asuhan harus dijelaskan dengan baik kepada ibu dan keluarganya
agar mereka mengeti manIaat yang diharapkan dan bagaimana upaya
penolong untuk menghindarkan ibu dan bayinya dari berbagai gangguan
yang mungkin dapat mengancam keselamatan jiwa atau kualitas hidup
mereka.
Contoh .
Rencana asuhan kala I :
Denyut jantung janin : setiap jam
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap jam
Nadi : setiap jam
Pembukaan serviks : setiap 4 jam
Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam
Rencana asuhan pada kasus tali pusat menumbung :
Pemberian oksigen 6L/menit
Mengatur posisi ibu bersalin
Menghubungi rumah sakit rujukan untuk tindakan lanjutan
Stabilisasi kondisi ibu dan bayi
Pemantauan DJJ
2.2.6 Melaksanakan asuhan
Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut secara tepat
waktu dan aman. Hal ini akan menghindarkan terjadinya penyulit dan
memastikan bahwa ibu dan atau bayinya yang baru lahir akan menerima
asuhan atau perawatan yang mereka butuhkan. Jelaskan pada ibu dan
keluarga tentang beberapa intervensi yang dapat dijadikan pilihan untuk
kondisi yang sesuai dengan apa yang sedang dihadapi sehingga mereka
dapat membuat pilihan yang baik dan benar. Pada beberapa keadaan,
penolong sering dihadapkan pada pilihan sulit karena ibu dan keluarga
37
meminta penolong menentukan intervensi yang terbaik bagi mereka dan hal
ini memerlukan upaya dan pengertian lebih agar ibu dan keluarga mengerti
bahwa hal ini terkait dengan hak klien dan kewajiban petugas untuk
memperoleh hasil terbaik.
Beberapa Iaktor yang dapat mempengaruhi pilihan adalah :
Bukti-bukti ilmiah
Rasa percaya ibu terhadap penolong persalinan
Pengalaman saudara atau kerabat penolong persalinan
Tempat dan kelengkapan Iasilitas kesehatan
Biaya yang diperlukan
Akses ketempat rujukan
Luaran dari sistem dan sumberdaya yang ada
2.2.7 Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi solusi
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan kemudian dievaluasi untuk menilai
eIektivitasnya. Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai
dengan rencana kebutuhan saat itu. Proses pengumpulan data, membuat
diagnosis, memilih intervensi, menilai kemampuan diri, melaksanakan
asuhan atau intervensi dan evaluasi adalah proses sirkuler ( melingkar ).
Lanjutkan evaluasi asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir.
Jika pada saat evaluasi ditemukan bahwa status ibu atau bayi baru lahir telah
berubah, sesuaikan asuhan yang diberikan untuk memenuhi perubahan
kebutuhan tersebut.
Asuhan atau inervensi dianggap membawa manIaat dan teruji eIektiI apabila
masalah yang dihadapi dapat diselesaikan atau membawa dampak yang
menguntungkan terhadap diagnosis yang telah ditegakkan. Apapun jenisnya,
asuhan dan intervensi yang diberikan harus eIisisen, eIektiI, dan dapat
diaplikasikan pada kasus serupa di masa datang. Bila asuhan atau intervensi
tidak membawa hasil atau dampak seperti yang diharapkan maka sebaiknya
dilakukan kajian ulang dan penyusunan kembali rencana asuhan hingga
pada akhirnya dapat memberi dampak seperti yang diharapkan.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
PartograI adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan, alat
bantu untuk membuat keputusan klinik , memantau, mengevaluasi dan
menatalaksana persalinan. Membuat keputusan klinik merupakan proses yang
menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang
diperlukan oleh pasien. PartograI dapat digunakan untuk mendeteksi dini masalah
dan penyulit dalam persalinan sehingga dapat sesegera mungkin menatalaksana
masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Instrumen ini
merupakan salah satu komponen dari pemantauan dan penatalaksanaan proses
persalinan secara lengkap. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat
dengan seksama , yaitu DJJ, Irekuensi dan lamanya kontraksi uterus, nadi,
pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin, tekanan darah dan
temperatur tubuh dan produksi urin, aseton dan protein.
Selama Iase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus
dicatat. Hal ini dapat dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan
maupun di KMS Ibu Hamil. Karena pada halaman depan partograI
menginstruksikan observasi dimulai pada Iase aktiI persalinan. Halaman belakang
partograI merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I
hingga kala IV dan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
- Henderson, christine. 2006. uku afar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
- JNPK-KR, 2007. suhan !ersalinan Normal. Jakarta : JHPIEGO
- JNPK-KR, 2008. suhan !ersalinan Normal. Jakarta : JHPIEGO
- Sumarah, dkk. 2009. !erawatan Ibu ersalin. Yogyakarata : Fitramaya
- Prawihardjo, sarwono. 2009. uku cuan Nasional !elayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : EGC
- Asrinah, Putri Sinta Siswoyo, Sulistyorini, Dewie; Ima Syamrotul; Sari, Dian
Nirmala. 2010. suhan Kebidanan Masa !ersalinan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
KASUS I
Ny. Ria, umur 35 tahun G1P0A0, tanggal 25 Februari 2011 jam 09.00 datang ke
bidan, dengan ketuban sudah pecah jam 05.00. mules sejak tanggal 24 Februari
2011 jam 22.00.
Pemeriksaan :
Jam 09.00 :
Tensi : 120/80 mmhg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,9 C
Kontraksi : 3 x 10 menit selama 40 detik
PD :
Pembukaan : 7 cm
Penurunan kepala : station 0
Pemeriksaan ketuban : jernih
Penyusupan : tidak ada
BJA : 148x / menit
Jam 09.30
BJA : 150x/menit
Kontraksi : 4x10 menit selama 40 detik
Nadi : 82 x/ menit
2
Jam 10.00
BJA :148x/menit
Kontraksi : 4x10 menit selama 40 detik
Nadi : 82x /menit
Jam 10.30
BJA : 146 x/menit
Kontraksi : 4 x 10 menit selama 50 detik
Nadi : 82x/menit
Jam 11.00
BJA : 150x/menit
Kontraksi : 5 x 10 menit selama 60 detik
Air ketuban : jernih
PD : Lengkap pembukaannya
Penurunan Kepala : station 2
Nadi : 80x/menit
Pukul 11.30, seorang bayi laki-laki lahir, berat badan 3000 gram dan panjang
badan 48 cm, bayi menangis spontan. Dilakukan penatalaksanaan aktiI kala tiga
dan plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir. Tidak dilakukan episiotomi dan tidak
terjadi laserasi. Perkiraan kehilangan darah kurang lebih 150 ml.
Kala IV
11.35 : TD 110/70, nadi 80, suhu tubuh 37, C, tinggi Iundus 3 jari di
bawah pusat, tonus uterus baik(keras), kandung kemih kosong, jumlah darah per
vaginam 50 cc.
3
11.50: TD 120/70, nadi 70, tinggi Iundus 3 jari di bawah pusat, tonus
uterus baik (keras), kandung kemih kosong, jumlah darah per vaginam 30 cc.
12.05: TD 110/70, nadi 80, tinggi Iundus 3 jari di bawah pusat, tonus
uterus baik, kandung kemih kosong, darah per vaginam 30 cc.
12.20: TD 110/70, nadi 80, tinggi Iundus 3 jari di bawah pusat, tonus
uterus baik, kandung kemih kosong, darah per vaginam 30 cc.
Temuan selama 1 jam kedua (setiap 30 menit) kala empat sebagai berikut :
12.50: TD 110/70, nadi 80, suhu tubuh 37 0C, tinggi Iundus dua jari di
bawah pusat, tonus uterus baik, ibu Asanah berkemih dan pengeluaran urin 200
cc, perdarahan per vaginam 20 cc.
01.20: TD 120/80, nadi 80, tinggi Iundus dua jari di bawah pusat, tonus
uterus baik, kandung kemih Kosong, perdarahan pervaginam 20 cc.
4
KASUS 2
Ny.ina (35 tahun) datang ke bidan Nur pada tanggal 27 Juni 2007 pukul 01.00
WIB.
Ny.ina mengaku hamil yang ke 3, pernah melahirkan 1 kali dan pernah keguguran
satu kali. Mengaku mules-mules yang semakin lama semakin sering sejak pukul
21.00 WIB dan mengaku belum keluar air-air. Kemudian bidan Nur melakukan
pemeriksaan dalam dan didapatkan hasil pembukaan serviks 6 cm, penurunan
kepala 3/5,portio tebal lunak,ketuban utuh dan tidak ada molase.
Tanda-tanda vital : TD: 110/80 mmHg, Nadi: 75x/menit, suhu: 36,8 C, respirasi
22x/menit, kontraksi uterus 3x10``35` dan DJJ 137x/menit. Hasil observasi:
Pukul 01.30 WIB, nadi : 78x/menit, kontraksi uterus 3x10``42`, DJJ
:140x/menit dan ketuban masih utuh,serta ibu minum air putih kurang lebih 80cc
Pukul 02.00 WIB, nadi 78x/menit,kontraksi uterus 4x10``42`, DJJ:
140x/menit dan ketuban pecah spontan,warna jernih
Pukul 02.30 WIB, nadi 80x/menit,kontraksi uterus 4x10``45`, DJJ:
140x/menit dan ketuban jernih.
Pukul 03.00 WIB, nadi 80x/menit,kontraksi uterus 5x10``42`, DJJ:
143x/menit dan ketuban jernih serta ibu buang air kecil sebanyak kurang lebih
100cc.
Pukul 03.30 WIB, nadi 82x/menit,kontraksi uterus 5x10``45`, DJJ:
145/menit dan ketuban jernih.
Pukul 04.00 WIB, Ny.Ina mengeluh mules yang bertambah kuat ,merasa
ingin mengedan dan terlihat lendir bercampur darah dari jalan lahir . BIdan Nur
melakukan pemeriksaan dalam dan pembukaan serviks sudah lengkap (10cm),
penurunan kepala station 1, portio sudah tidak teraba, ketuban jernih dan tidak
ada molase. Nadi 82x/menit, kontraksi uterus 5x10``45`, DJJ:143x/menit dan ibu
3
minum air putih kurang lebih 120cc.setelah ada tanda-tanda doran teknus perjol
vulka, bidan Nur melakukan pimpinan persalinan.
Pukul 04.20 WIB, bayi Ny.Ina lahir spontan dengan jenis kelamin
perempuan, BB:3300gram, PB: 48cm, dan langsung dilakukan IMD. Tidak
dilakukan episiotomy, tidak ada gawat janin dan tidak ada masalah saat persalinan
kala II
Pukul 04.30 WIB, plasenta lahir spontan dan lengkap dan terdapat laserasi
di otot vagina dan perineum serta dilakukan penjahitan dengan
anastesi,perdarahan kurang lebih 250cc
Pukul 04.40 WIB, Ny.Nur sudah rapih dan dianjurkan makan, minum dan
beristirahat sambil menyusui bayinya.
Pukul 04.45 WIB, bidan Nur melakukan pemantauan kala IV, TD:
120/80mmHg, Nadi:85x/menit,suhu:37,2C, TFU:1 jari dibawah pusat,kontraksi
uterus baik,kandung kemih kosong dan perdarahan / pembalut. Selama 2 jam
pemantauan kala IV tidak ada masalah dan penyulit, dilakukan pemantauan pada
15 menit pertama kala empat dan ditemukan :
04.45 WIB:
TD : 120/70mmHg, nadi:80x/menit, suhu:37,2C, tinggi Iundus 3 jari dibawah
pusat,tonus uterus baik (keras),kandung kemih kosong,perdarahan pervaginam 30
cc.
05.00 WIB.
TD : 120/70mmHg, nadi:80x/menit, tinggi Iundus 3 jari dibawah pusat,tonus
uterus baik (keras),kandung kemih kosong,perdarahan pervaginam 30 cc.
05.15 WIB
6
KASUS 3
Ibu nani, G1P0A0 27 tahun dating ke bidan diantarkan oleh keluarganya untuk
mendapatkan asuhan dari bidan rani di RT 02/RW 04, kelurahan bojong picung
kec. Cilaku, cianjur selatan pada tanggal 02 maret 2011 pukul 14.00 WIB. Ibu
nani mengeluh pada bidan bahwa ia sudah merasakan mulas sejak pukul 06.00
WIB dan keluar lendir bercampur darah.
Bidan rani melakukan anamnesis dan pemeriksaan Iisik secara seksama dan ia
menyimpulkan:
Kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala (verteks), presentasi
kepala dengan penurunan 1/5, kontraksi uterus 3x dalam 10 menit, setiap
kontraksi berlangsung 20-40 detik, dan DJJ 120 x/menit.
Pembukaan serviks 8 cm, tidak ada penyusupan dan selaput ketuban utuh
Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit. Suhu 36,7oC
Ibu berkemih 200 ml sebelum dilakukan pemeriksaan dalam, hasil
pemeriksaan urine tidak mendeteksi adanya protein dan aseton dalam urine.
1. Berdasarkan data pukul 14.00, bidan rani membuat diagnosis:
primigravida, hamil cukup bulan, inpartu dalam Iase aktiI, bayi hidup dengan DJJ
normal, pembukaan serviks 8 cm, 3 kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi
antara 20-40 detik. Bidan rani menentramkan hati ibu nani dan menganjurkannya
untuk mengkonsumsi cukup cairan agar energi untuk mengedan kuat.
2. Bidan rani menuliskan tanggal, waktu, semua temuan dan asuhannya yang
diberikan pada catatan kemajuan persalinan. Bidan rani melanjutkan pemantauan
DJJ, nadi dan kontraksi uterus setiap jam. DJJ, nadi dan kontraksi tetap normal.
Bidan rani mengukur jumlah produksi urine ibu nani setiap kali ia berkemih.
Semua temuan dan hasil pemeriksaan dicatatkan dalam lembar kemajuan
persalinan. Bidan rani juga terus memberikan dukungan dan semangat untuk ibu
nani dalam menjalani persalinan dan mempersiapkan kelahiran bayinya.
8
Pada situasi ini bidan rani mendapatkan kasus ibu dalam Iase aktiI dan bidan rani
mulai mencatatkan temuannya pada partograI. Pembukaan serviks dicantumkan
pada garis waspada dan semua temuan lainnya di garis waktu yang sesuai. Bidan
rani mulai menilai DJJ, kontraksi uterus dan nadi setiap 30 menit serta suhu tubuh
setiap 2 jam. Semua dicatat di partograI dengan tepat.
Pukul 14.00, DJJ 145 x/menit, kontraksi 4 x dalam 10 menit selama 40 detik, nadi
89 x/menit
Pukul 14.30, DJJ 145 x/menit, kontraksi 4 x dalam 10 menit selama 40 detik, nadi
88 x/menit
Pukul 15.00, DJJ 143 x/menit, kontraksi 5 x dalam 10 menit selama 40 detik, nadi
90 x/menit, suhu 36,65oC, urine 160 cc
Pukul 15.30, DJJ 140 x/menit, kontraksi 5 x dalam 10 menit selama 40 detik, nadi
87 x/menit
suhu 36,7oC, urine 90 cc
3. Pada pukul 16.00, bidan rani melakukan pemeriksaan abdomen dan dalam.
Hasilnya: DJJ 136 x/menit, 5 kontraksi dalam 10 menit, lamanya lebih dari 45
detik, penurunan kepala 1/5, pembukaan serviks 10 cm, tidak ada penyusupan
kepala janin, selaput ketuban pecah sebelum pemeriksaan (pukul 15.45), dan
cairan ketuban jernih. Tekanan darah 120/90 mmHg, temperatur tubuh 37oC, dan
nadi 80 x/menit.
4. Pukul 16.30, seorang bayi laki-laki lahir, berat badan 3600 gram dan
panjang 51 cm, bayi menangis spontan. Dilakukan penatalaksanaan aktiI kala tiga
dan plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir. Tidak dilakukan episiotomi dan tidak
dilakukan laserasi. Perkiraan kekurangan darah kurang lebih 100 ml.
5. Selama 15 menit pertama kala IV ( sampai pukul 16. 45) dan 15 menit
berikutnya pada jam pertama setelah plasenta lahir, catatan bidan rani
menunjukan semuanya berjalan normal (catatan kala IV)
9
16.50 : TD 120/70, nadi 86, suhu 37,20C, tinggi Iundus 3 jari dibawah
pusat, tonus uterus baik atau keras, kandung kemih kosong, jumlah darah
pervaginam masih dalam batas normal
17.05 : TD 120/70, nadi 80, tinggi Iundus 3 jari dibawah pusat, tonus
uterus baik atau keras, kandung kemih kosong, jumlah darah pervaginam masih
dalam batas normal
17.20 : TD 110/70, nadi 86, tinggi Iundus 3 jari dibawah pusat, tonus
uterus baik atau keras, kandung kemih kosong, jumlah darah pervaginam masih
dalam batas normal
17.35 : TD 110/70, nadi 80, tinggi Iundus 3 jari dibawah pusat, tonus
uterus baik atau keras, kandung kemih kosong, jumlah darah pervaginam masih
dalam batas normal
6. Temuannya 1 jam kedua (setiap 30 menit) kala empat sebai berikut :
18.05 : TD 110/80, nadi 80, suhu 37,20C, tinggi Iundus 2 jari dibawah
pusat, tonus uterus baik atau keras, pengeluaran kandung kemih 250 cc , sedikit
darah pervaginam dan masih dalam batas normal
18.35 : TD 110/80, nadi 80, tinggi Iundus 2 jari dibawah pusat, tonus
uterus baik atau keras, kandung kemih kosong, sedikit darah pervaginam dan
masih dalam batas normal.