Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan
tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa
angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu negara untuk
memberikan pelayanan kesehatan.
Indonesia, di lingkungan Asean, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan
perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan
masih memerlukan perbaikan yang bersiIat menyeluruh dan lebih bermutu.
Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa
dapat dijabarkan bahwa:
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27
menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 , inIeksi 22,5., gestosis
17',5 , dan anestesia 2,0 .
2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi sctiap 18- 20
menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asIiksia neonatorum 49-60 , inIeksi
24-34 , prematuritas/BBLR 15-20 , trauma persalinan 2-7 , dan cacat bawaan 1-
3 .
Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa:
1. $ebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat
dibutuhkan.
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu
muda, dan terlalu tua untuk hamil.
4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber
daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKB$.
5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
6. Pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan kesehatan
secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang diatami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO dan UNICEF di Alma Ata, Uni $ovyet 1978 telah
menyelenggarakan pertemuan dengan menghasilkan gagasan untuk menerapkan
Primary health care yaitu upaya kesehatan utama dengan teknologi berdaya guna dan
tepat guna, sesuai dengan kemampuan masyarakat sehingga dicapai Health Ior all by
year the 2000.
Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka
kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program saIe methorhood yang
berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain :
1. Pelayanan keluarga berencana
2. Asuhan antenatal
3. Persalinan bersih dan aman
4. Pelayanan obsetrik neonatal
5. Pelayanan kesehatan dasar
6. Pelayanan kesehatan primer dengan pemberdayaan wanita
agasan Pelayanan Kesehatan Utama tersebut mempunyai unsur:
1. Meningkatkan pelaksanaan pengawasan hamil.
2. Meningkatkan penerimaan keluarga berencana.
3. Meningkatkan gizi ibu hamil dan menyusui.
4. Meningkatkan pelaksanaan imunisasi.
5. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan.
6. Meningkatkan upaya sistem rujukan.
7. Menerapkan pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat.
Bidan di kenal sbg orang yg proIesional dan bertanggung jawab yg bekerja sbg mitra
perempuan dlm memberikan dukungan yg diperlukan, asuhan dan saran selama
kehamilan, periode persalinan, dan post partum, Bidan memiliki tugas penting dalam
konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tp juga keluarga dan
masyarakat.tugas ini meliputi pendidikan antenetal dan persiapan menjadi orang tua dan
dapat meluas hingga kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau reproduksi dan
perawatan anak. melakukan pertolongan persalinan di bawah tanggung jawab sendiri,
serta memberikan perawatan pd bayi.
Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan merupakan ujung tombak dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI. $alah satu kontribusi menurunkan AKI adalah
dengan memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas. Agar pelayanan kebidanan
yang diberikan dapat berkualitas. Bidan harus memiliki cara pandang bagaimana
pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan, keyakinan, pemahaman dan cara
pandang. Bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita,
kesehatan (lingkungan, pelayanan kebidanan, perilaku dan keturunan, pemahaman
bidan terhadap sejarah pelayanan dan pendidikan bidan, teori dan konseptual model yang
melatarbelakangi praktek kebidanan, peran Iungsi kompetensi dan ruang lingkup praktik
bidan, metode pendekatan pemecahan masalah dalam melakukan Asuhan Kebidanan,
standar pelayanan kebidanan, prinsip pengembangan karir bidan termasuk di dalamnya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
01/PER/M.PAN/1/2008 tentang Jabatan Fungsional Bidan dan Angka Kreditnya,
Kepmenkes No. 369/Menkes/$K/2007 tentang standar ProIesi Bidan, Kepmenkes RI
Nomor 900/MENKE$/$K/II/2002, Register dan Praktek Bidan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan memahami konsep asuhan kebidanan dapat membantu bidan dalam
pembuatan dokumentasi asuhan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. MengidentiIikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan
anak pada keluarga.
b. Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya
c. Merumuskan berbagai alternatiI pemecahan maasalah
d. Implementasi hasil rumusan alternatiI pemecahan masalah















BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. WoodruI
mendeIinisikan konsep sebagai adalah suatu gagasan/ide yang relatiI sempurna dan
bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektiI yang berasal dari cara
seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui
pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda. Pada tingkat konkrit,
konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang
sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah
kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu.
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang artinya adalah seseorang yang telah
mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaItar atau mendapat ijin melakukan
praktek kebidanan. DeIinisi Bidan Dalam bahasa inggris, kata midwiIe (bidan berarti
with woman yg artinya bersama wanita, dalam bahasa perancis sage Iemme (bidan
berarti wanita bijaksana
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah di akui pemerintah dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku, di catat ( register , di beri izin scr sah untuk menjalankan praktek.
Menurut ICM ( International conIederation oI midewiIery
Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang di akui
Negara serta memperoleh kualiIikasi dan di beri izin untuk menjalankan praktek
kebidanan di negeri itu. Dia harus memberi supervise, asuhan dan memberikan nasehat
yang di butuhkan pada wanita selama hamil, persalinan dan masa pasca persalinan,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri serta asuhan pada BBL dan anak.
Asuhan ini merupakan tindakan preventiI, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan
bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat
darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lain.
Bidan di kenal sbg orang yg proIesional dan bertanggung jawab yg bekerja sbg mitra
perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan saran selama
kehamilan, periode persalinan, dan post partum, melakukan pertolongan persalinan di
bawah tanggung jawab sendiri, serta memberikan perawatan pada bayi.
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien
atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :
a. Bertahap dan sistematis
b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berIokus pada klien.Manajemen kebidanan menyangkut pemberian
pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses
manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis
untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan
tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, eIektiI dan eIisien.
$tandar 7 langkah Varney, yaitu :
1. Langkah 1 : Pengkajian.
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua inIormasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat
dilakukan dengan cara:
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Iisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital
c. Pemeriksaan khusus
d. Pemeriksaan penunjang.
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepada dokter dalam
penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan
menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya,
sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensiI meliputi data subjektiI,
objektiI dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan
klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah
sudah tepat, lengkap dan akurat.
2. Langkah II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan
Pada langkah ini identiIikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi
yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah
yang spesiIik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat dideIinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentiIikasioleh bidan sesuaidengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
3. Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Kebidanan
Pada langkah ini mengidentiIikasi masalah potensial atau diagnose potensial
berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentiIikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan
dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar
masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi.
4. Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Tindakan $egera.
MengidentiIikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer
periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama
bidan terus-menerus.
Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus
sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. $etelah bidan
merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah
potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan
emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan
ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau
yang bersiIat rujukan.

Langkah V: Merencana Asuhan $ecara Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan
terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentiIikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini inIormasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentiIikasi dari kondisi klien
atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-
masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi.
$etiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan
klien agar dapat dilaksanakan dengan eIektiI karena klien juga akan melaksanakan
rencana tersebut. $emua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to
date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.


Langkah VI: Implementasi
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan eIisien. Perencanaan ini dibuat
dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap
bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi,
maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap
bertanggung jawab terhadap terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Pelaksanaan yang eIisien akan menyangkut waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien

Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keeIektiIan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentiIikasidi dalam diagnosa dan
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap eIektiI jika memang benar-benar eIektiI
dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang
memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada
proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi
klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinikDalam
pemberian asuhan kebidanan dengan menggunakan acuan Manajemen Kebidanan
menurut Varney, 1997, meliputi :
1. Pengertian
a. Proses pemecahan masalah
b. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah.
c. Penemuan penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
d. Yang berIokus pada klien.
2. Langkah langkah
a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan.
b. Menginterpretasikan data untuk mengidentiIikasi diagnosa atau masalah.
c. MengidentiIikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasakan kondisi klien.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah- langkah sebelumnya
I. Pelaksanaan langsung asuhan secara eIesien dan aman.
g. Mengevaluasi keeIektiIan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen
proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak eIektiI.

1 Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar.
Pada langkah pertama ini berisi semua inIormasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektiI
data objektiI. Data subjektiI adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektiI antara
lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan
dan niIas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien.
Data objektiI adalahyang menggambarkan pendokunentasian hasil pemeriksaan
Iisik klien, hasil laboratorium da test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data
Iokus. Data objektiI terdiri dari pemeriksaan Iisik yang sesui dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi, Pemeriksaan penunjang (laboratorium, cacatan baru dan sebelumnya.
2 Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identiIikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi ang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
3 Langkah III : MengidentiIikasi Diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentiIikasi masalah
potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentiIikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau
masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4 Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
MengidentiIikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.
5 Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentiIikasi atau diantisipasi.
6 Langkah VI : pelasanaan langsung asuhan dengan eIesien dan aman
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara eIesien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya.
7 Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keeIektiIan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakh
benar-benar akan terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentiIikasi di dalam diagnosa dan masalah. Recana tersebut dianggap eIektiI jika
memang benar dalam pelaksanaannya.

MACAM-MACAM A$UHAN KEBIDANAN
1. Asuhan kebidanan pada ibu hamil
2. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
3. Asuhan kebidanan pada ibu niIas
4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
5. Asuhan kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit
6. Asuhan kebidanan pada pelayanan KB
7. Asuhan kebidanan pada gangguan system reproduksi

Asuhan kebidanan meliputi antenatal care, intranatal care, postnatal care, dan childbirth
berdasarkan IilisoIi kebidanan.
O Antenatal care
1. Masa kehamilan di mulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
kehamilan normal adalah : 280 hari dan di bagi dalam triwulan yaitu :
- triwulan pertama : bulan 1 sampai bulan ketiga
- triwulan kedua : bulan keempat sampai bulan keenam
- triwulan ketiga : bulan ketujuh sampai bulan kesembilan.
Kehamilan melibatkan perubahan Iisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial dalam keluarga.
Tujuan asuhan antenatal care :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan dan
kesejahteran ibu dan bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan Iisik, mental dan sosial ibu
dan bayi.
3. Mengenali scr dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yg mungkin
terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit scr umum, kebidanan
dan pembedahan.
4. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi.
Asuhan kebidanan pada antenatal :
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan lengkap,dengan sebelumnya bidan
memberikan inIormasi scr lengkap mengenai prosedur tindakan atau
pemeriksaan yg akan di lakukan
2. Meningkatkan dan mengutamakan kebutuhan ibu dengan memberika
tablet zat besi, imunisasi TT, memantau kemajuan kehamilan, pemeriksaan
labIoratorium.
3. Memberikan konseling tentang :
a. Peningkatan konsumsi gizi
b. Istirahat cukup
c. Perubahan Iisik dan psikologis
d. Memberitahukan kepada ibu kembali control
4. Menasehati bila ada tanda-tanda bahaya spt :

a. perdarahan pervaginam
b. sakit kepala
c. gangguan penglihatan
d. pembengkakan pada wajah atau tangan atau kaki
e. nyeri pada perut
I. janin tidak bergerak sebanyak biasanya.
g. Asuhan dilkukan sesuai standart asuhan kebidanan

O Intranatal care
Persalinan dan kelahiran adalah kejadian Iisiologis yg normal. Kelahiran
seorang bayi jg merupakan peristiwa sosial yg ibu dan keluarga nantikan selama
kurang lebih 9 bulan.
Asuhan kebidanan selama intranatal normal :
1. Menghadirkan dan melibatkan suami atau keluraga selama proses persalinan
agar ibu merasa nyaman dan aman.
2. Membantu ibu untuk memenuhi kebutuhanya seperti nutrisi, membimbing
untuk rileks sewaktu dad his, menjaga kebersihan tubuh melakukan masase.
3. Memberikan dukungan mental
O NiIas atau postnatal care
Masa niIas dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhirnya ketika alat-alat
kandungan kembali hampir seperti keadaan sebelum hamil. Masa niIas
berlangsung Kira- Kira 6 minggu
Asuhan pada ibu niIas bertujuan untuk

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
2. Melaksanakan scrining yg komprehensiI mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, kb,
menyusui, pemberian imunisasi.


4. Kunjungan pada niIas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayinya serta
untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah- masalah yg terjadi.


5. 6-8 jam setelah persalinan mencegah perdarahan post partum karena atonia
uteri, pemberian asi awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayinya
untuk mencegah hipotermi.


6. 6 hari setelah persalinan, petugas memastikan involusio uteri berjalan baik,
menilai adanya tanda-tanda demam, inIeksi dan memastikan ibu cukup
nutrisinya.


7. 6 minggu estela proses persalinan penolong menanyakan kepada ibu tentang
penyulit-penyulit yg dihadapi semua bayinya dan memberikan konseling KB
scr dini.

O Childbirth
Asuhan kebidanan dalam penanganan bayi baru lahir segera setelah lahir adalah:


1. Membersihkan jalan naIas, bayi normal akan menangis spontan segera
setelah lahir. Apabila tidak menangis maka penolong harus membersihkan
hidung, ronggo mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yg di
bungkus dengan kasa steril dan penghisapan lendir.
2. Memotong dan merawat tali pusat, tali pusat di potong sebelum dan
sesudah placenta lahir kecuali pada bayi kurang bilan. $ebelum memotong
tali pusat pastikan tali pusat di klem dengan baik untk mencegah terjadinya
perdarahan.


3. Mempertahankan suhu tubuh bayi, bayi baru lahir harus segera di bungkus
hangat, karena bayi baru lahir belum bisa mengatur suhu.


4. Pemantauan bayi baru lahir untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau
tidak. 2 jam pertama sesudah bayi normal meliputi: kemampuan
menghisap kuat atau lemah, bayi tampak aktiI atau lemah, bayi kemerahan
atau biru.

5. Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada
tidaknya masalah kesehatan yg memerlakuakan tindak lanjut, seperti :


Bayi kecil untuk masa kehamilan


Gangguan pernaIasan


Hipotermi


InIeksi


Cacat bawaan atau trauma lahir
PRIN$IP POKOK A$UHAN KEBIDANAN

Prinsip prinsip pokok asuhan kebidanan selama kehamilan ada 5 yaitu:


1. Kelahiran adalah proses yg normal


2. Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yg normal, alami dan sehat


3. Membantu dan melindungi proses kelahiranya adalah bidan


4. Bidan adalah yg paling cocok untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan persalinan
Pemberdayaan

a. Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan setiap kali tahu kapan akan
melahirkan

- Keyakinan ibu untuk merawat bayi dapat ditingkatkan atau dihilangkan karena
pengaruh linkungan

- Ibu sbg aktor utama dalam proses persalinan

- Bidan atau penolong adalah aktor pembantu selama proses persalinan

c Otonomi

- Ibu dan keluarga memerlukan inIormasi yg cukup shg mereka dapat membuat suatu
keputusan

- Bidan harus tahu dan memberikan inIormasi yg akurat tentang resiko, prosedur,
obat-obatan dan tes.

- Bidan membantu ibu dalam membuat suatu pilihan yg terbaik untuk dirinya dan
baginya berdasarkan nilai dan kepercayaan.

d Jangan membahayakan

- Intervensi sebaiknya jgn dilkukan scr rutin kecuali ada indikasi yg spesiIik

- Melakukan tindakan yg tidak eIektiI dan berbahaya :

* mencegah ibu untuk makan garam
* memberi deuritik untuk mengurangi edema
* melakukan versi luar kurang dari 36 minggu
* pendekatan resiko

e Tanggung jawab

- Bidan harus bertanggung jawab terhadap kualitas asuhan yg diberikan

- Praktik asuhan harus dilkukan bardasarkan kebutuhan ibu dan bayinya

- Asuhan yg berkualitas tinggi, Iokusnya pada klien dan sayang ibu berdasarkan bukti
ilmiah

1. E. Pelayanan kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah ilmu kebidan melaui asuhan kebidanan kepada klien
yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan, niIas, bayi
baru lahir, keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan
kesehatan masyarakat.

Pelayanan kebidanan di bedakan berdasarkan kewenangan bidan yaitu :

1. Layanan kebidan primer / mandiri, merupakan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada klien dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan itu sendiri.
2. Layanan kolaborasi, merupakan asuhan kebidanan yang di berikan kepada klien
dengan tanggung jawab bersama semua pemberi pelayanan yang terlibat mis ( niIas,
bidan, dokter, dan atau tenaga kesehatan lainya. Bidan adalah anggota tim.
3. Layanan rujukan, merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan
menyerahkan tanggung jawab kepada dokter, ahli dan / tenaga kesehatan proIesional
lainya untuk mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenagan bidan dalam
rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.

1. Praktik kebidanan

Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui pelayanan /asuhan
kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Lingkup praktik
kebidanan meliputi asuhan mandiri/ otonomi pada anak perempuan, remaja putri dan
wanita dewasa sebelum, selama kehamilan dan sesudahnya. Ini berarti bidan
melakukan pengawasan, memberi asuhan dan saran yang di perlukan kepada wanita
selama masa hamil, bersalin dan masa niIas. Praktik kebidanan dilakukan dalam
sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dan
dokter spesialis di pusat-pusat rujukan.

1. G. Asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan Iungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan
dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki kebutuhan atau masalah
kebidanan (kehamilan, persalinan, niIas, bayi baru lahir, keluarga berencana,
kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Tujuan asuahan kebidan adalah menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan bayinya
sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas melalui
pemberdayaan perempuan dan keluarganya dengan menumbuhkan rasa percaya diri.

Keberhasilan tujuan asuahan kebidanan antara lain di pengaruhi oleh adanya
keterkaitan penerapan masing-masing komponen yang dapat mempengaruhi
keberhasilan tujuan asuhan, baik dari pemberi asuhan maupun enerima asuhan.
Komponen yang di maksud adalah sbb:

1. Determinan adalah Iaktor penentu dalam pemberi asuhan yang meliputi:

a Nilai, etika, IalsaIah, yang di anut oleh bidan

b Kepekaan terhadap kebutuhan asuhan

c Kemampuan memIasilitasi dan mengambil keputusan dalam bertindak

1. Kemampuan wanita, yaitu kemampuan wanita sebagai penerima asuhan yang
dipengaruhi oleh :

a Kemampuan waniita untuk beradaptasi

b Kemampuan mengambil keputusan

c InIormasi dan konseling yang di terimanya

d Dukungan yang di terimanya

1. Proses Asuhan, proses asuahan yang digambarkan dalam manajemen proses
kebidanan dipengaruhi oleh:

a Aspek jenis tindakan / kegiatan yang dilkukan ini adalah komponen yang
menjeaskan tentang apa yang dilkukan bidan dan lingkup kompetensi yang harus
dimiliki oleh bidan, pemberian asuhan kebidanan harus memperhatikan Iaktor-Iaktor
berikut:

* Keputusan berlandaskan pemikiran kritis
* Praktik asuhan berdasarkan Iakta
* Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
* Pemakaian tehnologi secara etis
* Menghormati perbedaan budaya dan etik
* Mengoptimalkan atau mengajarkan klien tentang promosi kesehatan, dengan
memberi pilihan berdasarkan inIormasi dan melibatkanya dalam pengambilan
keputusan.
* Mempraktikan perilaku sabar yang rasional, memberi advokasi bg wanita, dan
melakukan rujukan ke proIesional ahli untuk kasus komplikasi.

b Aspek strategi asuhan yang harus dilkukan :

* Menggunakan pendekatan yang ramah dan berpusat pada wanita
* Menyesuaikan keahlian untuk memenuhi kebutuhan klien yang khusus
* Melakukan intervensi danrujukan yang tepat
* Memelihara kepercayaan dan saling menghargai antara bidan dan klien
* Menawarkan panduan antisipasi, memIasilitasi, seta mendukung keikutsertaan klien
dalam pengambilan keputusan
* Memberi asuhan secara Ileksibel dan kreatiI
* Mempromosikan dan mendukung Hak Asasi Manusia ( HAM

B. Manajemen Kebidanan
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan
mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk
menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identiIikasi
masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi
hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan
ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. $yahlan,
1996.
1. IdentiIikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui
identiIikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang
ditujukan pada kesehatan ibu dan anak. Untuk itu bidan melakukan pengumpulan data
dilaksanakan sccara langsung ke masyarakat (data subyektiI dan data tidak langsung ke
masyarkaat (data obyektiI
a. Data $ubyektiI
Data subyektiI diperoleh dari inIormasi langsung yang diterima dai masyarakat.
Pengumpulan data subyektiI dilakukan melalui wawancara. Untuk mengetahui keadaan dan
masalah kesehatan masyarakat dilakukan wawancara terhadap individu atau kelompok yang
mewakili masyarakat.
b. Data ObyektiI
Data obyektiI adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan dan penelaahan catatan
keluarga, masyarakat dan lingkungan. Kegiatan dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan
data obyektiI ini ialah pengumpulan data atau catatan tentang keadaan kesehatan desa dan
pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Analisa dan perumusan masalah
$etelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis tersebut
dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di komuniti.
Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang :
a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya
atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta Iaktor-Iaktor keturunan yang berpengaruh
terhadap kesehatan. (H.L. Blum.
b. Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita
c. Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya
d. Faktor-Iaktor pendukung dan penghambat
Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama
dan penyebabnya serta masalah potensial.
3. Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi
4. Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul
5. Rencana (intervensi
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.
6. Tindakan (implementasi
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.
7. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan
yang ditetapkan.
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
EIIendy Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2000. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
$oekidjo, Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai