angka laba rugi merupakan inIormasi penting yang dicantumkan dalam laba rugi. dalam neraca bisa ditampilkan melalui pos laba ditahan atau laba pos rugi. laporan laba rugi ini adalah penjelasan lengkap dan lebih rinci tentang perhitungan laba rugi ini.laporan laba rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil, dan laba (rugi) selama satu periode tertentu. untuk menyusun laporan ini maka kita perlu mengetahui mana yang termasuk hasil dan mana yang termasuk biaya. Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antara neraca dan laba rugi yaitu articulated dan non articulated. pendekatan articulated artinya laporan laba rugi itu dianggap sebagai subklasiIikasi dari pos modal. laba rugi hanya merupakan hasil matematis yang berasal dari perubahan modal dari sutu periode ke periode yang lainnya. sedangkan dalam pendekatan non articulated, laporan laba rugi ini secara matematis independen satu sama lain. dalam pendekatan articulated ada dua konsep yaitu konsep revenue expense approach dan asset liability approach. dalam konsep pertama revenue expense, laporan laba rugi dianggap laporan yang paling utama semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi dianggap sebagai pengakuan laba(matching), pengukuran laba dan alokasi ke laba rugi. dalam konsep ini yang dipindahkan ke neraca adalah by product dari hasil pengakuan laba atau matching tadi. artinya yang dicatat ke neraca hanya liabilities dan asset.
8.2 KONSEP MATCHING Biaya adalah semua yang dibebankan kepada produk barang dan jasa yang akan dijual untuk mendapatkan revenue(pendapatan). biaya itu bisa termasuk ke dalam produk itu bisa juga belum termasuk ke dalamnya karena mungkin saja mendahului atau dikeluarkan setelah selesai produknya, misalnya biaya penyusutan,perizinan, asuransi,gaji dll. jika hasil di laporkan berdasarkan proses operasional perusahaan maka setiap kenaikan nilai produk akan menimbulkan kenaikan hasil. sehingga tidak perlu "matching". namun karena hasil dan biaya dua hal yang berbeda dan dilaporkan berlainan secara pembebanan, pembayaran biaya produk dan jasa tidak sama dengan waktu penjualan dan penagihan piutang akibat penjualan itu maka perlu penerapan matching(sesuai). Menurut teori matching concept, maka biaya harus dibebankan sesuai dengan pengakuan dan periode penghasilan. dalam hal sukar melakukan matching maka pembebanan harus dilakukan secara rasional dan sistematis. dalam hal biaya yang dikeluarkan masih memiliki potensi menghasilkan di masa yang akan datang maka dapat ditunda pembebanan nya, sebaliknya jika tidak ada kemungkinannya lagi maka langsung dibebankan. berdasarkan waktu pengeluaran/pembebanan prinsi8p biaya natching dikenal 2 konsep.
8.2.1 direct atau produk matching pada saat penjualan atau atau hasil diketahui maka hasil ini di match dengan biaya yangI berkaitan dengan produk atau jasa yang dijual saat itu. konsep ini sebenarnya adalah konsep yang mengabaikan beberapa masalah antara lain biaya yang belum bisa dikaitkan lanngsung kepada produk itu, sehingga dalam konsep ini semua biaya lain diluar biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke periode yang akan datang.
8.2.2. indirect atau period matching disini matching dlakukan antara hasil (penjualan produk dan jasa)yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan / dibebankan selama periode dimana digunakan bukan berdasarkan waktu perolehan atau pembayaran. sebenarnya ini bukan murni matching ini adalah approximation dari matching. namun konsep ini dapat diterima karena beberapa alasan : (1)banyak biaya periodik secara tidak langsung dikaitkan dengan biaya pada periode sekarang. sehingga tidak berbeda antara matching menurut dasar penggunaan atau dasar waktu pelaporan, misalnya biaya sewa toko dengan hasil penjualan. (2)untuk hal-hal tertentu sukar mengidentiIikasi hubungan langsung antara suatu jenis hasil dan biaya. biaya kadang dimaksudkan untuk seluruh kegiatan bukan hanya biaya produksi, misalnya biaya seragam pegawai. (3)jika misalnya suatu biaya tidak bisa dianggap akan memberikan kontribusi terhadap hasil yang akan datang mengapa tidak dibebankan pada periode sekarang. (4)untuk biaya yang bersiIat berulang-ulang dan regular maka tidak ada pengaruh material terhadap masalah kapan dibiayakan. (5)banyak biaya bersiIat joint cost yang sukar diasosiasikan untuk hasil tertentu sehingga memerlukan alokasi arbitrer dengan menggunakan dasar waktu.
8.3 DEFINISI HASIL, BIAYA DAN LABA ada 3 deIinisi yang akan kita bahas dibawah ini menurut Committee on Terminology, APB statement, dan FASB statement.
8.3.1 Hasil (Revenue) Committee on Terminology mendeIinisikan revenue sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa yang dibebankan kepada langganan, atau mereka yang menerima jasa. deIinisi ini menggunakan pendekatan revenue expense. APB mendeIinisikan sebagai kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba. deIinisi ini seolah-olah merupakan pendekatan revenue expense tetapi dari kalimat "sesuai dengan prinsip akuntansi, maka jelas ini menunjukkan pendekatan asset libiality. kemudian FASB memberikan deIinisi revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. deIinisi ini jelas menggambarkan pendekatan asset liabilities. FASB mencoba menunjukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan dengan penetapan standar, yaitu : asalah 1 : Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan? Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentiIikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan (earnings) : O Pandangan Aktiva/ Kewajiban atau Pandangan Neraca/Pandangan Pemeliharaan odal Berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban sedangkan beban adalah penurunan aktiva dan peningkatan kewajiban. Beberapa peningkatan dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan dari deIinisi penghasilan, yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode-periode lalu, serta keuntungan dan kerugian akibat pemilik (holding gains and losses) O Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/Pandangan Penandingan Berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara pendapatan di satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut. Penandingan, yang merupakan proses pengukuran Iundamental dalam akuntansi terdiri atas : 1) Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi 2) Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara: O Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan O Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan) O Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi. Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan perusahaan, dan bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Aktiva dan kewajiban (termasuk yang ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa (residu) yang harus dibawa ke periode-periode di masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan yang tepat dan menghindari terjadinya distorsi keuntungan. O Pandangan Non-artikulasi Didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redundansi (pencatatan yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di laporan laba rugi juga dilaporkan di neraca, meski dari sudut pandang berbeda. Pendapatan dan beban dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua laporan keuangan tersebut memiliki keberadaan dan arti yang saling independen. Karenanya, dapat digunakan skema-skema pengukuran yang berbeda untuk keduanya. Salah satu contohnya dari pandangan non artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO di laporan laba rugi dan FIFO di neraca. 2 nonArLlculaLed Approach kedua laporan LersebuL Lldak memlllkl hubungan mlnlmalLldak oLomaLls dan maslngmaslng berdlrl sendlrl anLara saLu sama laln ArLl cul aLed Approach kedua l aporan dl anggap meml l l kl hubungan maLemaLl s l abarugl hanya merupakan perubahan modal pada perl ode l Lu dengan asumsl Ll dak adaLransaksl modal dan penyesualan modal Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan aktiva/kewajiban atau pandangan pendapatan/beban. Pilihan diantara kedua pandangan ini tergantung pada pandangan yang mana yang merupakan proses pengukuran yang Iundamental : 1) Pengukuran atribut-atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-perubahannya a Penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan-perubahan tertentu dari aktiva dan kewajiban 2) Proses penandingan a Perubahan yang terjadi dalam aktiva dan kewajiban hanyalah konsekuensi dan akibat dari pendapatan dan beban. a Telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti 'beban yang ditangguhkan, 'kredit yang ditangguhkan, dan 'cadangan dalam laporan posisi keuangan yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya penandingan dan penentuan laba dengan benar.
24 Elemen Laporan Keuangan
Owners` Equity
Revenues
Gain
Expenses
Losses.Dalam mengkaji elemen akuntansi dan hubungan laporan laba rugi dengan neraca dikenaldua pendekatan, yaitu1. Art iculated Approach, kedua laporan dianggap memiliki hubungan matemat is, labarugi hanya merupakan perubahan modal pada periode itu dengan asumsi t idak adatransaksi modal dan penyesuaian modal.2. Non-Articulated Approach, kedua laporan tersebut tidak memiliki hubungan, minimaltidak otomatis dan masing- masing berdiri sendiri antara satu sama lainDalam pendekatan articulated dikenal dua konsep, yaitu1. Revenue Expense Approach, menganggap bahwa laporan utama adalah laporan labarugi.2. Asset Liability Approach, menganggap bahwa langkah pertama bukan mengukur laba,tetapi mengukur harta dan kewajiban
Laporan laba rugi Aprll 10Lh 2010 - 8elaLed - llled under LAPORAN LABA RUGI A. Hubungan Rugi Laba dan Neraca Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antara neraca dan laba rugi, yaitu articulated dan non-articulated. Pendekatan articulated artinya laporan laba rugi itu dianggap sebagai subklasiIikasi dari pos modal. Laba rugi hanya merupakan hasil matemati s yang berasal dari perubahan modal dari suatu period e ke periode lainnya. Sementara itu, dalam pendekatan non-articulated, neraca dan laporan laba rugi ini secara matematis independen satu sama lain. Pendekatan non-articulated ini tidak banyak menjadi perhatian, dalam konsep ini ada transaksi yang tidak mempengaruhi laba tetapi langsung dipindah ke pos yang bukan hasil dan bukan biaya. Misalnya, ada kerugian sementara yang langsung dianggap merupakan penyesuaian terhadap unrealized capital. Dalam pendekatan articulated ada dua konsep, yaitu konsep revenue expense approach dan asset- liability approach. Dalam konsep pertama, revenue expense, laporan laba rugi dianggap laporan yang paling utama semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi dianggap sebagai pengakuan laba (matching), pengukuran laba dan alokasi ke laba rugi. Dalam konsep ini yang dipindahkan ke neraca adalah by product dari hasil pengakuan laba atau matching tadi. Artinya yang dicatat ke neraca hanya deIerred credits (liabilities) dan deIerred charges (asset). B. Konsep Matcing Biaya adalah semua yang dibebankan kepada produk barang dan jasa yang akan dijual untuk mendapatkan revenue. Biaya itu bisa termasuk dalam produk itu bisa juga belum termasuk di dalamnya karena mungkin saja mendahului atau dikeluarkan/accrued setelah selesainya produk,. Jika hasil dilaporkan berdasarkan proses operasional perusahaan maka setiap kenaikan nilai produk akan menimbulkan kenaikan hasil sehingga tidak perlu matching. Namun, karena hasil dan biaya dua hal yang bisa berbeda dan dilaporkan berlainan serta pembebanan, pembayaran biaya produk dan jasa tidak sama dengan waktu penjualan dan penagihan piutang akibat penjualan itu maka perlu penerapan matching. Perbedaan pembebanan, perolehan, pembayaran, penggunaan biaya untuk barang dan jasa inilah penyebabnya maka perlu matching biaya kepada hasil. Berdasarkan waktu pengeluaran/pembebanan biaya dan prinsip matching dikenal dua konsep berikut: 1. Direct atau Product Matching Konsep ini adalah konsep yang mengabaikan beberapa maslaah anatara lain biaya yang belum bisa dikaitkan langsung kepada produk itu sehingga dalam konsep ini semua biaya lain diluar biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke periode yang akan datang. 2. Indirect atau Period Matching Di konsep ini matching dilakukan anatara hasil yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan/dibebankan selama periode dimana digunakan bukan berdasarkan waktu perolehan atau pembayaran, ini disebut juga biaya periodik. Sebenarnya ini bukan murni maching ini adalah approximation dari matching. Namun, konsep ini dapat diterima karena beberapa alas an. C. DeIinisi Hasil, Biaya dan Laba Ada tiga deIinisi menurut Committee on Terminology, APB Statement dan FASB Statement. Ketiganya memiliiki sudut pandang yang berbeda-beda. 1. Hasil (Revenue) Committee on Terminology mendeIinisikan revenue sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa yang dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima jasa. DeIinisi ini menggunakan pendekatan revenue expense. APB mendeIinisikan revenue sebagai kenaikan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba FASB mendeIinisikan revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entitas atau penyelesaian kewajiban dari entitas atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atas pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. 2. Biaya Committee on Terminology mendeIinisikan biaya sebagai semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan. APB mendeIinisikan biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan. FASB mendeIinisikan biaya sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan. 3. Gain and Loss Gain adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang siIatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dan bukan kegiatan utama entitas dan dari transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik. Loss adalah turunnya nilai ekuitas dari transaksi yang siIatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau pemberian kepada pemilik. 4. Laba Rugi Committee on Terminology mendeIiniskan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga poko produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. APB mendeIiniskan laba sebagai kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. FASB mendeIinisikan laba sebagai perubahan dalam ekuitas dari suatu entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik. D. Pengakuan Penghasilan Suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. Dalam hal waktu yang dimaksud ada empat alternative, yaitu: 1. Selama produksi 2. Pada saat produksi selesai 3. Pada saat penjualan 4. Pada saat penagihan kas E. Bentuk Penyajian Laba Rugi Dalam menyajikan laporan laba rugi dikenal: 1. Current Operating Income 2. All Inclusive Income Perbedaan ini timbul akibat perbedaan pendapat mengenai apakah suatu pos disajikan dalam laporan laba rugi atau dalam laporan laba ditahan. Konsep Operating Income menganggap bahwa dalam menilai prestasi manajemen yang dinilai hanyalah yang berasal dari kegiatan normal tidak termasuk kegiatan insidentil dan angka inilah yang lebih tepat dalam membuat prediksi kemampuan perusahaan mendapatkan laba dimasa yang akan datang. Sebaliknya, menurut konsep Inclusive Income jika semua konsep income yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insidentil dicantumkan dalam laporan laba rugi dan hasil akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan. F. Perubahan Akuntansi Perubahan prinsip akuntansi tidak hanya mempengaruhi laba rugi periode berjalan, tetapi juga periode yang lalu. Perubahan akuntansi ada 3,yaitu 1. Perubahan dalam Prinsip Akuntansi Perubahan ini timbul dari penerapan prinsip akuntansi yang baru yang berbeda dari prinsip akuntansi yang dianut sebelumnya. 2. Perubahan dalam Taksiran Perubahan ini terjadi dalam akuntansi, misalnya taksiran umum dan taksiran deposit barang tambang setelah beberapa lama kita mendapat inIormasi yang baru sehingga mengubah taksiran yang lama. 3. Perubahan dalam Pelaporan Entitas Perubahan ini terjadi sebagai akibat dari perubahan yang materiil terjadi dalam entitas sebelumnya dilaporkan melalui laporan keuangan.