Anda di halaman 1dari 8

laporan laba rugi

8.1 HUBUNGAN RUGI LABA DAN NERACA


angka laba rugi merupakan inIormasi penting yang dicantumkan dalam laba rugi. dalam
neraca bisa ditampilkan melalui pos laba ditahan atau laba pos rugi. laporan laba rugi ini adalah
penjelasan lengkap dan lebih rinci tentang perhitungan laba rugi ini.laporan laba rugi melaporkan
seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil, dan laba (rugi) selama satu periode tertentu.
untuk menyusun laporan ini maka kita perlu mengetahui mana yang termasuk hasil dan mana
yang termasuk biaya.
Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antara neraca dan
laba rugi yaitu articulated dan non articulated. pendekatan articulated artinya laporan laba rugi
itu dianggap sebagai subklasiIikasi dari pos modal. laba rugi hanya merupakan hasil matematis
yang berasal dari perubahan modal dari sutu periode ke periode yang lainnya. sedangkan dalam
pendekatan non articulated, laporan laba rugi ini secara matematis independen satu sama lain.
dalam pendekatan articulated ada dua konsep yaitu konsep revenue expense approach dan asset
liability approach. dalam konsep pertama revenue expense, laporan laba rugi dianggap laporan
yang paling utama semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi
dianggap sebagai pengakuan laba(matching), pengukuran laba dan alokasi ke laba rugi. dalam
konsep ini yang dipindahkan ke neraca adalah by product dari hasil pengakuan laba atau
matching tadi. artinya yang dicatat ke neraca hanya liabilities dan asset.


8.2 KONSEP MATCHING
Biaya adalah semua yang dibebankan kepada produk barang dan jasa yang akan dijual
untuk mendapatkan revenue(pendapatan). biaya itu bisa termasuk ke dalam produk itu bisa juga
belum termasuk ke dalamnya karena mungkin saja mendahului atau dikeluarkan setelah selesai
produknya, misalnya biaya penyusutan,perizinan, asuransi,gaji dll. jika hasil di laporkan
berdasarkan proses operasional perusahaan maka setiap kenaikan nilai produk akan
menimbulkan kenaikan hasil. sehingga tidak perlu "matching". namun karena hasil dan biaya dua
hal yang berbeda dan dilaporkan berlainan secara pembebanan, pembayaran biaya produk dan
jasa tidak sama dengan waktu penjualan dan penagihan piutang akibat penjualan itu maka perlu
penerapan matching(sesuai).
Menurut teori matching concept, maka biaya harus dibebankan sesuai dengan pengakuan
dan periode penghasilan. dalam hal sukar melakukan matching maka pembebanan harus
dilakukan secara rasional dan sistematis. dalam hal biaya yang dikeluarkan masih memiliki
potensi menghasilkan di masa yang akan datang maka dapat ditunda pembebanan nya,
sebaliknya jika tidak ada kemungkinannya lagi maka langsung dibebankan. berdasarkan waktu
pengeluaran/pembebanan prinsi8p biaya natching dikenal 2 konsep.

8.2.1 direct atau produk matching
pada saat penjualan atau atau hasil diketahui maka hasil ini di match dengan biaya yangI
berkaitan dengan produk atau jasa yang dijual saat itu. konsep ini sebenarnya adalah konsep
yang mengabaikan beberapa masalah antara lain biaya yang belum bisa dikaitkan lanngsung
kepada produk itu, sehingga dalam konsep ini semua biaya lain diluar biaya produk atau jasa itu
dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke periode yang akan datang.

8.2.2. indirect atau period matching
disini matching dlakukan antara hasil (penjualan produk dan jasa)yang diperoleh dengan seluruh
biaya yang dikeluarkan / dibebankan selama periode dimana digunakan bukan berdasarkan
waktu perolehan atau pembayaran. sebenarnya ini bukan murni matching ini adalah
approximation dari matching. namun konsep ini dapat diterima karena beberapa alasan :
(1)banyak biaya periodik secara tidak langsung dikaitkan dengan biaya pada periode
sekarang. sehingga tidak berbeda antara matching menurut dasar penggunaan atau dasar
waktu pelaporan, misalnya biaya sewa toko dengan hasil penjualan.
(2)untuk hal-hal tertentu sukar mengidentiIikasi hubungan langsung antara suatu jenis hasil
dan biaya. biaya kadang dimaksudkan untuk seluruh kegiatan bukan hanya biaya
produksi, misalnya biaya seragam pegawai.
(3)jika misalnya suatu biaya tidak bisa dianggap akan memberikan kontribusi terhadap hasil
yang akan datang mengapa tidak dibebankan pada periode sekarang.
(4)untuk biaya yang bersiIat berulang-ulang dan regular maka tidak ada pengaruh material
terhadap masalah kapan dibiayakan.
(5)banyak biaya bersiIat joint cost yang sukar diasosiasikan untuk hasil tertentu sehingga
memerlukan alokasi arbitrer dengan menggunakan dasar waktu.

8.3 DEFINISI HASIL, BIAYA DAN LABA
ada 3 deIinisi yang akan kita bahas dibawah ini menurut Committee on Terminology,
APB statement, dan FASB statement.

8.3.1 Hasil (Revenue)
Committee on Terminology mendeIinisikan revenue sebagai hasil dari penjualan barang
atau jasa yang dibebankan kepada langganan, atau mereka yang menerima jasa. deIinisi ini
menggunakan pendekatan revenue expense.
APB mendeIinisikan sebagai kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam
kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba.
deIinisi ini seolah-olah merupakan pendekatan revenue expense tetapi dari kalimat "sesuai
dengan prinsip akuntansi, maka jelas ini menunjukkan pendekatan asset libiality.
kemudian FASB memberikan deIinisi revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset
dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan keduanya selama periode
tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan kegiatan
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. deIinisi ini jelas
menggambarkan pendekatan asset liabilities.
FASB mencoba menunjukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan dengan
penetapan standar, yaitu :
asalah 1 : Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan?
Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentiIikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan
(earnings) :
O Pandangan Aktiva/ Kewajiban atau Pandangan Neraca/Pandangan Pemeliharaan
odal
Berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan
kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban sedangkan beban
adalah penurunan aktiva dan peningkatan kewajiban.
Beberapa peningkatan dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan dari deIinisi penghasilan,
yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode-periode lalu, serta
keuntungan dan kerugian akibat pemilik (holding gains and losses)
O Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/Pandangan
Penandingan
Berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan
penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara
pendapatan di satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Penandingan, yang merupakan proses pengukuran Iundamental dalam akuntansi terdiri atas :
1) Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi
2) Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara:
O Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan
O Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan)
O Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi.
Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan perusahaan, dan
bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Aktiva dan kewajiban (termasuk yang
ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa (residu) yang harus dibawa ke periode-periode di
masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan yang tepat dan menghindari terjadinya
distorsi keuntungan.
O Pandangan Non-artikulasi
Didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redundansi (pencatatan
yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di laporan laba rugi juga dilaporkan
di neraca, meski dari sudut pandang berbeda.
Pendapatan dan beban dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua laporan keuangan
tersebut memiliki keberadaan dan arti yang saling independen. Karenanya, dapat digunakan
skema-skema pengukuran yang berbeda untuk keduanya.
Salah satu contohnya dari pandangan non artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO di
laporan laba rugi dan FIFO di neraca.
2 nonArLlculaLed Approach kedua laporan LersebuL Lldak memlllkl hubungan mlnlmalLldak oLomaLls
dan maslngmaslng berdlrl sendlrl anLara saLu sama laln
ArLl cul aLed Approach kedua l aporan dl anggap meml l l kl hubungan maLemaLl s l abarugl
hanya merupakan perubahan modal pada perl ode l Lu dengan asumsl Ll dak adaLransaksl
modal dan penyesualan modal
Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun ternyata
juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan aktiva/kewajiban atau
pandangan pendapatan/beban. Pilihan diantara kedua pandangan ini tergantung pada pandangan
yang mana yang merupakan proses pengukuran yang Iundamental :
1) Pengukuran atribut-atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-perubahannya
a Penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan-perubahan tertentu dari
aktiva dan kewajiban
2) Proses penandingan
a Perubahan yang terjadi dalam aktiva dan kewajiban hanyalah konsekuensi dan akibat dari
pendapatan dan beban.
a Telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti 'beban yang ditangguhkan, 'kredit yang
ditangguhkan, dan 'cadangan dalam laporan posisi keuangan yang tidak mencerminkan
sumber daya ekonomi dan kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya penandingan
dan penentuan laba dengan benar.

24
Elemen Laporan Keuangan

Owners` Equity

Revenues

Gain

Expenses

Losses.Dalam mengkaji elemen akuntansi dan hubungan laporan laba rugi dengan neraca
dikenaldua pendekatan, yaitu1. Art iculated Approach, kedua laporan dianggap memiliki
hubungan matemat is, labarugi hanya merupakan perubahan modal pada periode itu
dengan asumsi t idak adatransaksi modal dan penyesuaian modal.2. Non-Articulated
Approach, kedua laporan tersebut tidak memiliki hubungan, minimaltidak otomatis dan masing-
masing berdiri sendiri antara satu sama lainDalam pendekatan articulated dikenal dua konsep,
yaitu1. Revenue Expense Approach, menganggap bahwa laporan utama adalah laporan
labarugi.2. Asset Liability Approach, menganggap bahwa langkah pertama bukan mengukur
laba,tetapi mengukur harta dan kewajiban



Laporan laba rugi
Aprll 10Lh 2010 - 8elaLed - llled under
LAPORAN LABA RUGI
A. Hubungan Rugi Laba dan Neraca
Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antara neraca dan laba
rugi, yaitu articulated dan non-articulated. Pendekatan articulated artinya laporan laba rugi itu
dianggap sebagai subklasiIikasi dari pos modal. Laba rugi hanya merupakan hasil matemati s
yang berasal dari perubahan modal dari suatu period e ke periode lainnya. Sementara itu, dalam
pendekatan non-articulated, neraca dan laporan laba rugi ini secara matematis independen satu
sama lain. Pendekatan non-articulated ini tidak banyak menjadi perhatian, dalam konsep ini ada
transaksi yang tidak mempengaruhi laba tetapi langsung dipindah ke pos yang bukan hasil dan
bukan biaya. Misalnya, ada kerugian sementara yang langsung dianggap merupakan penyesuaian
terhadap unrealized capital.
Dalam pendekatan articulated ada dua konsep, yaitu konsep revenue expense approach dan asset-
liability approach. Dalam konsep pertama, revenue expense, laporan laba rugi dianggap laporan
yang paling utama semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi
dianggap sebagai pengakuan laba (matching), pengukuran laba dan alokasi ke laba rugi. Dalam
konsep ini yang dipindahkan ke neraca adalah by product dari hasil pengakuan laba atau
matching tadi. Artinya yang dicatat ke neraca hanya deIerred credits (liabilities) dan deIerred
charges (asset).
B. Konsep Matcing
Biaya adalah semua yang dibebankan kepada produk barang dan jasa yang akan dijual untuk
mendapatkan revenue. Biaya itu bisa termasuk dalam produk itu bisa juga belum termasuk di
dalamnya karena mungkin saja mendahului atau dikeluarkan/accrued setelah selesainya produk,.
Jika hasil dilaporkan berdasarkan proses operasional perusahaan maka setiap kenaikan nilai
produk akan menimbulkan kenaikan hasil sehingga tidak perlu matching. Namun, karena hasil
dan biaya dua hal yang bisa berbeda dan dilaporkan berlainan serta pembebanan, pembayaran
biaya produk dan jasa tidak sama dengan waktu penjualan dan penagihan piutang akibat
penjualan itu maka perlu penerapan matching. Perbedaan pembebanan, perolehan, pembayaran,
penggunaan biaya untuk barang dan jasa inilah penyebabnya maka perlu matching biaya kepada
hasil.
Berdasarkan waktu pengeluaran/pembebanan biaya dan prinsip matching dikenal dua konsep
berikut:
1. Direct atau Product Matching
Konsep ini adalah konsep yang mengabaikan beberapa maslaah anatara lain biaya yang belum
bisa dikaitkan langsung kepada produk itu sehingga dalam konsep ini semua biaya lain diluar
biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke periode yang akan datang.
2. Indirect atau Period Matching
Di konsep ini matching dilakukan anatara hasil yang diperoleh dengan seluruh biaya yang
dikeluarkan/dibebankan selama periode dimana digunakan bukan berdasarkan waktu perolehan
atau pembayaran, ini disebut juga biaya periodik. Sebenarnya ini bukan murni maching ini
adalah approximation dari matching. Namun, konsep ini dapat diterima karena beberapa alas an.
C. DeIinisi Hasil, Biaya dan Laba
Ada tiga deIinisi menurut Committee on Terminology, APB Statement dan FASB Statement.
Ketiganya memiliiki sudut pandang yang berbeda-beda.
1. Hasil (Revenue)
Committee on Terminology mendeIinisikan revenue sebagai hasil dari penjualan barang atau
jasa yang dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima jasa. DeIinisi ini
menggunakan pendekatan revenue expense.
APB mendeIinisikan revenue sebagai kenaikan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan
prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba
FASB mendeIinisikan revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entitas
atau penyelesaian kewajiban dari entitas atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang
berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atas pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.
2. Biaya
Committee on Terminology mendeIinisikan biaya sebagai semua biaya yang telah dikenakan dan
dapat dikurangkan pada penghasilan.
APB mendeIinisikan biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross dalam
kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari
kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan.
FASB mendeIinisikan biaya sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya
kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman
barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan
kegiatan utama perusahaan.
3. Gain and Loss
Gain adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang siIatnya insidentil dan bukan kegiatan
utama entitas dan bukan kegiatan utama entitas dan dari transaksi kejadian lainnya yang
mempengaruhi entitas selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi
dari pemilik.
Loss adalah turunnya nilai ekuitas dari transaksi yang siIatnya insidentil dan bukan kegiatan
utama entitas dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama
periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau pemberian kepada pemilik.
4. Laba Rugi
Committee on Terminology mendeIiniskan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan
harga poko produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.
APB mendeIiniskan laba sebagai kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode
akuntansi.
FASB mendeIinisikan laba sebagai perubahan dalam ekuitas dari suatu entity selama satu
periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan
dari pemilik.
D. Pengakuan Penghasilan
Suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utama yang
perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.
Dalam hal waktu yang dimaksud ada empat alternative, yaitu:
1. Selama produksi
2. Pada saat produksi selesai
3. Pada saat penjualan
4. Pada saat penagihan kas
E. Bentuk Penyajian Laba Rugi
Dalam menyajikan laporan laba rugi dikenal:
1. Current Operating Income
2. All Inclusive Income
Perbedaan ini timbul akibat perbedaan pendapat mengenai apakah suatu pos disajikan dalam
laporan laba rugi atau dalam laporan laba ditahan. Konsep Operating Income menganggap
bahwa dalam menilai prestasi manajemen yang dinilai hanyalah yang berasal dari kegiatan
normal tidak termasuk kegiatan insidentil dan angka inilah yang lebih tepat dalam membuat
prediksi kemampuan perusahaan mendapatkan laba dimasa yang akan datang.
Sebaliknya, menurut konsep Inclusive Income jika semua konsep income yang berasal dari
kegiatan normal dan kegiatan insidentil dicantumkan dalam laporan laba rugi dan hasil akhirnya
saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan.
F. Perubahan Akuntansi
Perubahan prinsip akuntansi tidak hanya mempengaruhi laba rugi periode berjalan, tetapi juga
periode yang lalu. Perubahan akuntansi ada 3,yaitu
1. Perubahan dalam Prinsip Akuntansi
Perubahan ini timbul dari penerapan prinsip akuntansi yang baru yang berbeda dari prinsip
akuntansi yang dianut sebelumnya.
2. Perubahan dalam Taksiran
Perubahan ini terjadi dalam akuntansi, misalnya taksiran umum dan taksiran deposit barang
tambang setelah beberapa lama kita mendapat inIormasi yang baru sehingga mengubah taksiran
yang lama.
3. Perubahan dalam Pelaporan Entitas
Perubahan ini terjadi sebagai akibat dari perubahan yang materiil terjadi dalam entitas
sebelumnya dilaporkan melalui laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai