Anda di halaman 1dari 1

Antara Istri Muda dan Garuda Muda

Zaki Nabiha* Berbicara segala sesuatu yang berkonotasi muda di republik ini memang menarik. Walaupun jika kata muda disandingkan dengan kata-kata tertentu mengalami pergeseran makna ke kutub yang cenderung negatif cita rasanya. Pergeseran kata atau dalam kaidah linguistik disebut peyorasi itu bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya karena pengaruh perkembangan sosial budaya, perbedaan tanggapan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti kata muda. Muda dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki makna belum sampai setengah umur. Kemudian berkembang maknanya ketika kata muda disandingkan dengan kata yang lain. Seperti frasa istri muda pada judul diatas. Kata muda pada frasa istri muda dalam kedudukannya memiliki makna yang kedua. Lantas bagaimana kedudukan istri yang ketiga terhadap istri yang pertama ?. Apakah masih bisa disebut sebagai istri muda ?. Dan seterusnya. Pada dimensi yang lain, istri muda walaupun secara hukum positif dan agama dinyatakan sah akan tetapi dalam kesehariannya masyarakat luas tidak sepenuhnya menerima bulat-bulat akan keberadan istri muda. Stigma sebagai wanita simpanan dan perebut suami orang masih begitu melekat di setiap benak masyarakat. Padahal tidak semua istri muda berkelakuan seperti apa yang dipersepsikan. Lalu apa hubungannya antara istri muda dan garuda muda ?. Memang tidak ada hubungannya. Tapi setidak-tidaknya walaupun terasa dipaksakan, kedua frasa yang masing-masing tersanding kata muda bisa dijadikan objek perbandingan yang sederhana atau sekedar sensasi si penulisnya saja. Garuda Muda disini jelas tidak mengalami nasib seperti istri muda yang sudah sedikit dibahas diawal. Garuda Muda adalah sebutan bagi pemain tim nasional sepak bola U-23 yang dimotori oleh Egi Melgiansyah pada SEA Games ke 26. Kemenangan besar atas Kamboja pada senin (7/11/2011) yang mencukur tim besutan Lee Tae Hoon dengan skor 6-0 tanpa balas, kemudian menang 2-0 atas Singapura (11/11/2011) dan kemenangan dramatis 2-1 (13/11/2011) atas Thailand 2-1 yang dikenal sebagai kekuatan tradisional Asia Tenggara bisa diibaratkan seperti setetes embun di sahara. Tamsil tersebut tentunya tidak berlebihan jika melihat torehan prestasi sepakbola kita dalam kurun waktu delapan tahun ke belakang. Di kawasan Asia Tenggara, prestasi Tim Garuda yang bisa dibanggakan adalah sebagai Runner-up tahun 2002 pada Tigers Cup sekarang piala AFF. Selebihnya Tim Garuda puasa juara.

Tentu tidak menjadi beban berat bagi Tim Garuda Muda sekiranya kita berharap setelah seniornya terbata-bata untuk melafalkan kata juara. Kemarau juara yang cukup lama mudah-mudahan berganti hujan juara seperti peralihan musim yang sekarang ini kita alami. Jadi, marilah kita dukung dan berharap kepada istri muda...maaf, maksudnya Garuda Muda. * Penikmat Sepak Bola

Anda mungkin juga menyukai