Na Mg Al Si P S Cl Ar Logam Metaloid Nonlogam Gas mulia
O Urutan kenaikan energi ionisasi: Na < Al < Mg < Si < S < P < Cl < Ar O ang terdapat bebas di alam: S dan Ar O Makin ke kanan maka siIat asam makin kuat O Al(OH) 3 bersiIat amIoter O ari-jari, siIat logam, siIat basa, dan siIat reduktor terbesar dimiliki oleh natrium O Energi ionisasi terbesar dimiliki oleh argon O ElektronegatiIitas, siIat asam, siIat oksidator terbesar dimiliki oleh klorin O Si merupakan unsur ke-2 terbanyak setelah oksigen pada kulit bumi O Al merupakan unsur ke-3 terbanyak setelah oksigen dan Si pada kulit bumi.
UNSUR PEMBUATAN KEGUNAAN TERDAPAT PADA RUMUS SENYAWA Na Elektrolisis leburan NaCl (Proses Down) Pembuatan TEL Mereduksi bijih loga (Ti) Lampu Kabut Garam NaCl Sendawa Chili NaNO 3
Kriolit Na 3 AlF 6
Bijih silikat Na 2 SiO 3
Mg Elektrolisis lelehan MgCl 2
Magnalium untuk bahan kerangka pesawat terbang Air laut MgCl 2
Magnetit MgCO 3
Kiserit MgSO 4 .3H 2 O Dolomit MgCO 3 .CaCO 3
Karnalit KCl.MgCl 2 .6H 2 O Asbes CaMg(SiO 3 ) 4
Mika K-Mg-Al Silikat Si Reduksi pasir SiO 2
dengan C dalam tanur listrik Bahan semikonduktor untuk kalkulator, mikrokomputer, polimer silikon untuk Pasir/kuarsa SiO 2
Tanah liat Al 2 O 3 .2SiO 2 .2H 2 O Asbes Mg-Ca-Silikat Mika K-Mg-Silikat mengubah jaringan pada tubuh P Proses Wohler (memanaskan campuran IosIorit, pasir dan C pada suhu 1300 o C dalam tanur listrik) FosIor putih (beracun) untuk bahan baku pembuatan H 3 PO 4
FosIor merah (tidak beracun) untuk bidang gesek korek api Batu karang IosIat (apatit dan IosIorit) Ca 3 (PO 4 ) 2
Al Marten Hall Penambahan kriolit dalam proses Hall berIungsi: Melarutkan Al 2 O 3
Menurunkan titik leleh Al 2 O 3
Alat masak, karena tahan panas dan tahan karat karena membentuk lapisan oksida Paduan Al untuk pesawat terbang Al(OH) 3 untuk obat maag Alumino silikat
Campuran Al-O-Si Korundum
Al 2 O 3
Kriolit
Na 3 AlF 6
Bauksit Al 2 O 3 .xH 2 O S Pembuatan dengan 2 cara: 1) Metode rasch (yang ada di dalam tanah) 2) Metode Sisilia (yang ada di permukaan tanah)
Pembuatan H 2 SO 4
ada 2 cara: 1) Proses Kontak dengan bahan baku SO 2 , katalisnya V 2 O 5
2) Proses Bilik Timbal dengan bahan baku SO 2 , katalisnya uap Pembuatan korek api
Proses vulkanisasi karet
Pembuatan CS 2
(bahan baku serat rayon)
(NH 4 )SO 4 atau pupuk ZA
H 2 SO 4 untuk elektrolit pada aki (accumulator)
Pirit
FeS 2
nitroso (campuran NO dan NO 2 )
CuSO 4 .5H 2 O (terusi) untuk anti jamur pada tanaman dan kayu
Sifat-sifat Atomik
Struktur/konfigurasi elektronik Pada periode 3 dalam tabel periodik, orbital 3s dan 3p terisi oleh elektron. Hanya sekedar mengingatkan, berikut versi singkat konIigurasi elektron untuk delapan unsur periode 3 adalah:
Na |Ne| 3s 1
Mg |Ne| 3s 2
Al |Ne| 3s 2 3p x 1
Si |Ne| 3s 2 3p x 1 3p y 1
P |Ne| 3s 2 3p x 1 3p y 1 3p z 1
S |Ne| 3s 2 3p x 2 3p y 1 3p z 1
Cl |Ne| 3s 2 3p x 2 3p y 2 3p z 1
Ar |Ne| 3s 2 3p x 2 3p y 2 3p z 2
Dalam tiap kasus, |Ne| menunjukkan struktur elektronik yang lengkap dari atom neon. Energi ionisasi pertama Energi ionisasi pertama adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas menjadi satu mol ion dalam keadaan gas dengan muatan 1.
Dibutuhkan energi untuk tiap perubahan 1 mol X. Pola perubahan energi ionisasi pertama unsur-unsur sepanjang periode 3.
Perhatikan bahwa secara umum kecenderungannya meningkat kecuali antara magnesium dan alumunium serta antara IosIor dan sulIur yang menurun. Penjelasan pola Energi ionisasi pertama dipengaruhi oleh: O Muatan dalam inti; O arak elektron terluar dari inti; O Banyaknya pemerisaian oleh elektron yang lebih dalam; O Apakah elektron dalam orbital berpasangan atau tidak. Kecenderungan meningkat Dalam semua unsur-unsur periode 3, elektron terluar berada pada kulit orbital ke-3. Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti / nukleus dan diperisai oleh elektron yang sama yaitu elektron pada kulit pertama dan kedua.
Perbedaan yang paling utama adalah meningkatnya jumlah proton dalam inti mulai dari natrium hingga argon. Hal inilah yang menyebabkan tarikan inti terhadap elektron terluarnya makin besar sehingga meningkatkan energi ionisasi.
Pada kenyataannya meningkatnya muatan di dalam inti juga akan menarik elektron terluar menjadi lebih dekat ke inti. Peningkatan energi ionisasi makin besar sepanjang periode dari kiri ke kanan. Penurunan pada alumunium Anda dapat memperkirakan bahwa ukuran alumunium lebih besar dari pada magnesium karena jumlah proton yang lebih banyak. Mengimbangi Iakta bahwa elektron terluar dari alumunium berada pada orbital 3p bukannya 3s.
Elektron pada orbital 3p sedikit lebih jauh dari inti dari pada elektron pada orbital 3s, dan sebagian mendapatkan pemerisaian dari elektron 3s sebagai elektron yang lebih dalam. Kedua Iaktor inilah yang mengimbangi jumlah proton yang lebih banyak. Penurunan pada sulfur Pada IosIor ke sulIur, sesuatu yang lebih harus mengimbangi pengaruh proton yang lebih banyak.
Pemerisaian yang sama pada IosIor dan sulIur (dari elektron yang lebih dalam, pada beberapa tingkat dari elektron 3s), dan elektron yang akan dilepaskan berasal dari orbital yang sama. Perbedaannya adalah bahwa pada sulIur, elektron yang akan dilepaskan berasal dari salah satu elektron yang berpasangan pada orbital 3p x 2 . Tolakan antara 2 elektron yang berada dalam orbital yang sama menunjukkan bahwa elektron lebih mudah dikeluarkan dari pada elektron yang tidak berpasangan. ari-jari atom ecenderungan Diagram di bawah ini menunjukkan bagaimana perubahan jari-jari atom pada unsur-unsur periode 3.
Gambaran yang digunakan untuk membuat diagram ini adalah berdasarkan pada: O ari-jari metalik / ionik untuk Na, Mg dan Al; O ari-jari kovalen untuk Si, P, S dan Cl; O ari-jari van der Waals untuk Ar, karena Ar tidak dapat membentuk ikatan yang kuat. Wajar jika kita membandingkan jari-jari metalik dengan jari-jari kovalen karena keduanya menunjukkan ikatan yang sangat rapat. Akan tetapi tidak wajar bila kita membandingkan jari-jari metalik dan jari-jari kovalen dengan jari-jari van der Waals. Kecenderungan secara umum menunjukkan atom makin kecil sepanjang periode TERKECUALI pada argon. Anda tidak dapat membandingkan hal yang tidak sejenis. Sebaiknya kita mengabaikan argon pada diskusi selanjutnya. Penjelasan kecenderungan ari-jari metalik dan kovalen menunjukkan jarak dari inti ke pasangan elektron ikatan. ika tidak yakin dengan hal itu, kembali dan ikuti link sebelumnya. Dari natrium hingga klor, elektron ikatan semuanya berada di kulit ke-3, akan diperisai oleh elektron pada kulit pertama dan kedua. Peningkatan jumlah proton dalam inti sepanjang perioda akan meningkatkan tarikan elektron ikatan menjadi lebih dekat ke inti. umlah pemerisaian sama untuk semua unsur Elektronegativitas / keelektronegatifan KeelektronegatiIan adalah ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan elektron ikatan.
Skala Pauling adalah yang paling umum digunakan. Fluor (unsur yang paling elektronegatiI) diberi skala 4.0 dan nilai ini makin menurun hingga cesium dan Irancium dengan keelektronegatiIan terendah yaitu 0.7. ecenderungan Kecenderungan sepanjang periode diperlihatkan graIik di bawah ini:
Ingat bahwa argon tidak dimasukkan. KeelektronegatiIan adalah kecenderungan atom untuk menarik pasangan elektron ikatan. Karena argon tidak membentuk ikatan kovalen sehingga secara nyata tidak memiliki keelektronegatiIan. Penjelasan kecenderungan Kecenderungan dijelaskan dengan cara yang sama seperti kecenderungan pada jari-jari atom. Sepanjang periode, elektron ikatan selalu berada pada kulit yang sama yaitu kulit ke-3, dan selalu diperisai oleh elektron dalam yang sama.
Semuanya berbeda dalam hal jumlah proton yang terus meningkat dan tarikan pasangan elektron ikatan makin mendekati inti. Sifat-sifat isik Bagian ini akan membahas daya hantar listrik serta titik leleh dan titik didih unsur-unsur periode 3. Untuk memahami hal ini, hal yang harus Anda pahami adalah struktur dari masing-masing unsur. Struktur-struktur unsur Struktur unsur-unsur berubah sepanjang periode 3. Tiga pertama merupakan metalik, silikon adalah kovalen raksasa dan sisanya berupa molekul sederhana. %iga struktur metalik Natrium, magnesium dan alumunium semuanya memiliki struktur metalik.
Dalam natrium hanya ada satu elektron yang terlibat dalam ikatan metalik- satu elektron 3s. Dalam magnesium, kedua elektron terluarnya terlibat, sedangkan pada alumunium ketiga elektron terluarnya terlibat. Sodium, magnesium and aluminium all have metallic structures. Perbedaan lain yang harus diperhatikan adalah cara penyusunan atom-atomnya dalam kristal logam. Natrium mengalami koordinasi-8 di mana masing-masing atom natrium bersentuhan dengan 8 atom natrium yang lain. Magnesium dan alumunium mengalami koordinasi-12 (meskipun dengan cara yang berbeda). Ini adalah cara yang lebih eIisien dalam menyusun atom-atom. Baik untuk mengurangi pemborosan tempat / space dalam struktur logam dan ikatan logam yang lebih kuat. $truktur kovalen raksasa Silikon memiliki struktur kovalen raksasa seperti intan. Bagian terkecil dari struktur dapat dilihat seperti di bawah ini:
Strukturnya terikat dengan ikatan kovalen yang kuat dalam tiga dimensi. Empat struktur molekuler sederhana Struktur IosIor dan sulIur bermacam-macam tergantung pada jenis IosIor yang sedang dibicarakan. Untuk IosIor kita anggap sebagai IosIor putih. Dan untuk sulIur kita anggap salah satu dari bentuk kristal monoklin dan rombis.
Atom-atom dalam masing-masing molekul terikat melalui ikatan kovalen (tentu saja kecuali argon).
Dalam keadaan cair atau padat, molekul-molekulnya terikat satu sama lain dengan gaya van der Waals. Daya hantar arus listrik O Natrium, magnesium dan alumunium semuanya merupakan penghantar / konduktor arus listrik yang baik; O Silikon merupakan semikonduktor; O Sisanya bukan merupakan konduktor. Tiga logam pertama, sudah pasti merupakan penghantar listrik karena adanya delokalisasi elektron (tolaut elektront) yang bebas bergerak / berpindah sepanjang padatan atau cairan logam.
Pada kasus silikon, penjelasan bagaimana silikon dapat menjadi semikonduktor berada di luar cakupan tingkat ini. Dengan hanya mengetahui strukturnya seperti intan, kita tidak dapat memperkirakan silikon dapat menghantarkan arus listrik, tapi silikon memang dapat menghantarkan arus listrik.
Sisanya tidak menghantarkan arus listrik karena merupakan senyawa dengan molekul sederhana. Tidak ada elektron yang dapat bebas bergerak. Titik leleh dan titik didih GraIik di bawah menunjukkan bagaimana titik leleh dan titik didih unsur-unsur periode 3 berubah sepanjang periode. Gambar diplot dalam Kelvin bukannya C untuk menghindari nilai yang negatiI.
Lebih baik bila kita menghubungkan perubahan ini dengan terminologi macam-macam struktur yang telah dibahas. $truktur metalik Titik didih dan titik leleh meningkat sepanjang tiga logam pertama karena meningkatnya kekuatan ikatan metalik.
umlah elektron pada masing-masing atom menyumbang untuk meningkatkan delokalisasi tolautan elektront. Atom-atom juga menjadi lebih kecil dan memiliki jumlah proton yang lebih banyak dari natrium hinggga magnesium dan alumunium.
Tarikan dan titik leleh serta titik didih meningkat karena: O Inti atom memiliki muatan positiI yang semakin besar; O Lautan elektron makin bermuatan negatiI; O Lautan elektron makin dekat ke inti dan tertarik makin kuat. $ilikon Silikon memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi karena memiliki struktur kovalen raksasa. Kita harus memutuskan ikatan kovalen yang kuat itu sebelum akhirnya meleleh atau mendidih.
Karena yang kita bicarakan adalah tentang jenis ikatan yang berbeda, lebih baik jangan membendingkan langsung titik leleh dan titik didih silikon dengan titik leleh dan titik didih alumunium. Empat unsur molekuler FosIor, sulIur, klor dan argon adalah senyawa molekuler sederhana yang hanya dipengaruhi gaya van der Waals di antara molekul-molekulnya. Titik leleh dan titik didihnya akan makin rendah dari pada empat unsur pertama dalam periode 3 yang memiliki struktur raksasa.
Ukuran titik leleh dan titik didih dipengaruhi oleh ukuran molekul.
Ingat struktur molekul:
osfor FosIor mengandung molekul P 4 . Untuk molekul IosIor, anda tidak dapat memecahkan ikatan kovalennya, hanya gaya van der Waals antar molekulnya yang lemah. Sulfur SulIur terdiri dari atom S 8 yang berbentuk cincin. Molekulnya lebih besar dari pada molekul IosIor dan gaya van der Waals yang lebih kuat, hal ini penting untuk menjelaskan titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi. Klor Klor, Cl 2 , adalah molekul yang lebih kecil dengan gaya van der Waals yang lebih lemah dan klor memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dari pada sulIur dan IosIor. Argon Molekul argon hanya terdiri dari satu atom argon, Ar. angkauan gaya van der Waals antar atom- atomnya sangat terbatas begitu pula titik leleh dan titik didih argon lebih rendah lagi.
UNSUR-UNSUR PERIUDE KETICA Unsur-Unsur Periode Ketiga Unsur - unsur periode ketiga terdiri atas N a , M g , A l, S i , P, S, C l dan A r . Harga keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar dan sebaliknya, harga keelektropositifan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh harga keelektronegatifan Y semakin besar sehingga semakin mudah membentuk ion negative. Table 3-13, data sifat periodic unsur-unsur periode ketiga SlfaL Senyawa na Mg Al Sl S Cl Ar nomor aLom 11 12 13 14 13 16 17 18 lekLron valensl 33 33 2 33 2 3p 1 33 2 p3 2 33 2 3p 3 33 2 3p 4 33 2 3p 3 33 2 3p 6
!arl[arl aLom 186 160 143 117 110 104 099 097 nergl lonlsasl(k[/ma) 4938 7377 3776 7864 10117 9996 12311 13204 keelekLronegaLlfan 093 131 161 190 219 238 316 erdasarkan tabel tersebut, anda dapat mengetahui bahwa dari kiri ke kanan, jumlah elektron valensi semakin banyak, sedangkan jumlah kulitnya tetap. Akibatnya, jari-jari atom semakin kecil sehingga semakin sukar melepaskan elektron (ionisasinya semakin besar). Sifat Fisik Unsur Periode KeTiga Table 3.14 titik leleh dan titik didih unsure periode ke tiga SlfaL Senyawa na Mg Al Sl S Cl Ar 1lLlk leleh ( 0 C) 9781 6488 66037 1410 441 1190 10098 1892 1lLlk dldlh 9038 1103 2467 2333 280 4467 346 1837 erdasarkan tabel di atas telah diketahui bahwa unsur Na, Mg, Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur tersebut memiliki harga (tl) dan (td) di atas suhu ruangan (di atas 25 0 C). Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki (tl) dan (td) di bawah suhu ruangan. Dalam periode ketiga, letak logam disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na >Mg> Al. Jadi Na paling reaktif. ukan logam terletak sebelah kanan makin ke kanan sifat bukan logamnya makin kuat, a> 5> P> Si. Klor paling reaktif dan Si paling tidak reaktif. Jadi , unsur periode ketiga dari Na ke Cl sifat logamnya makin bertambah. Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga Unsur - unsur periode ketiga memiliki keteraturan sifat secara berurutan dari kiri kekanan sebagai berikut : a. Sifat preduksi berkurang dan sifat pengoksidasi bertambah b. Sifat logam semakin lemah dan sifat nonlogam semakin kuat c. Sifat basa semakin lemah dan sifat asam semakin kuat Sifat Pereduksi dan Sifat Pengoksidasi Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsure-unsur periode ke tiga ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya. Table 3.15 potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga. SlfaL Senyawa na Mg Al Sl S Cl Ar
2711 2373 1706 013 0276 0308 +1338 Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga memiliki harga potensial reduksi 5 standart yang semakin positif sehingga sifat pereduksinya semakin berkurang dan sifat pengoksidasinya semakin bertambah. Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium lebih lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air panas. Contoh : 2Na (5) + 2H
O (l) 2Na OH (ag) + H 2 (g)
Mg (5) + H 2 O (l) (tidak bereaksi) Mg (5) + 2H 2 O (l) panas Mg (OH) 2 + H 2 (g)
Al (5) + H 2 O (l) (tidak bereaksi) 2Al (5) + 3H 2 O (g) panas Al 2 O 3
(5) + 3H 2 (g)
Sedangkan silicon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin. Contoh : Si (5) + O 2 (g) Si O 2
(5)
Si (5) + 2Cl 2 (g) Si Cl 4 (l)
Sifat Logam dan Nonlogam Unsur-unsur periode ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, sedangkan unsur-unsur P, S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang memiliki sifat peralihan antara unsur logam dan nonlogam sehingga disebut unsur metalloid (semi logam). Argon (Ar) termasuk golongan gas mulia yang bersifat insert (sulit bereaksi) sehingga tidak dibahas lebih lanjut dalam bab ini. C Sifat sam-asa Sifat asam berkaitan dengan sifat non logam,sedangkan sifat basa berkaitan dengan logam. Sifat basa atau sifat asam dari suatu unsure bergantung pada konfigurasi electron dan harga ionisasi unsure-unsur tersebut. 1. Sifat asa Dari kiri ke kanan, unsur-unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi yang semakin besar sehingga semakin sukar melepas electron. Penyebabnya electron Dari unsur tersebut akan kurang tertarik kea rah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk membentuk ion OH menjadi berkurang. Contoh : M - OH M + + OH -
Jadi, dari kiri kekanan sifat basa usnur periode ketiga semakin lemah. 2. Sifat sam Energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakinmudah menarik electron dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kana sifat asam unsur periode ketiga semakin kuat. ConLoh M - OH MO - + H +
Senyawa asam unsur periode ketiga, yaitu : asam siukat (H 2 SiO 3 ) asam fosfat (H 3 DO 4 ) asam sinfat (H 2 SO 4 ) dan asam paklorat (HCO 4 ). Senyawa H 2 SiO 3 merupakan asam sangat lemah sehingga mudah terurai menjadi senyawa SiO 2 dan H 2 O 1