Anda di halaman 1dari 4

Riyan Wahyudi. 151090118. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik.

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

TUGAS TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL Nama NIM : Riyan Wahyudi : 151 090 118

Mata Kuliah : Teori Hubungan Internasional Nama Dosen : Iva Rachmawati, M.Si Sumber : John Baylis and Steve Smith, 2001, The Globalization of World Politics and Introduction to the International Relation, Oxford University Press, New York.

TEORI REZIM INTERNASIONAL

Globalisasi membuat negara-negara saling bergantung. Ini ditunjukan betapa negara mau tidak mau masuk dalam sebuah periode yang tidak bisa dilewatkan. Dalam perkembangannya, ketergantungan antar negara ini ditunjukan sejauh mana interaksi yang terjadi. Fenomena globalisasi ini dipandang sebagai sebuah dimensi untuk melihat sejauh mana aktifitas interaksi global yang membuat semua negara dapat menjalankan posisinya. Berangkat dari fenomena globalisasi, eksistensi sebuah negara dalam percaturan global dipertanyakan. Adanya berbagai seperangkat aturan dan norma-norma yang hadir harus diterima sebagai sebuah keputusan bersama yang saling menguntungkan. Suka-tidak suka ini kemudian menjelaskan bahwa hubungan antar negara terlihat semakin kompleks. Bukan saja hanya bagaimana sebuah negara menjalankan sebuah hubungan dengan negara lain. Lantas mengapa hubungan ini menjadi kompleks. Bagaimana juga kemudian negara menanamkan pengaruhnya dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Tentu banyak juga pertanyaan yang kemudian muncul. Pertanyaan tersebut terakomodir dengan melihat berbagai fenomena dimana rezim lah yang menjadi faktor bagaimana negara memanfaatkan untuk menjadi sebuah pandangan dalam berhubungan dengan negara lain. Memang kemudian pandangan bahwa rezim sendiri menjadi semacam hal yang penting itu dibenarkan, namun kemudian harus ditanyakan kembali sebenarnya apa esensi pembentukan sebuah rezim dan bagaimana rezim ini dikelola. Inilah yang kemudian dapat dilihat sebagai sebuah dialog besar. Didalam rezim sendiri ada beberapa pandangan yang

Riyan Wahyudi. 151090118. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

dapat dijadikan sebuah cara untuk melihat bagaimana pandangan-pandangan ini berpengaruh dalam rezim itu sendiri. Pandangan Liberalisme dan Realisme Rezim sendiri tentunya harus memiliki beberapa asumsi-asumsi yang dapat membantu kita untuk mempermudah dalam memahaminya, antara lain : Negara berada di dalam sebuah sistem anarki internasional Negara bersifat rasional dan aktor pemersatu Negara sebagai unit yang bertanggungjawab untuk menentukan rezim itu sendiri Rezim dibentuk dalam kerangka dasar kerjasama didalam sistem internasional Rezim mempromosikan sebuah sistem organisasi internasional yang lebih baik

Asumsi-asumsi ini menjadi penjelasan dalam melihat rezim itu sendiri. Tetapi kita juga harus sedikit melihat definisi yang disampaikan oleh Krasner dimana rezim merupakan sekumpulan prinsip-prinsip yang ekplisit ataupun implisit,norma, aturan, dan prosedur pembuatan keputusan yang dilakukan oleh negara dalam arena internasional. Inilah yang menjadi acuan definisi bahwa penjelasan mengenai rezim memudahkan kita dalam memahami. Kaum liberalis memberikan beberapa pandangannya sendiri mengenai rezim itu sendiri. Ini dapat dilihat dalam penjelasan berikutnya. Rezim memungkinkan sebuah negara untuk berkolaborasi. Selain itu, dalam rezim juga mempromosikan sebuah kebiasaan yang baik. Hubungan yang ramah menjadi sebuah kondisi yang harus dipromosikan dan dipelihara dalam sebuah rezim. Globalisasi dan tujuan dunia liberal yang lebih baik menjadi agenda rezim itu sendiri. Berdasarkan pandangan inilah kemudian kita dapat dengan mudah melihat seperti apa rezim itu dipandang oleh kaum liberalism. Pandangan ini nantinya mempermudah melihat apa saja kelemahan dan kelebihan. Dalam pandangan kaum liberalis sistem yang anarki dipandang sebagai sebuah bentuk kegagalan dari pada negara yang cenderung lebih menyukai kompetisi daripada sebuah kolaborasi atau kerjasama. Asumsi ini menunjukan bahwa kolaborasi menjadi sebuah elemen penting dalam pembentukan rezim. Ini dikarenakan

Riyan Wahyudi. 151090118. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

mekanisme yang dilakukan dalam menjawab permasalahan global bukan dengan berkompetisi melainkan hanya dapat dicapai dengan sebuah kolaborasi bersama yang nantinya memperoleh keuntungan antar masing-masing negara. Kolaborasi juga nantinya membuat sebuah kebiasaan dalam berkolaborasi justru bukan memunculkan sebuah hegemoni melainkan akan memunculkan sebuah prinsip kebersamaan. Prinsip inilah yang menjadi sebuah rezim dan apa yang diperkenalkan diawal mengenai sebuah hubungan yang ramah atau baik menjadi tujuan yang ingin disampaikan oleh kaum Liberalisme. Kemunculan realis sebenarnya untuk menyerang balik liberalis dan pelbagai asumsi dan pandangannya. Oleh karena itu, lebih baik kita terlebih dahulu melihat seperti apa pandangan-pandangan yang ada dalam khasanah realis. Adapaun diantaranya seperti yang disebutkan kemudian seperti, rezim itu hanya sebagai koordinasi saja, rezim juga memunculkan keuntungan yang berbeda untuk masing-masing negara, power merupakan sebuah fitur sentral dari formasi rezim dan kemampuan bertahan, kondisi dunia ini tergantung dari prinsip atau norma-norma dari rezim itu sendiri. Penjelasan mengenai pandangan realis ini sekali lagi hadir untuk menentang kaum liberalis. Kaum realis mempertanyakan kembali esensi tentang asumsi kaum liberalis mengenai keberadaan hegemoni dan kemunculan rezim itu dikarenakan kompetisi antar negara. Situasi inilah yang menjadi dasar sebagaimana akan dijelaskan kemudian. Bahwa realis memandanga kaum liberalis melupakan apa yang disebut power atau kekuatan atau juga kekuasaan dalam melihat apa yang terjadi dalam sebuah hubungan antar negara. Bagi kaum realis, kehadiran hegemoni dalam sebuah rezim dapat terlihat jelas. Hal ini digambarkan dalam sebuah kasus bahwa amerika memiliki hegemoni yang besar dalam pengambilan keputusan ketika ada permasalahan mengenai remote sensing satellite, dimana posisi Amerika Serikat yang begitu besar berperan dalam pengambilan keputusan ini. Ini terlihat ketika pengambilan keputusan dimana condongnya sikap negara kepada Amerika serikat memberikan penjelasan bahwa amerika memiliki sebuah hegemoni yang kuat dalam berhubungan antar negara. Kemudian untuk menjelaskan sejauh mana koordinasi justru lebih dominan dibandingkan dengan kolaborasi adalah karena negara lebih ingin menyesuaikan diri daripada mengganti sebuah prinsip yang ada. Justru karena mereka berkoordinasilah mereka kemudian

Riyan Wahyudi. 151090118. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

akan semakin mudah melihat sejauh mana kuntungan atau kerugian yang akan didapat oleh negara tersebut. Tentu saja, jika kegagalan dalam berkoordinasi ini hanya akan menimbulkan kerugian bagi negara itu sendiri. Konklusi Tentu saja dalam menyimpulkan pandangan ini harus dilihat bahwa kedua pandangan ini menyimpulkan masing-masing hasil dari penjelasan mengenai rezim itu sendiri. Dalam pandangan kaum liberalis, kondisi yang anarki ini akan memicu sebuah kondisi yang berbahaya bagi negara-negara, oleh karena itu dibutuhkan sebuah kolaborasi atau kerjasama yang tepat bagi negara-negara. Tetapi kaum realis justru memandang bahwa koordinasi menjadi sebuah nilai penting yang harus dilakukan oleh negara-negara, karena kondisi yang anarki ini memicu masalah-masalah koordinasi tersebut. Kehadiran hegemoni dalam pandangan liberalisme adalah untuk menekan negaranegara yang tidak ingin bekerjasama dan menyesuaikan diri. Tentunya ini juga membuat negara dapat memelihara rezim itu sendiri. Sekali lagi, kaum realis menyatakan bahwa ada power atau kekuatan dalam menegakkan rezim itu sendiri. Memang kemudian dapat dilihat juga bahwa kedua pandangan ini memiliki pandangan yang sangat bertolak belakang. Tetapi asumsi-asumsi yang ada mempermudah kita untuk memandang seperti apa rezim tersebut. Kemudian, kita mejadi semakin tahu bahwa masih ada juga yang memiliki pandangan yang mungkin lebih mewakili dari pemikiran kita pribadi. Oleh karena itu, lebih lanjut mungkin harus ada pemikiran yang bisa dimasukan dalam pandangan mengenai rezim untuk dapat melihat sejauh mana rezim hadir dalam perkembangannya.

Anda mungkin juga menyukai