Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN 10 PEDOMAN BAGI PERWAKILAN DALAM MENGHADAPI DEMONSTRASI

BAB I DEFINISI, MACAM DEMONSTRASI DAN PENTAHAPANNYA


A. UMUM Pedoman ini merupakan pegangan yang semata-mata menyangkut segi-segi protokol bagi perwakilan dalam menghadapi demonstrasi. Maksudnya adalah supaya Perwakilan mempunyai pegangan dalam menghadapi suatu demosntrasi. Hal-hal ketentuan protokoler dalam menghadapi suatu demonstrasi. Hal-hal yang menyangkut kebijaksanaan politik terserah sepenuhnya kepada Kepala Perwakilan. 1. Definisi Demonstrasi bila, misalnya ditujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia adalah setiap manifestasi dari perasaan atau pendapat oleh sejumlah cukup besar individu terhadap politik atau tindakan pemerintah Republik Indonesia yang diadakan langsuyng di tempat Perwakilan KBRI di negara tersebut atau secara langsung diadakan di tempat negara yang dimaksud. 2. Sifat Demonstrasi Demonstrasi adalah tertib apabila manifestasi tersebut dilakukan dengan teratur dan tanpa disertai sikap tindakan atau ucapan yang bernada permusuhan ancaman atau penghinaan. Demonstrasi adalah tidak tertib apabila manifestasi tersebut dilakukan dengan todal teratur disertai sikap atau tindakan bernada permusuhan ancaman atau penghinaan serta tingkah laku menimbulkan / atau dapat menimbulkan kerugian materiil atau jiwa manusia. B. PENGGERAK DEMONSTRASI Melihat ada atau tidaknya badan atau organisasi atau oknum penggeraknya dibedakan antara demonstrasi yang digerakkan pemerintah ataupun non pemerintah dan yang bersifat mendadak.

Melihat oknum-oknum pelakunya dibedakan antara demonstrasi yang dilakukan oleh : 1. Warga Negara Indonesia 2. Warga Negara Asing setempat C. PENTAHAPAN DEMONSTRASI Dapat diadakan pentahapan berikut dari bermacam-macam demonstrasi : Demonstrasi di luar halaman Gedung Perwakilan Deputasi dating menyampaikan resolusi sedangkan massa demontrasi tetap berada diluar halaman Massa demonstrasi memasuki halaman perwakilan Massa demonstrasi mulai merusak Massa demonstrasi memasuki gedung perwakilan Massa demonstrasi menduduki gedung perwakilan Massa demonstrasi mengadakan molestasi Massa demonstrasi mengadakan penyandraan staff perwakilan

BAB II PEGANGAN DALAM MENGHADAPI DEMONSTRASI


A. SIKAP Sukar untuk menentukan dalam suatu pedoman sikap bagaimana yang harus diambil dalam menghadapi demonstrasi dari salah satu pentahapannya tersebut diatas. Baik demonstrasi tertib maupun tidak tertib dapat / mungkin diketahui atau tidak diketahui sebelumnya terjadi dan sesuai dengan itu Perwakilan sempat atau tidak sempat mengambil tindakan seperlunya. Banyak faktor yang harus diperhatikan antara lain keadaan hubungan Indonesia pada waktu itu dengan negara setempat, kepentingan-kepentingan Indonesia di negara tersebut, penggerak-penggerak demonstrasi yang bersangkutan, sifat demonstrasi dan kedudukan pelaku-pelakunya dimata pemerintah setempat. Sebagai pedoman pokok dalam menghadapi keadaan darurat yang ditimbulkan oleh suatu demonstrasi setiap anggota perwakilan harus selalu bersikap peniuh harga diri, sesuai dengan kedudukan sebagai wakil atau utusan negaranya di luar negeri.

B. TINDAKAN PENYELAMATAN Diatas segala-galanya harus selalu dipikirkan dan diusahakan penyelamatan diri yang ada : 1. Surat-surat, Dokument-dokumen negara 2. Kehormatan Negara dilambangkan dalam bendera, lambing negara dan gambar kepala negara 3. Sarana Komunikasi perwakilan dengan dunia Luar C. CHECKLIST PERINCIAN 1. Checklist Demonstrasi Tertib dan Tidak Tertib 2. Perincian 1) Pengamanan Keluar Menghubungi pihak keamanan, harus ada protocol perwakilan asing dalam menghadapi gangguan, Menghubungi Dean CD untuk melaporkan terjadinya kemungkinan pelanggaran atas kekebalan diplomatic 2) Pengamanan Kedalam Laksanakan SOP keamanan KBRI, Mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi kerusakan 3) Terima Deputasi Para demonstran Utusan terbatas pada 3-4 orang. 4) Ditentukan taraf pejabat yang menerima Deputasi diterima oleh pejabat resmi perwakilan dibawah taraf kepala perwakilan. 5) Terima atau tolak resolusi / pernyataan demonstrasi Tergantung pada isi resolusi tersebut dan serta kebijaksanaan Kepala Perwakilan 6) Usahakan demonstrasi bubar Demonstrasi harus bubar jika tujuan demonstrasi sudah tercapai hingga para demonstran dianjurkan untuk bubar

BAB III PENYELESAIAN SETELAH DEMONSTRASI


A. LAPORAN INDONESIA Meminta petunjuk atau intruksi tentang sikap selanjutnya. B. DEMARCHE KEPADA KEMENTRIAN LUAR NEGERI SETEMPAT Cara dan nada disesuaikan dengan jalannya demonstrasi. 1. Penyampaian dilakukan secara : y y y y y Lisan Dengan Nota Dengan Nota yang dibawa oleh seorang pejabat Kedutaan Besar Demarche Kepala Perwakilan pada Menlu Demarche Kepala Perwakilan pada Kepala Negara/Pemerintah KEPADA DEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK

2. Nada Penyampaian berupa : y y y y y Minta perhatian dan permintaan agar jangan sampai terulang kembali Penyampaian keprihatinan Penyampaian tidak setuju Penyampaian protes Penyampaian Protes dan tuntutan

C. TUNTUTAN / GANTI RUGI 1. Diadakan penaksiran bersama-sama dengan protocol 2. Pengajuan tuntutan dengan nota biaya diperinci atau perhitungan penggantian sekaligus

BAGIAN 11 PEDOMAN ETIQUETTE ANGKATAN BERSENJATA


BAB I PERGAULAN
A. KEPRIBADIAN Sikap yang tepat waktu menjadi modal dasar bagi seorang perwira. Selain itu ini akan menambah kepercayaan diri sang perwira agar lebih dipandang terhormat. Ini juga ditunjukan dengan keadaan jasmani yang terpelihara dimulai dari rambut yang selalu dipangkas pada waktunya dan semua tampilan. Setelah itu kemudian pakaian akan menjadi hal yang akan senantiasa dilihat orang juga. Pakaian seragam pun dapat digunakan sebagai tanda bahwa pakaian tersebut merupakan sebuah kebanggaan. B. PENGHORMATAN Penghormatan pada umumnya adalah pernyataan kesopan-santunan akan tetapi penghormatan militer adalah lebih. Penghormatan diberikan dengan ketentuan yang bermacam-macam. Biasanya mereka yang lebih tinggi pangkatnya diberi hormat terlebih dahulu. Penghormatan jangan sampai di lebih-lebihkan. Penghormatan juga dilakukan kepada bendera kebangsaan. C. MEMPERKENALKAN DIRI Tata cara perkenalan biasanya di mulai dengan perkenalan Perwira yang lebih muda pangkatnya harus memperkenalkan diri kepada yang lebih tua. Aturan yang ada sama seperti pada umunya. Tata cara perkenalan ini pada umumnya pada protocol lainnya. Pada resepsi kita hanya memperkenalkan diri kepada mereka yang kita hadapi pembicaraan. Adapun tempat-tempat yang tidak diperkenankan menjadi tempat kenalan seperti, tangga untuk naik kapan, peron stasiun kereta api, tamu yang akan berkemas pulang, dua orang yang sedang asyik bicara. D. BERKUNJUNG DI RUMAH Dalam hal saling mengunjungi, jika ingin berkunjung ke rumah komandan maka harus mendapat persetujuan terlebih dahulu. Adapun waktu yang terbaik yang dapat digunakan untuk berkunjung : 1) Jam Pagi : Antara pukul 10.00 sampai pukul 12.00

2) Jam Sore : Antara pukul 17.00 sampai pukul 18.00 3) Jam Malam : Antara pukul 20.00 sampai pukul 22.00 Dalam setiap kunjung mengunjung hendaknya juga melihat bagaimana keberadaan tuan rumah. Jika memang tuan rumah sedang berhalangan untuk bertemu harap dapat menunda untuk bertemu atau bersedia lekas meninggalkan rumah yang kita kunjungi dan juga kita dapat membawa bunga atau hadiah kecil untuk sang tuan rumah. Pada umumnya setiap tamu harus menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan nyonya atau tuan rumah. Setiap kunjungan resmi harap tidak membawa anak-anak. Dan patut diingat juga setiap perkunjungan yang dilakukan oleh tamu harap dibalas kemudian. E. PERCAKAPAN Dalam kaitan dengan percakapan, hal yang umum sering dilakukan adalah lebih memperhatikan siapa lawan bicara kita. Oleh karena itu, berbicaralah secukupnya saja. Pelru juga kita mengetahui bagaimana kebiasaan yang ada dalam percakapan, dan juga kita tidak diperkenankan memotong pembicaraan orang lain. Perlu juga diperhatikan dalam berbicara bagaimana perasaan dan jangan

menyinggung mengenai masalah-masalah yang sensitif.

BAB II SIKAP DAN KELAKUAN


A. SOPAN SANTUN DALAM RESEPSI Jika ingin datAng ke acara resepsi hendaknya harus ada undangan. Keterlambatan dalam acara ini harap dihindarkan. Selain itu, harus diperhatikan bagaimana gaya atau adat yang ada di dalam acara resepsi. Bila acara itu menggunakan adat ketimuran biasanya ada tempat duduk yang dipergunakan untuk duduk. Sedangkan untuk gaya kebaratan cenderungnya banyak untuk tempat berdiri dikarenakan kursi hanya disediakan untuk para perempuan saja. B. SOPAN SANTUN DALAM PERJAMUAN Aturan makan biasanya disesuaikan juga dengan model perjamuan yang ada. Prosesi perjamuan biasanya tergantung dengan hidangan-hidangan yang ada. Aturanaturan yang ada biasanya mengacu kepada aturan yang umum dalam table manner yang ada. Yang harus selalu diperhatikan adalah sikap ketika kita menikmati 6

perjamuan tersebut. Adapun susunan yang ada biasanya mengacu seperti apa undangan-undangan yang hadir. C. SOPAN SANTUN SAAT DI KAPAL Sopan-santun yang ada dikapal biasanya di bagi kedalam dua hal : a. Longroom Perwira Pakaian biasanya harus rapi pet selalu ditinggalkan di luar. Perwira muda memperkenalkan kepada perwira yang tua. Jika ada tamu yang berasal dari asing pergunakan sedapat mungkin bahasanya. b. Di Geladak Kapal Pakaian seragam harus lengkap. Harus senantiasa hormat kepada bendera kebangsaan. Harus diperhatikan juga dalam kondisi ketertiban yang ada. D. SOPAN SANTUN SAAT DI RAPAT (BUKAN DINAS) Tepat waktu adalah hal yang wajib dilakukan. Jika ingin berbicara di forum harap meminta izin dengan sopan kepada pemimpin rapat. Tidak diperkenankan membuat gaduh ketika rapat. Ketika rapat selesai harap keluar dengan tertib E. SOPAN SANTUN SAAT BERDANSA Ketika kita melakukan dansa harus memperhatikan beberapa terlebih dahulu. Jika ingin berdansa sebaiknya harus dipersiapkan terlebih dahulu. Ketika akan berdansa harap selalu menggunakan ajakan yang sopan. Dan ketika sudah mendapatkan partner berdansa hendaknya mengantar juga ketika dansa itu selesai. Selama berdansa supaya bercakap-cakap tentang kegiatan sehari-hari. Dansa merupakan sebuah seni oleh karena itu harus juga memperlakukannya dengan baik dari semua hal yang ada. F. SOPAN SANTUN DI TEMPAT LAIN Dalam kondisi di tempat-tempat lain. Harus diingat juga bahwa keberadaan kita menentukan siapa sesungguhnya diri kita. Oleh karena itu, sikap-sikap yang harus kita tonjolkan di berbagai tempat umum adalah sikap yang baik dan santun sehingga mendorong orang disekeliling kita pun mengikutinya. Menaruh perhatian kepada orang-orang yang ada disekeliling kita menjadi poin penting. Ini dikarenakan dapat membuat hubungan dengan orang disekeliling kita menjadi harmonis. Selain itu, Perhatian ini harus kita berikan di berbagai tempat.

Anda mungkin juga menyukai