Anda di halaman 1dari 2

Bibit Koruptor

Oleh :RiIa`i Ahmad




Di kaki gunung wilis matahari terbit begitu cerahnya. Tak begitu banyak burung yang
mengicaukan suaranya. Pagi itu di pematang sawah yang terletak di dekat jalan utama desa
Pojok kecamatan Bata di salah satu kabupaten di jawa timur terlihat beberapa penggarap
sedang meratakan tanah.
Rencananya pematang itu akan di jadikan sbuah lapangan Voli. Terlihat ketua karang
taruna desa Pojok sedang mengomando para pekerja. 'Sebelah timur itu kurang landai,yang
dekatnya itu butuh beberapa urukan tanah lagi Teriak Sukarjo. Ketua karang taruna yang
sehari-harinya juga mempunyai usaha peternakan ayam kampung.
Selang setengah jam datang kepala desa Suhadi. Yang seperti biasa mengayomi
warganya yang sedang bergotongroyong.bagaimana saudara Karjo apakah lancar proses
pembuatan lapangan Voli di desa kita ini? tanya Pak lurah pada Si Karjo.bisa anda lihat
pak . .sambil menunjuk ke arah pematang .baik, di lanjutkan pekerjaanya,saya mau
menghadiri pertemuan di kecamatan. Pembuatan lapangan Voli ini direncanakan akan jadi
minggu depan saat momentum hari kemerdekaan republik Indonesia.
Di salah satu rumah warga ada seorang remaja laki-laki yang sedang sibuk menulis di
atas kertas usang baris demi baris potongan puisi ia tuangkan. Ali adalah seorang anak
berumur 16 tahun dia tinggal bersama Seorang kakeknya . Ia memang mahir dalam menulis
puisi apalagi tentang kejadian sosial di sekitarnya. Kek Rohim yang sudah tua selalu
merawatnya dengan baik sehingga dia menjadi anak yang kuat.
Kek Rohim menyuruh Ali untuk menimba air ke sumur karena air matang untuk
minum sudah hampir habis. Dengan segera Ali melaksanakan perintah sang Kakek. Sajak
umur 10 tahun Ia di tinggalkan kedua orang tuanya yang bercerai dan meninggalkanya
bersama Kakeknya.
Di hari kedua para pekerja melanjutkan pekerjaan meratakan tanah dan membangun
tiang-tiang yang di perlukan untuk kebutuhan pembangunan lapangan voli tersebut. Seperti
biasa Si Karjo mengarahkan para pekerja yang semuanya warga desa Pojok.
Beberapa menit datang Pak Lurah menggunakan sepeda motor jepang tahun 2000
yang masih terlihat kuat meski lumpur menyelimutinya karena digunakan sarana bercocok
tanam. Nomor mototrnya pun berwarna hitam bukan merah seperti mobil dinasnya. Pak lurah
datang untuk memenggil Karjo datang kekelurahan mengenai administrasi pembangunan
Lapangan Voli. 'nanti jam 11 Pak Karjo ke Kantor Kelurahan ya. . Saya tunggu.Pak Lurah
pun pulang lalu membersihkan diri dan memakai baju dinasnya. Setelah minum secangkir
kopi buatan istri tercintanya Lurah tiga anak ini berangkat menuju kelurahan untuk menemui
Karjo tentang administrasi pengadaan lapangan Voli.
Karjo sudah menunggu selama kurang lebih lima blas menit di ruang pertemuan
Kantor kelurahan Pojok. 'Assalamu`alaikum......Sapa Pak lurah yang baru datang.
'Wa`alaikumsalam........jawab Karjo.wah sudah menunggu lama ya Pak Karjo?. 'tidak
pak kurang lebih lima belas menit, maklim pak saya tadi langsung kesini setelah selesai

mengarahkan para pekerja lapangan. Pak Lurah mempersilahkan Karjo untuk masuk ke
ruangan Kepala Desa.
Pak Lurah pun menanyakan tentang bagaimana jalanya pembangunan lapangan Voli
tersebut. Mereka pun membahas sampai ke detailnya, sampai hal administrasi semua
anggaran di serahkan ke Karjo. 'ini pak jumlahnya 1 Juta untuk biaya pekerja pembangunan
sementara ini '. Jawab karjo 'Saya terima ya pak semua anggaran untuk upah pekerja.
Mereka pun mengakhiri pertemuan dan melanjutkan kegiatan masing-masing.
Sore itu ketika sang pencerah hari mulai menyembunyikan dirinya Ali di teras
rumahnya sedang membersihkan sepeda tua yang sudah usang pemberian dari kakeknya. Tak
lama kemudian Sang Kakek datang menyapa AliLe yang bersih rawat baik-baik warisan
yang tak seberapa dari Mbahmu ini. 'baik Mbah, Ali akan rawat baik-baik pemberian kakek
ini. Jawab Ali sambil tersenyum. Meskipun tidak baru dan juga tidak bagu Kek Rohim ingin
Ali merawat sepedanya dengan baik. Karena,Sepeda tua itu adalah hasil keringat Kakeknya
sendiri dari bercocok tanam di sawahnya sendiri.
Adzhan maghrib pun berkumandang di Desa yang memenangkan pembangunan
termaju tingkat Propinsi tahun ini. Para Petani beranjak pulang bersamaan dengan burung
yang berterbangan menuju pepohonan tempat peristirahatanya. Banyak anak-anak yang
berlarian di depan masjid Agung Desa Pojok.

Anda mungkin juga menyukai