Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Walaupun Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Mamminasata sudah
tersusun dan telah dijadikan peraturan daerah Provinsi Sulawesi Selatan tetapi
secara operasional masih belum dapat digunakan untuk pedoman pembangunan
bangunan pergudangan. Sesuai dengan kedalaman yang masih bersifat umum,
maka pengarahan dan pengendalian pembangunan pergudangan masih
memerlukan pedoman teknis yang merupakan pendetailan rencana umum tata
ruang tersebut. Pasal 2 tentang Asas dan Pasal 3 tentang Tujuan penataan ruang
dalam Bab UU No.24 tentang Penataan Ruang menjelaskan bahwa penataan
ruang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya
buatan (SDB) dengan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) secara
optimal, agar kesejahteraan masyarakat semakin meningkat, dengan melaksanakan
pembangunan di berbagai sektor dan di berbagai wilayah/sub wilayah secara
sinergis, serta tetap menjaga kelestarian lingkungannya. Untuk terciptanya suatu
pembangunan yang berkelanjutan, ruang merupakan salah satu sumber daya alam
yang tidak terbatas, olehnya itu diperlukan upaya pendayagunaan ruang yang
efektif, efisien dan berkelanjutan.
Pertumbuhan ekonomi dan penduduk wilayah Metropolitan Mamminasata
yang cukup pesat diikuti oleh perkembangan jenis dan intensitas kegiatan dengan
segala fasilitasnya telah merubah wujud fisik wilayah dengan cepat. Adanya
berbagai macam karakter masyarakat yang melakukan kegiatan mengakibatkan
terjadinya konflik kepentingan antar individu, antar golongan dan antar sektoral.
Demikian pula dengan tuntutan kegiatan dan pengadaan prasarana dan fasilitas
wilayah yang melampaui daya dukung daya tampung lahan serta tidak
menghiraukan kesesuaian lahannya, maka timbul problema lingkungan.
Permasalahan tersebut akan terus berlangsung sedikit demi sedikit dan suatu saat
akan sulit atau mahal untuk diselesaikan akibat keterlambatan kita dalam
pengendaliannya.
Kecenderungan munculnya masalah pergudangan sudah terlihat dan
terasakan di berbagai kawasan, baik kawasan permukiman maupun kawasan
perdagangan di wilayah Metropolitan Mamminasata. Bahkan gangguan kegiatan
pergudangan ini terhadap lalu-lintas kendaraan di Jl. Sutami, yang merupakan
aglomerasi pergudangan barang maupun peti kemas di Kota Makassar, telah terjadi
dan meresahkan masyarakat pengguna jalan tersebut. Oleh karena itu, sangat
tepatlah program yang diselenggarakan oleh Dinas Tarkim Provinsi dalam
penyusunan Rencana Teknik Ruang Kawasan Pergudangan (RTRKG) Wilayah
Metropolitan Mamminasata sebagai tindak lanjut dan pendalaman materi RTRW
Metropolitan Mamminasata Tahun 2002-2011 agar dapat lebih operasional dalam
sistem pengendalian kegiatan dan pembangunan fasilitas pergudangan di wilayah
tersebut, khususnya kawasan pergudangan Jl. Sutami, Kota Makassar.

B. TUJUAN
Tujuan penyusunan dari laporan ini adalah untuk menata lokasi dan
bangunan pergudangan serta lingkungannya agar lebih sinergis dengan kegiatan
lainnya, khususnya dengan industri, perdagangan dan sistem transportasi tanpa
mengabaikan kelestarian lingkungannya

C. RUMUSAN MASALAH
D. METODOLOGI
Dalam penyusunan laporan ini, pada prinsipnya menggunakan metode
pendekatan baik dalam penyusunan tahap kompilasi ataupun tahap analisis
yang diharapkan dapat memberikan hasil perencanaan yang lebih baik dan
terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :
1. Observasi lapangan (pengamatan langsung), dilakukan dengan turun
langsung di kawasan survey untuk melihat bagaimana kondisi eksisting
di lapangan
2. Dokumentasi, untuk melengkapi data dalam rangka analisis masalah
yang ada di wilayah perencanaan, kita memerlukan informasi dari
dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek yang menjadi
studi. Untuk keperluan ini, kita harus melakukan studi dokumentasi.

BAB II
STUDI LITERATUR


BAB III
PEMBAHASAN DAN EVALUASI

Kawasan pergudangan Sutami merupakan fasilitas yang berinteraksi
langsung dengan Jalan tol Sutami, Pelabuhan Sukarno Hatta dan Bandara
Hasanuddin.
Secara administrasi kawasan pergudangan terpadu terletak Kecamatan
Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Tallo pergudangan terpadu
terletak di sebelah utara kota Makassar dengan luas wilayah 3029.37 Ha. Kawasan
pergudangan Sutami di bangun pada tahun 2003

Anda mungkin juga menyukai