Anda di halaman 1dari 18

J ENISJ ENIS RNA RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNAgenetik dan RNA non-genetik.1.

. RNA genetikRNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagaipembawa keterangan genetik. RNA genetik hanya ditemukan padamakhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus.Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagaimateri genetik maupun dalam mengatur aktivitas sel.2. RNA non-genetikRNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetiksehingga RNA jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang jugamemiliki DNA. Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetikdibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA MACAM RNA non-genetik y 1 ) mRNA (messenger RNA) atau ARNd (ARN duta) mRNA merupakan RNA yang urutan basanya komplementer(berpasangan) dengan salah satu urutan basa rantai DNA. RNA jenisini merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal linier dandisintesis oleh DNA di dalam nukleus. mRNA bertindak sebagaipola cetakan pembentuk polipeptida.Adapun fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetikdari DNA di inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma y 2) tRNA (transfer RNA) atau ARNt (ARN transfer) RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapimenempatkan diri di dalam sitoplasma. tRNA merupakanRNA terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodondari mRNA.Fungsi lain tRNA adalah mengikat asam-asam amino didalam sitoplasma yang akan disusun menjadi protein danmengangkutnya ke ribosom. Bagian tRNA yang berhubungan dengan kodon dinamakan antikodon y 3 ) rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARNribosomal) RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosommeskipun dibuat di dalam nukleus. RNA ini berupa pitatunggal, tidak bercabang, dan fleksibel.Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalamsintesis protein yang bergerak ke satu arah sepanjangmRNA. y 3 ) rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARNribosomal) RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosommeskipun dibuat di dalam nukleus. RNA ini berupa pitatunggal, tidak bercabang, dan fleksibel.Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalamsintesis protein yang bergerak ke satu arah sepanjangmRNA.

y 3 ) rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARNribosomal) RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosommeskipun dibuat di dalam nukleus. RNA ini berupa pitatunggal, tidak bercabang, dan fleksibel.Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalamsintesis protein yang bergerak ke satu arah sepanjangmRNA.

RE P LIKASI DNA Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkanurutan nukleotida pada DNA yang digandakan. Replikasimerupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi inidiperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel,kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai denganreplikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasigenetik yang sama RE P LIKASI DNA MELI B AK N TA: 1. Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasinukleotida-nukleotida 2. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utaslagging 3 . Primase DNA : enzim yang digunakan untuk memulai polimerisasiDNA pada lagging strand 4. Helikase DNA : enzim yang berfungsi membuka jalinan DNAdouble heliks 5. Single strand DNA-binding protein : menstabilkan DNA indukyang terbuka

Garpu replikasi/Growing F ork y Leading strand: sintesis DNA terjadi secara kontinu y Lagging strand: sintesis DNA terjadi melalui pembentukan utas-utaspendek

LANGKAH RE P LIKASI DNA y A. Sebelum melakukan replikasi, molekul induk mempunyai dua untai DNAkomplementer atau cetakan. b. Langkah pertama dalam replikasi adalah pemisahan kedua untai DNA , olehDNA polimerasec. Setiap untai yang lama berfungsi sebagai cetakan yang menetukan urutannukleotida terpasang untai komplementer yang baru yang sesuai dengandibantu oleh RNA polimerase.d. Nukleotida baru tersebut disambung satu sama lain untuk membentuktulang belakang gula fosfat dari untaian baru TRANSKRI P SI y Proses pengkopian/penyalinan molekul DNA menjadi utasRNA yang komplementer. y Melibatkan RNA Polymerase TH AA P TRANSKRI P SI 1. Inisiasi : y -enzim RNA polymerase menyalin gen

y -pengikatan RNA polymerase terjadi pada tempat tertentu yaitutepat didepan gen yang akan ditranskripsi. -tempat pertemuanantara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut promoter. y -kemudian RNA polymerase membuka double heliks DNA. y -salah satu utas DNA berfungsi sebagai cetakan 2. Elongasi : y Enzim RNA polymerase bergerak sepanjang molekul DNA,membuka double heliks dan merangkai ribonukleotida ke ujung 3 dari RNA yang sedang tumbuh y 2. Elongasi : y Enzim RNA polymerase bergerak sepanjang molekul DNA,membuka double heliks dan merangkai ribonukleotida ke ujung 3 dari RNA yang sedang tumbuh. y 3 .Terminasi: y Terjadi pada tempat tertentu. Proses terminasitranskripsi ditandai dengan terdisosiasinyaenzim RNA polymerase dari DNA dan RNAdilepaskan.

Bagian dari molekul DNA (gene) terbuka pilinannyasehingga basa-basanya terekspos. Nukleotida mRNA bebas, di dalam nukleus berpasangan basa-basanya dengan satu utas molekul DNA yang telahterbuka pilinannya.

mRNA dibuat dengan bantuan RNA polymerase. Enzim inimenyatukan nukleotida mRNA untuk membuat utas mRNA. Utas mRNA ini bersifat komplementer terhadap DNA (gen) mRNA meninggalkan nukleus menuju sitoplasma melalui porinuklea

Translasi/ sintesisprotein y -Proses penerjemahan kodon-kodon pada mRNA menjadipolipeptida. y -Kode genetik merupakan aturan yang penting y -Urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga tiga.Setiap gugus tiga disebut kodon. y -Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodonyang terdapat pada tRNA

TH AA P TRANSLASI y Inisiasi. y Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unitkecil ke mRNA. y Ribosom bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengankodonAUG.Kodoninimenjadikodonawal.Asamaminoyang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin.

y Elongation. y Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar padasub unit kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah .Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempatioleh tRNA yang membawa metionin. y Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang terletakpada kodon ke dua dan kosong

Terminasi. y Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhiry tuUAA,UAG,UGA. ai y Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodonyang sesuai. y Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A danmelepaska rantai polipeptida yang terbentuk dari tRNA yangterakhir. Kemudian ribosom pecah menjadi sub unit kecil dan besar

ELEKTRO F ORESES y Elektroforesis adalah suatu teknik yang mengukur laju perpindahan ataupergerakan partikelpartikel bermuatan dalam suatu medan listrik.Prinsip kerja dari elektroforesis berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatannegatif (anion), dalam hal tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (anode), sedangkan partikel-partikel bermuatan positif (kation) akan bergerakmenuju kutub negatif (anode) (Klug & Cummings 1994: A-6) ELEKTRO F ORESIS

y Hasil elektroforesis yang terlihat adalah terbentuknya band yang merupakanfragmen DNA hasil amplifikasi dan menunjukkan potongan-potongan jumlahpasangan basanya (Klug & Cummings 1994: 3 97). y Teknik elektroforesis mempergunakan medium yang terbuat darigel.Perpindahan partikel pada medium gel tersebut dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti ukuran partikel, komposisi dan konsentrasi gel, densitas muatan,kuat medan listrik dan sebagainya. y Elektroforesis digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ukurandan bentuk suatu partikel baik DNA, RNA danprotein.Elektroforesis dalam bidang genetika, digunakan untukmengetahui ukuran dan jumlah basa yang dikandung suatu sekuenDNA tertentu (Klug & Cummings 1994: A-7). Elektroforesis dalam bidang genetika, digunakan untuk mengetahui ukuran dan jumlah basa yang dikandung suatu sekuen DNA tertentu (Klug &Cummings 1994: A-7).

P olymerase chain reaction ( P CR) y Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu proses pembentukancetakan DNA secara berulang kali dengan menggunakan prosedurdan waktu yang tertentu. PCR menggunakan teknik amplifikasi(perbanyakan) secara spesifik pada suatu segmen DNA secara invitro dengan menggunakan DNA polimerase, cetakan (template),DNA genom, dan primer oligonukleotida y Prinsip dasar dari teknik PCR tersebut merupakan adanya enzimDNA polimerase yang digunakan untuk membuat cetakan darisegmen DNA yang diinginkan (Wolfe 199 3 :1 3 7)

P ROSES DALAM

P CR Proses PCR terdiri dari 3 tahapan, yaitu: y 1 . D e n a t u r a s i adalah proses penguraian materi genetik (DNA/RNA) dari bentuk heliksnyayang dipisahkan dengan suhu 90-96 o C. y 2.Annealing (pelekatan) atau hibridisasi adalah suatu proses penempelan primer ke DNA templ a te yang sekarang hanyadalam satu untai. y 3 . P o l i m e r i s a s i ( s i n t e s i s ) adalah suatu proses pemanjangan rantai DNA baru yang dimulai dariprimer Aplikasi dari P CR yaitu: y 1. Mendeteksi penyakit yang dapat menginfeksi, variasi dan mutasi darigen (Powledge 2001: ?). y 2. Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies atau untukmengetahui dari mana spesies tersebut berasal (Powledge 2001: ?). y 3 . DNA atau RNA yahg telah dianalisis dengan menggunakan teknik PCRdigunakan untuk meneliti penerapannya dalam bidang klinik dan obat-obatan forensik, mengembangkan teknikteknik dalam bidang genetikadan untuk mendiagnosa (Davis et al. 1994: 114) y 4. Untuk membuat cDNA library, yaitu sebuah set dari hasilkloning yang mewakili sebanyak mungkin mRNA dari suatutipe sel tertentu dengan waktu tertentu. Pembuatan cDNAlibrary tersebut menggunakan teknik Transverse ReplicationPCR (Weaver 1999: 80).

HUKUM MENDEL PERTAMA Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia menyatakan bahwa setiap ciri

dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam bunga). Kedua informasi ini (kelak disebut plasma pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. Sekarang, konsep ini disebut Hukum Mendel Pertama -- Hukum Pemisahan. Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri yang dominan sedangkan lainnya terpendam. Induk "jenis murni" dengan ciri dominan memunyai sepasang gen dominan (AA) dan dapat memberi hanya satu gen dominan (A) kepada keturunannya. Induk "jenis murni" dengan ciri yang terpendam memunyai sepasang gen terpendam (aa) dan dapat memberi hanya satu gen terpendam (a) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama menerima satu gen dominan dan satu gen terpendam (Aa) dan menunjukkan ciri-ciri gen dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat mengandung satu gen dominan (A) atau gen terpendam (a). Oleh karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: AA, Aa, aA dan aa. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan ciri dominan, sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan ciri terpendam. HUKUM MENDEL KEDUA Kemudian Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk benih (bundar atau keriput) dan warna benih (kuning atau hijau). Dia menyilang tumbuhan yang selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning) dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama. Jadi, semua tumbuhan generasi pertama memunyai benih kuning bundar. Namun, tumbuhan generasi kedua memunyai empat macam benih yang berbeda, yakni bundar dan kuning, bundar dan hijau, keriput dan kuning, dan keriput dan hijau. Keempat macam ini dibagi dalam perbandingan 9:3:3:1. Mendel mengecek hasil ini dengan kombinasi dua ciri lain. Perbandingan yang sama muncul lagi. Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri tidak saling tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri bertahan dalam setiap subkelompok ciri yang lain, dan sebaliknya. Hasil ini disebut Hukum Mendel Kedua -- Hukum Ragam Bebas. Eksperimen Mendel menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri terpendam itu akan muncul lagi.

Dikenal juga sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas itu dikenal sebagai segregasi gen. Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Pada

waktu fertilisasi, sperma yang jumlahnya banyak bersatu secara acak dengan ovum untuk membentuk individu baru. Mengenai hukum Mendel 1 ini dapat Anda kaji dari persilangan monohibrida pada uraian verikut: Mendel melakukan percobaan selama 12 tahun. Dia menyilangkan (mengawin silang) sejenis buncis dengan memerhatikan satu sifat beda yang menyolok. Misalnya, buncis berbiji bulat disilangkan dengan buncis berbiji keriput, buncis dengan biji warna kuning disilangkan dengan biji warna hijau, buncis berbunga merah dengan bunga putih, dan seterusnya. Untuk memudahkan mempelajarinya, tiap-tiap persilangan diberi simbol. Pada saat menyilangkan, tanaman induk diberi notasi P (singkatan dari parental=induk). Keturunan 1 (keturunan pertama) yang dihasilkan disebut F1 (singkatan dari filial = keturunan). Untuk mendapatkan keturunan 2 (F2) dilakukan persilangan antar sesama F1. caranya, Mendel menanam tumbuhan F1 yang disilangkan dengan tumbuhan F1 yang lain. Sifat Beda Induk=Parental (P) Biji Bulat X Keriput Biji Kuning X Hijau Bunga Merah X Putih Polong Hijau X Kuning Banyaknya Individu F1 Semua bulat Semua kuning Semua merah Semua hijau F2 Perbandingan

5474 bulat : 1850 keriput 2,96 : 1 6022 kuning : 2001 hijau 3,01 : 1 705 merah : 224 putih 428 hijau : 152 kuning 3,15 : 1 2,82 : 1

Polong Gembung X Kurus Semua gembung 882 gembung : 299 kurus 3,95 : 1 Bunga Aksial X Terminal Semua aksial 651 aksial : 207 terminal 3,14 : 1

Batang Panjang X Pendek Semua panjang 787 panjang : 277 pendek 2,84 : 1 BAB I PENDAHULUAN A. L A. Latar Belakang Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan 2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Prinsip-prinsip yang ditemukan oleh Mendel diterima secara umum, namun penelitianpenelitian berikutnya sering menemukan perbandingan fenotipe yang aneh, seakan-akan tidak mengikuti Hukum Mendel. Untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi, maka disusunlah makalah ini.

B.

R umusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa permasalah yang akan coba dibahas dalam makalah, yaitu : 1). Mempelajari hukum mendel Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika yang dibina oleh.., ada tujuan khusus yang ingin dicapai, yaitu : untuk memperlajari tentang Hukum Mendel.

C.

BAB II PEMBAHASAN A. Hukum Mendel 1. Hukum Segregasi (Hukum Pertama Mendel) Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: a. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R). b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di bawah ini).

c. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya. 2. Hukum Asortasi Bebas (Hukum Kedua Mendel) Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi. Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah).

gambar 1 Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR ,

(berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1. Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya. Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Lihat ganbar 2

gambar 2 Gambar, 2 Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.

BAB III PENUTUP B. Kesimpulan Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi bebas, yang telah di jabarkan oleh Gregor Johann Mendel . Mendel mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. hukum keturunan merupakan penambah penting buat pengetahuan manusia, dan pengetahuan kita tentang genetika mungkin akan lebih dapat dipraktekkan di masa depan daripada sebelumnya. Ada pula faktor yang tak boleh diabaikan kalau kita memutuskan dimana Mendel mesti ditempatkan dalam urutan daftar buku ini. Gregor Johann Mendel, inilah tokoh yang lahir di Hyncice, Autria, yang berperan penting dalam ilmu Biologi, khususnya tentang hereditas dan telah dikenal diseluruh dunia dengan Hukum Mendel nya. Hukum Mendel merupakan hukum hereditas yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme. Sebelum menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang belum mengakui pendapat atau teori mendel tentang hereditas.

Hukum Pewarisan Mendel


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2) menurut Mendel

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan 2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

[sunting] Hukum segregasi (hukum pertama Mendel)

Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2

Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan

dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R). 2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah). 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

[sunting] Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel)


Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi. Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1. Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya. Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.

Anda mungkin juga menyukai