SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 1ETIS BANTUL YOAGTAKERTA 2010/ 2011 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki siIat oksidator kuat. H2O2 tidak berwarna dan memiliki bau yang khas agak keasaman. H2O2 larut dengan sangat baik dalam air. Dalam kondisi normal hidrogen peroksida sangat stabil, dengan laju dekomposisi yang sangat rendah. Pada saat mengalami dekomposisi hidrogen peroksida terurai menjadi air dan gas oksigen Enzim katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Enzim ini diproduksi oleh sel bagian badan mikro, yaitu Peroksisom. Organ yang paling dominan menghasilkan enzim ini adalah bagian hati (lever). Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatiI dan racun (toksin) yang bagi kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan kerusakan. Enzim katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) yang tidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air (H20) dan oksigen (O2) yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatiI lainnya seperti Ienol, asam Iormat, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia. Dengan begitu, berbagai racun yang masuk ke dalam tubuh manusia menjadi tidak berbahaya lagi bagi tubuh. kesemua proses di atas biasanya terjadi di dalam organ hati. Demikian cara kerja enzim katalase pada hati manusia B. Rumusan masalah . Bagaimana pengaruh enzim katalase terhadap O 2 H 2 ? 2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase? 3. Bagaimana pengaruh pH terhadap kerja enzim katalase? 4. Apakah enzim katalase terdapat pada tumbuhan? . Tujuan . Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap O 2 H 2
2. Mengetahui
pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase 3. Mengetahui pengaruh pH terhadap kerja enzim katalase 4. Mengetahui Iaktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase BAB II LANDASAN TEORI
Setiap organisme memerlukan makanan untuk tetap dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Aktivitas makan dilakukan semua makhluk hidup tidak memandang usia,spesies, dan jenis kelamin. Makanan yang dikonsumsi selanjutnya akan dicerna oleh tubuh melalui beragam proses. Hasil dari proses tersebut selanjutnya akan berguna untuk pertumbuhan maupun aktivitas makhluk hidup. Namun dari proses pencernaan makanan di dalam tubuh tentunya tidak hanya menghasilkan zat/senyawa yang diperlukan tubuh, tetapi juga dihasilkan zat-zat yang bersiIat racun (toksin) bagi tubuh. Misalnya senyawa hydrogen peroksida (H2O2) yang berbahaya bagi tubuh. Namun berkat kekuasaan Allah SWT, tubuh manusia telah dilengkapi dengan organ hati (hepar) yang memiliki jutaan peroksisom. Organel sel ini menghasilkan enzim katalase yang mampu menguraikan H2O2 menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Bagaimanakah cara kerja dari enzim katalase ini? Apa saja yang mempengaruhi kerjanya? Akan terjawab dalam praktikum ini. Enzim katalase dari mamalia seperti manusia, ataupun sapi, ayam ataupun mikroba moderat (jamur) misalnya, hanya dapat berIungsi di antara suhu 37-40 derajat celcius. Jika suhu terlalu rendah ( 0 0C) , maka enzim ini akan berhenti bekerja, tetapi tidak mengalami kerusakan dan akan bekerja kembali jika suhu telah normal. Jika suhu terlalu tinggi ( ~40 0C), enzim ini akan mengalami denaturasi sehingga tidak dapat dipakai kembali. pH optimum untuk enzim ini adalah pH netral ( 6,5 7,5 ), sedangkan pada lingkungan yang ber-pH Asam atau Basa, enzim ini akan mengalami denaturasi. Dengan demikian reaksi pemecahan Hidrogen peroksida oleh enzim katalase tidak dapat berlangsung di lingkungan asam maupun basa . Dikutip dari . http.//id.shvoong.com/medicine-and-health/2119456- en:im-katalase/ Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun . Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki siIat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone. H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari per tahun. Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanIaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:
H2O2 -~ H2O /2O2 23.45 kcal/mol
Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB). Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah siIatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi. Kebutuhan industri akan hidrogen peroksida terus meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun saat ini di Indonesia sudah terdapat beberapa pabrik penghasil hidrogen peroksida seperti PT Peroksida Indonesia Pratama, PT Degussa Peroxide Indonesia, dan PT Samator Inti Peroksida, tetapi kebutuhan di dalam negeri masih tetap harus diimpor. Dikutip dari . http.//kimia79.blogspot.com/2009/03/mengenal-hidrogen-peroksida-h2o2.html BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu penelitian Tanggal percobaan : Agustus 20 Pukul : 2.00 am - selesai Tempat : Lab. Biologi SMA N Jetis Bantul B. Variabel penelitian Variabel bebas adalah Iaktor yang sengaja dibuat berbeda dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini adalah hati, jantung, lemak, biji melinjo, daun muda, HCl, NaOH, NaCl Variabel terikat adalah suatu hasil dari perlakuan variabel bebas dan terkontrol. Variabel terkontrolnya adalah munculnya gelembung dan nyalanya bara lidi Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat sama dalam suatu percobaan. Sebagai pengontrol yaitu pemberian 5 tetes H 2 O 2
C. Alat dan bahan a. Alat . Pisau 2. Lidi 3. Tabung reaksi 4. Spritus b. Bahan . Hati ayam 2. Jantung ayam 3. Lemak/gajih ayam 4. H 2 O 2
5. NaOH 6. HCl 7. NaCl . Biji Melinjo 9. Daun muda
D. Langkah kerja Percobaan (hati H 2 O 2 ) . menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan 2. memotong hati kurang lebih berbentuk dadu (xcm) 3. memasukan potongan hati tersebut kedalam tabung reaksi 4. memasukan 5 tetes H 2 O 2 dalam tabung reaksi 5. kemudian menutup tabung reaksi menggunakan kertas 6. membakar lidi menggunakan spiritus sampai berbentuk bara 7. memasukan lidi yang berubah menjadi bara kedalam tabung reaksi . mengamati bara api tersebut dan mencatat hasilnya Percobaan 2 ( Hati HCL H 2 O 2 ) . Sama dengan percobaan tetapi hati ditambah HCl terlebih dahulu sebelum H 2 O 2
dimasukkan Percobaan 3 (Hati NaOH H 2 O 2 ) . Sama dengan percobaan tetapi hati ditambah NaOH terlebih dahulu sebelum H 2 O 2 dimasukkan Percobaan 4 (Hati direbus H 2 O 2 ) . Sama dengan percobaan tetapi hati direbus terlebih dahulu sebelum H 2 O 2
dimasukkan Percobaan 5 (Hati dingin H 2 O 2 ) . Sama dengan percobaan tetapi hati dibekukan dalam Ireezer terlebih dahulu sebelum H 2 O 2 dimasukkan Percobaan 6 (jantung H 2 O 2 ) . Sama dengan percobaan tetapi hati diganti dengan jantung Percobaan 7 ( lemak H 2 O 2 ) . Sama dengan percobaan tetapi hati diganti dengan lemak Percobaan (biji melinjo H 2 O 2 ) . Sama dengan percobaan tetapi hati diganti dengan biji melinjo yang telah dihaluskan Percobaan 9 (daun muda H 2 O 2 ) . Sama dengan percobaan tetapi hati diganti dengan daun muda yang telah dihaluskan Percobaan 0 (Hati NaCl H 2 O 2 ) . Sama dengan percobaan tetapi hati ditambah NaCl terlebih dahulu sebelum H 2 O 2
dimasukkan BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Tabel hasil pengamatan NO Perlakuan Gelembung Menyala / Tidak
Hati H 2 O 2
2 Hati HCl H 2 O 2 - - 3 Hati NaOH H 2 O 2 - - 4 Hati direbus H 2 O 2 - - 5 Hati es (digin) H 2 O 2
6 Jantung H 2 O 2
7 Lemak H 2 O 2 - -
Melinjo H 2 O 2
9 Daun muda H 2 O 2 - - 0 Hati NaCl H 2 O 2
Keterangan gelombang : O : gelembung sedikit O : gelembung sedang O : gelembung banyak O : gelembung banyak sekali O - : tidak ada gelembung
Keterangan nyala/tidak (bara lidi) : O : menyala O : menyala sedang O : menyala terang O : menyala terang sekali O - : tidak menyala
B. Pembahasan Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai siIat spesiIik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2 dengan reaksi sebagai berikut : 2H 2 O 2 2H 2 O O 2 Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hati, jantung, dan lemak ayam untuk tumbuhan digunakan melinjo, dan daun muda. Hati sapi digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Jantung dan lemak digunakan sebagai perbandingan apakah dalam organ lain terdapat enzim katalase atau tidak. kemudian melinjo dan daun muda digunakan untuk mengetahui apakah dalam tumbuhan terdapat enzim katalase atau tidak. Dari bahan-bahan tersebut diberi perlakuan sebagai berikut : A. Pada hati ayam . Hati ditambah H 2 O 2 (hidrogen peroksida) Saat hati diberi H 2 O 2 terjadi reaksi yaitu terdapat gelembung-gelembung udara yang banyak sekali. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam bereaksi dengan H 2 O 2 yaitu mengubah H 2 O 2 menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala bara yang terang sekali. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O 2 juga diuraikan menjadi oksigen (O 2 ). 2. Hati ditambah HCl dan H 2 O 2
Pertambahan HCl untuk membuat hati dalam keadaan asam. Kemudian ditambah H 2 O 2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, dan ketika dimasukkan bara api ke dalamnya bara api tidak menyala. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi asam. 3. Hati ditambah NaOH dan H 2 O 2
Penambahan NaOH untuk membuat hati dalam keadaan basa. Kemudian ditambah H 2 O 2 ternyata terbentuk sedikit gelembung udara dan ketika dimasukkan bara api ke dalamnya bara api tidak menyala. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam basa. 4. Hati disebus kemudian ditambah H 2 O 2
Hati yang direbus kemudian ditambah H 2 O 2 , ternyata timbul sedikit gelembung udara dan saat bara lidi dimasukkan ke dalamnya bara api tidak menyala. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase sangat peka terhadap suhu dan pada suhu hang tinggi dapat merusak enzim sehingga tidak dapat menguraikan H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2 . 5. Hati dibekukan dan ditambah H 2 O 2
Hati yang dibekukan kemudian ditambah H 2 O 2 , ternyata timbul gelembung udara yang sedang dan saat bara lidi dimasukkan ke dalamnya bara api menyala sedikit. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase sangat peka terhadap suhu dan pada suhu terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim sehingga dapat menghambat menguraikan H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2 . 6. Hati ditambah NaCl dan H 2 O 2
Pertambahan NaCl untuk membuat hati dalam keadaan asin. Kemudian ditambah H 2 O 2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, dan ketika dimasukkan bara api ke dalamnya bara api menyala sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja maksimal dalam kondisi asin.
B. Pada jantung dan lemak Sebagai perbandingan, digunakan jantung dan lemak ayam untuk mengetahui apakah terdapat dalam organ lain selain hati terdapat enzim katalase atau tidak . Jantung ditambah H 2 O 2
Jantung yang kemudian ditambah H 2 O 2 , ternyata timbul gelembung udara yang sedang dan saat bara lidi dimasukkan ke dalamnya bara api menyala sedikit. Ini membuktikan dalam organ lain seperti jantung terdapat enzim katalase tetapi jumlahnya sedikit 2. Lemak ditambah H 2 O 2
lemak yang kemudian ditambah H 2 O 2 , ternyata timbul gelembung udara yang sedang dan saat bara lidi dimasukkan ke dalamnya bara api menyala sedikit. Ini membuktikan dalam organ lain seperti jantung terdapat enzim katalase tetapi jumlahnya sedikit C. Pada tumbuhan . Melinjo ditambah H 2 O 2
Biji melinjo yang kemudian ditambah H 2 O 2 , ternyata timbul gelembung udara yang sedang dan saat bara lidi dimasukkan ke dalamnya bara api menyala sedikit. Ini membuktikan dalam biji melinjo terdapat enzim katalase tetapi jumlahnya sedikit 2. Daun muda ditambah H 2 O 2
Daun muda yang kemudian ditambah H 2 O 2 , ternyata timbul gelembung udara yang banyak dan saat bara lidi dimasukkan ke dalamnya bara api mati. Dari percobaan dapat diketahui bahwa kerja enzim katalase yang dapat menguraikan H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2 dengan reaksi sebagai berikut : 2H 2 O 2 2H 2 O O Kerja enzim katalase dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH), suhu dan keasinan. Pada pH terlalu asam dan basa, enzim menjadi non aktiI, sehingga tidak dapat bekerja. Sedangkan pada saat direbus, suhu menjadi tinggi sehingga enzim menjadi rusak (denaturasi). Hal ini menyebabkan enzim katalse tidak dapat menguraikan H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2, pada suhu dingin enzim menjadi tidak aktiI. Di organ lain juga terdapat enzim katalase dalam jumlah kecil. tumbuhan ternyata juga terdapat enzim katalase tetapi tidak banyak, yang dibuktikan dari adanya gelembung yang sedang dan bara yang menyala kecil.
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan
Dari percobaan diatas didapat kesimpulan : . Enzim katalase dapat mengubah hidrogen peroksida H 2 O 2 menjadi air (H 2 O) dan oksigen (O 2 ) 2. Ph yang terlalu asam atau terlalu basa dapat mempengaruhi kerja enzim katalase 3. Suhu yang terlalu panas atau dungin dapat mempengaruhi kerja enzim katalase 4. Di tumbuhan terdapat enzim katalase tetapi jumlahnya sedikit 5. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah pH, suhu, keasinan
DAFTAR PUSTAKA
O http://id.shvoong.com/medicine-and-health/29456-enzim-katalase/ O http://kimia79.blogspot.com/2009/03/mengenal-hidrogen-peroksida-h2o2.html O Maryati,Sri.2006.Biology.Jakarta.Penerbit Erlangga. O Abbas, M. 997. iologi Cetakan KeTiga. Yudistira. Jakarta. O Foster, B. 2002. uku Pelafaran Siap SPM IPA. Ganesha Operation. Bandung. O Kimball, J. W. 990. iologi Jilid 1, 2, dan 3. Erlangga. Jakarta.