Anda di halaman 1dari 13

BUDIDAYA,PROSESING BENIH DAN PENGOLAHAN TANAMAN ROSELA (Hibiscus sabdariffa)

Dibuat Untuk Presentasi LKS SMK Tingkat Propinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya Tanggal 19 April 21 April Tahun 2010

DISUSUN OLEH : Heru Pralambang Indra Irawan

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA SMK NEGERI KECIL 1 PALANGKARAYA BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN KOMPETENSI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PEMBIBITAN DAN KULTUR JARINGAN PALANGKARAYA 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara tropis di kawasan benua Asia yang memiliki keanekaragaman jenis tanaman baik yang berasal dari jenisjenis tanaman yang belum dikenal dan dibudidayakan dengan baik maupun jenis jenis yang sudah dikenal dan telah dibudidayakan secara komersil.Salah satu jenis tanaman yang belum dikenal luas dan belum dibudidayakan secara komersil adalah tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa ) yang cukup memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan secara optimal. Awalnya rosella hanya merupakan tanaman liar yang tumbuh di semak-semak.Dahulu rosella digunakan untuk diambil serat batangnya saja sebagai bahan baku pembuatan tali dan pengganti rami. Di negara lain rosella sudah banyak dimanfaatkan sejak lama Seiring berjalannya waktu rosella mulai dikenal kemanfaatannya sebagai bahan obat,bahan makanan dan minuman. Tanaman Rosela merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang tergolong dalam tanaman hias karena bunganya yang indah yang merupakan kerabat dari bunga sepatu.Cara budidayanya sangat mudah.Rosela bisa ditumpangsarikan dengan tanaman apa saja,yang penting tetap mendapatkan sinar matahari cukup,namun bila ditanam sebagai tanaman utama sebaiknya ditanam sendiri,karena tanaman ini membutuhkan sinar matahari langsung.Rosela juga mudah tumbuh di tanah yang mendapat pengairan cukup,meskipun kondisi tanah kurang subur,asal airnya cukup,rosella tetap bisa tumbuh dengan baik. (Herti Maryani,Lusi Kristiana,2005) . Kalimantan Tengah khususnya Palangkaraya,tanaman rosella belum begitu dikenal dan dibudidayakan secara luas.Umumnya produk rosella diambil dari luar Kalimantan terutama dari pulau Jawa.SMK Negeri Kecil 1 Palangkaraya mencoba membudidayakannya dengan harapan agar produk rosella dapat diperoleh dengan mudah tanpa harus mendatangkan dari luar

sekaligus mengenalkan berbagai manfaat dan hasil olahan rosella kepada masyarakat. 1.2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari budidaya,prosesing benih dan pengolahan tanaman rosella adalah :
1. Mengetahui dan memahami cara budidaya tanaman rosella 2. Mengetahui cara perbanyakan dan prosesing benih rosela

3. Mengetahui manfaat dan hasil olahan rosella 4. Membuka wawasan dan pemahaman tentang budidaya dan manfaat tanaman rosella kepada masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Tanaman Rosela mempunyai nama ilmiah Hibiscus sabdariffaa Linn,anggota family Malvaceae. Rosela merupakan herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian 0,5- 3 meter,batang bulat,tegak berkayu, dan berwarna merah,daunnya tunggal berbentuk bulat telur,pertulangan menjari,ujung tumpul,tepi bergigi,pangkal berlekuk.Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 58 cm.Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7cm. Bunga rosella yang keluar dari ketiak daun merupakan bunga tunggal,artinya pada setiap tangkai hanya terdapat satu bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu,panjangnya 1 cm,pangkalnya saling berlekatan,dan berwarna merah.Kelopak ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat,bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman. Mahkota bunga berbentuk corong terdiri dari 5 helaian,panjangnya 3-5 cm. Tangkai sari yang merupakan tempat melekatnya kumpulan benangsari berukuran pendek dan tebal,panjangnya sekitar 5 mm dan lebar sekitar 5 mm. Putiknya berbentuk tabung,berwarna kuning atau merah.

Buahnya berbentuk kotak kerucut,berambut,terbagi menjadi 5 ruang,berwarna merah. Bentuk biji menyerupai ginjal,berbulu,dengan panjang 5mm dan lebar 4mm.Saat masih muda,biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu. Saat ini terdapat lebih dari 100 varietas rosella yang tersebar di seluruh dunia.Dua varietas yang paling terkenal adalah sabdariffa dan altissima Webster.Varietas sabdariffa mempunyai kelopak bunga yang dapat dimakan ,berwarna merah atau kuning pucat dan kurang banyak mengandung serat.Sedangkan varietas altissima Webster sengaja ditanam untuk mendapatkan seratnya karena kandungan seratnya yang tinggi tetapi kelopak bunganya tidak dapat dimakan . SMK Negeri Kecil 1 Palangkaraya lebih memilih varietas sabdariffa karena kelopak bunganya yang dapat di konsumsi. 2.2.

BAB III BUDIDAYA TANAMAN ROSELA 3.1 Penanaman Rosela dapat ditanam dengan menyemaikan biji secara langsung di lahan penanaman.Tanaman ini mempunyai perakaran yang dalam ,karena itu disarankan untuk menanam biji dengan kedalaman yang cukup sekitar 2,5 cm. Penanaman biji dilakukan dengan dua metode yakni metode pananaman sejajar dan silang. Tinggi bedengan yang digunakan sekitar 40 cm,jarak tanam untuk metode sejajar adalah 120 x 100 cm,sedangkan untuk metode silang adalah 100 x 100 cm. Diantara bedengan dibuat saluran drainase yang lebarnya disesuaikan ,dalam satu lubang tanam biasanya diisi 3 4 biji,sehingga untuk menanam rosella 1 ha dibutuhkan biji sekitar 1 kg.

Kualitas bunga rosella sangat dipengaruhi oleh adanya sinar matahari. Jika tanaman mulai berbunga kurang mendapat sinar matahari, bunga yang dihasilkan akan berkualitas rendah. Karena itu,faktor utama yang perlu dipertimbangkan saat memperhitungkan waktu tanam adalah tanaman harus mendapatkan sinar matahari cukup. Sementara itu curah hujan yang kurang dapat disiasati dengan pengairan yang baik. 3.2 Pemupukan Untuk mendapatkan kelopak yang besar,tanaman perlu dipupuk,pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang,Urea dan NPK.Pupuk kandang diberikan setelah tanah diolah,dosisnya 500 600 kg/1000 m2. Pupuk dilanjutkan diberikan 2 kali,yakni pada umur 2 3 minggu dan 1,5 bulan setelah tanam,pupuk susulan pertama menggunakan urea dosisnya 20 30 gram/lubang tanam dan yang kedua pupuk NPK dosisnya 30 50 gram / lubang tanam. 3.3. Penyiraman dan Pendangiran Bila tidak ada hujan,pengairan biasanya dilakukan 1 kali seminggu. Selain itu perlu dilakukan pendangiran 2 kali selama musim tanam,yakni pada saat tanaman mencapai tinggi 30 cm dan 60 cm.Selain untuk memperbaiki guludan pendangiran juga diperlukan untuk menjaga keremahan tanah dan membersihkan gulma. Penyiangan rumput dan tanaman lain yang mengganggu akan meningkatkan hasil panen sekaligus memperbesar ukuran kelopak bunga. 3.4. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama utama yang menyerang tanaman rosella adalah nematode Heterodera rudicicola yang menyerang bagian batang dan akar. Untuk mengurangi serangan hama ini,perlu dilakukan pengairan secara terusmenerus.Pergiliran tanaman juga diperlukan untuk memutus siklus hidup nematode ini. Sampai saat ini,hama yang diketahui banyak menyerang rosella di Indonesia adalah belalang.Hama ini bias dikendalikan dengan menyemprotkan pestisida.Penyakit yang umum menyerang adalah busuk akar,untuk mengatasinya tanaman yang terserang harus segera dicabut dan dibakar supaya tidak menular ke tanaman lain. 3.5.Panen Panen pertama dilakukan 4-5 bulan setelah tanam,sesudah pemanenan pertama rosella masih dapat menghasilkan bunga,asalkan

temperature pada malam hari tidak kurang dari 21 0 C.Karena itu pemanenan dapat terus dilakukan hingga tanaman tidak menghasilkan bunga,yakni sekitar 4-8 bulan berikutnya.Pemanenan rata-rata dilakukan setiap 10 hari sekali. Proses pemanenan sebaiknya dilakukan secara manual dan harus dijaga agar hasil panen tidak terkontaminasi benda-benda asing lainnya. Selain itu kelopak bunga sebaiknya tidak dibiarkan bersentuhan dengan tanah atau permukaan kotor lainnya. Untuk mengurangi kontaminasi,waktu antara pemanenan dan pengeringan haruslah seminimal mungkin,hanya kelopak yang sudah tua yang dipanen menggunakan alat potong. Sementara itu,tangkai dan kelopak yang belum tua tetap dibiarkan tertinggal dan dipanen setelah tua. 3.5. Penanganan Pasca Panen Jika tidak digunakan dalam bentuk segar,kelopak rosella yang telah dipanen sebaiknya segera dikeringkan .Sebelum dikeringkan biasanya dipotong-potong terlebih dahulu agar proses pengeringan berjalan dengan cepat.Pemotongan kelopak ini terutama baik untuk rosella yang digunakan sebagai the yang langsung diseduh dengan air panas. Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa metode,salah satunya pengeringan dengan diangin-anginkan. Karena itu diperlukan wadah segi empat semacam nampan besar dengan alas terbuat dari kasa berbahan nilon.Tempat pengeringan harus memiliki aliran udara yang bagus dan terhindar dari sinar matahari langsung agar kualitasnya tetap terjaga dan pengeringannya merata,kelopak perlu dibalikkan seperlunya.Proses pengeringan dengan cara ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 7 hari.Rasio pengeringan rosella umumnya 10 : 1,artinya dari setiap 10 kg kelopak segar akan menghasilkan 1 kg bahan kering

BAB IV PROSESING BENIH

4.1. Sortasi Benih Benih merupakan faktor terpenting dalam rangkaian budidaya tanaman.Benih adalah biji tumbuhan yang terpilih yang digunakan untuk tujuan penanaman .Sortasi dan grading harus dilakukan agar diperoleh benih yang bermutu.Kelopak rosella yang akan dijadikan benih harus diseleksi dengan memilih berdasarkan bentuk,warna yang cerah,memenuhi syarat masak fisiologis dan tidak cacat 4.2. Melakukan Ekstraksi Ekstraksi merupakan kegiatan pemisahan benih dari bagian tanaman yang lain seperti malai,daging buah dan kulit buah. Ekstraksi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu ektraksi secara basah dan ekstraksi kering.Proses ekstraksi yang dilakukan pada prosesing benih rosella adalah ekstraksi kering. Tahapan prosesing benih dengan ekstraksi kering adalah sebagai berikut : 1. Pilih buah yang sudah tua (masak /matang) ,tidak cacat dan berasal dari tanaman yang sehat serta produktifitasnya tinggi.
2. Buka kelopak ujung buah dari bagian tengahnya yang akan diambil

sebagai benih yang baik. 3. Bersihkan biji dari kotoran atau kulit buah yang menempel pada biji. 4. Jemur biji dibawah sinar matahari yang tidak terlalu terik ( dianginanginkan) dan selalu dibolak-balik agar panas merata dan mempercepat penguapan sampai kering.

4.3. dan Penentuan Kadar Air Benih

Pengeringan

Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air benih sampai pada taraf yang aman untuk penyimpanan dan mempertahankan viabilitas benih. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara langsung dijemur dibawah sinar matahari atau dengan pengeringan buatan ( pemanasan dan hembusan kering). Pengujian Kadar Air Benih dapat dilakukan dengan cara: 1. Timbang benih yang berasal dari buah yang sudah dibuka,dan telah dipisahkan dari kelopaknya.
2. Jemur atau keringkan benih,dengan cara menjemurnya dibawah

sinar matahari sekitar 3 -4 jam atau dioven dengan temperature sekitar 1300 C
3. Dinginkan benih tersebut diatas wadah atau baki terbuka,kemudian

timbang kembali beratnya. Pengukuran Kadar Air Benih dapat dihitung dengan rumus : Kadar air benih = b - c b - a Ket :
a. = Berat wadah + tutup

x 100 %

b. = Berat wadah + tutup + contoh benih mula mula c. = Berat wadah + tutup + benih setelah dikeringkan Atau dengan menggunakan rumus : Kadar air benih = BB - BK x 100% BB Ket : BB = Berat basah BK = Berat kering

4.4.

Pengemasan

Packaging Benih Pengemasan / packing bertujuan untuk memudahkan pengelolaan benih, memudahkan transportasi benih untuk pemasaran, memudahkan dalam penyimpanan, mempertahankan persentase viabilitas benih,mengurangi deraan / tekanan / pengaruh alam dan mempertahankan kadar air benih. Bahan pengemas yang digunakan dipilih bahan yang memenuhi syarat antara lain ; mampu menghambat, mencegah dan menahan masuknya uap air kedalam kemasan, dapat menahan masuknya gas-gas kedalam kemasan,serta syarat lain yaitu ; bahan mudah didapat,cukup kuat,harga memadai,mudah dicetak logo/merek dan tidak beracun,disamping itu kemasan juga perlu di seal sebaik mungkin untuk menghindari kemungkinan masih ada masuknya air dan gas kedalam kemasan. Sealing yang baik dengan pemanasan api atau lamination(foil) sealing. Bahan pengemasan dapat menggunakan kaleng,alumunium foil,botol ,kertas semen dll. kantong plastic,wadah

Kemasan benih biasanya dilengkapi label,yang berisi keterangan antara lain : Nama dan alamat produsen benih Jenis varietas tanaman Nomor kelompok benih Berat bersih Tanggal pengemasan dan kadaluarsa Kadar air Daya tumbuh dll.

BAB V PENGOLAHAN TANAMAN ROSELA 5.5. Manfaat Tanaman Rosela Di Indonesia belum banyak masyarakat yang memanfaatkan tanaman rosella,sementara di negara lain rosella banyak dimanfaatkan sejak lama.Seluruh bagian tanaman mulai buah, kelopak bunga,mahkota bunga dan daunnya dapat dimakan .Tanaman ini juga dapat digunakan sebagai bahan obat obatan di bidang kesehatan.Dengan mengkonsumsi minuman

yang berbahan baku rosella dapat mengurangi berbagai macam penyakit. (Anonim,2005) Seorang ahli farmakognosi di Senegal telah merekomendasikan ekstrak rosella untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Khasiat lain tanaman rosella adalah sebagai anti kejang ( antispasmodik),mengobati cacingan ( antelmintik),anti bakteri.Ekstrak air rosella dan zat warna ditemukan efektif terhadap cacing Ascaris gallinarum yang menyerang unggas,mempunyai efek lethal ( mematikan ) terhadap Mycobacterum tuberculosis penyebab TBC.Rebusan kelopak rosella yang dikenal dengan nama sudan tea,digunakan untuk mengurangi batuk.Jus rosella dengan tambahan garam,lada dan tetes tebu digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan empedu.Daun rosella digunakan untuk mengobati kaki pecah-pecah dan luka bakar. Bijinya berkhasiat sebagai Diuretik dan tonikum dan masih banyak lagi manfaat rosella lainnya. ( Herti M,Lusi K, 2005).Rosela juga dapat diolah sebagai bahan salad,saus sup, minuman, sari buah, asinan,selai, pudding ,sirup dan jelly.(Anonim, 2007) 5.6. Hasil Olahan Rosela Saat ini banyak sekali hasil olahan dari tanaman rosella.Rosela dapat diolah menjadi bahan salad,saus sup,minuman, sari buah, asinan ,selai pudding,sirup dan jelly.Hasil olahan yang pembuatannya sangat sederhana dan berkhasiat adalah teh rosella.Teh rosella segar dapat diperoleh dari hasil perendaman kuntum bunga segar dalam air panas. Bila tidak dapat memperoleh kuntum yang segar,teh rosella juga dapat diperoleh dari kuntum rosella yang sudah dikeringkan .SMK Negeri Kecil 1 Palangkaraya mencoba memproduksi teh rosella,sirup,rosella dan pudding rosella walaupun dalam skala kecil untuk mengenalkan khasiat dan manfaatnya di kalangan sekolah terutama guru-guru dan nantinya semoga dapat berkembang kepada masyarakat khususnya kota Palangkaraya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan a. Budidaya tanaman rosella sangat mudah sekali asalkan mendapatkan sinar matahari yang cukup dan pengairan yang baik.
b. Untuk mendapatkan benih rosella dilakukan prosesing benih yang baik

dari hasil budidaya rosella c. Rosela dapat bermanfaat sebagai obat, bahan makanan dan minuman seperti salad,saus sup,sari buah,teh herbal, asinan,selai,pudding,sirup dan jelly.

6.2. Saran Kami berharap agar tanaman rosella tersebut dapat dikenal dan dimanfaatkan serta dibudidayakan masyarakat luas,karena tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai minuman kesehatan dan mengobati berbagai macam penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Heri Maryani. Dra, dan Lusi Kristiana, Apt. 2008. Khasiat dan Manfaat Rosela. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Anonim, Bunga Rosela, Kini Menjadi Bahan Makanan, Harian Surya, Selasa 17 Mei 2005. Anonim, Rosela, Media Kemala Group, Tabloid Tren Hobby, Jakarta, Edisi Ke 18, 2007.

Anda mungkin juga menyukai