ION EXCHANGE
Dosen Pembimbing : Bu Dewi
Disusun oleh: Endah Yunita Sari Fitri Laila Amatullah Ghani Ripandi Utomo Giftiani Citra (091411008) (091411009) (091411010) (091411011)
Kelas : 3A Teknik Kimia Tanggal Praktikum: 9 Desember 2011 Tanggal Penyerahan : 16 Desember 2011
I. Tujuan a. Melaksanakan operasi pertukaran ion pada resin kation b. Menganalisis kesadahan total, mengukur DHL, TDS, kekeruhan dan pH
Sifat-sifat Penting Resin Penukar Ion adalah adalah sebagai berikut : 1. Kapasitas Penukaran ion Sifat ini menggambarkan ukuran kuantitatif jumlah ion-ion yang dapat dipertukarkan dan dinyatakan dalam mek (milliekivalen) per gram resin kering dalam bentuk hydrogen atau kloridanya atau dinyatakan dalam milliekivalen tiap milliliter resin (meq/ml). 2. Selektivitas Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang menunjukan aktifitas pilihan atas ion tertentu. Hal ini disebabkan karena penukar ion merupakan suatu proses stoikhiometrik dan dapat balik (reversible) dan memenuhi hukum kerja massa. Faktor yang yang menentukan selektivitas terutama adalah gugus ionogenik dan derajat ikat silang. Secara umum selektivitas penukaran ion dipengaruhi oleh muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin penukar ion akan menentukan dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam suatu larutan
apabila dalam larutan tersebat terdapat ion-ion bertanda muatan sama, demikian juga dapat atau tidaknya ion yang telah terikat tersebut dilepaskan Resin Penukar Ion Laboratorium PPL
3. Derajat ikat silang (crosslinking) Sifat ini menunjukan konsentrasi jembatan yang ada di dalam polimer. Derajat ikat silang tidak hanya mempengaruhi kelarutan tetapi juga kapasitas pertukaran, perilaku mekaran, perubahan volume, seletivitas, ketahanan kimia dan oksidasi. 4. Porositas Nilai porositas menunjukan ukuran pori-pori saluran-saluran kapiler. Ukuran saluran-saluran ini biasanya tidak seragam. Porositas berbanding lansung derajat ikat silang, walaupunn ukuran saluran-saluran kapilernya tidak seragam. Jalinan resin penukar mengandung ronggarongga, tempat air terserap masuk. Porositas mempengaruhi kapasitas dan keselektifan. Bila tanpa pori, hanya gugus ionogenik di permukaan saja yang aktif. 5. Kestabilan resin Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk sejak dibuat. Kestabilan fisik dan mekanik terutama menyangkut kekuatan dan ketahanan gesekan. Ketahanan terhadap pengaruh osmotik, baik saat pembebanan maupun regenerasi, juga terkait jenis monomernya. Kestabilan termal jenis makropori biasanya lebih baik daripada yang gel, walau derajat ikat silang serupa. Akan tetapi lakuan panas penukar kation makropori agak mengubah struktur kisi ruang dan porositasnya.
2.2 Kinerja Resin Penukar Ion Pada Sistem Air Resin penukar ion pada proses pembuatan air bebas mineral berfungsi untuk mengambil pengotor air dengan cara pertukaran ion yang bermuatan sama. Kation yang ada dalam air akan dipertukarkan/diambil dengan kation resin sedangkan anion dalam air akan dipertukarkan dengan anion resin. Di dalam kolom resin penukar kation, garam-garam yang terlarut di dalam air dikonversi menjadi asam-asam mineral masingmasing melalui pertukaran kation-kationnya dengan ion H+. Dari sini terbentuk asam karbonat dari kesadahan karbonat (carbonat hardness). Asam karbonat pecah menjadi air dan karbon dioksida bebas. Mekanisme reaksi yang terjadi dalam kolom resin penukar kation adalah sebagai berikut: Lewatit-2H+ + Ca(HCO3)2Lewatit-Ca + 2H2CO3 H2CO3 H2O + CO2 Lewatit-2H+ + MgSO4 Lewatit-Mg + H2SO4 Lewatit-2H+ + CaCl2 Lewatit-Ca + 2HCl Di dalam kolom resin penukar anion, anion pengotor air seperti SO4-2, Cl- yang ada dalam air dipertukan dengan OH- dari resin penukar anion. Mekanisme reaksi yang terjadi dalam kolom resin penukar anion adalah sebagai berikut: Lewatit-2OH + H2SO4 Lewatit-SO4 + 2H2O Lewatit-OH + HCl Lewatit-Cl + H2O Di dalam kolom resin mixed bed yang berisi campuran antara resin penukar kation dan anion, sisa-sisa kation yang masih ada dalam air akan dipertukarkan dengan ion hidrogen dan sisa anion termasuk asam karbonat dipertukarkan dengan ion hidroksil sehingga air keluaran kolom resin mix-bed telah terbebas dari mineral pengotor (air bebas mineral). Pada saat sistem air bebas mineral beroperasi dilakukan pengamatan dan pengukuran pH dan Konduktivitas yang merupakan parameter control kualitas air bebas mineral yang dihasilkan saat produksi air bebas mineral.
III.Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
Alat o Resin penukar kation o DHL meter o pH meter o Pengukur kekeruhan o Alat titrasi : statif dan klem o Labu erlenmeyer 250 ml 3 buah o Gelas ukur 100 dan 10 ml o Bola hisap o Pipet ukur 5 ml o Corong
a. Pengambilan Data
Mengalirkan air umpan masuk ke dalam resin penukar kation Membuka katup keluaran air dari tangki penukar kation Mengambil sampel air hasil dari tangki penukar ion setiap 10 menit Mengukur kadar kesadahan, kekeruhan, pH, suhu dan DHL sebanyak 10 data Mengukur kadar kekeruhan, pH, suhu, kesadahan dan DHL untuk aliran umpan masuk
Ttirasi dengan EDTA hingga berubah warna pink menjadi biru Mencatat volume EDTA terpakai
Kesadahan total
= Msampelx BM CaCO3
o Aliran Umpan Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.8 ml = 50 ml
Kesadahan total
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.6 ml = 50 ml
Kesadahan total
Kesadahan rata-rata
o Waktu 10 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.8 ml = 50 ml
= 0.002 mmol/ml
Kesadahan total
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.45 ml = 50 ml
Kesadahan total
Kesadahan rata-rata
o Waktu 20 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.15 ml = 50 ml
Kesadahan total
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.3 ml = 50 ml
Kesadahan total
Kesadahan rata-rata
o Waktu 30 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.4 ml = 50 ml
= Vsampel air x Nsampel air = 50 x Nsampel air = 0.00171 N = 0.00171 mmol/ml = Msampelx BM CaCO3 = 0.00171 mmol/ml x 100 mg/mmol = 0.171 mg/ml CaCO3
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.0 ml = 50 ml
Kesadahan total
Kesadahan rata-rata o Waktu 40 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air
= 1/28 N = 2.7 ml = 50 ml
= Vsampel air x Nsampel air = 50 x Nsampel air = 0.00193 N = 0.00193 mmol/ml = Msampelx BM CaCO3 = 0.00193 mmol/ml x 100 mg/mmol = 0.193 mg/ml CaCO3
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.3 ml = 50 ml
Kesadahan total
Kesadahan rata-rata o Waktu 50 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air
= 1/28 N = 2.45 ml = 50 ml
Kesadahan total
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.85 ml = 50 ml
= 0.00203 mmol/ml
Kesadahan total
Kesadahan rata-rata o Waktu 60 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air
= 1/28 N = 2.5 ml = 50 ml
Kesadahan total
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air VEDTA x N EDTA 2.7 x 1/28 Nsampel air Kesadahan total = 1/28 N = 2.7 ml = 50 ml = Vsampel air x Nsampel air = 50 x Nsampel air = 0.00193 N = 0.00193 mmol/ml = Msampelx BM CaCO3 = 0.00193 mmol/ml x 100 mg/mmol = 0.193 mg/ml CaCO3
Kesadahan rata-rata o Waktu 70 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air
= 1/28 N = 2.5 ml = 50 ml
Kesadahan total
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.6 ml = 50 ml
= Vsampel air x Nsampel air = 50 x Nsampel air = 0.00186 N = 0.00186 mmol/ml = Msampelx BM CaCO3 = 0.00186 mmol/ml x 100 mg/mmol = 0.186 mg/ml CaCO3
Kesadahan rata-rata
o Waktu 80 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.5 ml = 50 ml
Kesadahan total
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.85 ml = 50 ml
Kesadahan total
Kesadahan rata-rata
o Waktu 90 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 3.3 ml = 50 ml
Kesadahan total
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 3.5 ml = 50 ml
Kesadahan total
Kesadahan rata-rata
o Waktu 100 menit Pengukuran 1 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.4 ml = 50 ml
Kesadahan total
Pengukuran 2 Konsentrasi EDTA Volume EDTA Volume sampel air = 1/28 N = 2.6 ml = 50 ml
= Vsampel air x Nsampel air = 50 x Nsampel air = 0.00186 N = 0.00186 mmol/ml = Msampelx BM CaCO3 = 0.00186 mmol/ml x 100 mg/mmol = 0.186 mg/ml CaCO3
Kesadahan rata-rata
4.3 Hasil Pengolahan Data Waktu 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kesadahan Total (mg/L CaCO3) 0.1930 0.1875 0.1585 0.1570 0.1780 0.1890 0.1855 0.1820 0.1905 0.2430 0.1760 Kekeruhan (NTU) 1.49 0.95 0.75 0.72 0.74 0.77 1.11 1.30 1.12 1.32 2.03 pH 6.63 6.75 6.60 6.56 6.50 6.45 6.40 6.49 6.56 6.60 6.56 DHL (mS) 0.401 0.397 0.396 0.397 0.400 0.400 0.401 0.400 0.400 0.398 0.399 TDS (ppm) 268 266 266 266 267 267 268 267 267 267 266
0.25 0.23 0.21 0.19 0.17 0.15 0 20 40 60 waktu (menit) 80 100 120
6.8 6.7 pH 6.6 6.5 6.4 6.3 0 20 40 60 waktu (menit) 80 100 120
0.402 0.401 0.4 DHL (mS) 0.399 0.398 0.397 0.396 0.395 0 20 40 60 waktu (menit) 80 100 120
268.5 268 TDS (ppm) 267.5 267 266.5 266 265.5 0 20 40 60 waktu (menit) 80 100 120