Anda di halaman 1dari 4

1.

Sabar

Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalahshabara, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi shabran. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Sabar merupakan perintah Allah, seperti terdapat dalam Firmannya; Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah: 153). Ayatayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.

Iya, mudah memang melafaskannya namun cukup sulit dalam kenyataannya. Dulu sobat lebih memilih diam tuk mengaplikasikan sabar itu dan sekarang tinggal bagaimana sobat semua bisa melatih kesabaran di dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tulus

Tulus melupakan kegiatan yang biasa kita lakukan untuk menolong seseorang, misalnya dalam memberikan bantuan/nasehat. Nasehat merupakan sebuah kebaikan yang disampaikan kepada seseorang dengan cara yang santun, bijak dan baik serta penuh rasa kasih sayang dan tulus hanya mengharapkan ridho Allah swt dan kebaikan pada diri penerima nasehat.

Inilah rahasianya kenapa setiap amal dalam Islam harus didasari niat yang benar dan tulus karena Allah tanpa adanya unsur keinginan tersembunyi atau maksud dan tujuan lain.

3. Ikhlas

Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya

murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.

Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Karena itu, bagi seorang dai makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan atau kemunduran.

4. Ikhtiar

Selain berusaha kita juga dituntut untuk Ikhtiar atas apa-apa yan terjadi dalam kehidupan kita karena sesungguhnya tiada suatu kejadian selain atas kehendaknya. Maka sudah sepatutnya kita menyerahkan semuanya hanya kepada Alloh. Jangan kecam Allah Azza wa Jalladalam segala tindakan-Nya (fil. Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Dia akan merampasnya (ikhtiar dan duniawinya), jika memang ia bersabar (menghadapinya), maka Dia akan mengangkat (derajat)nya, membaguskan (taraf kehidupannya), memberinya (anugerah), dan membuatnya kaya. Perlu ditekankan, bahwa di samping berdoa, harus dilakukan ikhtiar gigih tanpa kenal putus asa. Setelah itu kita bertawakal kepada Allah. Dia Yang Maha Mengetaui apa yang baik buat kita. Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (QS Al-Baqarah [2]: 216).

5. Tawakals

Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata tawakala yang memiliki arti; menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada Allah swt.

Dari Umar bin Khattab r.a. berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah saw. bersabda, Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah swt. dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rezeki (oleh Allah swt.), sebagaimana seekor burung diberi rezeki; ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah)

6. Bijak

Dari kelima kunci kehidupan diatas mungkin ini juga menjadi salah satu unsur penting dalam kehidupan. Bersikap bijak tentu tidaklah mudah, terkadang ego kita yang selalu menjadi tonggak pergerakan kita. Dimana disaat ego itu yang dikedepankan niscaya segala urusan bisa menjadi kacau dan runyam karena ego itu identik dengan emosi/nafsu belaka. Maka disaat kelima unsur tadi telah kita lakukan dan bila hasil yang diharapkan pun tak kunjung datang, bijaklah dalam menanggapinya dan yakinlah bahwasannya rencana Alloh itu Begitu Indah bagi setiap umatnya yang taat dan percaya. Karena Alloh pun juga Maha bijaksana dalam memperlakukan setiap hambanya sesuai dengan apa-apa yang telah diperbuat. Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al-Anam: 83)

Setelah ke-enam unsur atau kunci kehidupan itu kita laksanakan tak lupa kita harus senantiasa bersyukur atas apa-apa yang telah kita dapatkan. Sesungguhnya sebaik-baiknya umat ialah yang senantiasa bersyukur atas Nikmat dan Karunia yang telah Alloh berikan kepadanya. Jika kalian bersyukur maka akan Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu. (Ibrahim: 7) Di sini kesyukuran justru diuji apakah dapat membuahkan kenikmatan yang lain atau malah sebaliknya, menghalangi hadirnya nikmat Allah swt. dalam bentuk yang lainnya.

Inilah 6 kunci kehidupan dalam mengarungi perjalanan hidup didunia (entah sampai kapan akan berakhir) yang sobat rasakan dan renungkan selama menjalani Romadhon kemarin. Masih banyak problematika hidup yang akan kita hadapi kedepannya, yang mengharuskan bersikap Sabar, Tulus, Ikhlas, Ikhtiar, Tawakal, dan Bijak serta senantiasa Bersyukur.

Anda mungkin juga menyukai